Jendela Kamar. Mas Yusuf, kali ini ia serius.

Setelah membersihkan diri, memakai minyak wangi, dan menyisir rambut agar terlihat rapi, Mas Yusuf pergi ke dapur. Ingin melihat menu buka puasa apa yang hari ini Ibu siapkan. Tetapi langkanhnya terhenti ketika sampai di depan pintu kamar Faiha. Terlihat adiknya yang sedang melamun di jendela kamarnya.

“Fa, boleh Mas Yusuf masuk?”

“Boleh saja, mau pinjam penggaris? Itu ambil di atas meja.”

“Bukan, Mas Yusuf bukan mau pinjam penggaris. Gimana tadi lombanya?”

“Menang, juara satu.”

“Mana pialanya?”

“Ditinggal di sekolah.”

“Mas Yusuf heran. dimana-mana kalau orang menang lomba itu wajahnya seneng, ceria lah ini malah kusut kayak habis diterjang angin ribut. Kenapa sih? Kalau ada apa-apa cerita ke Mas Yusuf, jangan dipendem sendiri”

“Gak ada apa-apa kok. Cuma sedikit capek aja.”

“Are you serious?”

“Kalau ngomong bahasa Inggris masih belepotan mending ga usah ngomong, haha,” kata Faiha menirukan kakaknya. Mas Yusuf sering bicara begitu pada Faiha ketika Faiha berbicara menggunakan bahasa Inggris. Sekarang Faiha puas karena rasa sakit hatinya terbalaskan.

“Gitu ya kamu fa sama orang yang lebih tua, kualat baru tau rasa. Sebenernya Mas yusuf bilang kayakgitu tuh buat memotivasi Faiha biar lebih semngat lagi belajar bahasa inggrisnya.”

“Memotivasi dengan cara mengejek?”

“Loh jangan salah kadang ejekan itu adalah motivasi yang paling ampuh lho, Fa. Nih, misal ya Faiha diejek sama temen Faiha. Faiha bodoh, gak becus, gak bisa apa-apa bisanya Cuma jadi benalu. Iya sih, emang pertamanaya sakit dikatain kayak gitu. Tapi setelah itu Faiha kana belajar mati-matian biar jadi anak pinter, terus berusaha sekuat tenaga buat jadi orang yang memiliki banyak kebermanfaatan buat orang lain biar gak cuma jadi benalu dalam hidup.”

“Oo begitu.. tapi kan gak semua bisa bangkit dari ejekan dan cemoohan orang mas, bisa aja setelah diejek dia malah down.”

“Ya itu karena mentalnya belum kuat, Fa. Mungkin dari kecil atau diusianya yang masih belia dia gak pernah dapet apa yang namanya bentakan dan cacian. Jadi, dicaci orang sedikit saja istilahnya langsung kaget. Mas Yusuf sepereti itu sebenarnya ingin membentuk mental Faiha, supaya Faiha itu punya mental yang kuat. Faiha perhatikan sejarah orang-orang hebat. Mereka tidak terlahir dari kehidupan yang leha-leha. Masa mudanya dipenuhi tantangan, ujian, cobaan dan cemoohan dari orang yang tidak senang. Dunia ini keras. Dipenuhi banyak ujian. Tapi, setiap ujian hidup yang datang hakikatnya membuat diri kita ini naik tingkat. Dari SD biar naik ke jenjang SMP saja Faiha harus melewati yang namanya ujian nasional kan? Maka, beruntunglah orang-orang yang bisa melewati ujian yang telah Allah tentukan baginya dengan sabar.”

Faiha terpenganga memperhatikan penjelasan kakaknya. Sore ini pemikirannya bijak sekali. Faiha tidak sadar bahwa matanya itu sudah kering karena sedari tadi melihat kakanya tanpa berkedip sama sekali.

“Fa,” tangan mas yusuf melambai-lambai di depan wajah faiha.

“So wonderful advice. “

“Udah, gak usah terkesima gitu liatnya. Mas Yusuf tau kalau mas Yusuf ini ganteng.”

“Pede Sekali”

“Haha,”

“Ngomong-omong Mas Yusuf dapat dari mana pemikiran-pemikiran bijak seperti tadi?”

“Dari ngaji, maka Faiha sering-seringlah mengaji. Mengaji itu membuat orang lebih bijak dalam menghadapi kejadian-kejadian hidup tapi harus disertai juga dengan niat yang lurus.”

“Mas Yusuf benar,” Faiha tersenyum.

“Sudah lupa dengan masalahmu?”

“Tadi sudah. Tapi, Mas Yusuf ingatkan lagi.”

“Nah, benarkan Faiha ada masalah. Tadi Mas Yusuf tanya jawabnya gak apa-apa. Oh iya, Mas Yusuf baru ingat. kata orang-orang dibalik kata-kata gak apa-apanya seorang perempuan itu tersirat makna bahwa sedang terjadi apa-apa.”

“Mas Yusuf tau tentang begituan? Biasanya paling cuek sama yang namanya perempuan.”

“Kan ibunya Mas Yusuf perempuan, adiknya Mas Yusuf juga perempuan. Jadi yaa, sedikit paham. Biar Mas Yusuf tebak. Pasti masalah faiha ini masalah tentang percintaan? Ya kan?”

Faiha melihat Mas Yusuf dengan sorotan mata yang tajam. Dahinya mengerut. Alisnya menjadi dekat antara satu dengan yang lain. Matanya menyipit.

“Mas Yusuf tau dari mana? Jangan-jangan...”

“Ee, Mas Yusuf minta maaf, ya, Fa. Sebenernya waktu malem itu pas Mas Yusuf pinjem penggaris Faiha Mas Yusuf gak sengaja baca suratnya Gus Faiq buat Faiha.”

“Mas Yusuf,” kata Faiha geram.

“Gus Faiq, Gus Faiq sepertinya ia kurang yakin bahwa Allah lah sebaik-baik penjaga.”

“Hah, maksudnya?”

“Ah. Nggak lupakan.”

Allahu Akbar... Allahu akbar....

Allahu kabar... Allahu Akbar....

“alhamdulillah, sudah azan. Mas yusuf mau buka dulu. Tutup jendelanya.”

Faiha pun menutup jendela kamarnya. Lalu, keluar mengikuti langkah Mas Yusuf.

Terpopuler

Comments

Syahlia Aida

Syahlia Aida

😂😂😂😂

2021-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!