Malam hari.
Melika tengah menyiapkan makan malam dengan di bantu oleh bibi. Sementara Kevin tengah sibuk dengan pekerjaannya di kamar. Meski masih dalam suasana pengantin baru, Kevin tetap tak bisa meninggalkan pekerjaannya. Di tambah lagi dengan proyek barunya yang akan berjalan dalam waktu dekat membuatnya harus ekstra bekerja keras.
"Mas Kevin, kok, belum turun, ya, Bi?" ucap Melika.
"Mungkin, masih bekerja, Bu," ucap Bibi.
"Kerja? Apa dia nggak libur dulu, Bi? Kan, baru saja menikah," ucap Melika bingung.
Bibi tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada hari libur di kalender kerjanya pak Kevin," ucap Bibi.
"Kenapa begitu?" tanya Melika seraya mengerutkan dahi.
"Selama Saya bekerja dengan pak Kevin, pak Kevin memanglah pekerja keras. Dia suka sekali bekerja, bahkan terkadang suka lupa makan kalau sudah fokus dengan pekerjaannya," ucap Bibi.
Melika terdiam sejenak, dia melepaskan apron yang dia pakai dan meletakkan ke tempatnya kembali.
"Saya mau panggil Mas Kevin dulu," ucap Melika.
"Iya, Bu," ucap Bibi.
Melika pun pergi menuju kamarnya yang memang juga menyatu dengan ruang kerja Kevin.
Sesampainya di kamar, Melika melihat Kevin yang tengah sibuk dengan kertas dan pensil di tangannya.
"Mas!" panggil Melika.
Tak ada sahutan dari Kevin, Kevin begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga tak mendengar Melika memanggilnya.
"Mas, makan dulu, yuk!" ajak Melika.
Kevin masih tetap fokus dengan pekerjaannya, sehingga Melika pun memilih mendekati Kevin.
"Mas!" panggil Melika sambil memegang bahu Kevin.
"Ah, ya? Kenapa? Kapan kamu datang?" tanya Kevin tanpa melihat ke arah Melika.
Melika menghela napas perlahan.
"Dari tadi, Mas. Kenapa masih kerja? Ini sudah waktunya makan malam, lho," ucap Melika.
"Ha? Masa, sih? Aku lagi banyak kerjaan," ucap Kevin.
"Sebanyak apapun, kamu harus tetap makan, Mas. Kata bibi, selama ini kamu gila kerja, kamu bahkan sering telat makan," ucap Melika.
Kevin menghentikan pekerjaannya dan menatap Melika.
"Wah-wah, kalian cepat akrab, ya? Bibi sepertinya sudah melupakan siapa majikan sebenarnya," ucap Kevin seraya tersenyum.
"Huh, aku 'kan istri kamu sekarang. Jadi, aku punya kewajiban untuk mengingatkan kamu, Mas," ucap Melika.
Kevin tersenyum dan mengangguk.
"Baiklah, ayok kita turun!" ajak Kevin.
Melika tersenyum dan mengangguk. Melika dan Kevin pun turun menuju meja makan.
Mereka pun makan malam dengan tenang.
Selesai makan malam, Kevin pamit untuk melanjutkan pekerjaannya. Sementara Melika membereskan meja makan dengan di bantu oleh bibi.
"Bi!" panggil Melika.
"Ya, Bu?" ucap Bibi.
"Apa sebelumnya pak Kevin pernah membawa perempuan ke rumah ini?" tanya Melika.
"Setahu Bibi, belum pernah, Bu," ucap Bibi.
"Oh, ya? Satupun, belum pernah?" tanya Melika penasaran.
"Belum, Bu. Ibu perempuan pertama yang pak Kevin bawa ke rumah ini. Saya ingat sekali saat dulu ibu demam, dan pak Kevin merawat Ibu semalaman," ucap Bibi seraya tersenyum.
Melika tersenyum dan mengangguk. Sejujurnya, masih ada keraguan di hatinya, dia berpikir tak mungkin Kevin tak pernah membawa seorang wanita ke dalam rumahnya. Apalagi dia tahu tentang Prischa.
"Ya sudah, Bi. Saya ke atas dulu," ucap Melika.
"Iya, Bu," ucap Bibi.
Melika pun pergi menuju kamarnya. Terlihat Kevin yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Apa Mas nggak capek?" tanya Melika.
"Capek kenapa?" tanya Kevin.
"Ya, kita 'kan baru saja selesai resepsi. Masa, Mas nggak capek?" ucap Melika.
Kevin tersenyum.
"Kalau aku capek, mana mungkin aku bisa dapatkan semua ini," ucap Kevin.
"Tapi, Mas, jangan terlalu dipaksakan. Mas juga butuh istirahat," ucap Melika.
"Ya, tapi nanti setelah pekerjaan aku selesai. Aku harus selesaikan ini secepatnya," ucap Kevin.
Melika menghela napas. Satu hal baru yang Melika ketahui tentang Kevin, ternyata Kevin adalah pria yang tak mau mengalah saat bicara.
Kevin bahkan tak ingin mendengarkan ucapan Melika.
