" Ma, saya sudah menyelesaikan tugas sekolahku " Ujar anak kecil itu sambil tersenyum dan memandang ibunya. Dan tidak lupa juga dia berputar penuh kegirangan.
" Ya Ampun, Putriku emang hebat" Ujar Ibunya sambil mengelus kepala putrinya itu. Tidak selang berapa lama ayahnya datang dan mengendong putrinya.
" Karena kamu sudah menyelesaikan tugas sekolah, waktunya untuk istrahat karena putri kecilku harus ke sekolah" Ujar Ayahnya mencubit hidung anak tunggal-Nya.
Sang anak kecil itu pun cuma hanya mengangguk dan pergi ke kamarnya untuk istrahat dan anak itu pun tertidur dengan nyenyak. Tidak butuh waktu yang lama. Terdengar sebuah teriakan dari ayahnya. Membuat anak itu bangun dan keluar dari kamarnya untuk mencari ayahnya.
" Pa, kenapa teriak" Ujar anak kecil itu menyelusuri tangga. Dimana semua lampu di rumahnya gelap gulita. Sebuah tangan menarik anak itu ke dalam lemari. Anak itu berontak dan menangis karena mulutnya itu di dekam. Tapi terdengar suara lembut dan pelan yang berbisik di telinga sang anak itu.
" Sayang, tolong diam" Ujar Ibunya dan mengelus kepala anak-Nya. Agar berusaha tenang. Terdengar suara teriakan ayahnya yang meminta tolong. Sang anak yang mendengar suara teriakan ayahnya berkata kepada ibunya dengan pelan.
" Ma , Ayah" Ujar Anak kecil itu menangis. Dengan cepat dia menutup telinga anak itu. Tidak selang berapa lama, ada suara langkah kaki sedang berjalan menuju ke ruangan atas dengan cepat ibunya dan anak itu keluar dari lemari itu dan berjalan pelan dan takut menuju ruang tamu tepat di ruangan sebelahnya.
Sang anak itu terperanjat kaget dan terjatuh ke bawah melihat ayahnya berlumuran darah.Dengan cepat anak itu pergi ke tubuh ayahnya dan menangis. Sedangkan ibunya dengan cepat meraih hp untuk menelepon seseorang dan menahan tangisan dan rasa takutnya.
Dengan kondisi yang lemah sang ayah berusaha berbicara kepada anaknya.
" A"
" A" Ujar Anak itu mendengar perkataan ayahnya.
" A..Gr.." Sebelum sempat ayahnya menyelesaikan perkataanya yang belum selesai. Seorang dengan cepat turun ke bawah menuju ruang tamu. Ibunya dengan cepat menarik anak itu bersembunyi di dalam lemari.
Pria itu datang dan menghampiri Dia yang berlumuran darah. Terdengar suara pria dengan penuh marah dan putus asa yang menghampirnya dan juga terdengar isak tangisan.
" Kenapa kamu melakukan hal seperti itu" Ujar Pria itu dengan menahan isak tangisnya dan mencengkram kerah baju-Nya.
" Ma..af.." Ujarnya dan memandang Pria itu dengan lemah.
" Maaf, apakah kamu berpikir bisa mengembalikanya" Ujar dengan marah dengan cepat juga tangan pria itu mencekik ayahnya penuh kemarahan. Sang anak itu hanya bisa melihat tubuh ayahnya bergetar kehabisan napas melalui lubang lemari. Dengan cepat ibunya langsung menutup matanya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama terdengar seorang pria datang dan menghampiri lemari itu. " Krek" Suara bunyi lemari itu di buka, dengan cepat ibunya mendorong pria itu dan menindih tubuh pria itu dengan tubuhnya dan berteriak kepada anaknya.
" Cepat pergi Andriana" Anak itu berdiri dan terjatuh, sebelum pergi meninggalkan ruangan itu, Anak itu melihat tanda leher ayahnya memiliki luka sayatan S12.
" Cepat" Ujar ibunya yang berteriak menyuruh anaknya pergi dengan cepat. Anak itu berlari dengan cepat.
