Jangan Ganggu Aku Lagi!

Setelah cukup lama aku berbincang dengan Salsa, akhirnya dia pun pamit saat teringat tadi ia ke rumahku bersama dengan Rio. Aku mengantar Salsa hingga ke teras rumah dan Salsa langsung mengajak Rio pulang setelah menghabiskan sisa kopi yang telah mama buatkan untuknya.

Setelah Salsa dan Rio pergi, mama mengajakku mengobrol membahas tentang Alfin dan juga papa. Mama memintaku untuk memaafkan papa dan memberi Alfin kesempatan untuk bisa lebih dekat denganku. "Ma, kami saudara tiri, mana mungkin kami bisa dekat lebih dari yang sekarang, lagi pula, hatiku masih begitu sakit karena ulah Dimas. Mana mungkin dengan secepat itu aku menjalin hubungan baru dengan laki-laki lain?" tanyaku.

"Mama tau sendiri, butuh waktu untukku bisa menerima Dimas dulu, tapi dengan pengkhianatannya kali ini, membuatku semakin sulit untuk membuka hati untuk orang baru. Aku tidak ingin menjadikan Alfin pelarianku, ma," lanjutku.

Mama tersenyum dan memelukku, "papamu yang menginginkan kamu dekat dengan Alfin, dan kalau kamu memang belum siap untuk membuka hati kamu lagi, mama tidak akan memaksa, tapi setidaknya anggap lah Alfin saudaramu," ucap mama.

♥️♥️♥️

AUTHOR POV

Keesokan harinya~

"Woy, Al, tumben lo dateng pagi-pagi?" sapa Fery yang merasa sikap Alfin belakangan ini jadi berubah. Alfin sekarang jadi lebih rajin, dia juga sering menolak untuk diajak ke club.

"Dasar gesrek, lo jadi temen harusnya bersyukur temennya udah mau berubah jadi lebih baik!" seru Alfin.

"Hahahaa, kesambet setan dimana lo, Al?" ledek Fery. Alfin langsung menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Bukan kesambet dedemit, Fer! Tapi kesambet Cinta!" sahut Rio yang tiba-tiba datang dan bergabung dengan dua sahabatnya itu.

"Maksud lo, Alfin jatuh cinta? Serius? Hahahaa," tanya Fery dengan nada yang semakin meledek.

Sontak saja Alfin mengalihkan pandangannya ke arah Rio, dan tanpa merasa berdosa, Rio juga menertawakan Alfin yang saat ini wajahnya sudah sangat merah padam.

"Argh, gila gue lama-lama bareng kalian!" ucap Alfin seraya beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi. Namun, seseorang berhasil menahan tangan Alfin dan seketika itu juga tawa kedua sahabat Alfin langsung berhenti.

"Al, kita perlu bicara!" suara seorang gadis yang menahan Alfin. Pemilik suara itu tak lain adalah Felly, gadis yang terakhir kali dekat dengan Alfin.

Alfin menoleh kepada Felly dan menatapnya dengan malas. "Ada apa lagi? Gue udah pernah bilang, jangan pernah ganggu hidup gue lagi. Gue gak cinta sama, lo!" ucap Alfin ketus. Perasaan Felly begitu sakit mendengar ucapan Alfin, namun ia harus bertahan demi sesuatu yang ingin ia utarakan pada Alfin hari ini.

"Gue hamil, dan ini anak lo, Al," ucap Felly.

"Hah, jangan ngaco! Gue gak pernah ya, main gak pakai pengaman! Kalau lo hamil, itu artinya bukan anak gue!" ucap Alfin yang langsung menepis tangan Felly dengan kasar.

Tanpa Alfin dan yang lainnya sadari, ada dua orang gadis yang mendengar percakapan antara Alfin dan juga Felly.

"Cinta, tunggu," teriak Salsa membuat semua orang menoleh ke arahnya.

Alfin begitu terkejut mendengar nama Cinta dan melihat Cinta yang sudah berlari. Alfin yakin jika saat ini Cinta pasti sudah mendengar pembicaraannya dengan Felly dan membuat gadis itu sangat kecewa terhadapnya.

"Cinta!" gumam Alfin.

Entah mengapa hati Alfin begitu hancur melihat Cinta yang pergi tanpa menyapanya, terlebih pundak gadis itu yang bergetar menandakan jika dirinya sedang menangis membuat Alfin semakin merasa bersalah.

Alfin dengan cepat mengejar Cinta, ia ingin segera menyelesaikan kesalah pahaman ini pada Cinta.

"Cinta, lo mau kemana?" tanya Alfin setelah berhasil meraih Cinta.

