Di dirimu, aku temukan kenyamananku, namun pada dirimu pula, aku temukan ketakutan terbesarku, ya semua itu karena mu
____________________________________________
Bella pelahan membuka matanya, cahaya matahari langsung menyambutnya, membuat silau kedua matanya
yang indah, dia menatap langit-langit putih dengan ukiran yang indah, dia mengerutkan dahi,
Di mana aku?.
Bella berusaha untuk duduk, kembali mengamati kamar yang luas dengan barang-barang yang terlihat mewah di sana, dia berusaha mengingat, yang terakhir kali dia ingat, dia di bawa kembali di ruangan rawatnya, tapi kenapa setelah bangun dia ada di sini?.
Kepalanya masih sedikit pusing, mungkin efek terlalu lama tidur, dia mencoba turun dari ranjangnya yang luas itu, Bella berjalan menuju jendela besar yang ada di sana, dia menyibakkan sedikit gorden yang menutupinya, pemandangan dari jendela itu sangat indah, rumput hijau bagai permadani terbentang, dengan kolam renang yang besar ada di sana.
Tiba-tiba pintu kamar itu di ketuk, Bella segera berjalan ke arahnya, membuka pintunya, dia melihat seorang wanita dengan mengunakan seragam berdiri di sana.
“ Selamat pagi Nona, maaf jika saya menganggu Anda, " kata Wanita itu dengan sangat sopan. Bella mengerutkan dahi.
"Selamat pagi, " kata Bella yang masih bingung dengan keadaan ini.
" Tuan Angga memerintahkan saya untuk menjadi pelayan pribadi anda, saya akan menyiapkan seluruh keperluan Anda, Nama saya Judy, " kata Judy dengan sangat hormat.
"Tuan Angga?, Pria yang di rumah sakit? " kata Bella, dia ingat, Angga adalah pria yang semalam menemaninya duduk di atap.
"Iya, benar, Tuan Angga yang memerintahkan untuk memindahkan seluruh perawatan Anda kemari, ini kediaman pribadi Tuan Angga, " kata Judy lagi dengan senyuman.
Bella kembali mengerutkan dahinya, pria itu memindahkan dia ke rumah pribadinya? Bagaimana bisa? Mereka saja baru mengobrol tadi malam, bagaimana dia bisa langsung membawa Bella ke rumahnya?.
"Nona, apakah sudah lapar? Sarapan Anda sudah siap, apakah Anda ingin makan di ruang makan, atau makanannya di bawa ke kamar saja?, " kata Judy memecahkan lamunan Bella.
"Aku makan di ruang makan saja, ehm… di mana Tuan Angga sekarang?, " kata Bella lagi.
"Tuan Angga sudah pergi bekerja sejak pukul 7 tadi, saya akan memberitahu Tuan Angga jika Anda sudah bangun ".
"Oh, baiklah, terima kasih "
" Maaf Nona, bolehkah saya masuk, saya akan menunjukkan pada Anda di mana kamar mandinya, dan menyiapkan perlengkapan Anda, " kata Judy lagi.
"Silahkan, " kata Bella dengan senyuman.
Judy masuk dan dengan cepat menuju salah satu pintu yang menyatu dengan pintu-pintu lemari.
"Pintu yang paling ujung ini pintu menuju ke kamar mandi, Anda bisa membersihkan diri di sini, segala perlengkapan Anda sudah saya siapkan di sini, " kata Judy.
"Oh, terima kasih, " kata Bella tersenyum.
"Untuk baju Anda, saya sudah menyiapkan beberapa baju di sini, mudah-mudahan cocok dengan Anda, Kemarin karena sudah terlalu malam, jadi saya tidak bisa menyediakannya dengan baik, Maafkan saya, " kata Judy lagi.
"Oh, tidak apa-apa, ini semua sudah sangat baik, " kata Bella sungkan.
