Bagian 7: Keputusan

Rein terbangun dari dalam tidurnya, dia berada di dalam selter miliknya sendiri, sedangkan Pasitheia, ketika dia melihat juga sedang melakukan hal yang sama.

Dia merasa aneh, luka yang diberikan oleh serigala itu sudah menghilang, dengan tumbukan daun binahong yang menyelimuti luka-lukanya.

Menggaruk-garuk kepala, Rein tidak percaya jika Pasitheia akan melakukan ini untuknya. Akan lebih percaya jika seekor **** hutan mengatakan kebohongan kepadanya bahwa yang dilihatnya itu hanya mimpi semata.

Tubuh Rein terasa sakit, dia memerlukan tempat tidur yang lebih nyaman lagi. Tetapi di atas semua itu, memikirkan cara bertahan hidup dari serangan hewan buas menjadi prioritasnya saat ini.

Di saat bersamaan ketika Rein mencoba untuk menangkap udang, Pasitheia terbangun dari tidurnya, mengusap mata secara perlahan. Matanya bersinar ketika tahu Rein baik-baik saja, maka dari itu, dia pasti dapat kembali ke alam para dewa.

Namun, tujuannya saat ini adalah untuk pergi ke kota terdekat dan mencari tempat nyaman untuk tidur. Itulah pemikiran Pasitheia.

Rein yang berhasil mendapatkan beberapa, tidak lebih dari 5 ekor udang kembali, dan mulai menghidupkan api. Karena udang ini tidak dapat dibunuh, mau tidak mau dia harus membakarnya hidup-hidup.

“Ah, kamu sudah terbangun?” Rein menyadari langkah kaki yang mengarah padanya.

“Hm! Bersyukurlah karena sudah aku rawat selama kau tertidur! Kau tidak akan mengerti seberapa sulitnya bagiku untuk merawatmu selama kau kehilangan kesadaran!”

Nada angkuh itu memang mengganggu Rein, tetapi dia mencoba untuk memakluminya dan terbiasa mulai sekarang. Lagi pula, jika tanpa wanita ini, entah bagaimana nasib dirinya nanti.

“Karena aku sudah mengobatimu, maka jatah makanan hari ini akan menjadi milikku!” tambah Pasitheia.

“Bukankah kamu terlalu serakah untuk seseorang yang memiliki gelar sebagai dewi?” lirih Rein, dia tidak bermaksud untuk mengatakannya, tetapi kalimat itu secara spontan keluar dari mulutnya.

“Apa kau bilang?!” marah Pasitheia. Wajahnya memerah, menjambak rambut Rein.

“Akh! Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengatakannya.”

Setelah beberapa menit Rein benar-benar kehilangan seluruh udang yang dia miliki sebelum sempat menikmatinya.

Perutnya kosong, tetapi untuk manusia biasa, seharusnya dia dapat bertahan hidup selama setidaknya 20 hari ke depan. Pada umumnya, manusia dapat bertahan selama 45 hari, tetapi setelah kehilangan 30% berat badan, maka akan berdampak pada kematian. Selain itu, biasanya mereka akan mati karena penyakit daripada kelaparan.

Maka dari itu, Rein akan berusaha untuk mengumpulkan makanan sebanyak mungkin. Setidaknya untuk beberapa hari ke depan.

“Rein, dengarkanlah aku.” Raut wajah Pasitheia berubah serius, nadanya terdengar berat. “Aku sudah memutuskan bagaimana kau menjalani hidupmu ke depannya, kau harus mengalahkan raja iblis!”

Keterkejutan Rein memang tidak dapat tertampung lagi di wajahnya. Dia merasa tidak percaya bahwa akan ada orang yang mengatur hidupnya, terlebih lagi berkata dengan angkuh dan penuh percaya diri. Bahkan kedua orang tua Rein, sebelum mereka meninggal, tidak pernah memaksa Rein untuk melakukan ini itu.

