Amnesia, Ya, saya sengaja

Satu bulan berlalu. Dalam jangka waktu itu Faiq sepertinya sudah berhasil menghilangkan perasaannya pada Faiha. Mengembelikan keadaan seperti semula, meski belum sepenuhnya. Setiap orang pernah melakukan kesalahan dan berbuat dosa, tapi pintu taubat masih terbuka lebar sebelum Malaikat Izrail mencabut nyawa. Kejadian ini jadi suatu pelajaran bagi Faiq. Ia bertekad, setelah lulus, dan masuk pondok pesantren ia akan berusaha untuk menjadi santri garis lurus. Menuntut ilmu dengan sebenar-benarnya. Menjaga hubungan dan interaksi dengan kaum hawa, sesuai tuntunan syariat yang ada.

Besok adalah hari terakhir ujian nasional. Setelah ujian nasional usai, Faiq ingin segera berangkat ke pondok. Mungkin lusa. Faiq teringat, ada seseorang yang harus ia beritahu lebih awal tentang keberangkatannya ke pondok nanti. Ia beranjak dari lamunannya. Setelah salat ashar di masjid tadi, Faiq peri ke kolam ikan milik abah. Emmbri makan ikan-ikna yanga da disitu.

“Nggo, Gus,” sapa salah satu santri yang berpapasan jalan dengan Faiq.

“Ya. Ngapunten, jenengan tau Mas Nawir dimana?”

“Mas Nawir ada di balkon atas, Gus. Sedang menjemur pakaian tadi.”

“Oo, ya. Syukron.”

“Mas Nawir,” Faiq memanggil mas nawir ketika ia sudah sampai di balkon pondok putra. Benar, mas Nawir sedang menjemur cuciannya.

“Eh, Gus Faiq.”

“Banyak sekali cuciannya, Mas.”

“Mau Faiq bantu?”

“Mboten sah, Gus. Ini sebentar lagi juga selesai.”

“Mas Nawir, Faiq mau memberi tahu kalau lusa Faiq akan berangkat ke pondok.”

“Lusa, Gus? Cepat sekali. Apa ndak mau nunggu pengumuman kelulusan dulu?”

“Ndak mas. Lebih cepat lebih baik. Nanti saat pengumuman kelulusan dan pembagian ijazah Mas Nawir yang ambilkan ya.”

“Jadi serasa SD lagi Mas Nawir, Gus.”

“Ndak apa-apa Mas, itung-itung nostalgia. .. Oh ya, Mas Nawir.”

“Nggih, Gus.”

“Terimakasih ya, Mas Nawir udah jadi temen Faiq sejak Faiq masih kecil. Jadi temen cerita Faiq, dengerin segala keluh kesah Faiq. Mas Nawir sudah Faiq anggap seperti abang Faiq sendiri.”

“Iya, sama-sama, Gus. Mas Nawir juga ndak nyangka, anak kecil yang dulu sering mas nawir gendong kesana kemari sekarang sudah sebesar ini. Dulu, waktu mas nawir seusia gus Faiq sekarang. Gus Faiq masih kecil. Umur dua tahun. Jalannya masih sempoyongan. Sekarang, udah gede aja.”

“Nanti kalau Faiq udah berangkat ke pondok. Trus Mas Nawir udah ketemu jodoh Mas Nawir dan menikah. Kabari Faiq ya. Biar Faiq pulang.”

“Kalau itu tergantung Abah, Gus.”

“Bukan tergantung Abah, tapi tergantung Allah. Abah Cuma jadi sarana.”

“Iya ya, Gus. Astaghfirullah,” Mas Nawir tersenyum kecil.

“Itu di masjid ramai sekali anak kecil, Mas.”

“Iya, Gus. Itu anak-anak TPA Ustadz Zaenurri.”

“Oo,” kata Faiq sambil mengangguk anggukkan kepala, “Biasanya di rumah Ustadz Zaenurri ngajinya.”

“Yaa, sekali-kali pindah tempat, Gus.”

“Hasna.” Faiq memanggil adik perempuannya yang kebetulan sedang melintas. Hasna celingak-celinguk. Menengok ke samping kanan, kiri, dan belakang. Seperti ada yang memanggil. Akan tetapi, tidak ada orang disekitarnya. Ia pun tak menghiraukannya dan berjalan lagi.

“Hasna. Di sini, di balkon atas.”

