Acara ijab qobul telah selesai. Kevin dan Melika memasuki kamar hotelnya, Kevin pun langsung mengempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.
Baru saja acara ijab qobul dan prosesi lainnya selesai.
"Mau minum, Mas?" tanya Melika.
Tak ada sahutan dari Kevin.
Melika mendekat ke arah Kevin dan ternyata Kevin tengah memejamkan matanya. Melika pun membuka sepatu yang Kevin kenakan dan melihat ke arah dahi Kevin yang terlihat berkeringat. Entah mengapa Kevin terlihat begitu berkeringat, padahal AC di kamar sudah menyala.
Melika melihat baju pengantin Kevin, mungkin jika kancingnya di buka sedikit, Kevin tak akan terlalu merasa kepanasan. Pikir Melika.
"Aku buka kancing bajunya, ya , Mas," ucap Melika.
"Hem..." Kevin berdehem.
Melika pun terkejut, dia pikir Kevin sudah tertidur, Namun, nyatanya Kevin justru menyahut ucapannya.
"Mas!" panggil Melika.
Kembali tak ada sahutan dari Kevin, sepertinya tadi Kevin tengah mengigau. Melika menghela napas pelan. Dia melepas kancing pakaian yang Kevin kenakan agar Kevin tak terlalu merasa sesak. Setelah itu, Melika pun masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Tubuhnya sangat lengket karena berkeringat, meski di ruangan AC, tetapi tubuh Melika tetap berkeringat, di tambah lagi dengan memakai kebaya yang membuat tubuh besarnya tambah tak nyaman.
Masih ada cukup waktu menuju acara resepsi pernikahan nanti malam. Melika pun merendam tubuhnya di bathtub, sungguh nyaman rasanya. Baru prosesi ijab qobul saja sudah lelah rasanya, apalagi nanti saat resepsi pernikahan, pikir Melika.
Melika sudah bisa membayangkan akan remuk seluruh tubuhnya saat nanti menyapa para tamu.
***
Tiga puluh menit sudah Melika berendam di bathtub dengan mata yang terpejam. Tiba-tiba saja Kevin masuk ke kamar mandi untuk membuang air kecil.
"Ya ampun!" Kevin terkejut saat tiba-tiba pandangannya melihat ke arah bathtub dan ada Melika tengah memejamkan matanya.
"Huh, aku pikir--"
"Lho, Mas. Ngapain di sini?" tanya Melika terkejut.
"Ha? I-itu, aku habis buang air kecil," ucap Kevin gugup. Ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang wanita tengah mandi.
"Terus? Ngapain masih di sini? Sana Mas, keluar!" ucap Melika. Melika benar-benar tak siap menghadapi Kevin dalam keadaan seperti itu.
"Ha? I-iya, oke," ucap Kevin gugup dan bergegas keluar dari kamar mandi, tak lupa dia menutup pintu kamar mandi.
"Huh, ya Tuhan." Kevin memegang dadanya, jantungnya berdegup kencang akibat melihat bagian dada Melika.
'Astaga! Sadar, Vin,' gumam Kevin seraya menepuk pipinya. Dia bergegas naik ke atas tempat tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut.
Tak lama Melika keluar dengan menggunakan bathroobs mandinya. Dia memegangi tali bathroobs dengan terus memperhatikan Kevin. Sungguh dia takut Kevin melihatnya.
Dugh!
"Aw!"
"Kenapa? Ada apa?" Kevin terperanjat saat mendengar suara benturan.
"Aduh, kakiku sakit," ucap Melika seraya memegang kakinya, dia tampak kesakitan. Karena terlalu fokus melihat ke arah Kevin, sehingga Melika tak fokus melihat jalan dan kaki Melika sampai terbentur ke sofa.
"Duh, lagian gimana, sih? Kenapa bisa ceroboh gini?" tanya Kevin.
"Aku nggak sengaja, aku nggak fokus lihat jalan," ucap Melika.
Kevin mengerutkan dahinya.
"Jadi, lihat apa saja dari tadi?" tanya Kevin.
'Lihat, Mas,' batin Melika.
Kevin pun membantu Melika duduk di atas sofa. Setelah itu, dia pergi mengambil koper Melika dan mengambil baju untuk Melika.
"Keringkan dulu rambut kamu. Habis itu, pakai bajunya," ucap Kevin seraya memberikan baju Melika. Belum sempat Melika mengucapkan terima kasih, Kevin sudah lebih dulu masuk ke kamar mandi. Melika pun segera memakai bajunya.
***
Pukul 18.30 Wib.