“Jangan bercanda.” Rein tertawa, dia terlalu serius untuk menanggapi perkataan dewi ini.

“Apa kau bilang? Padahal banyak pengikutku yang akan bersyukur ketika aku menentukan hidup mereka! Dasar tidak tahu bersyukur!” Pasitheia melengos kesal, mengembungkan pipinya.

“Tetapi aku bukan pengikutmu, dan tidak tertarik untuk mengalahkan raja iblis atau apalah itu. Aku akan hidup sederhana dan menikmati hari-hariku.” Rein berkata dengan senyuman, tetapi terdapat alasan yang kuat baginya untuk mengatakan hal tersebut.

Dia tidak pernah menikmati apa yang namanya hidup itu. Berbicara dengan banyak orang dan hidup dengan damai menjadi pilihannya.

“Pftt! Berhentilah menghayal! Selama raja iblis belum dikalahkan, tidak akan ada kedamaian. Apa kau tidak pernah membaca novel? Jika tidak, hidupmu sungguh menyedihkan.” Pasitheia menunjuk Rein, tertawa dengan memegangi perut.

“Meskipun kamu berkata dengan menghina keinginanku dan mimpiku itu, aku tidak akan tersinggung.”

Rein beralih, akan lebih baik untuk kembali ke tempat kemarin dan membawa beberapa buah, tetapi karena adanya kemungkinan akan kehadiran serigala, dia memilih untuk berjalan berlawanan arah, menyeberangi sungai.

“Sungai ini ... aku sudah mencoba untuk menangkap ikannya, tetapi mereka terlalu gesit. Apa aku harus membuat perangkap?” gumam Rein, memegangi dagunya.

Rein tiba-tiba saja dikejutkan dengan Pasitheia yang menangis dengan memeluk pahanya. Entah apa yang terjadi, tetapi dibuang ke mana kehormatan itu? Rein ingin pergi dan memungutnya segera.

“Rein ... aku mohon padamu! Kalahkan raja iblis dan buat aku kembali ke alam para dewa! Aku yang sekarang sudah tidak dapat menggunakan sihir ....”

Membungkam mulut dengan tangan, Pasitheia menutup mulutnya. Dia baru saja mengatakan hal tersebut kepada Rein. Akan memungkinkan bagi Rein untuk meninggalkannya begitu saja.

“Ah ... tidak. Aku hanya berakting saja.” Pasitheia berdiri, tangannya saling berpegangan di belakang tubuh, bersiul dengan bodohnya.

“Itu berarti kamu benar-benar tidak berguna, ya?” Rein menanggapinya, menatap datar.

“Itu tidak benar! Hanya saja Dewa Kematian bodoh itu menyegel seluruh kekuatanku! Seharusnya kau yang sadar diri di sini!” Pasitheia menjadi heboh, memukul-mukul Rein dengan kedua tangannya.

“Tetapi tetap saja itu tidak menutup fakta bahwa kamu tidak berguna,” tambah Rein.

Merasa direndahkan, Pasitheia memilih untuk diam. Menundukkan wajah, menghitam. Tidak jelas apa ekspresinya saat itu.

Memasang wajah bingung, Rein sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. Tetapi ini menjadi masuk akal jika wanita ini tidak dapat menggunakan kekuatannya lagi setelah beberapa kejadian dan dirinya yang tidak ingin menggunakan sihir. Jika dipikirkan, ini berhubungan dengan kebanggaannya sebagai seorang dewi.

“Rein! Aku akan mencoba untuk berguna bagimu! Jadi jangan buang aku atau meninggalkanku!” Pasitheia mendekatkan tubuhnya ke arah Rein, sangat dekat.

“Ba-baiklah, mohon menjauhlah karena kamu terlalu dekat.”

