"Apa?" tanya Kevin.
Kevin menelan air liurnya, dia tak tahu harus memberikan jawaban apa pada Melika.
Seumur hidupnya , inilah pertama kalinya ada seorang wanita yang ingin menjalin kasih dengannya.
"Kamu bercanda, Melika." ucap Kevin.
Melika menggelengkan kepalanya.
"Saya nggak bercanda, saya serius." ucap Melika memasang wajah yang meyakinkan.
Deg.
Jantung Kevin seketika berdetak kencang, dia tak tahu harus berbuat apa saat ini.
"Saya - " tenggorokan Kevin terasa tercekat saat dia ingin menjawab pertanyaan Melika.
Dia menatap lekat wajah Melika yang sebetulnya jika di perhatikan, Melika adalah gadis yang cantik.
"Saya apa, Pak?" tanya Melika.
Kevin kembali terdiam.
Untuk sejenak dia mencoba berpikir.
Entah apa yang dia pikirkan.
Sesaat kemudian Kevin pun berbalik dan menatap Melika.
"Saya mau." ucap Kevin.
"Apa?" Melika membulatkan matanya, dia benar-benar terkejut mendengar jawaban dari Kevin.
Dia tak menyangka ternyata Kevin mau menjadi kekasihnya. Padahal dia hanya ingin menjahili Kevin.
"Ya, saya mau." ucap Kevin.
"Bapak serius?" tanya Melika.
Kevin menarik napas dalam dan menghembuskan nya perlahan.
"Ya, saya serius." ucap Kevin.
"Kenapa Bapak mau jadi kekasih sungguhan saya?" tanya Melika dengan penasaran.
"Kenapa harus ada pertanyaan seperti itu, sih? Kamu kan tanya saya, ya sudah, saya jawab." ucap Kevin.
Melika terdiam sejenak dengan jarinya yang dia usapkan di dagunya.
"Kenapa?" tanya Kevin.
Melika lebih mendekat ke arah Kevin dan menatap lekat wajah Kevin.
"Coba, Pak, cubit pipi saya." ucap Melika.
Kevin mengerutkan dahinya mendengar permintaan Melika.
"Kenapa?" tanya Kevin.
"Cubit aja, Pak." ucap Melika.
"Tapi, kenapa?" tanya Kevin dengan bingung.
"Sudahlah, Pak, cubit, sekarang." ucap Melika.
Kevin menghela napas sejenak.
"Aauuuwww ..." Melika memekik saat Kevin mencubit pipinya dengan cukup keras.
Kevin pun terkejut dan segera mengusap pipi Melika.
"Maaf, maaf. Saya, kan, cuman ikuti perintah kamu aja. Tapi, kenapa kamu malah kesakitan begitu, sih?" ucap Kevin.
"Berarti benar, saya nggak mimpi." ucap Melika.
"Apa? Apa maksudnya?" tanya Kevin dengan masih memasang wajah bingungnya.
"Saya nggak mimpi, Pak. Ini nyata, mulai sekarang saya punya pacar." ucap Melika sambil tersenyum lebar.
Kevin membulatkan matanya, dia pikir Melika kenapa hingga dia harus mencubit pipinya.
"Ya Tuhan, berikan aku kekuatan untuk menghadapi wanita satu ini." gumam Kevin.
"Kenapa, Pak?" tanya Melika.
Kevin pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah, kita kembali kerja. Nggak enak sama yang lain." ucap Kevin.
Melika tersenyum dan mengangguk.
Dia pun bergegas keluar dari ruangan Kevin dengan senyum yang tak lepas tersungging dari bibirnya.
Sementara Kevin memijat kepalanya yang mendadak terasa sakit.
Dia tak mengerti dengan apa yang baru saja dia katakan. Dia tak mencintai Melika, namun di sisi lain, dia pun membutuhkan Melika agar sang Papa tak menjodohkannya dengan wanita pilihannya.
Kevin menarik napas dalam dan menghembuskan nya perlahan.
