" Hoam " Ujar Melly dengan mulut terbuka. Brak sebuah lemparan buku mengenai kepala Melly.
" Ah" Ujar Melly dan dengan cepat memegang kepalanya. Dan tanpa basa basi, Melly langsung berdiri dan berteriak
" Siapa yang melempar buku ini, Hah? Jangan kira aku engak bisa marah" Ujar Melly dengan gusar, menunjukan buku itu dan memandang anggota timnya yang berada di ruangan divisi kriminal.
" Aku " Ujar Via yang berjalan di balik pintu dan menuju ke arah Melly dengan tatapan sedikit kesal
" Sebenarnya, Apa yang kamu lakukan dibar? Kenapa kamu bisa di tahan kantor polisi, kenapa kamu bisa berkelahi dengan orang pemabuk " Ujarnya untuk mengambil bukunya, yang berada di tangan melly.
" Aku..... " Ujar Melly yang tidak berani berbicara apapun. Dia menyadari akan kesalahanya. Walapun Via adalah teman dekatnya. Tapi toleransi untuk Melly sama dengan tim lainya. Apabila kamu perbuat salah jangan harap Via tidak akan memarahimu.
" Maaf?" Ujar Melly tidak membela dirinya sendiri.
" Maaf? " Ujar Via dengan tatapan tidak percaya dan hampir ketawa.
" Untung salah satu dari kepolisan mengetahui indentitas dirimu. Kalau mereka tidak mengetahuinya mungkin kamu akan berakhir di dalam sel penjara. anggota tim divisi kriminal masuk penjara? bagaimana aku menghadap ke komisaris!! anggotaku masuk ke penjara!!!" Jawab Via yang masih kesal dan memandang Melly
"Ketua" Ujar Risky yang tiba tiba berdiri dan berusaha membela Melly.
" Jangan Marah ketua, Bukan kah kita kumpul kesini untuk membahas buktinya, " Ujar Kelvin yang ikut membantu Melly dari amukan ketuanya itu.
" Baiklah, Mana Alex" Ujar Via yang mengatur napasnya, dan bertanya kepada anggotanya.
" Lex..." Ujar Via yang menahan emosinya habis memarahi Melly dan harus memarahi Alex karena terlambat.
Drap...Drap... Suara Langkah kaki yang sedang berlari dengan cepat, dan memasuki ruanganya.
" Lex" Ujar Via dengan teriakan yang sangat begitu keras, cukup membuat semua anggotanya menutup telinganya akan teriakan Via.
"Ketua..." Ujar Alex dengan gugup, dan menelan ludahnya dan berjalan masuk ke tempat Via
" Aku..." Belum sempat menyelesaikan perkataanya Via langsung memotong jawaban Alex.
"Aku tidak memiliki waktu untuk memarahimu sekarang, setelah kasus ini selesai aku akan menghukumu " Ujar Via. Via berjalan dan mengambil sebuah papan tulis.
" Ini adalah foto pacarnya " Ujar Via dan menunjukan sebuah fotonya dan menempel di papan tulis tidak lupa menglingkari pria itu.
" Pacar ? " Ujar Alex sedikit kebingungan.
" Bukankah itu foto temanya" Ujar Alex melanjutkan perkataanya yang belum selesai.
" Teman, Apa yang kamu dapatkan Lex? " Ujar Via
" Aku mendapat informasi ini dari Hp korban" Ujarnya dan menyerahkan hp korban dan tasnya.
" Kamu mendapat dari mana ?" Ujar Via yang penasaran, karena waktu saat di tkp. Semua kepolisian yang mencari barang korban tidak ditemukan.
" Dari karyawan Cafe , Psi" Ujarnya
" Psi" Ujar Via yang tiba-tiba kesal ketika mendengar namanya, Orang yang pertama yang meneriakinya.
"Pria yang kau lingkar itu adalah salah satu bartender cafe " Ujar Risky. Mendengar perkataan Risky, Via langsung mencatat informasi Risky dan tidak lupa juga informasi Alex.
"Lex, Sekarang coba kamu jelaskan ? Kenapa pria itu cuma hanya seorang teman? Sedangkan informasi ketua bahwa pria itu adalah pacarnya" Ujar Risky.
" Ah aku mendapat kan informasi dari hp korban" Membuka isi hp dan menyerahkan semua bukti chatnya.
" Terus kenapa kamu bisa bilang bahwa itu hanya temanya, kita engak bisa membuktikan dengan chat" Ujar Via
" Kalau Pria itu adalah pacarnya, maka dia tidak mungkin menjodohkan ceweknya dengan pria lain" Dan mengambil hp korban dan menujukan bukti chatnya.
" Terus, Kalau begitu pacarnya siapa ? Kalau bukan pria itu?" Ujar Via dan menujuk pria itu di dalam foto
" Tidak Ada" Ujar Alex yang tiba tiba menginggat akan perkataan Psi yang berada di ruang rumah sakit. Dalam benak Alex dia harus mengambil jawaban Psi.
" Bisa kamu jelaskan" Ujar Via dan mempersilahkan Alex berdiri untuk menjelaskanya sedangkan Via berjalan duduk ke tempat Alex.
" Kalau begitu ini cuma hanya pemikiran aku" Ujar Alex yang berusaha menginggat perkataan Psi.
" Kalau Begitu saya akan memperjelasnya" Ujar Alex
" Sebelum menjelaskan anggap aja pria yang bersama Rinaka di dalam foto itu adalah A, Dan yang diajak berkenalan itu adalah B" Ujar Alex
" Rinaka sudah berjanjian dengan si A, Pada tanggal 23 pada waktu saat itu Rinaka berkenalan dengan B, Pada tanggal 23 kita tidak tau apa sebenarnya yang terjadi, pada tanggal 24 Rinaka melapor dengan kasus pelecehan, Kalian masih ingat akan perkataan Rinaka bahwa dia dilecehkan Pria yang dia baru kenal, Bisa aja yang dia maksudkan adalah si B, Maka kita bisa mendapatkan saksi yaitu si A, Dan untuk menangkap pelaku yang asli yaitu kita harus meminta keterangan Si A itu sendiri."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ivon Olin
up lagii dongg aku penasaran
2020-04-07
0