Hijau, menghilangkan risau.

Perjalanan pulang menuju kosan di sore hari yang teduh. Sesekali Faiha memandang langit. Beruntung, kebiruan langit sore ini masih terjaga. Tidak ada pemandangan sawah nan hijau, yang ada hanya gedung-gedung yang berdiri kokoh. Adanya taman-taman kota sedikit memberi ketenangan pada mata. Beberapa pohon-pohon hijau di sekitarnya ikut andil dalam mengurangi polusi dengan memakan gas karbon dioksida. Meskipun jumlahnya tak sebanding dengan jumlah kendaraan yang berlalu lalang di sekitarnya. Tumbuhan makhluk tak berakal, tetapi sumbangsihnya bagi makhluk yang berakal sungguh besar. Hebat!

Tak terasa kini faiha sudah sampai di kosannya. Standar sepeda motor ia turunkan, lalu melepas helm dan berjalan menuju pintu. Ia mencari kunci kos yang ia taruh di tas ranselnya. Yap, ketemu. Saat tangannya ia sodorkan ke pintu untuk membuka kunci. Dreett.. Dreett.. ponselnya berdering kembali.

“Assalamualaikum. Halo, Fa.”

“Waalaikumussalam, iya, Mas Yususf. Ada pa? Tadi baru saja Ibu telpon,” jawab Faiha sambil membuka kunci pintu kos lalu ia pun masuk.

“ini, Fa. Mas Yususf tadi habis transfer ke rekeningmu buat uang sakumu bulan ini sama kebutuhan sehari-hari.”

“Ya Allah, Mas Yusuf. Faiha kan udah bilang, sekarang ndak usah kasih Faiha jatah uang bulanan lagi. Mas yusuf udah ada Irsyad yang bentar lagi mau sekolah. Terus Mbak Imah sebentar lagi juga melahirkan. Mas yusuf pasti butuh uang banyak.”

“Kamu yang tenang, Mas Yusuf masih punya uang,”

“Mas yusuf ndak usah bohong. Sekarang mas yusuf dengarkan Faiha. Iya memang sekarang faiha masih kuliah tapi Faiha kuliah sambil kerja mas, nge les in anak-anak sekolah dan alhamdulillah upahnya lumayan. Bisa buat menuhin kebutuhan faia sehari-hari di sini.”

“Fa, Mas Yusuf kan udah pernah bilang, selama kamu masih sekolah dan belum menikah, kamu masih tanggung jawab Mas Yusuf. Udah, sekarang uang yang Mas Yusuf kasih itu ditabung aja. Pokoknya, Mas Yusuf akan berusaha biat tetep bisa ngasih Faiha jatah tiap bulan.”

“Tapi, Mas..”

“Udah, Faiha dengerin kata-kata Mas Yusuf, jaga diri baik-baik, kuliah yang bener. Jangan lupa sholat, jangan lupa ngaji. Mas yusuf tutup dulu telponnya ya. Mbak Imah udah nungguin Mas Yusuf dari tadi di klinik.”

“Iya, Mas. Salam buat Mbak Imah.”

“Insyaallah. Assalamualaikum.”

“Waalaikumussalam.”

Faiha menghempaskan badannya ke kasur. Matanya mendung. Lama kelamaan mata itu semakin penuh dengan air. Penglihatannya kian kemari kian buram. Faiha memejamkan mata. Ada sesuatu yang jatuh darinya. Mengalr di kedua sisi pipi Faiha.

“Mas Yusuf. Semoga Allah membalas semua kebaikan Mas Yusuf. Mas Yususf kakak Faiha, tetapi juga busa memainkan peran sebagai ayah bagi faiha. Bahkan, ketika ibu menangis karena teringat akan sosok bapak., Mas Yusuf mampu menenangkan Ibu. Padahal, ia sendiri sebenarnya juga rapuh. Bapak, Faiha rindu Bapak,” batin Faiha menyesakkan dada.

Faiha kembali meraih ponselnya.Berharap ada suatu kabar yang menggembirakan di sana. Akan tetapi, nihil. Keadaan ponselnya masih sama. Tiba-tiba Faiha teringat sesuatu. Besok ada kegiatan kemanusiaan di panti jompo. Menghibur para orang tua lanjut usia yang kurang beruntung di mas tuanya itu. Juga ada jadwal mengajar anak-anak jalanan dan kelurga-keluarga pemulung agar mereka juga tahu bagaimana rasanya mengenyam pendidikan. Setidaknya biar mereka bisa membaca dan berhitung agar tidak terus-terusan ditipu oleh orang-orang tak tau diuntung.

Selama kuliah, Faiha banyak mengikuti kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Jadi orang itu yang bisa memberi banyak manfaat bagi kehidupan orang lain. Untuk hidup kita serahkan pada Allah saja. Seperti tumbuhan tadi, ia makhluk Tuhan tak berakal tapi banyak memberi manfaat dan bisa memberi penghidupan bagi makhluk Tuhan yang berakal. Lalu, bagaimana dengan makhluk-makhluk Tuhan yang berakal? Mengapa ia masih perhitungan dalam memberi bantuan dan pertolongan kepada sesamanya. Makhluk Tuhan yang sama-sama berakal. Bahkan, ada yang sama sekali tidak peduli. Dimanakah letak akal orang-orang yang berakal itu?

Terpopuler

Comments

Syahlia Aida

Syahlia Aida

Tetap semangat

2021-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!