"Sorry, Mel. Aku butuh kamu saat ini." gumam Kevin.
Kevin pun melanjutkan pekerjaannya.
******
Jam makan siang.
Tok, tok, tok.
"Masuk." ucap Kevin.
Pintu ruangan kevin terbuka dan tampaklah Melika dari balik pintu.
"Permisi, Pak. Bapak panggil saya?" tanya Melika sambil menyunggingkan senyum yang menurutnya sudah paling manis.
Kevin tersenyum dan mengangguk.
"Ini, makan siang untuk kamu." ucap Kevin sambil memberikan satu kotak dus makanan pada Melika.
"Oh, saya sudah makan, kok, Pa." ucap Melika.
"Benarkah? Kalau begitu, makan lagi, itu." ucap Kevin.
"Apa? Kenapa saya harus makan lagi?" tanya Melika dengan bingung.
"Karena saya mau." ucap Kevin.
Melika berpikir sejenak dan tersenyum lebar.
dengan cepat dia membawa kotak makanan itu menuju sofa dan meletakkannya di atas meja.
Kevin pun terkekeh melihat tingkah Melika.
Dia terus memperhatikan Melika yang mulai menyantap kembali makanan yang Kevin berikan.
Sebetulnya, Kevin pernah melihatnya masih terlihat lapar saat beberapa waktu lalu. Karena itu, dia sengaja memesankan makanan tambahan untuk Melika.
"Bapak nggak makan?" tanya Melika yang sontak membuyarkan lamunan Kevin.
Kevin pun bangun dari duduknya dan menghampiri Melika.
"Saya sudah kenyang, melihat kamu makan." ucap Kevin.
"Bapak harus makan, kalau nggak, Bapak bisa sakit." ucap Melika sambil menyendok kan makanan dan mendekatkannya ke mulut Kevin.
"Ayo, aaa ..." ucap Melika.
Kevin membulatkan matanya dan memvuang wajahnya ke arah lain.
"Saya nggak lapar." ucap Kevin.
Melika menghela napas dan memaksa Kevin memakan makanan itu.
Kevin menatap tajam ke arah Melika, sementara Melika hanya terkekeh melihat Kevin.
Kevin pun terpaksa memakan makanan itu.
Jujur saja, Kevin merasa tenaga Melika begitu kuat, hingga dia benar-benar tak bisa mengelak.
Sementara di tempat lain, Tuan Bramasta justru tengah terkekeh melihat Kevin dan Melika dari layar laptopnya.
Dia sengaja menyuruh orang lain untuk memasangkan cctv yang di ruangan Kevin.
Sebetulnya, dia juga yang menyarankan Kevin untuk menjadikan Melika sebagai sekretarisnya dan ternyata Kevin mau mengikuti saran sang Papa.
******
Jam pulang kantor.
Melika tersenyum saat melihat satu pesan masuk ke dalam ponselnya.
Ada satu pesan dari Kevin, dimana Kevin meminta Melika untuk menunggunya di Basemant kantor karena Kevin akan mengantarnya pulang.
Melika pun bersiap dan bergegas pergi menuju basemant.
Sementara di ruangan Kevin, Kevin mendadak kesal saat melihat wanita yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi.
Sungguh dia kesal dengan orang yang tak memiliki sopan santun.
"Aku mau memperbaiki hubungan kita, Vin." ucap wanita itu yang tak lain adalah Prischa, mantan kekasih Kevin.
Kevin menarik napas dalam dan menghembuskan nya perlahan.
"Aku nggak bisa." ucap Kevin.
"Kenapa? Apa yang kurang dari aku?" tanya Prischa.
Kevin bangun dari duduknya dan menatap Prischa dengan lekat.
"Nggak ada yang kurang dari kamu. Kamu cantik, seksi, terkenal." ucap Kevin sambil tak hentinya menatap lekuk tubuh seksi Prischa.
"Tapi, kenapa kamu terus nolak aku?" tanya Prischa.
"Karena aku nggak cinta sama kamu. Percuma kita balikan, kalau nggak saling cinta." ucap Kevin.