" Brak" terdengar suara bunyi pukulan. Anak itu terdiam sebentar dan terdengar suara langkah kaki mengejar anak itu dengan cepat. Dengan cepat anak itu berlari keluar dari rumah itu. Sambil menangis dan menahan rasa sakitnya. Anak itu terus berlari keluar dan tidak memandang ke belakang lagi
" Tit " Suara bunyi klason yang membuat anak itu hampir tertabrak dan membuat anak itu juga jatuh. Anak itu melihat seorang polisi yang keluar dari mobil itu. Dengan cepat anak itu meminta tolong kepada polisi itu.
" To..lo..ng, Dia membunuh Ayah dan ibuku" Ujar anak kecil itu sambil menangis dan mencengkram baju polisi itu. Polisi itu datang memegang wajah anak itu dan bertanya.
" Apakah kamu baik baik saja" Terdengar suara bunyi radio yang berusaha berbicara kepada polisi itu.
"Kamu ada dimana, kita terlambat dua orang telah meninggal dunia" Ujar Seseorang yang berbicara kepada polisi itu.
" Saya menemukan anak kecil yang sedang berlari" Ujar polisi itu dan membawa anaknya ke dalam mobil. Laju mobil itu melaju ke rumah anak kecil itu.
" Itu rumah ku " Ujar Anak kecil itu sambil menangis dan menujuk rumahnya. Polisi itu pun menyuruh anak itu berdiam diri di mobil.
Datang beberapa polisi yang keluar dari rumah itu membawa mayat yang dibungkusi dengan kantong plastik yang besar. Anak itu berjalan dengan pelan menuju ke tempat kantong plastik itu. Anak itu terjatuh dan menangis dengan kuat dan mengoyangkan dua mayat itu dan berteriak.
" Ma, Pa bangun " Ujar anak itu dengan tangan gemetaran. Seorang polisi datang menghampiri anak itu. Berusaha menenangkan anak itu. Dan tidak butuh waktu yang lama anak itu terjatuh tidak sadarkan diri. Seorang polisi datang dengan cepat membawa anak itu ke ambulan dan mengantarkan ke rumah sakit.
(Sang anak kecil itu berada diruangan rumah sakit)
Terdengar seorang dokter menghampiri anak kecil itu.
" Nak , Kamu baik baik saja" Ujar dokter itu dan melambaikan tanganya ke muka anak itu.
" Dok? bagaimana ?" Ujar seorang polisi yang datang menghampiri anak itu.
" Anak ini tidak merespon, Anak ini mengalami shock menyebabkan Generalized Amnesia (sindrom saat seseorang tidak dapat mengingat sebagian hal dalam kehidupannya) " Ujar dokter itu dan memandang anak kecil itu.
" Kalau begitu apakah dia bisa menginggat namanya sendiri " Ujar Polisi itu memandang dokter dengan penuh harap. Dokter itu bertanya kepada anak kecil itu.
" Nak, namamu siapa" Sang anak itu hanya melihat dokter itu dan tidak menjawab. Dokter itu pun memandang polisi itu dan mengelengkan kepalanya. Polisi itu hanya bisa menghela napasnya dan berkata kepada dokter itu.
" Baiklah dok" Ujar Polisi itu. Anak itu menghabiskan waktunya itu dirumah sakit. Ketika kondisi anaknya sudah membaik.
Polisi itu membawanya ke panti asuhan. Pemilik panti asuhan dan polisi itu pun berbicara. Pemilik panti asuhan itu datang dan menghampiri anak kecil itu dan berkata
"Nak, " Ujar pemilik panti asuhan itu. Dan memengang bahu anak itu
Sekarang nama kamu adalah Psiana" Ujarnya sambil tersenyum. Anak itu pun memandang dan mendengar perkataan pemilik panti asuhan itu.
" Psiana" Ujar anak itu dengan lemah.
" Ya. Selama kamu masih belum bisa mengingat apa yang telah terjadi. Namamu mulai sekarang adalah Psiana" Ujar pemilik panti asuhan itu.
//
Secara pelahan Psi pun terbangun dari komanya. Dan Psi pun memandang sekelilingnya dan bergumam kepada diri sendiri dengan perkataan yang lemah.
" Psiana itu adalah nama ku " Ujar Psi dan tanpa terasa Psi meneteskan air matanya. Karena dia berhasil menginggat masa lalunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Desrayanii
Aku hadir kakak Author... 10 Like mendarat,, semangaaat 💪💕💕
Salam "Kasih Yang Tertunda & Detektif Cinta Anti Cinta"
2021-01-04
0