Start A New Life In Another World

Start A New Life In Another World

Prolog

Rein, seorang anak SMA yang tidak memiliki teman. Akibat dari warna rambutnya yang berbeda, berwarna perak, dia diasingkan dan ditakuti oleh teman-teman sekelasnya. Tetapi karena terlalu sering mendapatkan perlakuan yang sama, bahkan sejak dia berada di tingkat SD, membuat dirinya dengan cepat beradaptasi dan menikmati kesendirian.

Kini dia keluar dari ruangan kelas dengan tatapan tajam dan hina yang biasa teman-temannya perlihatkan. Dengan wajah acuh tak acuh dia pergi, tak mempedulikannya sama sekali.

Berjalan menuruni tangga, melewati gerbang sekolah yang sudah terlihat ramai karena bel pulang sekolah sudah dibunyikan, dia kemudian sampai di stasiun kereta setelah beberapa menit berjalan.

Rein termenung dalam diam. Dia pernah berpikiran untuk mewarnai rambutnya seperti rambut manusia pada umumnya, hitam, tetapi entah bagaimana, semua cat warna dari merek tidak terkenal maupun terkenal tak dapat bertahan lama.

Pernah sekali rekor paling lama bagi pewarna tersebut mencapai 2 hari, setelah itu rambutnya kembali menjadi perak sebagaimana mestinya.

Dalam kediamannya, sembari menunggu kereta yang sebentar lagi tiba, Rein memasangkan tangan pada hidungnya yang sedikit gatal, memijat dengan pelan sekaligus menatap langit yang cerah.

Kereta dapat terlihat begitu cepat melaju dari arah yang berlawanan dari tujuan Rein saat ini, tepat ketika kereta semakin mendekat, seseorang dengan sengaja mendorongnya.

“... eh?”

Rein tidak dapat berpikiran jernih ketika tubuhnya melayang ke arah rel kereta. Mencoba untuk meminta tolong dan menggapai tangan seseorang, tetapi perhatian dari orang-orang sekitarnya tak tertuju padanya, seakan-akan mereka buta dalam waktu bersamaan.

Kalimat itu menjadi kalimat terakhir yang dia ucapkan di dunia ini. Sebelum akhirnya dia menghembuskan nafas terakhir dengan cukup tragis.

****

Udara terasa begitu dingin meskipun Rein tidak dapat merasakan tubuh dan keberadaannya. Pandangannya gelap, entah itu ruangan atau matanya sedang terpejam. Dia berusaha untuk menggerakkan tangan yang bahkan keberadaannya saja diragukan.

Mencoba untuk memahami situasi yang terjadi, dia beranggapan bahwa dirinya sedang berada di dalam kamar di sebuah rumah sakit.

“... tetapi berpikir demikian, bukannya aku terlalu berharap?”

Suara Rein menggema di seisi ruangan, kini dia tidak lagi beranggapan bahwa dia berada di rumah sakit melainkan alam kematian, mungkin surga ataupun neraka, dia tidak berharap banyak.

“Wahai manusia, apakah kau memiliki penyesalan dalam hidupmu?”

Suara wanita yang terdengar begitu merdu dan menenangkan hati terlintas di telinga Rein. Dia mengalihkan pandangan dalam kegelapan tersebut, tetapi yang didapat adalah kegelapan lainnya.

“Penyesalan, ya? Pada awalnya aku membenci rambut berwarna perak yang merupakan pemberian dari ibuku, tetapi pada akhirnya aku mengerti tentang bagaimana cara untuk melihat sisi lain dunia. Jika memungkinkan ... aku ingin meminta maaf kepadanya karena sudah berpikir buruk.”

Cahaya yang begitu menyilaukan hadir di depan mata Rein, memaksa dia menutup mata, dan perlahan cahaya tersebut menyirnakan kegelapan yang ada.

Secara perlahan dia membuka mata dan mendapati sebuah kehangatan yang sangat bertolak belakang dengan keadaaan sebelumnya.

Perlahan menggerakkan tangan dan kakinya, serta tubuhnya yang saat ini hanya terlapisi oleh kain sutra berwarna putih.

“Apa aku berada di surga ...?” gumam Rein.