"Baiklah Nona, saya akan menunggu Anda di luar, " kata Judy lagi sambil tersenyum, dia lalu segera keluar dari kamar itu.
Bella memperhatikan beberapa baju dan perlengkapannya yang ada di lemari itu, dia kembali mengerutkan dahinya, kenapa Angga bisa begitu baik padanya? Padahal mereka saja belum mengenal dengan baik.
Dia lalu mengambil baju terusan berwarna baby blue dengan lengan pendek juga aksen serutan di pinggannya, dia meletakannya di ranjang sebelum dia menuju ke kamar mandi. Dia membukanya, kamar mandi itu juga luas, dengan bath up dan shower yang terpisah, Bella segera membersihkan dirinya. Setelah itu dia memakai baju dan sedikit berdandan, dia manatap dirinya sendiri di dalam cermin, sangat cantik, bahkan bisa membuat cermin pun menjadi iri.
Dia menyisir rambutnya yang panjang dan hitam, seketika cahaya di matanya meredup, dia ingat bagaimana wajah Aksa yang menatapnya dengan sinis, Pria itu bagaimana bisa begitu kejam?, Aksa adalah pria satu-satunya yang dikenal oleh Bella selama ini, setelah dia dipisahkan oleh orang tuanya, dia hanya hidup sendiri di sebuah kastil di sebuah tempat terpencil, dia di latih, di berikan pendidikan yang sesuai standar kerajaan agar menjadi calon putri yang pantas untuk pangeran. Aksa lah pangeran itu, Aksa dulu adalah anak yang baik, dia yang menemani Bella, memberikannya semangat, selalu membuatnya tertawa dan bahagia. Saat Bella merasa putus asa atau rindu pada keluarganya, Aksa yang akan menghiburnya, dia akan mengelus kepala Bella, membuat hati Bella begitu hangat, Aksa bahkan pernah menjaga Bella saat Bella saat sakit, membuatnya jatuh cinta pada pria itu, Pria dengan senyuman hangat yang selalu ada untuknya. Sebelum Aksa pergi untuk kuliah keluar negeri, pria itu mengatakan dia sangat menyayangi Bella dan memintanya untuk menunggu Aksa hingga dia kembali padanya.
Hingga di titik itu dia tidak menyesal hidup terkurung di kastil itu, karena bagaimana pun, Dia akan menikah dengan pangeran yang di cintainya, benar-benar bagai cerita dongeng kan?.
Seperti juga kisah dongeng, banyak akhir cerita dongeng yang asli ternyata jauh dari kisah bahagia, ada yang berakhir menakutkan, malah banyak yang berakhir tragis, begitu juga cerita Bella, Bella tak tahu kenapa? Aksa berubah, saat dia kembali dia benar-benar berubah, menjadi pria yang sangat dingin, bahkan saat bertemu dengan Bella lagi Aksa seolah tak penah mengenalnya, Acuh sekali.
Aksa yang dulunya pria yang sangat sopan dan lembut menjadi pria yang kasar dan seenaknya saja, dia jadi lebih suka mengadakan banyak pesta dan dikelilingi banyak wanita, dengan perawakannya yang tampan dan juga statusnya, dia menjadi 'Don Juan' bagi para wanita, dia bahkan tak segan-segan bermesraan di depan Bella, namun Bella tak bisa melakukan apapun, dia hanya menahan sakit hatinya sendiri, hanya menahan tangis dalam setiap senyumnya.
Bella tak pernah tahu apa yang membuat Aksanya menjadi pria seperti itu, hingga suatu saat Bella tahu bahwa Aksa sekarang memiliki seorang kekasih, Sania. Wanita itu merebut hati Aksa darinya, Sania lah yang kemana-mana dibawa oleh Aksa, Wanita itu memang cantik dan tampak modis, dia juga punya kebiasaan yang sama dengan Aksa, mereka gila pesta dan bersosialisasi, beda dengan Bella yang hanya mengenal dunianya yang sebatas dinding kastil.
