Apakah kau tahu tentang embun-embun pagi yang jatuh di dedaunan hijau, Karna seindah itulah caraku mengingatmu yang ada di masa lampau.
__________________________________________
Jam sudah menujukkan pukul 11 malam, Angga masih berdiri menatap wajah gadis itu dari kaca pembatas di ruang ICU itu, suara alat monitor jantung di sana terasa mengganggu.
Dia terus menatap, gadis itu sangat tenang, bahkan hanya seperti tertidur, namun entah kenapa Angga bisa menatap kesedihan yang terpancar.
Apa masalahmu? Hingga kau pun ada di laut itu?.
" Tuan Angga," Tegur seorang dokter yang masuk kedalam ruangan ICU itu, membuat lamunan Angga yang jauh buyar.
" Oh, iya?" kata Angga.
" Hanya ingin membuat status untuknya, kami perlu nama dan beberapa data pribadinya," kata Dokter itu sesopan mungkin.
Angga diam, dia tidak tahu apapun tetang wanita ini, bagaimana dia tahu namanya?.
" Sebenarnya aku tidak tahu namanya,"kata Angga.
" Baiklah, kami bisa menyebutnya Nona X," kata dokter itu lagi.
" Mika, berikan saja namanya Mika," kata Angga, entah kenapa dia mengatakan itu, tapi memang dia sekarang sedang memikirkan Mika.
" Mika? " kata Dokter itu sedikit bertanya?
" Ya, ada masalah? " Kata Angga dingin.
" Tidak, Tuan, saya akan segera menyelesaikan statusnya," kata Dokter itu memberi hormat dan pergi dari sana.
Saat dokter itu keluar, Daihan masuk, dia berdiri di samping sahabatnya, menatap ke wajah gadis itu.
"Bagiamana keadaanya?, " kata Daihan.
"Sudah melewati masa kritis, keadaannya semakin stabil," kata Angga.
"Bagaimana bisa dia di temukan persis sama keadaanya dengan Mika? "kata Daihan lagi.
"Entahlah… Kau tahu, sesaat aku melihatnya, aku sangat berharap dia adalah Mika, keadaanya sama percis dengan Mika, lalu aku berpikir, apa mungkin ada seseorang di luar sana yang juga menemukan Mika dan apa dia juga melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan sekarang? " kata Angga lagi, matanya menyimpan kesedihan yang dalam.
"Kita sudah berupaya, kita sudah mencari keseluruh tempat, jika…"
"Jika dia masih hidup? Kau ingin mengatakan padaku kalau dia sudah meninggal kan? Kalian selalu saja mengatakan itu padaku," kata Angga terpancing emosinya.
"Angga, sudah 2 tahun, jika Mika masih hidup, dia pasti kembali mencarimu," kata Daihan.
"Bagaimana kau mempercayai itu, dia juga sahabatmu dari kecil," kata Angga lagi.
"Aku juga tidak ingin percaya, tapi itulah kenyataan, Angga… Mika kita sudah meninggal "
Angga terdiam, dia melihat dengan penuh emosi pada Daihan. Angga, Mika, dan Daihan adalah sahabat dari kecil, kemana pun mereka selalu bersama, di mana ada Angga, selalu ada Daihan, dan di antara mereka ada Mika.
Daihan sudah seperti kakak bagi Mika. Daihan memang tampak lebih dewasa dari dulu, dia pria pendiam yang punya kharisma tersendiri. Wajahnya pun tak kalah tampan dibanding Angga, Mika selalu mengatakan bahwa Daihan adalah pria kutu buku yang paling tampan yang pernah di kenalnya.
"Tuan Angga, Hanya untuk formalitas, Saya ingin anda menandatangani status Nona Mika," kata dokter itu.
Daihan menatap Angga, bagaimana bisa dia memberikan nama Mika pada gadis ini?, Gadis ini sudah jelas bukan Mika, Angga dapat menangkap wajah tidak setuju dari Daihan, namun dia tak mencoba menjelaskan, dia hanya meninggalkan Daihan di sana.
Daihan mengigit bibirnya, menatap wanita itu dengan nanar.
Siapa kau ini? Kenapa harus memberikan harapan seolah Mika akan kembali lagi.