Hasna berhenti berjalan. Ia membalikkan badan dan menengadahkan kepalanya ke atas.

“Mas Faiq, ada apa?”

“Mas Faiq laper dek, pengen mi rebus. Bisa minta tolong masakin?”

“Loh, Gus. Memang Mbak Hasna bisa?” usia Hasna yang masih enam tahun membuat Mas Nawir tidak yakin.

“O iya, ya,” Faiq mnepuk jidat.”Hasna bisa ndak? Kalau ndak bisa minta tolong ke mbaknya aja,”

“Hemm, iyaa”

“Makasih Dek hasna, Adiknya Mas Faiq yang cantiknya tiada tara. Mas Nawir hanya mesam-mesem melihat tingkah laku Faiq.

“Mas Nawir, Faiq ke dalem dulu ya.”

“Nggih, Gus.”

#

“Biar ndak bosan karena setiap hari melihat wajah ustadz terus hari ini kita main ke pondok ya. Biar disana ngajinya disimak mas-mas sama mbak-mbak pondok. yang putri ke pondok putri, yang putra ke pondok putra. Ayo yang putra segera ikut ustadz, yang putri ikut mbak Faiha ya. "

Ustadz Zaenurri dahulunya adalah santri dari Ayah Zain. Beliau berasal dari Kebumen. Setelah mondok selama limabelas tahun. Beliau dijodohkan oleh K.H Abdul Malik dengan seorang gadis Desa Priangan. Akhirnya, beliau menetap di desa Priangan dan mendirikan taman pendidikan Alquran bagi anak-anak di Desa Priangan. Perjodohan di kalangan santri oleh para kyainya sudah lazim terjadi di kalangan pondok pesantren.

“Jenengan, Mbak Faiha?” tanya salah satu mbak santri.

“Iya, mbak, ”

“Temannya, Gus Faiq?”

“Iya, teman sekolah”

“Oh, ini toh yang namanya mbak Faiha.” Sahut mbak-mbak santri yang lain.

“Mbak, Mas Faiq minta mi rebus. Minta tolong bikinkan ya,” kata seorang anak kecil yang baru saja datang dari tangga. Dia adalah adik perempuan Faiq.

“Oh njih”

“Mbak Hasna, sini. Itu lho, yang namanya mbak Faiha.”

“Mana?”

“Itu, jilbab hitam.”

“Oo,..”

#

“Mas Faiq, hasna tau loh yang mana Mbak Faiha. Dia ngaji ditempatnya Ustadz Zaenurri. Tadi hasna ketemu di pondok putri”.

“Hem.”

“Ternyata itu toh calon mbaknya Hasna.”

“Eg,” Faiq tersedak mi rebus yang sedang dimakannya. Hasna segera mengambilkan minum untuk kakaknya.

“Hasna kok bisa ngomong gitu?”

“Kan Mas Faiq sendiri yang bilang.”

“Mas Faiq yang bilang? Kapan?”

“Mas Faiq ni memang beneran lupa hilang ingatan apa cuma pura-pura hilang ingatan?”

“Mungkin Mas Faiq bilang kayak gitu ketika Mas Faiq masih terjebak di masa-masa jahiliyah Mas Faiq dulu dek. Udah, mulai sekarang, Faiha hilangin pikiran kalau Mbak Faiha itu bakal jadi,” perkataan Faiq terhenti.

“Mbak Faiha bakal jadi?”

“Yaa, kayak yang adek bilang tadi. Emang Mas Faiq benerbenr pernah bilang kayak gitu ya, Dek?”

“Jangan ngeremehin anak kecil, Mas. Hafalan anak kecil itu kuat. Mas Faiq pernah bilang kalau Mbak Faiha itu bakal jadi kakak Hasna ketika...”

“Iya, udah-udah. Ndak usah dilanjutin. Sekarang, Hasna tolong bawa piring sama gelas ini ke dapur ya. Ladang pahala ini, masak ndak mau. Mas Faiq mau ngaji dulu.”

“Iya, Mas Faiiiiqq,” kata Hasna geregetan.

“Yang ikhlas, biar jadi pahala.”

Terpopuler

Comments

Linggarini

Linggarini

lucu jg anak 6 th bisa nyeletuk spt itu...

2021-09-20

1

Syahlia Aida

Syahlia Aida

😂😂 Hasna

2021-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!