Di kamarnya, Kevin tengah memainkan ponselnya seraya menunggu Melika selesai bersiap di kamar lain. Masih ada waktu tiga puluh menit lagi, atau tepatnya pukul tujuh malam nanti, acara resepsi pernikahan akan di gelar. Kevin pun sudah tampan dengan stelan jasnya. Kevin bangun dari duduknya saat terdengar suara ketukan pintu, dia pun bergegas membukakan pintu.
"Yuk, turun!" ajak sang papa.
"Ha? Masih setengah jam lagi, Pa," ucap Kevin seraya melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Iya, kita jemput Melika dulu," ucap papa.
Kevin menyimpan ponselnya dan pergi mengikuti sang papa menuju kamar ganti Melika. Sesampainya di kamar ganti Melika, Kevin tak di perbolehkan masuk oleh sang mama mertua, yang tak lain adalah mama Melika.
"Kenapa, Ma? Sudah sah, bukan?" tanya Kevin bingung.
Mama Melika tersenyum dan mengangguk.
"Biar surprise nantinya. Lagi pula, Melika sebentar lagi keluar, kok," ucap Mama Melika.
Kevin tersenyum tipis dan mengangguk.Dia pun menunggu di luar pintu.
Selang beberapa menit.
"Mas!"
Kevin melihat ke arah Melika, saat terdengar suara Melika memanggilnya.
Kevin terdiam sejenak dengan pandangannya yang tak lepas dari Melika. Dia memperhatikan penampilan Melika dari ujung gaun panjang Melika yang menutupi kaki Melika, hingga ujung rambut Melika.
'Apa perasaan aku saja, ya? Dia cantik sekali,' batin Kevin.
Kevin melihat Melika dengan tatapan kagum. Dia akui, tubuh Melika memang tak sesempurna para model profesional di luar sana. Namun, Melika memiliki wajah yang cantik dengan senyum yang manis dan menawan.
Kevin pun menghampiri Melika dan meminta Melika untuk menggandeng tangannya.
Seraya di temani orangtua masing-masing Kevin dan Melika turun menuju ballroom. Masih ada waktu beberapa menit lagi menuju mulainya acara resepsi.
Begitu sampai di depan pintu ballroom, satu persatu urutan acara di lewati
hingga sampailah Kevin dan Melika di pelaminan.
Keduanya begitu serasi meski ada beberapa pasang mata yang melihat tak percaya karena Kevin bisa memperistri Melika.
Kevin adalah pria mapan dengan bisnisnya di dunia properti yang bisa di bilang cukup sukses, selain itu Kevin pun memiliki wajah yang tampan. Sudah pasti Kevin bisa mendapatkan wanita yang lebih cantik dan seksi dari Melika. Namun, begitulah jodoh, tak ada yang mengetahuinya selain Tuhan, Sang Maha Mengetahui Segalanya
.
***
Waktu berlalu, satu persatu prosesi foto sudah di lewati. Saatnya Kevin dan Melika menyalami para tamu. Kevin terkejut saat tiba-tiba melihat Prischa sudah berdiri di hadapannya dengan membawa kotak kado berwarna merah maroon yang berukuran tak terlalu besar di tangannya.
"Selamat, ya. Semoga kalian bahagia," ucap Prischa seraya menyunggingkan senyum kecil. Dia menjabat tangan Kevin dan menarik Kevin ke pelukannya.
"Aku bahagia untukmu," bisik Prischa.
Mata Prischa memerah. Ada rasa sakit yang Prischa rasakan saat melihat Kevin bersanding dengan Melika. Meski begitu, dia menyadari cinta tak harus memiliki.
Melika yang menyadari Prischa adalah wanita yang pernah dia lihat saat bersama Kevin beberapa waktu yang lalu pun mendadak menjadi gelisah. Melika tahu, Prischa adalah masa lalu Kevin. Apalagi jika melihat paras cantik dan bentuk tubuh Prischa yang seksi, membuat Melika yang memiliki tingkat percaya diri tinggi pun seketika menjadi tak percaya diri. Pasalnya, kini Kevin adalah suaminya, tentu saja dia takut Kevin akan berpaling pada masa lalunya.
Tak lama Prischa pun pergi dari hadapan Kevin dan Melika.
Kevin melihat kado yang di berikan oleh Prischa, rasanya dia mengenal kotak kado itu. Kotak kado yang pernah dia berikan pada Prischa saat Kevin dan Prischa dekat dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ashika ruhab
berusaha & berjuang untuk diet melika supaya penampilan nya tambah palipurna...biar suamimu GK berpaling...😁🤭😍😍😍💪💪💪
2021-12-28
0
Sweet Girl
barang2 pemberian Kevin ke Prischa mungkin dibalikin.
2021-10-16
0
pyaoliang
klo gak ada model gemuknya, akuh aja gemana? 🤪😁
2021-10-04
0