Daihan menghampiri Angga yang sedang menunggu di ruang tunggu ICU, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Daihan duduk di samping sahabatnya.
"Kenapa memberi namanya dengan Mika?" kata Daihan.
"Aku tidak tahu, hanya nama itu yang terlintas dipikiranku," Kata Angga.
Daihan hanya tersenyum, mencoba mengerti pemikiran sahabatnya.
"Sudah pukul 12, tidak ingin pulang?" kata Daihan lagi.
"Pulanglah, aku akan menunggu di sini, " kata Angga.
"Angga, dokter sudah mengatakan dirinya sudah stabil, kau tidak bisa menunggu dia terus menerus, lagi pula kita tidak mengenal dia sama sekali, aku rasa apa yang kita lakukan itu sudah cukup, bahkan sudah berlebih, jika kau tetap memaksakan ada di sini, yang ada malah kau yang sakit," kata Daihan.
"Aku hanya merasa bagaimana posisinya jika dia adalah Mika, aku ingin orang lain juga memperlakukannya sama seperti aku memperlakukannya, aku ingin orang yang menemukan Mika juga menjaganya dengan baik," kata Angga.
"Dia bukan Mika, sampai kapanpun dia tidak akan bisa mengantikan Mika, dan lagi pula jika ada orang yang menemukan Mika, itu sudah 2 tahun yang lalu, sudah terlambat jika kau menginginkan itu, Kau ingat Mika tak suka jika kau tidur larut malam?" kata Daihan. Angga menatap Daihan.
Daihan hanya tesenyum, Daihan memang selalu ada untuk Angga, bahkan di saat-saat terendahnya dulu. Dia yang selalu menyemangatinya, dia yang selalu ada saat Angga mencari Mika bahkan seperti orang gila, mencari dan terus mencari. Kapanpun kalau Angga membutuhkannya, Daihan selalu siap.
"Baiklah, kau benar, kita pulang," kata Angga berdiri lalu mulai berjalan keluar, Daihan mengikuti sahabatnya itu.
Daihan mengantarkan Angga hingga ke rumahnya.
Sesampainya di rumah pun, Angga masih tidak bisa tidur, dia menatap foto Mika yang terpajang di sana, sangat besar, menunjukkan begitu cantiknya dia yang seharusnya jadi calon pengantinnya itu.
Mika tertawa sangat manis, matanya yang indah, hidungnya yang mancung terukir sangat sempurna.
Mika, gadis itu selalu ceria, punya senyuman yang membuat semua orang semangat, berani melakukan apapun yang dia anggap benar. Seorang yang penuh dengan belas kasih terhadap sesama, dia bahkan bekerja sebagai guru relawan bagi anak-anak disabilitas, gadis yang cerdas.
Dari kecil dia suka bertualang, tempat favoritnya adalah laut, dia menyukai segalanya tentang laut, suka sekali menyelam membuat kulitnya menjadi coklat eksotis. Tak disangka tempat itulah yang sekarang menjadi pusaranya.
Angga benar-benar tidak mengerti, bahkan sampai sekarang, bagaimana gadis yang selalu ceria, tertawa tanpa beban, bahkan seperti tidak ada masalah sama sekali, bisa melakukan hal seperti bunuh diri?. Mereka telah lama Bersama, tapi kenapa? Apa yang menyebabkan Mikanya harus melompat dari jurang itu? Apa salahnya? Itu yang selalu terngiang di pikiran Angga.
Angga menutup mata bayangan wajah wanita yang disalamatkannya tadi terlintas, wajahnya yang pucat penuh kesedihan, Angga membuka matanya lagi...
Kenapa sekarang dia malah memikirkan gadis itu? Kenapa dia sekarang malah mengkhawatirkan gadis itu?.
Angga tak jadi tidur, dia duduk di samping ranjangnya yang besar, lalu memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
Mimilngemil
Apakah yang mendorong Mika untuk b**** d*r*?
Jadi penasaran.
2023-12-10
0
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ💠⃟⃝♠ ϒeγeɳ🏡
beruntung Daihan selalu ada untuk Angga. namun masih penuh teka teki.
SEMANGAT Thor 🤗
2023-11-25
1
Aysana Shanim
Apakah mika suka sama daihan? Terus sebenernya gamau nikah sama angga jadinya bunuh diri? 🤔
2023-09-29
0