Kevin meremas kuat stir yang kini ada ditangannya. Dia benar-benar kesal mendengar Melika mengatainya seperti itu.
"Lancang sekali kamu! Apa kamu sadar, ha? Saya ini atasan kamu!" bentak Kevin.
Sudah seharian ini dia di buat kesal oleh Melika, namun dia selalu menahan amarahnya.
Puncaknya saat ini, setelah dia mendengar Melika mengatainya tuli.
Kevin mengalihkan pandangannya ke arah Melika, dia pun mengerutkan dahi saat melihat Melika tengah memejamkan matanya dan betapa terkejutnya Kevin saat melihat dahi Melika yang memar akibat benturan yang cukup keras tadi.
Kevin segera membuka seat belt nya dan menepuk pelan pipi Melika.
"Hei, kenapa tidur? Ayo bangun, di mana rumahmu? Jangan membuat saya tambah jengkel." ucap Kevin dengan nada kesal.
Dia berpikir, saat ini Melika sedang tertidur. Dia sama sekali tak menyadari bahwa Melika sedang pingsan akibat benturan yang cukup kuat belum lama tadi.
Seketika Kevin menjadi panik saat melihat Melika tak kunjung membuka matanya.
Kevin pun mengusap wajah kasar dan langsung membuka seat belt yang Melika kenakan.
"Mel, ayolah, bangun. Jangan bercanda, jangan membuat saya takut." ucap Kevin.
Dengan tangan gemetar, Kevin pun mendekatkan jari telunjuknya ke dekat lubang hidung Melika.
Entah mengapa, dia justru berpikir saat ini Melika sudah tiada.
"Ya Tuhan, syukur lah. Akhirnya dia masih hidup." gumam Kevin.
Dia pun mendengus kesal sambil menatap wajah Melika.
"Menyusahkan." gumam Kevin.
"Ya Tuhan, gimana ini? Aku bahkan nggak tahu di mana rumahnya." ucap Kevin.
Kevin teringat ucapan Melika, meski dia tak mengingat semuanya.
Dia pun melajukan mobilnya memasuki komplek perumahan TNI AD.
Namun, dia lupa harus belok kiri atau kanan setelah memasuki pintu utama komplek.
"Ah, terserah, lah. Mendingan ikutin kata hati aja." ucap Kevin.
Dia pun melajukan mobilnya ke arah kiri dan terus mencari rumah yang memiliki pagar hitam dengan rumahnya bercat krem.
Dia melihat ke kiri dan ke kanan, namun tak menemukan rumah yang Melika katakan.
"Ah, shit ! Benar-benar nyusahin." umpat Kevin.
Kevin melihat ke arah Melika yang masih belum sadarkan diri.
"Mel, bangun, dong. Saya lupa jalan rumah kamu." ucap Kevin.
Melika masih tak bergeming, dia masih tak membuka matanya. Kevin pun di buat frustasi dan mengusap wajah kasar.
"Terserah, lah. Pusing aku lama-lama." ucap Kevin dengan kesal.
Dia pun memutar balik mobilnya dan keluar dari komplek perumahan tersebut.
Kurang lebih tiga puluh menit, Kevin sampai di salah satu rumah yang cukup mewah.
Namun, bukanlah rumah sang Papa.
Karena Kevin pun tinggal dirumah miliknya sendiri, dan tak tinggal bersama sang Papa.
Kevin keluar dari mobil dan memanggil Pak Man, Security rumah Kevin.
"Pak, tolongin saya, dong." ucap Kevin.
"Tolongin apa, Pak?" tanya Pak Man.
Kevin membuka pintu mobil penumpang dan Security terkejut melihat Melika yang tak sadarkan diri dengan memar di kepalanya.
Pak Man menelan air liurnya, mendadak tubuhnya berkeringat dingin.
"Bapak bunuh orang?" tanya Pak Man.
Kevin pun melotot menatap Pak Man.
"Apaan, sih? Dia karyawan saya di Kantor. Dia pingsan dan saya nggak tahu rumahnya, makanya saya bawa dia ke rumah." ucap Kevin.
Pak Man menghela napas lega dan tersenyum.
"Maaf, Pak. Jadi, apa yang bisa saya bantu?" tanya Pak Man.
"Bawa dia ke dalam." ucap Kevin.
Pak Man membulatkan matanya dan menggaruk kepalanya.
"Kenapa?" tanya Kevin.
"Maaf , Pak. Tapi, saya nggak akan sanggup angkat dia sendirian." ucap Pak Man.
Kevin mengalihkan pandangannya ke arah Melika.
Dia pun menghela napas agak kasar.
"Ya sudah, saya bantu." ucap Kevin.
Pak Man pun mulai mengangkat tubuh Melika dengan di bantu oleh Kevin.
"Ya Tuhan, berat sekali." ucap Pak Man.
"Sudah, jangan banyak omong. Cepat kita bawa ke kamar tamu. Saya benar-benar nggak kuat lagi." ucap Kevin.
Pak Man dan Kevin pun mengangkat Melika menuju kamar tamu.
Brugh.
Kevin dan Pak Man tak sengaja menghempaskan tubuh Melika dengan cukup keras ke atas tempat tidur.
Kevin menghela napas lega. Akhirnya setelah bekerja keras mengangkat tubuh Melika, dia pun bisa menghela napas lega.
Namun, Kevin sampai di buat bingung. Karena lagi-lagi Melika pun tak kunjung sadarkan diri.
