yuhuuu datang lageee ... ini ada yang baca kaga yakk?? wkwkwk minta dukungannya yaaaa. maap kalo lama, dan kalo udah lupa jalan ceritanya boleh dibaca ulang dulu hihihi
happy reading lah yakkk
****
Ini kontak fisik!
—Safira—
Angin sore berhembus dengan sejuk hari ini. Beberapa menit yang lalu, Sean datang mengunjungi rumah Safira—seperti apa yang ia katakan pada perempuan itu. Sean kini duduk dengan kaku, meski ia sudah ahli dalam urusan cinta dan wanita, tapi untuk menghadapai seorang Ayah dari seorang perempuan yang akan ia nikahi, Sean masih bisa dibilang amatiran. Ia gugup. Bahkan kini wajahnya terlihat pucat dan kaku.
Bukan hanya Sean, Safira pun yang sedari tadi duduk di sebelahnya terlihat sangat gusar. Dua lelaki dewasa di depannya itu terus menerus memandang ke arah mereka secara bergantian. Angga dan Adrian. Setelah mbok Nah mengantar minuman untuk mereka semua yang ada di sana, suasana canggung dan tegang langsung terasa di antara mereka.
"Jadi, udah berapa lama kalian pacaran?"
Suara Ayah Adrian membuat Sean terhenyak dengan kerjapan kecil. Lelaki yang lebih muda itu sedikit mendongakan wajahnya. Ia masih berusaha bersikap sesopan mungkin di depan calon ayah mertuanya itu.
"Hm ... kurang lebih dua minggu, Om."
Adrian terlihat sedikit kaget. Dua minggu? Cepat sekali memutuskan untuk menikah. "Ketemu dimana?" tanyanya lagi.
"Saya dan Fira ketemu di perusahaan Papa, saat itu Safira sedang menandatangani kontrak saham dengan Papa."
Dia tidak berbohong.
"Papa yang ngenalin Fira, tapi sebelumnya kita udah kenal kok, ya kan, Fir?" Sean melempar pertanyaan itu secara tiba-tiba, hingga membuat Safira terbengong-bengong.
"Ha? Oh .. iya," jawabnya salah tingkah.
"Tapi, hari itu saat kita bertemu di ruangan Papa, saya pikir saya menyukai Fira."
Dan dia mulai berbohong.
Sean mengucapkan kalimat itu dengan sangat lancar, membuat Safira berdecak tidak percaya. Dasar tukang ngibul! Udah berapa cewek yang dia tipu?
"Baru dua minggu, kenapa cepat sekali memutuskan untuk menikah?" Angga menyela.
Perhatian Sean beralih pada sosok lelaki yang duduk di sebelah Adrian. Jadi ini Angga—kakak angkat Safira yang kemarin malam ia ceritakan? Angga terlihat tampan meski dengan kulit kecokelatannya.
"Saya pikir kalo lebih cepat lebih baik, saya dan Fira sudah dewasa, bisa saja terjadi hal-hal di luar batas kesadaran kami."
Ayah Adrian tersenyum mendengar setiap jawaban dari Sean. Tegas dan berwibawa. Tidak salah Safira memilih Sean sebagai pendamping masa depannya.
Sementara itu, Safira yang ada di sebelah Sean hanya mampu menggelengkan kepalanya mendengar penuturan sang calon suami.
"Tunggu deh," Angga kembali menginterupsi. "Kalian ...." tunjuknya pada Sean dan Safira. "Kalian belom ... belom begituan kan ya?"
"HAH?" Sahut Sean dan Safira bersamaan.
"Mas Angga!" rengek Safira sebal. "Kenapa terus ngebahas itu, sih?"
"Mas cuma aneh aja, kok jawaban kalian bisa sama gitu ya? Tadi mas tanya sama kamu, kamu juga jawab kayak gitu. Emang udah gak tahan banget kalian berdua itu?"
Kalimat Angga barusan benar-benar menyulut rasa malu di diri Safira. Pipi perempuan itu kini memanas, atau mungkin sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Angga," tegur Ayah Adrian. "Udah-udah, jangan diledek. Mereka berdua itu sudah dewasa, sudah tau batasannya."
