Di divisi kriminal yang ramai penuh dengan orang. Satu per satu polisi mentanyakan apa yang sedang terjadi. Banyak sekali dari mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi, Mereka hanya membantu perempuan itu untuk turun dari jembatan.
Salah satu dari saksi berkata ada seorang yang mengetahui namanya. Ibu paruh baya itu berkata mungkin dia adalah temanya si perempuan itu sambil menujuk. Arah pandang polisi yang bertanya memandang Psi. Psi yang masih syok hanya terdiam seribu bahasa. Sehingga seseorang datang untuk memanggilnya.
" Mbak dipanggil" ujar seseorang dan menujuk ke meja Via
Alex memandang Psi sedikit kagum karena keberanianya untuk menyuruh perempuan itu turun. Kebetulan Alex berada di tempat kejadian itu.Psi pergi menghampiri tempat duduknya Via.
" Nama?" Ujarnya yang sambil mengetik laptopnya
" Psi" Ujarnya sambil memandang Via sedikit tatapan marah.
" Maksud aku nama lengkap "
" Psi" Ujarnya dan terdiam memandang Via. Via merasa sedikit aneh dengan tatapan Psi dan bertanya
"Apa ada masalah?" Ujarnya sambil menaikin sedikit alisnya.
" Apa kamu tidak merasa bersalah sedikit pun" Ujarnya yang balik bertanya. Via langsung memandang Psi dengan tatapan sedikit tajam.
" Maksud kamu apa ?" Ujarnya yang balik bertanya dan sedikit tersenyum. Psi pun Kaget akan pertanyaan Via seolah olah tidak terjadi apapun, Psi langsung tertawa kecil dan menjawab pertanyaan Via.
" Seorang wanita melapor atas pelecahan seksual, tetapi wanita itu tidak bisa melapor karena tidak ada bukti dan saksi. Wanita itu pasrah dan memilih bunuh diri." Ujar Psi sedikit membuat keributan, sengaja membuat seisi ruangan mengetahuinya apa sebenarnya yang sedang terjadi. Dan melanjutkan perkataan yang belum selesai
" Itu adalah jawaban kedua, pertanyanmu apa sebenarnya sedang terjadi" Ujar Psi sambil berdiri pergi meniggalkan ruangan itu. Semua yang berada disana langsung memandang Psi dan Via. Via yang sedikit kaget akan pertanyaan Psi , akhirnya memilih untuk terdiam.
Via cuma hanya bisa memandang Psi pergi keluar meninggalkan ruangan itu. Sambil berjalan keluar tanpa seseorang memanggilnya
" P...Si.. " Ujar Wanita paruh baya sekitar 40 an yang memanggil Psi keluar dari ruangan divisi kriminal. Psi merespon panggilan itu dan mencari orang yang memanggilnya dan menjawab
" Ketua tim" Ujar Psi. Wanita itu datang menghampiri psi dan bertanya kepadanya.
" Apa yang kamu lakukan disini?" Ujar Wanita kebingungan akan kedatangan Psi.
Psi pun menjawab pertanyaan perempuan itu.
" Saya disini sebagai saksi" Ujarnya sambil tersenyum memandang wanita itu.
" Saksi" Wanita itu memandang ke arah ruangan divisi kriminal yang sangat begitu ramai.
" Ada apa " Ujar wanita itu sambil menujuk ke arah ruangan itu. Psi melanjutkan perkataan yang belum selesai.
" Saya sebagai saksi atas kejadian seorang wanita bunuh diri karena kasus laporan ditolak " Ujar Psi sambil tersenyum.
" Di tolak " Ujarnya kebingungan.
" Ketua tim divisi kriminal menolak laporanya " Ujar sambil berlalu pergi. Sebelum pergi, Psi memberi hormat kepada wanita itu karena sebelum Psi keluar dari kepolisian, wanita itu adalah ketua timnya dulu.
Wanita itu pergi berjalan masuk. Via & anggota timnya memandang wanita itu masuk langsung berdiri dan memanggil
" Komisaris." Ujar mereka secara kompak. Wanita itu langsung memanggil ketua tim divisi kriminal
" Via keruangan aku sekarang juga " Ujarnya dan pergi berlalu meniggalkanya. Akhirnya Via pergi mengikuti komisarisnya
Drap Drap suara langkah kaki Via mengikutinya. Tiba di sebuah ruangan. Akhirnya Komisarisnya bertanya
" Ada apa sebenarnya sedang terjadi ?" Sambil memandang Via dan menutup pintu ruanganya.
" seseorang bunuh diri" Ujarnya singkat.
" Karena kamu menolak lapornya " ujar dengan kesal
" Ya karena tidak mempunya bukti dan saksi"
" Via " Ujarnya dan langsung sedikit teriak.
" Pertama kasus pembunuhan berantai tidak bisa kamu selesaikan sekarang Kau menolak laporan perempuan itu, Kau benar benar berbeda dengan kakakmu " Ujarnya dengan kesal, yang seharusnya tidak boleh terucap begitu saja.
" Kakak? " Ujar sambil Sedikit ketawa dan balik menjawabnya.
"Aku emang berbeda dengan kakakku, Kakakku berkerja dengan sepenuh hati tapi apa yang terjadi seseorang menusuknya dari belakang" Ujarnya sambil memandang komisarisnya dengan lekat lekat.
" Via"
" Kalau bukan karena kakakku, Kamu tidak bakalan disini ketua komisaris" Ujarnya dan melanjutkan perkataanya sebelum pergi.
" Aku menolak laporanya karena kekurangan bukti dan saksi, bukan hanya itu juga aku tidak menginginkan divisi kriminal kena masalah karena hal itu " Ujarnya dan membuka pintu ruangan. Sebelum pergi Komisarisnya berkata kepada Via.
"Aku menyetujui laporan perempuan itu. Dan aku ingin kamu dan tim kamu bekerja mencari bukti dan saksi, laporan akan ku kirimkan kepada timmu sore ini dan juga aku minta maaf soal kakakmu" Ujarnya. Via yang mendengar perkataanya, berujar pergi meniggalkanya tanpa menjawab apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
🧭 Wong Deso
lanjut
2020-09-02
0