"Ya sudah, aku bantu," ucap Melika.
"Apa? Kenapa harus dibantu? Aku bisa kerjakan semuanya sendiri. Lagipula, kamu sudah bukan sekretarisku lagi," ucap Kevin.
Brak!
"Apa? Kenapa begitu?" tanya Melika terkejut seraya menggebrak meja.
Kevin membulatkan matanya dan memegang dadanya. Dia di buat jantungan oleh respon Melika yang tiba-tiba saja menggebrak meja kerjanya.
"Apa tidak bisa biasa saja? Kenapa harus bikin kaget, sih?" tanya Kevin.
"Nggak bisa, ini maksudnya apa, ya? Mas pecat aku, gitu?" tanya Melika seraya menatap Kevin dengan tatapan penuh selidik.
"Bukan dipecat, tapi diberhentikan," ucap Kevin.
Brak!
"Apa bedanya, ha?" tanya Melika seraya kembali menggebrak meja.
Kevin menghela napas panjang.
"Dengar ini!" Kevin bangun dari duduknya dan memegang bahu Melika.
"Sekarang kamu istri aku, mana mungkin aku membiarkan kamu tetap kerja," ucap Kevin.
"Tapi, kenapa begitu?" tanya Melika bingung.
"Karena, aku nggak mau kamu bekerja lagi. Tugas kamu cukup diam di rumah, menunggu aku pulang bekerja," ucap Kevin.
"Tapi, Mas, aku--"
"Sudahlah, Melika. Aku banyak pekerjaan, jangan bikin aku tambah pusing," ucap Kevin yang mulai malas mendengar ucapan Melika dan kembali fokus dengan pekerjaannya.
Melika mengerucutkan bibirnya dan memilih naik ke tempat tidur.
'Pengantin baru apaan? Masa pengantin baru seperti ini? Istrinya malah diabaikan gara-gara si suami sibuk kerja,' batin Melika.
'Emang, sih, pacaran nggak lama. Jadi, nggak ada waktu cukup untuk saling mengenal dekat. Tapi, bukankah kata orang lebih enak pacaran setelah menikah? Masa iya, pacaran setelah menikah seperti ini?' batin Melika.
Melika kesal dan merasa diabaikan oleh Kevin. Dia bahkan berharap Kevin akan bersikap manis dan romantis layaknya suami-suami yang ada di film-film yang akan memperlakukan istrinya dengan manis dan romantis.
***
Waktu pun berlalu dan Melika mulai bosan menunggu Kevin. Kevin bahkan tak juga selesai dengan pekerjaannya.
'Ya ampun, kata kak Mike istri nggak bisa tidur sebelum suaminya tidur. Tapi, berapa lama lagi aku harus nunggu? Aku sudah ngantuk,' batin Melika.
Melika melihat ke arah jam, terlihat di sana waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Mas!" panggil Melika dengan malas.
"Lho, kamu belum tidur?" tanya Kevin terkejut.
Kevin berpikir Melika sudah tidur sejak tadi karena dia tak mendengar suara Melika.
"Belumlah, aku nungguin Mas," ucap Melika.
"Ya ampun, kenapa harus nunggu? Tidur saja duluan, pekerjaan aku masih banyak," ucap Kevin.
"Apa nggak bisa dilanjutkan besok lagi, Mas? Mas harus istirahat," ucap Melika.
"Tanggung," ucap Kevin.
"Ya ampun, terserah, deh. Aku ngantuk," ucap Melika yang mulai kesal dengan Kevin.
Sungguh benar apa yang bibi katakan, Kevin benar-benar tak bisa di ganggu jika sudah fokus dengan pekerjaannya.
Melika pun memilih membaringkan tubuhnya dan tanpa menunggu lama, dia pun langsung terlelap karena sudah sangat mengantuk.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas tengah malam.
Kevin merentangkan tangannya mencoba meregangkan otot-otot yang terasa pegal akibat berjam-jam berkutat dengan pekerjaannya. Dia pun merapikan berkas pekerjaannya dan bangun dari duduknya.
'Ya ampun, lelah sekali,' gumam Kevin.
Mata Kevin yang setengah sayu tiba-tiba saja membulat saat melihat ke arah tempat tidurnya.
'Ya ampun, kenapa tidurnya seperti ini? Aku tidur di mana kalau seperti ini?' gumam Kevin.
Kevin tak habis pikir dengan istrinya itu yang tidur dengan posisi berantakan. Kevin bahkan tak kebagian tempat tidur.
"m'Sepertinya, harus ganti tempat tidur yang lebih besar,' gumam Kevin.
Kevin yang sudah tak tahan dengan rasa kantuknya langsung mengambil bantal dan merebahkan tubuhnya di atas sofa. Tanpa menunggu lama, Kevin pun langsung terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
dila cahyani
melika ❤️ kevin
2022-01-10
0
Gusty Ibunda Alwufi
😀😀😀😀😁😂😂
2021-10-26
0
Sweet Girl
bwahahaha.... ngallah sama istri Ndak papa Vin....
2021-10-16
0