Setelah berjalan beberapa menit dari gerbang masuk desa, mereka sampai di sebuah tempat yang lebih mencolok daripada bangunan-bangunan lainnya. Memiliki tulisan dan huruf aneh yang sama sekali tidak dapat Rein baca, tetapi Pasitheia dapat dengan mudah menerjemahkannya.
Tertulis sebagai Guild Petualang, sebuah tempat yang menjadi rumah pencarian bagi mereka yang bekerja sebagai petualang dan penjelajah.
Rein dan Pasitheia langsung masuk ke dalam setelah beberapa detik menatapnya. Rein ingin mendaftar terlebih dahulu dan jika memungkinkan, dia ingin menjual batu sihir yang dia dapatkan.
Ketika pintu terbuka dan berderit, pandangan orang-orang dengan berbadan menyeramkan di dalamnya berpindah kepada mereka. Rein melihat bir yang berada di meja mereka, memilih untuk tidak mengambil masalah dari para pemaduk tersebut.
Semua dilakukannya demi dapat bertahan hidup. Sangat memungkinkan jika seseorang menargetkan mereka karena Pasitheia terbilang sangat cantik.
Rein tidak ingin mengakuinya, tetapi itulah kenyataan.
Tidak ada yang memberikan tanggapan ketika mereka masuk ke dalam, pandangan tajam itu juga kemudian kembali menjadi seperti semula. Ricuhnya suasana kembali memenuhi seisi ruangan.
“Rein, lebih baik kita pergi dari sini. Mataku bisa terbakar karena melihat mereka ....” Pasitheia memegang tangan Rein, dia menyamarkan ketakutannya.
Rein tersenyum tipis karena tahu Pasitheia ketakutan dengan tatapan-tatapan itu dan orang-orang besar yang berada di dalam. Dia kemudian mencoba untuk menyingkirkannya dan mencari keberadaan resepsionis.
“Rein, tunggu!”
“Ada yang bisa saya bantu?”
Resepsionis menyambut ramah, dengan pakaian maid berwarna hitam putih dan rambut yang diikat ke belakang benar-benar mengubah suasana tempat ini. Pita merah tua yang berada di kerah pakaiannya menambah ciri khas pada gadis tersebut.
“Aku ingin mendaftarkan identitas dan menjadi petualang di sini,” jelas Rein.
“Apa Anda ingin saya menjelaskan tentang sistem ranking?”
“Ya, tolong.”
“Rank dimulai dari F sampai S, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk naik lebih tinggi dari itu. Ketika naik pada rank C, kemungkinan Anda untuk dipanggil dalam keadaan darurat. Lalu untuk misi, setiap petualang diperbolehkan mengambil misi satu peringkat di atasnya.”
Rein mengangguk mengerti. Secara keseluruhan sistem yang diberlakukan terbilang cukup simpel dan mudah. Dia kemudian memilih untuk diam dan tidak bertanya ketika resepsionis hendak melanjutkan kalimatnya.
“Agar Anda bisa dipromosikan, Anda harus menyelesaikan cukup banyak misi dan atas rekomendasi dari guild sendiri. Lalu jika Anda menyelesaikan quest yang berada jauh di atas peringkat Anda saat ini, pekerjaan hanya akan dibayar setengahnya, dan hal ini tidak akan mempengaruhi promosi dan sering dianggap sebagai misi abu-abu.”
Rein mengerti dengan apa yang dimaksud oleh resepsionis. Sangat memungkinkan jika seorang petualang muda membayar sejumlah uang untuk menyelesaikan quest sulit agar mereka dapat dipromosikan. Oleh karena itu, guild memilih untuk mengkategorikan sebagai misi abu-abu.
Dan lagi, orang tersebut harusnya mengalami kerugian karena pekerja yang dia kerjakan menagih uang yang lebih besar daripada misi itu sendiri, dan kemudian pemberian setengah hadiah yang diberikan oleh guild memperburuk hal tersebut.
“Hei, Rein, apa semua ini tidak dapat dipercepat? Aku ingin beristirahat, kau tahu?”
Rein mengabaikan Pasitheia. Dia merasa jika penjelasan dari resepsionis belum berhenti sampai di sana, jadi dia meningkatkan pengamatannya.
“Tetapi perlu diingatkan jika guild juga membutuhkan pendapatan untuk dapat terus beroperasi karena pada dasarnya, kami adalah organisasi yang sama sekali tidak terikat dengan peraturan dari sebuah kerajaan ataupun teritorial.”
Rein bingung, dia sama sekali tidak memiliki uang. Tetapi dia mengingat dengan betul apa yang dapat dijualnya saat ini.
Batu sihir yang Rein dapatkan dari monster yang sudah dia kalahkan menjadi harapan satu-satunya Rein saat ini. Dia berharap jika uang hasil penjualan lebih, dengan begitu dia dapat membeli pakaian dan terhindar dari masalah merepotkan.