Dia mengangkat wajahnya ke atas, melihat seorang wanita cantik dengan gaun yang begitu megah, memakai mahkota yang terbuat berlian, dan rambut pirang yang cantik hingga memantulkan sinar.

Tetapi dari semua kekagumannya itu, singgasana yang dia tumpangi begitu berkebalikan dengan penampakan dari wanita tersebut.

Sebuah singgasana berwarna hitam yang diikuti dengan tengkorak dan berbagai macam jimat lainnya. Entah hal aneh apa yang dimiliki oleh pemilik kursi tersebut hingga membuatnya begitu menakutkan.

“Sayang sekali, tetapi kau sudah meninggal dunia. Namun, jangan berkecil hati karena kau memiliki dua pilihan, antara bereinkarnasi ke dunia lain atau dilenyapkan.”

Tunggu. Ini membuat Rein sadar bahwa surga atau neraka itu tidak ada, dia ingin memastikannya, tetapi wanita itu sudah terlebih dahulu membaca pikirannya.

“Itu benar. Surga dan neraka itu sebenarnya tidak ada, kecuali kehampaan setelah roh kalian dilenyapkan.” Wanita itu tertawa kecil, menutupi mulut dengan sikap yang terlihat angkuh dan berbangga diri.

Rein jelas merasa telah terlibat dengan seorang wanita yang merepotkan, dia menduga dari sikap yang diperlihatkan oleh wanita tersebut.

“Apa memungkinkan bagiku untuk bereinkarnasi ke dunia lain?” Rein bertanya dengan ragu. Dia tidak terlalu berharap, tetapi jika diberikan kesempatan, maka dia tidak akan menolaknya.

Sekali lagi wanita itu tertawa, tanpa mengatakan sebab dan hal konyol apa yang berhasil membuat dia tertawa hingga terbahak-bahak.

Wanita itu menyilangkan kaki di singgasananya, menatap tajam Rein dengan kepercayaan diri yang begitu tinggi dan pandangan merendahkan yang sering dilihat oleh Rein sendiri.

“Tentu saja, maka dari itu, ucapkan saja keinginanmu kepadaku. Membuat harem, kekayaan, menjadi seorang kaisar, ataupun kemampuan cheat, aku bisa mewujudkannya!”

Mendengar dari wanita ini membuat Rein semakin khawatir dan ragu. Tidak, mungkin ini lebih tepat untuk mengganggap bahwa dirinya berada di dalam game VR yang begitu nyata dan keberadaannya sekarang adalah menjadi seorang beta tester.

Tetapi ... apakah benar demikian?

Rein memegang dagunya pelan, dia memikirkan dalam-dalam sesuatu yang dibutuhkan daripada yang diinginkan. Meminta benda-benda yang memiliki kegunaan pasti akan mempermudah hidupnya.

Dia sudah memutuskan keinginannya, hidup dengan damai di dunia lain mungkin bukan pilihan yang salah. Juga ingin memiliki warna rambut dengan warna yang normal, sebagaimana warna rambut dominan pada dunia tersebut.

Namun sebelum sempat mengatakan keinginannya terhadap wanita yang dengan angkuh dan bangga itu duduk di sana, awan bergemuruh hebat.

“Gawat ...” Wanita itu terlihat ketakutan. Dia membuang sikap angkuh dan sombongnya itu dengan sesegera mungkin dan berdiri dari singgasananya.

Seorang pria dengan tiba-tiba berada di belakang wanita tersebut, dengan ekspresi dingin dan datar dia menatap kepala wanita yang memunggunginya.

Memegang perlahan pundak dari wanita itu, memberikan kejutan listrik yang mengalir secara deras atas bukti ketakutan dan terkejutnya wanita tersebut.

“Kyaa! Dewa Thanatos, kenapa Anda melakukan hal tersebut?!” Wanita itu melayang, mengambil langkah jauh dari orang yang disebut sebagai Dewa Thanatos tersebut.

“Kau bilang kenapa setelah membodohiku dengan berkata bahwa Dewi Agung telah memanggilku dan menyelinap serta mengambil alih tugasku? Tidakkah kau berpikir bahwa itu adalah sebuah kesalahan yang tidak dapat dimaafkan? Dari mana kau belajar bersikap seperti itu, Dewi Pasitheia?”