"Dia pingsan atau mati, sih? Kenapa dia terhempas pun, masih saja nggak bangun?" batin Kevin.
Kevin meminta Pak Man menyalakan AC kamar tersebut, tubuhnya menjadi mandi keringat karena mengangkat tubuh Melika. Belum lagi, dari garasi menuju kamar tamu cukup lah jauh.
Kevin membuka tiga kancing kemeja bagian atas, membuatnya agar bisa lebih menikmati sejuknya AC kamar.
"Ngapain masih disini?" tanya Kevin pada Pak Man.
Pak Man pun tersenyum dan keluar dari kamar itu.
"Kayaknya bukan cuma karyawan, deh. Wanita itu pasti kekasihnya Pak Kevin." gumam Pak Man.
Dia pun mengambil ponselnya dan menghubungi Tuan Bramasta.
Dia memberitahukan bahwa Kevin membawa seorang wanita ke rumah.
Di sisi lain.
Kevin melangkah menuju dapur, dan meminta Bibi untuk menyiapkan air dingin untuk mengompres dahi Melika yang memar.
Bibi pun membantu mengompres dahi Melika.
Sementara itu, Kevin pergi ke kamarnya di lantai atas dan membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya dia pun memakai pakaian santainya dan kembali turun menuju kamar tamu untuk melihat keadaan Melika.
Kevin melihat Bibi yang baru saja keluar dari kamar tamu dengan membawa tempat kompres.
"Gimana keadaannya, Bi? Apa dia sudah sadar?" tanya Kevin.
"Belum, Pak. Ibu masih belum sadarkan diri." ucap Bibi.
Kevin mengerutkan dahinya.
"Siapa Ibu?" tanya Kevin.
"Eh, itu, calon Istri Bapak, yang di dalam kamar." ucap Bibi.
Kevin membulatkan matanya dia pun mengusap wajahnya.
"Ya sudah, saya mau ke dalam dulu." ucap Kevin.
Percuma juga menjelaskan pada Bibi, dia kenal betul Bibi adalah orang yang lambat dalam mencerna ucapan orang lain.
Meski begitu, Kevin tetap mempekerjakannya, karena dialah yang merawat Kevin dari Kevin masih berada di bangku SMP.
Karena itu, Kevin pun menyayanginya.
Kevin masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar.
Dia melihat Melika yang masih terbaring di tempat tidur.
Pandangannya melihat ke arah dahi Melika yang memar.
Ada perasaan bersalah di hatinya.
Karena ulahnya lah yang mengerem mendadak, hingga membuat Melika sampai terluka dan tak sadarkan diri.
Kevin menarik selimut dan menutupi tubuh Melika hingga sebatas dada.
Kevin menelan air liurnya saat tak sengaja menyentuh dada Melika.
"Oh, Astaga. Maaf, Mel, saya ga sengaja." ucap Kevin.
Kevin pun akan segera keluar dari kamar, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara ponsel Melika yang berdering.
Karena terus berdering, Kevin pun mengambil ponsel itu dan melihat nama Papa di sana.
"Apa ini Papanya Melika? Kalau aku angkat, aku harus bilang apa?" gumam Kevin.
Kevin pun mematikan ponsel Melika dan meletakkan kembali di dalam tas Melika.
Dia pun melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, namun belum sampai di pintu keluar dia justru mendengar Melika bergumam.
"Hei, hei, bangun." ucap Kevin sambil menepuk pipi Melika.
Melika membuka matanya dan memeluk Kevin. Sontak Kevin yang tak siap pun menjadi jatuh ke atas tubuh Melika.
"Hei, apa-apaan, sih?" ucap Kevin dengan nada kesal.
"Jangan, tolong jangan tinggalkan aku. Aku takut sendirian." Gumam Melika.
Kevin membulatkan matanya dan merasakan tubuh Melika demam.
"Ya Tuhan, jadi kamu demam?" gumam Kevin.
Kevin mencoba melepaskan pelukan Melika, namun tak berhasil.
"Oke, saya nggak akan meninggalkan kamu. Tapi, saya engap. Tolong lepaskan saya dulu." ucap Kevin.
Entah sadar atau tidak, Melika pun mengangguk dan membiarkan Kevin menghela napas sejenak.
Beberapa saat kemudian, Kevin melihat Melika yang sudah terlelap kembali, namun tubuhnya masih demam.
"Tidurlah, saya akan panggil Bibi." ucap Kevin.
Saat akan melangkahkan kaki, lagi-lagi Melika menahan tangan Kevin.
"Kamu sudah janji nggak akan ninggalin aku." gumam Melika dengan mata masih terpejam.
Kevin menghela napas dan menepuk pelan tangan Melika.
"Oke, saya akan temani kamu." ucap Kevin.
Tangan Melika pun terlepas dan Kevin duduk di atas sofa sambil terus memperhatikan Melika.
Sepertinya dia harus bergadang untuk menjaga Melika.
Bagaimana pun juga, Melika demam karena ulahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ade Bunda86
jg bos siaga nih pk Kevin.....otw jd suami siaga y pk...hehehe
2023-05-07
0
。.。:∞♡*♥
lidah suka kesleo nyebut nama Melika jadi Malika🤭😅
2022-10-25
0
Sulaiman Efendy
KLO MEREKA MNIKAH, JGN HARAP KEVIN AKAN GENDONG MELIKA DGN BRIDAL STYLE, TPI MELIKA YG AKAN GENDONG KEVIN SPRTI ITU😅😅😅😅😅
2022-09-20
0