Dia menaruh semua batu sihir yang dia dapatkan pada meja. Ketika itu juga resepsionis melihat-lihat sebentar untuk membuktikan keasliannya.
“Apa Anda ingin menjual batu sihir ini untuk mendaftar? Pada dasarnya kami menerima barang yang didapatkan dari monster, tetapi aku ragu jika ini cukup untuk membayar semuanya.”
Rein menggaruk kepala, dia bingung. Batu sihir yang memiliki warna berbeda itu juga mungkin memiliki harga yang sama dengan harga batu sihir berwarna hijau.
Melirik ke arah Pasitheia, Rein berpikir untuk menjual pakaiannya dan mahkota mencolok itu. Tatapan tajam Rein benar-benar membuat Pasitheia merinding.
‘Kau tidak bermaksud untuk menjualku, hah?’ Pasitheia menyilangkan tangannya di dada, dia merasa terancam.
“Tentu tidak.” Rein tersenyum jahat, dia menggosok-gosok tangannya.
“Kau berbohong!” Pasitheia menjaga jarak dari Rein, dia merasakan kebohongan hanya dengan melihat raut wajah Rein.
“Aku ingin menjual pakaiannya, apa itu cukup?’ Rein bertanya pada resepsionis.
“Kau jahat Rein!”
“Pakaian itu sangat mencolok dan terlalu berlebihan, saya ragu jika itu akan mahal dipasaran. Tetapi jika lengkap dengan mahkotanya, saya yakin jika itu cukup untuk mendaftarkan dua orang. Kami juga akan memberikan pakaian ganti secara percuma,” ucap resepsionis santai.
Rein dengan segera menjabat tangannya, “Kita deal!” Kemudian dia menangkap Pasitheia untuk dibawa ke ruang ganti.
“Tidak! Hentikan itu, Rein!”
****
Pada akhirnya, pakaian Pasitheia sama sekali tidak dapat dilepas dengan paksa. Resepsionis itu sendiri sudah menjelaskannya kepada Rein jika semacam sihir sudah ditanamkan secara permanen.
Sedangkan Pasitheia, dia mengalami tekanan batin. Dia menganggap Rein adalah orang jahat dan tidak ingin melihat wajahnya lagi. Dia juga berjongkok di pojok ruangan tanpa berkata-kata sedikit pun.
“Ya ... sepertinya aku memang bersalah.” Rein menunduk sedikit, dia berniat untuk membelikan Pasitheia makanan enak ketika masalah ini selesai, dan itu adalah janjinya pada diri sendiri.
Rein merogoh kantung celananya, dia merasa sesuatu mengganjal di sana. Beberapa bungkus permen cokelat kesukaannya dan memiliki kualitas terbaik. Dia menyimpannya secara khusus karena harga dari permen ini terbilang cukup mahal untuk dibeli murid SMA.
“Apa aku bisa menjual ini?”
Rein sama sekali tidak berpikir untuk mengatakannya dan kalimat itu keluar begitu saja. Tetapi di sisi lain dia berharap jika resepsionis mau membelinya.
“Apa itu? Kami tidak akan membeli sesuatu yang mencurigakan.”
Resepsionis mewaspadai Rein dan mengecek bungkusan permen itu menggunakan sihir, jika saja ada racun di dalamnya. Rein membalasnya dengan tersenyum tipis.
“Ini adalah permen, yaitu manisan yang terbuat dari cokelat. Jika berminat, silakan dicoba, tidak masalah jika kalian tidak membelinya. Aku akan memberikan secara percuma sebiji.”
Resepsionis terlihat membuka bungkus permen tersebut. Dia sudah mengetahui jika di dalamnya tidak terdapat racun, tetapi dia masih ragu untuk meletakkannya ke dalam mulut. Secara perlahan, permen itu masuk, dia kunyah, Rein menunggu reaksinya.
Wajahnya berubah menjadi cerah dan tidak kaku seperti sebelumnya. Matanya berbinar ketika merasakan rasa dari permen cokelat kualitas terbaik yang dimiliki oleh Rein.
“Saya akan membelinya untuk diri saya sendiri dan membayar uang pendaftaran.”
“Baiklah!”
Rein tidak menyangka jika keberuntungan akan berpihak padanya. Dengan permen cokelat itu dia berhasil mendaftar dan mendapatkan uang tambahan dengan batu sihir yang dijualnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
John Singgih
mendaftar ke guild petualang
2021-03-04
0
Noviant Juan
Menyogok dengan tubuh memanglah epic. Tapi pernah nggk sih lo, sogok pake permen? Adek gw aja nggk mempan :v
2020-12-14
4
Wahyu Kusuma
sogok pake permen, sasuga master rara
2020-09-26
2