"Nggak Vin, aku cinta sama kamu, dan kamu cinta aku. Kamu hanya belum menyadarinya saja." ucap Prischa.
Kevin pun tersenyum tipis mendengar ucapan Prischa.
Dia melihat jam tangan yang melingkar di tangannya dan sudah pukul 17.30 wib.
"Kamu membuang waktu aku tiga puluh menit, aku harus pergi." ucap Kevin.
"Aku ikut." ucap Prischa.
"Nggak bisa." ucap Kevin.
"Vin, please. Aku nggak bawa mobil." ucap Prischa.
"Terus? Siapa suruh nggak bawa mobil?" ucap Kevin dengan santai sambil melangkah menuju lift.
Prischa terus mengikuti Kevin dan ikut masuk ke dalam lift.
Begitu sampai di basemant, Prischa mengerutkan dahi melihat ada wanita bertubuh besar yang sedang berdiri di dekat mobil Kevin.
"Hai, sayang." ucap Kevin.
Pipi Melika mendadak memerah mendengar Kevin memanggilnya sayang.
Kevin mencium pucuk kepala Melika dan sontak membuat Melika sampai membulatkan matanya.
Saat akan membukakan pintu untuk Melika, Prischa pun menahan tangan Kevin.
"Siapa dia?" tanya Prischa.
"Pacar." ucap Kevin dengan santai.
"Apa?" Prischa terkejut mendengar ucapan Kevin.
Sesaat kemudian dia pun terkekeh geli.
"Ada yang lucu?" tanya Kevin.
"Hemm ... Kamu kalau mau menghindar dari aku, ya, nggak perlu menjadikan orang asing sebagai pacar bohongan kamu." ucap Prischa dengan masih terkekeh geli.
Kevin menarik napas dalam dan menghembuskan nya perlahan.
"Terserah, kamu mau percaya atau tidak." ucap Kevin dengan malas.
"Ya, aku nggak percaya. Apa buktinya kalau cewek badak ini pacar kamu?" tanya Prischa dengan nada menantang.
Melika membulatkan matanya.
"Apa maksud kamu bilang aku cewek badak, ha?" tanya Melika dengan nada kesal.
" Apa? Emang itu kenyataannya, kan? Ayolah, lihat saja badanmu sudah seperti badak. Mana mungkin Kevin mau menjadi pacarmu? Mimpi." ucap Prischa sambil tersenyum mengejek.
Melika mengepalkan tangannya dan menatap Kevin.
Sebetulnya Kevin ingin tertawa mendengar Prischa mengatai Melika badak. Jika di pikir-pikir, memang betul Melika mirip seperti badak. Selian bertubuh besar, Melika pun termasuk wanita yang cukup kuat.
Namun, Kevin sebisa mungkin menahan tawanya.
"Sudahlah Pris, kamu nggak ada kerjaan, ganggu orang saja." ucap Kevin.
Kevin menarik tangan Melika menuju pintu mobil penumpang, sementara Prischa kembali menahan tangan Kevin.
"Aku butuh bukti kalau kalian memang pacaran. Dengan begitu, aku akan yakin kalau apa yang kamu bilang itu adalah benar." ucap Prischa.
Kevin menarik napas dalam dan menghembuskan nya perlahan.
Dia menundukkan kepalanya dan menarik tengkuk Melika.
Tanpa permisi, Kevin mencium Bibir Melika.
Melika pun membulatkan matanya, sementara Prischa mengepalkan tangannya dan langsung pergi meninggalkan Kevin dan Melika yang sedang berciuman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
fitriani
lagian sih maksa bgt pgn bukti giliran d kasih bukti sm kevin malah marah dan pergi
2023-11-20
0
Devinta ApriL
puas loe prisca..atau masih kurang buktinya..hahahaaa..
2021-12-15
0
Devinta ApriL
malika malikaaa.. aq suka bnget sma karekter malika ini.. kePDannya tingkat Dewa..bener" tinggi..
💖
2021-12-15
0