Pada laut ku titip rindu, membiarkan angin membawanya, membiarkan ombak mengulungnya, mengabarkan padamu, bagaimana caraku melalui hidup tanpa dirimu.
__________________________________________
Angga berdiri menatap ujung lautan, di sana matahari masih enggan digantikan oleh rembulan, air ombak menghempas batu besar tempat dia berdiri.
Tempat ini bukan pantai yang indah, banyak batu-batu besar dan terjal di sekitarnya. ombaknya pun tak ramah, menghantam dan menggulung dengan ganas, seolah memperingatkan, siapapun yang berani masuk ke dalamnya, tak akan kembali lagi.
Angin menghantam tubuhnya, sore ini angin dan ombak seakan lebih ganas menghempas pantai itu, rambutnya tampak sedikit berantakan di terbangkan oleh angin, tapi dia tidak bergeming. Kilasan bayangan 2 tahun yang lalu muncul di matanya.
2 tahun yang lalu, Mika berdiri di pinggir tebing yang terjal, dia menatap dengan nanar ke arah laut yang ada di dalamnya, ombaknya lebih ganas dari hari ini, seakan menghipnotis siapapun yang melihatnya, memanggil untuk masuk kedalamnya.
"Mika! jangan!" teriak Angga yang berlari sekuat tenaga untuk mengapai Mika.
Mika berpaling, wajahnya yang cantik berhiaskan air mata yang mengalir, dia mengunakan gaun pengantinnya yang seharusnya dipakainya 3 hari lagi di acara pernikahannya dengan Angga, dia terlihat sangat cantik bagai malaikat, dia tersenyum sendu memandang Angga dengan nanar yang berlari mendekatinya, bibirnya mengucapkan kata 'Aku mencintaimu ' namun Angga tak dapat mendengarnya.
Mika, gadis itu sangat menyukai lautan, menyukainya lebih dari apapun, bahkan dia menyerahkan nyawanya pada lautan, membiarkan lautan merenggutnya.
Dengan tenang, bahkan sangat tenang Mika menjatuhkan dirinya dari tebing itu, tubuhnya dengan cepat dilahap oleh lautan yang ganas.
Angga terdiam, seluruh badannya lemas, dia tidak tahu apa salahnya?. Angga dan Mika sudah berhubungan 5 tahun. 3 hari lagi, tinggal 3 hari lagi mereka akan mengikat janji suci, akan bersama saat senang ataupun sakit, namun hari itu, Mika menyerahkan nyawanya di laut yang begitu dia sukai.
Mika tak pernah kembali, bahkan tubuhnya pun tak pernah ditemukan.
Bayangan kejadian itu terus menghantuinya selama ini, dalam tidurnya selalu ada Mika, mengatakan,
"Tolong aku."
Dia terlihat kedinginan, namun setiap saat Angga ingin mendekat, Mika menghilang di dalam air dan dia akan terbangun dengan keringat yang bercucuran.
"Sampai kapan dia di sana?" kata Jofan melihat Angga yang sudah berdiri lebih dari 1 jam di batu itu.
"Kau seperti tidak mengerti dia saja, biarkan dia sampai puas," kata Daihan meminum minumannya, menatap sahabatnya
"Setiap tahun seperti ini?" kata Jofan.
"Yap! sebentar lagi, kita tunggu saja," kata Daihan.
"Aku heran, bagaimana orang bisa begitu jatuh cinta sampai bisa segila ini, Mika sudah meninggal 2 tahun yang lalu, dan dia masih menunggunya?" kata Jofan geleng-geleng kepala.
"Kau hanya belum bertemu orang yang tepat untukmu, jika sudah, aku ingin tahu segila apa kau nanti," kata Daihan tersenyum manis.
"Hahaha, aku tidak akan pernah serius dengan wanita, bagiku 1 wanita tidak lah cukup," kata Jofan mememinum bir yang dia bawa.
Daihan tak ingin membalas perkataan Jofan, hanya menatap sahabatnya yang masih berdiri tegak.
Wajah Angga yang lembut, matanya yang tajam namun indah, hidungnya yang mancung dan lancip, bibirnya yang merah, jika dia tersenyum sedikit saja, lesung pipinya terlihat, sangat manis, rambutnya yang hitam tertata, badannya tegap dan tinggi, sangat sempurna untuk seorang pria.
Ombak yang menghantam membuat buih di sekitar bebatuan itu, Angga menatapnya, buih itu terurai, namun matanya menatap hal yang lain.
Gaun putih yang tersangkut di bebatuan, dia terus melihatnya, mendekat ke arah gaun itu, sampai dia sadar, itu bukan sekedar gaun, itu seseorang.
Angga tanpa ragu masuk ke dalam air, dengan cepat berjalan ke arah gadis itu, air di sana cukup dalam, bahkan sudah sedada angga, airnya pada musim saat ini pun terasa sangat dingin, dia kesulitan, hingga memutuskan untuk berenang mendekat.
Daihan dan Jofan yang melihat Angga lompat ke dalam air langsung kaget dan panik, seketika berlari ke arah Angga.
Jantung Angga berdetak lebih kencang, dia tidak tahu apakah karena dinginnya air yang bahkan membuat bibirnya bergetar atau karena dia terlalu berharap, berharap gadis itu adalah Mikanya.
Aku akan menolongmu, bertahan lah Mika, Aku ada di sini.
Dia menyibakkan rambut wanita itu, namun dia gadis ini bukan Mika, wajahnya sangat pucat bagai mayat, Angga sedikit kecewa.
"Angga! apa yang kau lakukan?" teriak Daihan yang cemas.
"Aku menemukan seseorang, telepon ambulans!" kata Angga, dia mulai merangkul wanita itu, mencoba membawanya ke tepian, Daihan sibuk menelepon ambulans.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
Delvia Dina
sang penyelamat
2024-04-20
0
Mimilngemil
Aku suka dengan Kata-katanya, membaca sambil membayangkan tempat kejadia.
2023-12-10
0
💠⃟⃝♠Yeyen
iya benar kalau kita sudah menemukan orang yang tepat bagaikan rumah yang nyaman untuk kita tempati.
SEMANGAT Thor 🤗
2023-11-25
1