“A-aku sungguh minta maaf, aku akan segera pergi dari sini.” Pasitheia mencoba untuk mengaktifkan semacam sihir, namun sebuah retakan pada langit-langit muncul. Pertanda gagalnya ia dalam melakukan pengaktifan sihir.

“Dewi Pasitheia, kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan. Renungkanlah semua kesalahanmu selama melakukan perjalanan bersama pria itu.”

Menggerakkan sabit, Dewa Thanatos mengacungkan sabit besar miliknya ke langit dan menciptakan lingkaran hitam serta lubang di dalamnya, menarik Rein bersama dengan Pasitheia.

Dengan ekspresi cemas dan ketakutaj Pasitheia memohon ampun dan meminta kesempatan kedua. Dia mencoba untuk menggapai pria itu, tetapi Dewa Thanatos sudah terlebih dahulu menutup mata serta telinganya atas apa yang seharusnya dia dengarkan.

Sedangkan Rein yang sama sekali tidak mengerti dengan situasi lebih memilih diam untuk menanggapinya. Lebih tepatnya dia tidak ingin ikut campur dalam urusan merepotkan.

Ketika lubang hitam itu menghilang dari pandangan Dewa Thanatos, dia menghembuskan nafas, dan melayang ke arah singgasananya, duduk secara perlahan, dan sekali lagi menghembuskan nafas.

Dia merenungkan atas apa yang terjadi dan berpikir bahwa tindakannya sudah benar. Ditambah dia juga sudah mendapatkan izin dari Dewi Agung untuk menghukum Pasitheia yang kelewatan dan gagal melakukan tugasnya sebagai seorang dewi.

Kemudian teringat akan sesuatu.

“Tunggu ... apa pria tadi sudah mengatakan keinginannya? Aku harap bahwa Pasitheia sudah mengabulkannya sebelum mereka aku lemparkan ke dunia itu.”

Dewa Thanatos menutupkan matanya, dia menunggu seseorang untuk dilayani sebagaimana pekerjaannya. Karena laporan palsu yang dibuat oleh Pasitheia, pasti sekarang akan ada banyak sekali roh yang menunggu.

