Waktu pun berlalu dan resepsi pernikahan telah selesai. Para tamu undangan sudah kembali ke kediaman masing-masing, begitu juga dengan para anggota keluarga telah kembali ke kamar mereka masing-masing. Kevin dan Melika juga memasuki kamar hotel. Namun, sesampainya di kamar hotel Kevin dan Melika terkejut saat melihat kamar hotel tak sama saat siang tadi mereka masuk.
"Kita salah masuk kamar, ya?" tanya Kevin. Kevin ingat betul siang tadi kamarnya tidaklah di hias seperti itu.
Melika melihat sekeliling, memang ada yang berbeda. Dia pun merasa bingung dengan kamar yang berbeda dari sebelumnya.
"Iya, kayaknya kita salah masuk kamar," ucap Melika.
"Ya sudah. Ayok, kita keluar dari sini!" ajak Kevin.
Kevin dan Melika keluar dari kamar dan melihat ke pintu kamar.
"Eh, benar, kok, ini nomor kamar kita yang tadi siang," ucap Melika.
"Iya, ya. Coba tunggu sebentar," Kevin pun bergegas masuk kembali ke kamar dan menghubungi room service.
'Halo, selamat malam. Ada yang bisa kami bantu?'
"Halo, Mbak. Ini kamar nomor 2020 atas nama siapa, ya?" tanya Kevin.
"Sebentar, ya, Pak."
"Kamar nomor 2020, adalah kamar dengan atas nama Bapak Kevin Bramasta dan Ibu Melika Santoso."
"Apa? Tapi, kok, kamarnya beda, ya, dengan yang tadi siang?" tanya Kevin.
"Oh iya, mohon maaf. Kamar itu dihias atas permintaan dari Tuan Bayu Bramasta, khusus untuk pengantin baru."
"Apa?" Kevin membulatkan matanya. Dia tak menyangka sang papa akan berinisiatif menyiapkan semua itu.
"Kenapa, Mas?" tanya Melika.
Kevin menutup telpon dan melihat Melika.
"Benar, kok, ini kamar kita," ucap Kevin.
"Masa, sih? Tapi, kenapa kamarnya kayak gini?" tanya Melika bingung.
"Papa sengaja siapin semua ini, katanya untuk pengantin baru," ucap Kevin.
"Apa?" Melika terkejut mendengar ucapan Kevin, pipinya sektika terasa panas.
"Aku mau bersih-bersih dulu, ya, Mas," ucap Melika seraya berlalu menuju kamar mandi.
Melika melihat dirinya di cermin, dia pun menepuk pipinya.
'Ya ampun. Nyata, kok, ini,' gumam Melika.
Melika masih berpikir saat ini tengah bermimpi, jantungnya berdegup kencang, seketika dia teringat ucapan Mike siang tadi. Mike mengatakan, pengantin baru justru akan kekurangan tidur. Melika jadi membayangkan apa yang akan Kevin lakukan padanya.
'Ya ampun, gimana ini? Aku belum siap,' gumam Melika.
Melika melanjutkan membersihkan tubuhnya.
Setelah kurang lebih tiga puluh menit Melika keluar dari kamar mandi.
"Mas, mau mandi?" tanya Melika.
Tak ada sahutan dari Kevin. Melika melihat ke arah Kevin yang ternyata sudah tertidur.
'Ya ampun. Mikir apa, sih, aku? Sudah berpikir aneh-aneh, nyatanya malah ditinggal tidur,: batin Melika.
Melika pun tersenyum kecil. Sungguh dia sudah memikirkan tentang apa yang akan dia lewati semalaman ini bersama Kevin tapi kenyataannya Kevin justru tidur terlebih dulu.
'Mungkin dia lelah,' gumam Melika.
Melika memilih melepaskan sepatu Kevin dan melanjutkan memakai pakaiannya. Setelah selesai, Melika pun membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia memiringkan tubuhnya dengan ditopang oleh tangannya dan menatap lekat wajah pulas Kevin. Melika tersenyum, sungguh konyol takdir memihak padanya. Tak pernah bermimpi memiliki suami, kenyataannya dalam waktu singkat statusnya kini sudah berubah menjadi istri dari pebisnis sukses dan tampan.
Setelah puas menatap wajah Kevin, Melika pun memejamkan matanya.
*******
Keesokan harinya.
Melika tengah sibuk mengemas barang-barangnya ke dalam koper. Hari ini dia akan keluar dari hotel dan akan pulang ke rumah. Sementara Kevin baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathroobs mandinya.
"Mel!" panggil Kevin.
"Ya?" sahut Melika seraya melihat Kevin.
"Maaf untuk tadi malam," ucap Kevin.
"Maaf untuk apa?" tanya Melika.
"Untuk aku yang tidur duluan, aku lelah seka--"
"Eh, nggak apa-apa, kok, Mas. Aku juga langsung tidur semalam," ucap Melika gugup. Kevin bahkan belum menyelesaikan ucapannya.
'Kenapa dibahas, sih? Bikin malu saja,' batin Melika. Dia tak habis pikir dengan suaminya itu yang justru membahas tidur duluan tadi malam.
"Oh, gitu. Ya sudah," ucap Kevin.
Melika tersenyum dan memberikan pakaian bersih pada Kevin.
"Ini."
Kevin merasa canggung karena Melika menyiapkan pakaian untuknya, sebelumnya tak pernah ada yang menyiapkan pakaiannya meski di rumahnya ada asisten rumah tangga.
"Iya. Mulai sekarang, aku yang akan siapkan segala keperluan Mas. Jadi, tolong bantuannya, ya, kalau ada yang salah. Maklum, baru belajar," ucap Melika seraya tersenyum menampakan gigi-giginya.
Kevin tersenyum seraya mengangguk.
"Ternyata begini, ya, rasanya punya Istri," ucap Kevin.
"Begini gimana?" tanya Melika seraya membantu Kevin memakaikan kemejanya.
"Ya, menakjubkan. Jadi, berasa kembali ke masa kecil. Bedanya, dulu pengasuh yang pakaikan aku baju. Tapi, sekarang kamu yang pakaikan," ucap Kevin seraya menorehkan senyum manisnya.
Melika pun tersenyum dan mengangguk.
Setelah selesai, Kevin dan Melika melanjutkan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum nantinya pulang ke rumah.
"Oh, ya. Apa semua barang-barang kamu sudah siap?" tanya Kevin.
"Barang-barang apa, ya, Mas?" tanya Melika.
"Barang-barang untuk dibawa ke rumah," ucap Kevin.
"Ngapain dibawa ke rumah? Kan, sudah ada di rumah," ucap Melika.
"Maksud aku, untuk dibawa ke rumahku," ucap Kevin.
"Ke rumah Mas?" tanya Melika bingung.
"Iya, kamu 'kan sekarang istri aku. Jadi, sudah seharusnya kamu ikut aku, bukan? Memangnya, kamu mau tinggal terus dengan Orangtua kamu?" tanya Kevin.
Melika terdiam sejenak, dia pun tersenyum seraya mengangguk.
"Aku akan ikut ke manapun Mas pergi," ucap Melika.
Kevin tersenyum dan mengangguk.
Mereka pun melanjutkan sarapan.
*******
Siang hari.
Melika terdiam seraya melihat ke arah luar dari kaca mobil saat Kevin menghentikan mobilnya di garasi sebuah rumah berlantai tiga.
"Ayo turun, kita sudah sampai!" ucap Kevin seraya melepas seatbelt 'nya.
"Ini rumah siapa, Mas?" tanya Melika.
"Rumah aku. Em ... Maksudnya, rumah yang akan kita tinggali," ucap Kevin.
Melika membulatkan matanya. Dia sungguh tak menyangka Kevin memiliki rumah yang begitu besar. Meski sebetulnya Melika sudah tahu siapa Kevin tetapi tentu saja orang sederhana sepertinya sama sekali tak pernah berpikir akan tinggal di rumah sebesar itu.
"Kenapa bengong? Ayo turun! Aku akan perlihatkan semua ruangan, supaya kamu tahu setiap ruangan," ucap Kevin.
Melika mengangguk dan turun dari mobil. Dia mengikuti Kevin yang mulai masuk ke dalam rumah.
Pertama kali masuk, Melika terkagum melihat pemandangan ruang tamu yang tampak bersih dan rapi.
"Di sana dapurnya," ucap Kevin seraya menunjuk ke arah dapur yang menyatu dengan ruang makan.
Melika pun mengangguk. Kevin memegang tangan Melika dan menuntunnya menuju ke kolam renang yang berada di area outdoor.
"Di sini tempat aku melepas penat karena pekerjaan, aku suka berenang tapi nggak ada cukup waktu untuk berenang keluar. Karena itu, aku sengaja buat di rumah," ucap Kevin seraya melihat ke kolam renang di hadapannya.
Melika mengangguk.
"Oh, ya, untuk kamar kita ada di atas," ucap Kevin.
Melika melihat ke arah tangga dan mengangguk.
"Mau lihat?" tanya Kevin.
"Mau, sekalian bawa koper ke atas, Mas," ucap Kevin.
"Iya, biar nanti dibawain sama pak Man," ucap Kevin.
"Pak Man itu yang bantu jaga rumah ini, ada istrinya juga, kok, bi Asnah," ucap Kevin.
"Iya, Mas. Tapi, kok sepi, ya?" tanya Melika seraya melihat sekeliling.
"Itu mereka," ucap Kevin seraya melihat ke arah pak Man dan bi Asnah yang tengah mendekat ke arahnya. Kedua asisten rumah tangga itu pun menyapa Kevin dan Melika. Pak Man juga membantu membawakan koper Melika menuju kamar Kevin di lantai dua. Kevin dan Melika pun pergi menuju kamar mereka di lantai dua.
Melika kembali di buat kagum saat sudah berada di lantai dua dan melangkah menuju kamar Kevin.
"Di sini kamar kita," ucap Kevin seraya membuka pintu kamar.
Lagi-lagi Melika di buat kagum saat pertama kali dia melihat ke arah tempat tidur yang tertata rapi dan sekeliling kamar yang tampak rapi meski Kevin adalah seorang pria. Sudah bisa dipastikan, Kevin sangatlah menyukai kerapian dan kebersihan.
"Di sana kamar mandinya," ucap Kevin sambil berjalan menuju kamar mandi yang diikuti juga oleh Melika.
"Dan ya, satu lagi," ucap Kevin sambil menarik Melika keluar kamar dan naik menuju lantai tiga.
"Di sini tempat aku melepas lelah juga, ini tempat favorit aku. Karena, terkadang di tempat ini aku bisa mendapatkan ide untuk mendesign," ucap Kevin seraya tersenyum.
Melika pun tersenyum dan mengangguk.
"Apa rumah ini Mas sendiri yang design?" tanya Melika.
"Ya, aku sendiri yang mendesign rumah ini," ucap Kevin.
"Sungguh indah," ucap Melika.
Melika sungguh di buat takjub dengan design rumah milik Kevin. Rumah yang terlihat indah dan rapi. Tentu saja Melika tak akan merasa aneh karena Kevin memanglah pebisnis properti yang sukses sekaligus designer interior yang handal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
zha syalfa
bukan rumah yg waktu itu melika pingsan yaa
2022-01-01
0
Dewi
ah seneng bgt melika punya suami gnteng,kaya,baik,tnggung jwb,yg psti setia lg😍
2021-12-21
0
Susi Ani
pingin punya rumah sebagus itu... ☺☺☺
2021-12-08
0