Wajah Rein memerah. Bagi seorang perjaka seperti Rein, sangat wajar untuk memberikan reaksi seperti itu. Meski begitu, dia mencoba untuk menutupi faktanya dan memang benar tidak tertarik, tetapi jika digoda ... siapa yang akan tahan, bukan?

Mengambil langkah menjauh, Pasitheia mengetahui kelemahan Rein.

Tersenyum dengan licik, “Pftt. Itu sangat lucu. Kalau begitu, aku akan membantumu membuat harem dan melepas status keperjakaanmu itu jika kau mau mengalahkan raja iblis.” Dia menggoda Rein.

Kalimat itu bukanlah kalimat yang seharusnya dikatakan oleh seorang dewi dan asumsi Rein bahwa dirinya yang harus berurusan dengan seseorang yang merepotkan adalah sebuah kebenaran.

“Aku tidak tertarik!”

Rein melangkahkan kaki pergi dari sana. Dia akan mengumpulkan beberapa bahan untuk membuat perangkap ikan. Kalau memungkinkan, dia akan memetik beberapa buah.

Melupakan kejadian barusan, itu bukan sesuatu yang harus diingat. Rein tidak tertarik dengan membuat harem ataupun menghilangkan status keperjakaannya, bukan juga berarti bahwa dia impoten ataupun homo, melainkan karena dirinya yang memuja cinta sejati dan hubungan asmara hingga ke pelaminan.

Terpopuler

Comments

Lilithia gilgamesh Lucifer

Lilithia gilgamesh Lucifer

terlalu naif

2021-07-13

0

John Singgih

John Singgih

rein yang polos & Dewi parasithea yang menyebalkan

2021-03-04

0

Katakiri

Katakiri

Novel sempurna kek gini harusnya dibukukan nih,mantap abis dah thor!!

2021-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3 Bagian 2: Pasitheia
4 Bagian 3: Udang
5 Bagian 4: Selter
6 Bagian 5: Berkeliling
7 Bagian 6: Serigala
8 Bagian 7: Keputusan
9 Bagian 8: Makanan Enak
10 Bagian 9: Jebakan
11 Bagian 10: Goblin
12 Bagian 11: Menelusuri Sungai
13 Bagian 12: Gadis Elf
14 Bagian 13: Aexaria
15 Bagian 14: Perjalanan I
16 Bagian 15: Perjalanan II
17 Bagian 16: Desa
18 Bagian 17: Guild Petualang (1)
19 Bagian 18: Guild Petualang (2)
20 Bagian 19: Guild Petualang (3)
21 Bagian 20: Misi Pertama
22 Bagian 21: Guild Petualang (4)
23 Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24 Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25 Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26 Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27 Bagian 26: Guild Petualang (5)
28 Bagian 27: Pai Apel (1)
29 Bagian 28: Pai Apal (2)
30 Bagian 29: Transaksi
31 Bagian 30: Masalah di Restoran
32 Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33 Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34 Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35 Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36 Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37 Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38 Bagian 37: Rumah Tuan Green
39 Bagian 38: Guild Petualang (6)
40 Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41 Bagian 40: Monster Ikan
42 Bagian 41: Malam yang Dingin
43 Bagian 42: Pelatihan (1)
44 Bagian 43: Pelatihan (2)
45 Bagian 44: Setelah Pelatihan
46 Bagian 45: Party Dadakan
47 Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48 Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49 Bagian 48: Guild Petualang (7)
50 Bagian 49: Pelatihan (3)
51 Bagian 50: Pelatihan (4)
52 Bagian 51: Pelatihan (5)
53 Bagian 52: Pelatihan (6)
54 Bagian 53: Libur
55 Bagian 54: Gadis Putih
56 Bagian 55: Waktu Luang
57 Bagian 56: Pelatihan (7)
58 Bagian 57: Pelatihan (8)
59 Bagian 58: Berburu (1)
60 Bagian 59: Berburu (2)
61 Bagian 60: Masalah Kecil
62 Bagian 61: Barbeku (1)
63 Bagian 62: Barbeku (2)
64 Bagian 63: Barbeku (3)
65 Bagian 64: Barbeku (4)
66 Bagian 65: Malam yang Tenang
67 Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68 Bagian 67: Pelatihan (9)
69 Bagian 68: Pelatihan (10)
70 Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71 Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72 Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73 Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74 Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75 Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76 Bagian 75: Pertumpahan Darah
77 Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78 Bagian 77: Panggung Silver Snake
79 Bagian 78: Eagle Eye
80 Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81 Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82 Bagian 81: Ketetapan Hati
83 Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84 Bagian 83: Kembali ke Hutan
85 Bagian 84: Kepanikan
86 Bagian 85: Raungan Hebat
87 Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88 Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89 Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90 Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91 Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92 Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93 Bagian 92: Kembalilah Rein!
94 Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95 Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96 Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97 Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98 Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99 Pengumuman
100 Pengumuman
101 Pengumuman
102 Pengumuman
103 Pengumuman
104 Pengumuman
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Bagian 108: Sebuah Pilihan
110 Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111 Bagian 110: Livia
112 Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113 Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114 Bagian 113: Ruangan Rahasia
115 Bagian 114: Peninggalan Penting
116 Bagian 115: Meninggalkan
117 Bagian 116: Memulai Petualangan
118 Bagian 117: Beristirahat
119 Bagian 118: Tekad
120 Bagian 119: Troll
121 Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122 Bagian 121: Putri yang Malang
123 Bagian 122: Lumine
124 Bagian 123: Mempelajari Sihir
125 Bagian 124: Malam yang Berdarah
126 Bagian 125: Hadiah?
127 Bagian 126: Kepanikan
128 Bagian 127: Desa Elf
129 Bagian 128: Dunia yang Kelam
130 Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131 Bagian 130: Kerajaan Crules
132 Bagian 131: Guild dan Rosaline
133 Bagian 132: Guild Petualang (8)
134 Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135 Bagian 134: Basah Hujan
136 Bagian 136: Rapat Kelompok
137 Bagian 137: Guild Petualang (9)
138 Bagian 138: Toni si Dwarf
139 Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140 Bagian 140: Tambang Erton
141 Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142 Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143 Bagian 143: Guild Petualang (10)
144 Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145 Bagian 145: Rumah Baru
146 Bagian 146: Toko Bunga
147 147: Pasar Gelap
148 Bagian 148: Iristina
149 Bagian 149: Terciduk
150 Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151 Bagian 151: Kebersamaan
152 Bagian 152: Sebuah Cerita
153 Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154 Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155 Bagian 155: Guild Petualang (11)
156 Bagian 156: Kamar Penginapan
157 Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158 Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159 Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160 Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161 Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162 Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163 Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164 Pengumuman Kelanjutan Cerita.
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3
Bagian 2: Pasitheia
4
Bagian 3: Udang
5
Bagian 4: Selter
6
Bagian 5: Berkeliling
7
Bagian 6: Serigala
8
Bagian 7: Keputusan
9
Bagian 8: Makanan Enak
10
Bagian 9: Jebakan
11
Bagian 10: Goblin
12
Bagian 11: Menelusuri Sungai
13
Bagian 12: Gadis Elf
14
Bagian 13: Aexaria
15
Bagian 14: Perjalanan I
16
Bagian 15: Perjalanan II
17
Bagian 16: Desa
18
Bagian 17: Guild Petualang (1)
19
Bagian 18: Guild Petualang (2)
20
Bagian 19: Guild Petualang (3)
21
Bagian 20: Misi Pertama
22
Bagian 21: Guild Petualang (4)
23
Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24
Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25
Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26
Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27
Bagian 26: Guild Petualang (5)
28
Bagian 27: Pai Apel (1)
29
Bagian 28: Pai Apal (2)
30
Bagian 29: Transaksi
31
Bagian 30: Masalah di Restoran
32
Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33
Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34
Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35
Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36
Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37
Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38
Bagian 37: Rumah Tuan Green
39
Bagian 38: Guild Petualang (6)
40
Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41
Bagian 40: Monster Ikan
42
Bagian 41: Malam yang Dingin
43
Bagian 42: Pelatihan (1)
44
Bagian 43: Pelatihan (2)
45
Bagian 44: Setelah Pelatihan
46
Bagian 45: Party Dadakan
47
Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48
Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49
Bagian 48: Guild Petualang (7)
50
Bagian 49: Pelatihan (3)
51
Bagian 50: Pelatihan (4)
52
Bagian 51: Pelatihan (5)
53
Bagian 52: Pelatihan (6)
54
Bagian 53: Libur
55
Bagian 54: Gadis Putih
56
Bagian 55: Waktu Luang
57
Bagian 56: Pelatihan (7)
58
Bagian 57: Pelatihan (8)
59
Bagian 58: Berburu (1)
60
Bagian 59: Berburu (2)
61
Bagian 60: Masalah Kecil
62
Bagian 61: Barbeku (1)
63
Bagian 62: Barbeku (2)
64
Bagian 63: Barbeku (3)
65
Bagian 64: Barbeku (4)
66
Bagian 65: Malam yang Tenang
67
Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68
Bagian 67: Pelatihan (9)
69
Bagian 68: Pelatihan (10)
70
Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71
Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72
Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73
Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74
Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75
Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76
Bagian 75: Pertumpahan Darah
77
Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78
Bagian 77: Panggung Silver Snake
79
Bagian 78: Eagle Eye
80
Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81
Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82
Bagian 81: Ketetapan Hati
83
Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84
Bagian 83: Kembali ke Hutan
85
Bagian 84: Kepanikan
86
Bagian 85: Raungan Hebat
87
Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88
Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89
Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90
Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91
Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92
Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93
Bagian 92: Kembalilah Rein!
94
Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95
Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96
Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97
Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98
Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99
Pengumuman
100
Pengumuman
101
Pengumuman
102
Pengumuman
103
Pengumuman
104
Pengumuman
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Bagian 108: Sebuah Pilihan
110
Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111
Bagian 110: Livia
112
Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113
Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114
Bagian 113: Ruangan Rahasia
115
Bagian 114: Peninggalan Penting
116
Bagian 115: Meninggalkan
117
Bagian 116: Memulai Petualangan
118
Bagian 117: Beristirahat
119
Bagian 118: Tekad
120
Bagian 119: Troll
121
Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122
Bagian 121: Putri yang Malang
123
Bagian 122: Lumine
124
Bagian 123: Mempelajari Sihir
125
Bagian 124: Malam yang Berdarah
126
Bagian 125: Hadiah?
127
Bagian 126: Kepanikan
128
Bagian 127: Desa Elf
129
Bagian 128: Dunia yang Kelam
130
Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131
Bagian 130: Kerajaan Crules
132
Bagian 131: Guild dan Rosaline
133
Bagian 132: Guild Petualang (8)
134
Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135
Bagian 134: Basah Hujan
136
Bagian 136: Rapat Kelompok
137
Bagian 137: Guild Petualang (9)
138
Bagian 138: Toni si Dwarf
139
Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140
Bagian 140: Tambang Erton
141
Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142
Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143
Bagian 143: Guild Petualang (10)
144
Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145
Bagian 145: Rumah Baru
146
Bagian 146: Toko Bunga
147
147: Pasar Gelap
148
Bagian 148: Iristina
149
Bagian 149: Terciduk
150
Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151
Bagian 151: Kebersamaan
152
Bagian 152: Sebuah Cerita
153
Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154
Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155
Bagian 155: Guild Petualang (11)
156
Bagian 156: Kamar Penginapan
157
Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158
Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159
Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160
Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161
Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162
Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163
Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164
Pengumuman Kelanjutan Cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!