" Kita sudah sampai" Ujar Psi dan merem mendadak kendaraan itu.
" Sudah sampai ?" Ujar Via membuka matanya.
" Baguslah kalau sudah sampai" Ujar Melly dengan wajah pucat.
" Pertama kali seumur hidupku aku menaiki mobil dengan kecepatan 160 km/ h" Ujar Alex sedikit ketawa tidak percaya.
" Kita selamat kah?" Ujar kelvin dan Risky.
" Yap kita selamat!!' Ujar Psi menjawab mereka semua.
" Untunglah kamu bukan kepolisian?" Ujar Via dan melepaskan sabuk pengaman.
" Tunggu ketua, Aku mau mengatur napasku yang telah habis" Ujar Melly dan menahan Via untuk tidak keluar dulu.
" Kalian sudah baikan " Ujar Psi sedikit Khawatir melihat wajah mereka begitu pucat.
" Ayok kita keluar" Ujar Via dan timnya keluar dari mobil. Ketika Psi ingin keluar dari mobil. Tetapi ditahan oleh Via.
" Ini adalah tugas kepolisian, Kamu lebih baik menunggu di sini, Terima kasih atas bantuan kamu telah membawa kita sampai disini" Ujar Via dan keluar dari mobilnya.
Via dan Timnya keluar dari mobilnya, meninggalkan psi sendirian disana. Psi yang tidak mau mendengar perkataan Via mengikuti mereka dari belakang.
" Ketua" Ujar Risky.
" Kalian semua bersiap siap" Ujar Via. Ketika mereka telah sampai di depan gerbang rumah pelaku. Mereka semua mendengar seorang teriakan perempuan yang minta tolong. Membuat mereka bergegas masuk.
" Brak" suara bunyi dobrakan pintu depan telah dibuka.
" Cepat cari" Ujar Via dengan cepat. Mereka semua menelusuri setiap ruangan, Mereka melindungi satu sama lain. terdengar suara teriakan di lantai atas. Via menyuruh semua timnya untuk ke atas.
" Di sini tempatnya " Ujar Risky memberi pentunjuk kepada mereka semua.
" satu dua tiga" Brak suara pintu dobrakan.
" Angkat tangan kalian" Ujar Via dan menondongkan senjata api. Hendra yang melihat para polisi datang. Dengan cepat mengarahkan pisau ke leher Rinaka.
" Apabila kalian maju, saya akan membunuhnya" Ujar Hendra. Yang membuat Rinaka menangis dengan kuat.
" Sudah aku bilang, Bukan aku membuat adikmu meninggal" Ujar Rinaka sambil memohon kepada Hendra.
" Adikmu meninggal" Ujar Psi yang tiba tiba jalan masuk ke tempat itu.
" Kamu jangan maju selangkah, Kalau tidak" Ujar Hendra sedikit melukai leher Rinaka dengan pisau.
" Baiklah kita tidak akan maju " Ujar Via dan menyuruh timnya untuk menurunkan senjata api dan menyuruh mereka mengangkat tanganya.
" Kamu bisa tenang dulu " Ujar Via berusaha menenangkan Hendra.
"Tenang, Rinaka membuat adikku mengalami kecelakaan, Seadainya setahun lalu Rinaka tidak mabuk dan membawa mobil bersama adikku. Mungkin sekarang adikku bersama dengan diriku" Ketika Hendra menjelaskan perkataanya yang sudah selesai dengan mimik wajah marah memaksa Rinaka ke balkon berniat mendorong Rinaka jatuh dari lantai atas.
Psi yang mengetahui bahwa tidak bakalan mudah untuk bernegosasi dengan hendra. Psi melihat salah satu senjata api dekat denganya dengan cepat dia menarik pelatuk pistol itu ke atas dan menembak ke langit. Membuat mereka memandang Psi dengan kaget.
" Tembakan ini untuk peringatan," Ujar Psi untuk mengalihkan Hendra. Via memandang Psi dengan kesal pun bertanya
" Apa yang kamu lakukan" Ujarnya dan memandang tidak percaya ke Psi.
" Apa kalian tidak bisa lihat, Sekarang dia mulai mengendorkan pegangan pisaunya, Dia mulai takut" Ujar Psi yang membuat mereka semua memandang ke tangan Hendra.
" Dengarkan aku, Aku akan menembak sekali lagi untuk mengalihkan perhatianya. Kalian dengan cepat langsung menyelamatkan Rinaka" Ujarnya.
" Apa kalian yang bisikan" Ujar Hendra dengan marah.
" Dor" suara tembakan mengenai pagar balkon lantai atas. Yang membuat hendra menjatuhkan Pisaunya. Dengan cepat mereka menyelematkan Rinaka dan meringkus Hendra.
"Kamu tak apa apa " Ujar Via mendekati Rinaka. Sedangkan Rinaka hanya bisa mengelengkan kepalanya dengan wajah sedikit pucat.
sedangkan Kelvin dan Risky meringkus Hendra dengan memegang kedua tanganya. Ketika Via ingin mendekati Hendra untuk memborgolnya. Dengan cepat Hendra melepaskan tanganya dan mengambil senjata api. Dan menodongkan ke arah Rinaka.
" Dor " Suara bunyi tembakan. Psi yang melihat arah pistol itu mendorong Rinaka hingga jatuh. Tanpa sengaja peluru itu mengenai dada Psi. Dengan cepat juga Hendra di ringkusnya dengan membuat dia jatuh ke bawah.
Tetesan dari darah Psi secara perlahan jatuh ke bawah. Membuat Psi mulai kehilangan kesadaranya dan membuat Psi jatuh dari lantai atas. Dengan Cepat Via berlari ke arah pagar balkon dan memandang Psi jatuh di hadapanya. Dengan Cepat menyuruh timnya menelepon ambulans.
Psi yang melihat mereka dari halaman yang sedang sibuk menelepon. Dan akhirnya Psi menutup matanya karena kehilangan kesadaranya.
" Ngu..ing Ngu..ing " Suara ambulan yang membawa Psi ke rumah sakit. Dengan cepat membawanya ke ruang ugd. Untuk menjalani operasi karena tembakan mengenai dadanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments