Seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya, acara pernikahan akan di laksanakan satu bulan setelah acara lamaran dan hari ini Kevin dan Melika akan memulai fitting baju pengantin. Mereka sudah berada di salah satu butik dari perancang busana Mike Arnold, perancang busana yang terkenal di Indonesia, bahkan sudah sampai go Internasional. Designnya begitu banyak di pakai oleh artis-artis terkenal.
Arnold adalah teman Kevin saat SMA. Kevin dan Arnold sama-sama mengambil jurusan design saat kuliah dulu. Bedanya, Arnold mengambil jurusan perancang busana.
Rencananya, ada dua baju yang akan di pakai pada saat pernikahan nanti, diantaranya baju untuk prosesi ijab qobul dan untuk resepsi pada malam harinya.
"Mel, kalau bisa diet, ya, agar lebih cantik di hari pernikahan nanti," ucap Mike seraya menyunggingkan senyum manisnya.
"Huh! Aku galau kalau masalah diet, Kak. Nggak pernah berhasil," ucap Melika.
Bukannya tak pernah mencoba, dia bahkan sudah pernah mencoba untuk diet saat awal masuk sekolah SMA dulu. Dulu, dia pernah di ejek oleh teman-temannya. Dari sanalah dia merasa sakit hati dan ingin menurunkan berat badannya. Namun, bukannya kurus Melika justru sampai di rawat di Rumah Sakit karena dietnya yang terlalu ketat dan menyebabkan tubuhnya menjadi lemas karena diet yang tak seimbang.
Tak di sangka, semenjak kejadian itulah rasa percaya diri Melika tumbuh. Dia tak peduli orang lain yang membicarakan tubuh besarnya, dia akan tetap menikmati hidupnya. Karena itu, dia selalu percaya diri meski bentuk tubuhnya berukuran tak seperti wanita pada umumnya.
"Sebetulnya, jangan terlalu kurus juga, sih. Tapi, jangan terlalu gemuk juga. Karena, tak baik untuk kesehatan kalau terlalu gemuk," ucap Arnold.
"Iya, Kak. Aku akan coba diet lagi," ucap Melika.
"Semangat, ya. coba konsultasi dengan Dokter. Minta saran diet yang sehat dari Dokter," ucap Arnold.
Melika pun mengangguk dan tersenyum.
"Melika, Saya ada urusan, seben--"
Kevin tiba-tiba masuk ke dalam kamar fitting. Dia terdiam saat melihat Melika yang kini tengah memakai kebaya untuk di pakai saat ijab qobul nanti. Kevin melihat lekuk tubuh Melika yang entah mengapa seketika membuatnya menelan air liurnya. Calon istrinya yang bertubuh besar itu terlihat cantik dan seksi menggunakan kebaya putih bergaya klasik modern itu, meski wajahnya tak berhiaskan makeup.
"Kenapa, Pak?" tanya Melika.
"Ha? itu, aku--" Kevin kembali menelan air liurnya, jantungnya berdegup kencang saat ini.
"Aku kenapa? Bapak kenapa?" tanya Melika bingung.
Kevin tersentak saat mendengar suara ponselnya. Dia melihat layar ponselnya dan bergegas memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
"Aku harus pergi, ada urusan pekerjaan. Nggak lama, kok," ucap Kevin.
"Apa ada yang bisa Saya bantu?" tanya Melika.
"Nggak ada, kamu lanjut fitting saja. Aku akan kembali secepatnya," ucap Kevin.
Melika mengangguk.
Kevin berbalik dan akan keluar dari kamar fitting. Namun, dia menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Melika.
"Oh ya, Mel--" ucap Kevin.
"Ya, Pak?" sahut Melika.
Kevin mendekat ke arah Melika dan mendekatkan bibirnya ke telinga Melika.
"Jangan panggil aku, Pak. Panggil saja aku Kevin, kita akan menjadi suami istri, bukan?" bisik Kevin.
Jantung Melika berdegup kencang, pipinya memerah, wajahnya bahkan terasa panas mendengar bisikkan Kevin. Melika terdiam dengan pandangan tak lepas dari punggung Kevin yang perlahan mulai menghilang dari balik pintu.
'Ya Tuhan, tolong kontrol jantung aku,' batin Melika seraya tangan kirinya memegang dadanya dan tangan kanannya menutup wajahnya.
Melika menyadari ada yang berbeda dari Kevin, Kevin bahkan tak menyebut dirinya dengan sebutan 'Saya' seperti yang biasanya Kevin ucapkan.
Melika tak menyadari, sedari tadi Arnold terus memperhatikannya. Arnold bahkan tersenyum melihat Melika yang tengah senyum-senyum sendiri. Terlihat sekali rona jatuh cinta di wajah Melika.
Sementara itu di mobil, Kevin larut dalam pikirannya. Dia merasa aneh dengan tingkahnya sendiri. Entah apa maksudnya bicara seperti itu pada Melika, semua ucapannya itu seperti terdorong keluar begitu saja tanpa dapat dia cegah
***
Waktu berlalu.
Melika sudah selesai fitting kebaya untuk ijab qobul dan di lanjutkan dengan fitting gaun pernikahan.
"Sini, aku bantu ambil gambarmu untuk diberikan pada calon suamimu!" ucap Arnold.
"Apa harus begitu?" tanya Melika.
"Ya, siapa tahu calon suamimu ingin melihat calon istrinya memakai gaun pernikahan," ucap Arnold.
"Malu , Kak," ucap Melika.
"Oke, nggak masalah kalau kamu nggak mau. Tapi, aku minta foto kamu, ya," ucap Arnold seraya tersenyum.
"Ya sudah, Kak," ucap Melika.
Arnold pun tersenyum dan mengambil foto Melika.
"Thanks, Mel," ucap Arnold.
Melika tersenyum seraya mengangguk.
Tanpa sepengetahuan Melika, Arnold mengirimkan foto Melika pada Kevin. Foto saat fitting kebaya untuk ijab qobul dan foto saat fitting gaun untuk resepsi pernikahan. Arnold pun menuliskan caption di foto Melika.
***
Di kantor.
Kevin mengerutkan dahinya saat melihat ada nama Arnold di notifikasi ponselnya. Dia yang tengah melakukan meeting dadakan itupun langsung membuka pesan dari Arnold. Dia berpikir, ada hal penting sehingga Arnold mengirimkan pesan padanya. Apalagi mengingat Melika tengah bersama Arnold saat ini.
Arnold: Lihatlah bidadari cantik ini, akan segera menjadi seorang Nyonya. Tapi, Nyonya siapa, ya?
(picture)
Kevin mengerutkan dahinya dan mengklik foto tersebut. Dia pun tersenyum melihat Melika yang memang terlihat cantik meski tubuhnya tak sebagus wanita di luaran sana. Mungkin itulah kelebihannya, Tuhan mengirimkan sosok Melika di hidupnya agar dia bisa melihat bahwa tak selalu wanita cantik itu memiliki tubuh langsing. Karena kecantikan sesungguhnya adalah dari dalam hati orang tersebut yang akan terpancar dengan sendirinya, dan Kevin dapat merasakan Melika memiliki hati yang cantik meski belum lama dia mengenal Melika.
Kevin: Nyonya Kevin Bramasta.
Kevin pun mengirimkan pesan itu pada Arnold dengan senyum manis yang tak lepas tersungging dari bibirnya.
Kevin tersentak saat salah satu stafnya memintanya untuk melanjutkan meeting.
Kevin pun melanjutkan meeting yang sempat tertunda.
***
Sore hari.
"Maaf, aku terlambat," ucap Kevin begitu sampai di depan butik Mike Arnold.
Sudah ada Melika yang menunggunya di depan butik.
Melika tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Nggak apa-apa, kok, Pak." ucap Melika.
"Pak?" ucap Kevin.
"Eh, Mas," ucap Melika canggung.
"Mas?" ucap Kevin bingung. Dia tak ada keturunan Jawa, karena itu dia merasa aneh Melika memanggilnya dengan sebutan Mas.
"I-itu, aku nggak bisa manggil kamu Kevin," ucap Melika canggung. Sungguh, jantungnya sudah seperti kepas kenali kali ini.
"Kenapa begitu?" tanya Kevin.
"Karena, kamu calon suami aku," ucap Melika.
Kevin pun tersenyum dan mengangguk. Sepertinya dia memang harus terbiasa di panggil Mas oleh Melika mengingat Melika sendiri memang ada keturunan Jawa, jadi orang Jawa memang identik dengan memanggil Mas pada seorang laki-laki.
"Baiklah, selagi kamu nyaman," ucap Kevin seraya tersenyum.
Kevin pun mengajak Melika untuk pergi dari butik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
fitriani
emang pesona melika tuh paling the best buktinya kebin sampai hak berkutik🤭🤭🤭🤭🤭
2023-11-20
0
Wahyu Ika Mustari
ini novel bener2 bikin asyik bacanya,terhibur,,,pokoke keren2... I Like it... jarng juga mlih tema gadis gendut,,,
2023-05-03
0
Gusty Ibunda Alwufi
so sweet deh semoga malika bisa turun berat badannya sedikit dan kevin bnr2 tambah sayang dan cinta
2021-10-26
0