****

Terpopuler

Comments

Raysonic™

Raysonic™

start

2023-05-24

0

De'Ran7

De'Ran7

ternyata nih orang sama saja 11 12 sama si dewi

2022-10-15

0

🎭 𝚗𝚒𝚜𝚞𝚝𝚊

🎭 𝚗𝚒𝚜𝚞𝚝𝚊

𝚓𝚎𝚓𝚊𝚔

2021-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3 Bagian 2: Pasitheia
4 Bagian 3: Udang
5 Bagian 4: Selter
6 Bagian 5: Berkeliling
7 Bagian 6: Serigala
8 Bagian 7: Keputusan
9 Bagian 8: Makanan Enak
10 Bagian 9: Jebakan
11 Bagian 10: Goblin
12 Bagian 11: Menelusuri Sungai
13 Bagian 12: Gadis Elf
14 Bagian 13: Aexaria
15 Bagian 14: Perjalanan I
16 Bagian 15: Perjalanan II
17 Bagian 16: Desa
18 Bagian 17: Guild Petualang (1)
19 Bagian 18: Guild Petualang (2)
20 Bagian 19: Guild Petualang (3)
21 Bagian 20: Misi Pertama
22 Bagian 21: Guild Petualang (4)
23 Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24 Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25 Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26 Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27 Bagian 26: Guild Petualang (5)
28 Bagian 27: Pai Apel (1)
29 Bagian 28: Pai Apal (2)
30 Bagian 29: Transaksi
31 Bagian 30: Masalah di Restoran
32 Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33 Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34 Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35 Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36 Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37 Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38 Bagian 37: Rumah Tuan Green
39 Bagian 38: Guild Petualang (6)
40 Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41 Bagian 40: Monster Ikan
42 Bagian 41: Malam yang Dingin
43 Bagian 42: Pelatihan (1)
44 Bagian 43: Pelatihan (2)
45 Bagian 44: Setelah Pelatihan
46 Bagian 45: Party Dadakan
47 Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48 Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49 Bagian 48: Guild Petualang (7)
50 Bagian 49: Pelatihan (3)
51 Bagian 50: Pelatihan (4)
52 Bagian 51: Pelatihan (5)
53 Bagian 52: Pelatihan (6)
54 Bagian 53: Libur
55 Bagian 54: Gadis Putih
56 Bagian 55: Waktu Luang
57 Bagian 56: Pelatihan (7)
58 Bagian 57: Pelatihan (8)
59 Bagian 58: Berburu (1)
60 Bagian 59: Berburu (2)
61 Bagian 60: Masalah Kecil
62 Bagian 61: Barbeku (1)
63 Bagian 62: Barbeku (2)
64 Bagian 63: Barbeku (3)
65 Bagian 64: Barbeku (4)
66 Bagian 65: Malam yang Tenang
67 Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68 Bagian 67: Pelatihan (9)
69 Bagian 68: Pelatihan (10)
70 Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71 Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72 Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73 Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74 Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75 Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76 Bagian 75: Pertumpahan Darah
77 Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78 Bagian 77: Panggung Silver Snake
79 Bagian 78: Eagle Eye
80 Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81 Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82 Bagian 81: Ketetapan Hati
83 Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84 Bagian 83: Kembali ke Hutan
85 Bagian 84: Kepanikan
86 Bagian 85: Raungan Hebat
87 Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88 Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89 Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90 Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91 Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92 Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93 Bagian 92: Kembalilah Rein!
94 Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95 Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96 Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97 Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98 Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99 Pengumuman
100 Pengumuman
101 Pengumuman
102 Pengumuman
103 Pengumuman
104 Pengumuman
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Bagian 108: Sebuah Pilihan
110 Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111 Bagian 110: Livia
112 Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113 Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114 Bagian 113: Ruangan Rahasia
115 Bagian 114: Peninggalan Penting
116 Bagian 115: Meninggalkan
117 Bagian 116: Memulai Petualangan
118 Bagian 117: Beristirahat
119 Bagian 118: Tekad
120 Bagian 119: Troll
121 Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122 Bagian 121: Putri yang Malang
123 Bagian 122: Lumine
124 Bagian 123: Mempelajari Sihir
125 Bagian 124: Malam yang Berdarah
126 Bagian 125: Hadiah?
127 Bagian 126: Kepanikan
128 Bagian 127: Desa Elf
129 Bagian 128: Dunia yang Kelam
130 Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131 Bagian 130: Kerajaan Crules
132 Bagian 131: Guild dan Rosaline
133 Bagian 132: Guild Petualang (8)
134 Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135 Bagian 134: Basah Hujan
136 Bagian 136: Rapat Kelompok
137 Bagian 137: Guild Petualang (9)
138 Bagian 138: Toni si Dwarf
139 Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140 Bagian 140: Tambang Erton
141 Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142 Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143 Bagian 143: Guild Petualang (10)
144 Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145 Bagian 145: Rumah Baru
146 Bagian 146: Toko Bunga
147 147: Pasar Gelap
148 Bagian 148: Iristina
149 Bagian 149: Terciduk
150 Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151 Bagian 151: Kebersamaan
152 Bagian 152: Sebuah Cerita
153 Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154 Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155 Bagian 155: Guild Petualang (11)
156 Bagian 156: Kamar Penginapan
157 Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158 Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159 Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160 Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161 Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162 Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163 Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164 Pengumuman Kelanjutan Cerita.