"Iya udah dewasa, bahkan udah mau nikah. Ngeduluin aku lagi nikahnya." sungut Angga.
"Lagian kalo Fira nikahnya nungguin mas Angga, nanti Fira bisa jadi perawan tua!" Safira mencibir sembari menjulurkan lidahnya ke arah Angga.
Ayah Adrian menggelengkan kepalanya. Beginilah kalau Safira dan Angga bertemu, pasti saling balas meledek.
"Udah-udah, ini ada tamu loh." tegur Ayah menatap Safira dan Angga bergantian. Lalu pandangannya kembali menatap Sean. "Yan,"
"Iya, om."
"Sekalian makan malam di sini aja, udah sore juga."
"Nggak!" Safira menyela, membuat semua mata yang ada di sana menatapnya bingung. Ia lalu menyengir kaku menampilkan deretan gigi putihnya. "Eng ... n—nggak bisa, Yah ..."
"Kenapa?" Adrian bertanya heran.
"Sean masih ada keperluan lain, ya kan?" Safira melempar pandangan ke arah Sean, bibirnya bergumam seakan meminta lelaki itu untuk menyetujui ucapannya.
"Apa?" bisik Sean bingung.
"Iya, bilang iya." bisiknya lagi dengan nada menggeram. Sean masih menatapnya bingung. Heuh! Otak cowok ini memang jarang digunakan sepertinya.
"Beneran, Yan?" Kini Adrian yang bertanya memastikan.
Sean jadi gelagapan, ia menyengir sembari menggaruk kepalanya. "Oh ... iya, om, begitu kayaknya."
Kayaknya?
Buru-buru Safira membenarkan agar ayah tidak curiga dengan mereka berdua. "Sean masih ada kerjaan, Yah."
"Iya ... s—saya lupa kalo masih ada kerjaan di kantor. Hari ini karyawan lembur soalnya om." jawab Sean sedikit terbata.
"Oh begitu."
"Iya begitu, Ayah. Sayang banget Sean gak bisa makan di sini." Nada suara Safira dibuat-buat kecewa, padahal ini hanya salah satu rencananya untuk mengusir Sean. "Ya udah k—kamu cepetan pergi, kasian kan karyawan yang lain nungguin kamu."
"Iya-iya!" Sean mendengus pelan seraya mengalihkan pandangannya pada Adrian. "Om, mas Angga, saya pamit dulu ya."
Mereka bangkit dari duduk. Sean menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Adrian dan Angga. Setelah selesai, Safira segera menarik lengan lelaki itu dan menyeretnya keluar dari rumah hingga berhenti tepat di sebelah mobilnya.
"Kenapa sih lo nyuruh gue buru-buru pulang? Gue laper, Fir." sungut Sean memelas.
"Kalo kamu terus di sini, Ayah sama mas Angga nanti bakalan nanya-nanya. Saya gak mau mereka curiga."
"Tapi biarin gue makan dulu, kek! Gue tuh belom makan dari siang."
"Siapa suruh kamu gak makan."
Heuh! Sean mendengus. Lalu bayangan tadi siang bersama Bella kembali berputar. Ya karena perempuan itu Sean belum makan siang.
"Makan aja di rumah kamu, masakan mama kamu jauh lebih enak!"
Sean menyentil dahi Safira. "Itu kenapa lo harus belajar masak"
"Ihh! Ini kontak fisik!" Teriaknya kesal sambil mengelus-ngelus dahinya.
"Ini juga kontak fisik." Sean menujuk tangannya yang sedari tadi digenggam oleh Safira. Seketika saat itu juga Safira melepaskan tautan itu dan menjauhkan tubuhnya sedikit.
"Kita impas!"
****
mau minta tolong dong, ramein cerita aku hahaha share ya ke temen temen kalean biar banyak yang baca biar aku semangat hihihi like sama komentarnya jangan lupa, sama vote pake poin yakkk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Ayuna Kamelia
hhh ini mereka sama² gesrek 🤣
2024-01-16
0
reyji ardy
kak ana ini salah satu autor kesukaan gua. smngat kak ana
2023-12-28
0
Momyrangga
gue suka bgt gaya bahasa lu thor..
2022-02-02
0