"Lepas, Al. Jangan pernah lo temuin gue lagi, lo, papa, dan juga Dimas itu sama aja! Sama-sama brengsek. Gue gak nyangka kalau lo berani berbuat tapi lo gak mau ngakuin kalau anak itu anak, lo!" ucap Cinta histeris.

Alfin yang sangat merasa hancur melihat air mata Cinta, langsung memeluk Cinta. Ia tak peduli walaupun Cinta selalu meronta dan berusaha melepaskan pelukan Alfin, laki-laki itu semakin erat memeluknya dan berkali-kali menggumamkan maaf.

"Lo gak seharusnya minta maaf sama gue, Al! Lo harusnya minta maaf ke Felly," ucap Cinta dalam isakannya.

"Lo salah paham. Gue emang sering main sama dia, tapi gue selalu pakai pengaman. Jadi gue berani pastiin itu bukan anak gue," jelas Alfin.

Seketika itu juga Cinta dengan keras menjauhkan dirinya dari Alfin. Menatap laki-laki itu seolah ia sangat jijik terhadap Alfin.

"Jangan deketin gue lagi! Jangan ganggu lagi, dan jangan pernah berani-beraninya lo nyentuh gue lagi. Jijik gue sama, lo," ucap Cinta yang langsung pergi meninggalkan Alfin yang masih mematung, mencoba mencerna dengan baik ucapan Cinta yang ia dengar barusan.

♥️♥️♥️

CINTA POV

"Gue hamil, dan ini anak lo, Al,"

Jedaaarrrr...

Mendengar hal itu rasanya begitu menyakitkan hatiku. Aku tak percaya Alfin bisa seceroboh itu. Aku tau dia memang player, aku juga tau di sering mabuk dan main perempuan. Tapi kenapa bisa dia seceroboh itu menghamili Felly?

Aku yang awalnya sudah mau menerima kehadiran Alfin dalam hidupku sekalipun itu hanya sebagai saudara tiriku, rasanya harus berpikir ulang.

Aku berlari sebisaku untuk segera menjauh dari Alfin, namun rupanya teriakan Salsa menyadarkan beberapa orang di sana termasuk Alfin hingga membuat laki-laki itu berlari mengejarku.

Dengan sekuat tenaga aku berusaha berlari sekencang yang aku bisa agar Alfin tak bisa menggapaiku. Namun, langkahnya yang besar membuatnya lebih mudah menangkapku.

Alfin langsung memelukku dengan erat, walaupun aku berusaha keras untuk memberontak, namun ia semakin mengeratkan pelukannya sambil tak henti-hentinya menggumamkan kata maaf.

Aku menyuruhnya untuk meminta maaf pada Felly, bukan padaku karena aku tau betul saat ini Felly lah yang jauh lebih terluka dari pada aku. Namun, bukannya menuruti perkataanku, Alfin justru menjelaskan tentang hubungannya dengan Felly yang membuatku semakin merasa jijik padanya.

Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga agar dia melepaskan pelukannya. Bersyukur usahaku berhasil, lalu kemudian aku memintanya untuk menjauh dari hidupku dan tak lagi menggangguku dan kemudian aku langsung pergi meninggalkannya.

"Brengsek, kenapa semua laki-laki itu sama? Harusnya Alfin mau bertanggung jawab atas kehamilan Felly, tapi kenapa dia justru seolah berlari dari tanggung jawab," gumamku sambil terisak.

Aku terus berlari yang entah tujuanku kemana, yang terpenting saat ini aku harus menjauh dari Alfin. Aku tidak ingin lagi mengenal laki brengsek seperti dia. Tega-teganya dia menelantarkan anak yang bahkan belum lahir ke dunia ini.

Brugh...

Aku menabrak seseorang hingga terjatuh. Seketika itu juga aku langsung mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang aku tabrak, kak Dimas! ~ batinku. Entah kenapa rasanya lidah ini keluh. Jangankan untuk berbicara, untuk mengeluarkan suara saja rasanya aku sangat sulit.

.

.

.

.

huhuhuuu... maap yak baru bisa up dikit... inipun sedikit dipaksakan...

insyaallah besok malem atau lusa baru bisa up maksimal lagi... 🤗🤗🤗

jangan lupa langsung klik like, vote, dan komen yaa setelah baca...

jangan dianggurin doang atuh likenya... hehehee...

oh ya, follow juga ig author yak @fielsya_naima...

tengkyu... 🤗🤗🤗🤗🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

R⃟€lmero_id

R⃟€lmero_id

Uhuy, aku mendarat di sini kak fiel. semangat 🤗

2020-02-16

0

kyo

kyo

Semangat nulisnya😅aku support kok

2020-02-15

3

Devi Devi

Devi Devi

kok cuma dikit sihh

2020-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!