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3
Bagian 2: Pasitheia
4
Bagian 3: Udang
5
Bagian 4: Selter
6
Bagian 5: Berkeliling
7
Bagian 6: Serigala
8
Bagian 7: Keputusan
9
Bagian 8: Makanan Enak
10
Bagian 9: Jebakan
11
Bagian 10: Goblin
12
Bagian 11: Menelusuri Sungai
13
Bagian 12: Gadis Elf
14
Bagian 13: Aexaria
15
Bagian 14: Perjalanan I
16
Bagian 15: Perjalanan II
17
Bagian 16: Desa
18
Bagian 17: Guild Petualang (1)
19
Bagian 18: Guild Petualang (2)
20
Bagian 19: Guild Petualang (3)
21
Bagian 20: Misi Pertama
22
Bagian 21: Guild Petualang (4)
23
Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24
Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25
Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26
Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27
Bagian 26: Guild Petualang (5)
28
Bagian 27: Pai Apel (1)
29
Bagian 28: Pai Apal (2)
30
Bagian 29: Transaksi
31
Bagian 30: Masalah di Restoran
32
Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33
Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34
Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35
Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36
Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37
Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38
Bagian 37: Rumah Tuan Green
39
Bagian 38: Guild Petualang (6)
40
Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41
Bagian 40: Monster Ikan
42
Bagian 41: Malam yang Dingin
43
Bagian 42: Pelatihan (1)
44
Bagian 43: Pelatihan (2)
45
Bagian 44: Setelah Pelatihan
46
Bagian 45: Party Dadakan
47
Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48
Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49
Bagian 48: Guild Petualang (7)
50
Bagian 49: Pelatihan (3)
51
Bagian 50: Pelatihan (4)
52
Bagian 51: Pelatihan (5)
53
Bagian 52: Pelatihan (6)
54
Bagian 53: Libur
55
Bagian 54: Gadis Putih
56
Bagian 55: Waktu Luang
57
Bagian 56: Pelatihan (7)
58
Bagian 57: Pelatihan (8)
59
Bagian 58: Berburu (1)
60
Bagian 59: Berburu (2)
61
Bagian 60: Masalah Kecil
62
Bagian 61: Barbeku (1)
63
Bagian 62: Barbeku (2)
64
Bagian 63: Barbeku (3)
65
Bagian 64: Barbeku (4)
66
Bagian 65: Malam yang Tenang
67
Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68
Bagian 67: Pelatihan (9)
69
Bagian 68: Pelatihan (10)
70
Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71
Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72
Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73
Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74
Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75
Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76
Bagian 75: Pertumpahan Darah
77
Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78
Bagian 77: Panggung Silver Snake
79
Bagian 78: Eagle Eye
80
Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81
Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82
Bagian 81: Ketetapan Hati
83
Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84
Bagian 83: Kembali ke Hutan
85
Bagian 84: Kepanikan
86
Bagian 85: Raungan Hebat
87
Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88
Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89
Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90
Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91
Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92
Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93
Bagian 92: Kembalilah Rein!
94
Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95
Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96
Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97
Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98
Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99
Pengumuman
100
Pengumuman
101
Pengumuman
102
Pengumuman
103
Pengumuman
104
Pengumuman
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Bagian 108: Sebuah Pilihan
110
Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111
Bagian 110: Livia
112
Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113
Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114
Bagian 113: Ruangan Rahasia
115
Bagian 114: Peninggalan Penting
116
Bagian 115: Meninggalkan
117
Bagian 116: Memulai Petualangan
118
Bagian 117: Beristirahat
119
Bagian 118: Tekad
120
Bagian 119: Troll
121
Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122
Bagian 121: Putri yang Malang
123
Bagian 122: Lumine
124
Bagian 123: Mempelajari Sihir
125
Bagian 124: Malam yang Berdarah
126
Bagian 125: Hadiah?
127
Bagian 126: Kepanikan
128
Bagian 127: Desa Elf
129
Bagian 128: Dunia yang Kelam
130
Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131
Bagian 130: Kerajaan Crules
132
Bagian 131: Guild dan Rosaline
133
Bagian 132: Guild Petualang (8)
134
Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135
Bagian 134: Basah Hujan
136
Bagian 136: Rapat Kelompok
137
Bagian 137: Guild Petualang (9)
138
Bagian 138: Toni si Dwarf
139
Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140
Bagian 140: Tambang Erton
141
Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142
Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143
Bagian 143: Guild Petualang (10)
144
Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145
Bagian 145: Rumah Baru
146
Bagian 146: Toko Bunga
147
147: Pasar Gelap
148
Bagian 148: Iristina
149
Bagian 149: Terciduk
150
Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151
Bagian 151: Kebersamaan
152
Bagian 152: Sebuah Cerita
153
Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154
Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155
Bagian 155: Guild Petualang (11)
156
Bagian 156: Kamar Penginapan
157
Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158
Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159
Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160
Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161
Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162
Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163
Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164
Pengumuman Kelanjutan Cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!