Bella sekuat tenaga untuk membuat Aksa kembali mencintainya, melakukan apapun yang Aksa mau, namun Aksa tidak pernah kembali, pria yang dia perjuangkan pada akhirnya malah membiarkannya mati di laut agar dia bisa bersama wanita itu.
Bella menatap lagi dirinya di cermin, tidak… tidak ada yang salah dari dirinya, dia cantik, dia juga cerdas, kesalahannya satu-satunya adalah mencintai orang yang salah.
Itulah salahnya, karena hal itu pula dia hampir kehilangan nyawanya. Seorang pangeran tidak akan boleh menikah lagi dengan orang lain, sebelum Putri Alexandritenya meninggal, sekarang… Aksa dan wanita itu pasti sedang bahagia, bahagia akan kematiannya, bahagia karena akhirnya mereka akan bersatu.
Bella menggenggam tangannya dengan erat, kuku di jarinya yang lentik menusuk ke daging di tangannya, namun dia tidak merasakannya, karena sekarang seluruh tubuhnya tiba-tiba terasa sakit, sesakit hatinya sekarang, sangat sakit hingga rasanya dia kehabisan napas, bagaikan luka yang tersiram cairan asam, rasanya perih hingga meresap ketulang-tulangnya. Pandangannya berkabut, air matanya berkumpul.
Tidak! Jangan! Aku tidak akan pernah lagi menangis untuk pria itu, sudah cukup deritaku karenanya!.
Pintu kamar tiba-tiba terketuk, membuat Bella tersadar dari lamunannya, degan cepat dia menghapus air matanya, Bella segera menyelesaikan dandanannya, menutupi sedikit matanya yang masih sembab, sialnya matanya jadi memerah, namun dia mau tak mau membuka pintunya. Judy berdiri di sana.
" Nona, saya ingin memberitahukan, Tuan Angga akan datang saat makan siang, " kata Judy lagi.
" Oh, baiklah, aku ingin sarapan, bisa memberitahuku di mana ruang makannya?, " kata Bella lagi dengan lembut.
" Baiklah Nona, kemari," kata Judy menunjukan jalan.
Bella mengikuti Judy melewati ruangan demi ruangan, rumah itu besar sekali, terdiri dari 2 lantai dengan gaya modernnya, Bella sangat terpukau oleh arsitekturnya, bahkan dia terpana dengan salah satu ruangan di sana, dindingnya keseluruhannya terbuat dari kaca, di luarnya menampakkan dinding pembatas rumah yang di tutupi oleh tumbuhan, di pinggir-pinggirnya terlihat seperti sungai yang mengalir, sehingga jika kita berdiri dan melihat pemandangan itu, serasa berada di alam.
Ruang makannya juga tampak begitu besar, mejanya terbuat dari kayu berwarna hitam, dan tempat duduknya juga berwarna hitam. Tampak di susun sedemikian rupa hingga tampak sangat elegan dan modern. Di atasnya sudah tersedia makanan untuk Bella.
"Silahkan Nona," kata Judy mempersilahkan.
"Siapa saja yang tinggal di sini?," kata Bella yang sama sekali tidak melihat orang lain di rumah ini.
"Tuan Angga tinggal di sini sendiri Nona," kata Judy lagi.
Bella sedikit terkejut, dia tinggal sendiri di rumah sebesar ini? Dia pasti orang yang sangat kaya. Bella duduk dan makan makanannya sendiri, menikmati kesempatan kedua yang di berikan Tuhan padanya, karena pada saat dia ada di dalam air malam itu, dia tidak menyangka dia akan bisa menikmati makanan lagi nantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
Mimilngemil
Aku suka penjelasan detail seperti ini, jadi bisa membayangkan sambil membaca,
ah... Keren Karya Mu Thor...
2023-12-10
0
Mimilngemil
Dasar minyak goreng😏
"Sania"
2023-12-10
0
Mimilngemil
Iya bener
2023-12-10
0