Bagian 9: Jebakan

Hari telah berlalu, Rein memutuskan untuk kembali lagi ke tempat di mana buah dengan bentuk mirip apel itu berada. Berdiri dari batu yang didudukinya, dia berjalan pergi.

“Rein, kau mau ke mana?” Pasitheia bertanya, tetapi tak sekalipun dia mengubah posisi badannya, bersandar pada pohon.

“Mengambil buah,” jawab Rein segera, dia berhenti. “Apa kamu ingin ikut?”

“Buah? Baiklah, kebetulan aku sangat lapar.” Pasitheia berdiri.

Rein menjadi heran sekaligus terkejut jika wanita ini ingin mengikutinya. Tidak seperti biasa.

Dia melangkahkan kakinya dan menghilangkan pemikiran tak berguna itu, kini mereka sudah cukup aman setelah memiliki racun saga rambat pada bagian ujung tombaknya.

“Apa kita akan keluar dari hutan ini segera? Aku ingin kau mengalahkan raja iblis, seperti janjimu itu.”

“Aku masih belum bisa memutuskannya. Setidaknya sampai persenjataan dan persediaan makanan yang kita miliki memadai untuk melakukan perjalanan. Karena hutan ini lebar, pasti sangat berbahaya melintasinya dan bergerak lebih jauh.”

Menghembuskan nafas, Pasitheia dapat memakluminya sedikit. Tetapi ketika sudah keluar dari hutan ini, dia berniat untuk terus mendesak Rein agar mengalahkan raja iblis. Bagaimanapun, kembali ke alam para dewa adalah tujuan utamanya.

Mereka sampai di salah satu pohon yang berdiri sendiri di tengah-tengah lapangan kecil dengan ruang lingkup sebesar 4 meter.

Pohon buah yang sama dengan yang dia temui beberapa hari sebelumnya.

Pasitheia berlari ke sana, memetik buah dan memenuhi tangannya dengan buah-buahan. Memaksa Rein untuk menegurnya.

“Jika kamu memetik semua, kita tidak memiliki cadangan makanan. Terlebih lagi, ini adalah hutan, para hewan herbivora juga memiliki hak atasnya.”

“Kau selalu saja cerewet!” gerutu Pasitheia, memalingkan wajah karena kesal.

Rein mendekati Pasitheia, dia mencoba untuk mengambil buah tersebut dan ikut menikmatinya. Tetapi wanita itu jauh lebih serakah dari apa yang perkirakan.

“Tidakkah kamu terlalu serakah? Jika aku kehilangan nyawa karena kelaparan, mustahil kmau dapat kembali lagi ke sana, tempatmu berasal.”

Rein memundurkan tangannya, dia rasa apa yang dikatakannya itu sudah cukup untuk membuat Pasitheia berbagi makanan. Terlebih lagi, dia memang kunci utamanya, bukan?

“Hmp! Meskipun begitu, kau hanya akan mendapatkan sebuah!”

Pasitheia memilah salah satu buah dengan bentuk terkecil, memberikannya kepada Rein. Remaja itu hanya dapat tersenyum, dari apa yang diketahuinya, semakin kecil ukuran buah tersebut, maka akan semakin nikmat rasanya pula.

Wanita itu baru saja memberikan emas secara percuma.

“Terima kasih.” Rein tersenyum kecil.

Pikirannya beralih ketika mendapati tanaman bernama saracennia yang berada di salah satu tempat yang tak jauh dari keberadaannya, sebuah tanaman pemakan serangga yang memiliki bau harum.

‘Jika dipikirkan lagi, beberapa hari belakangan ini aku melihat rusa yang meminum air di sungai. Mungkinkah untuk membuat jebakan?’

Berpikir demikian, Rein sudah membulatkan tekatnya. Dia akan segera membuat jebakan, yang menambah alasannya sendiri juga adalah bahwa Rein ingin mencoba dagingnya.

“Sudah diputuskan!”

Pasitheia yang menikmati makanan menaikkan alisnya, penasaran, mencoba bertanya.

“Apa yang kau rencanakan? Aku harap itu bukan sesuatu yang bodoh dan tak bermanfaat.”

“Seharusnya kamu menggunakan air untuk berkaca,” balas Rein.

“Kejam! Kau pasti akan aku hukum jika berada di alam para dewa!”

“Jika.” Rein menekankan suaranya, membuat Pasitheia terdiam dengan raut wajah penuh emosi. Mengepal tangan.

“Ayo kita pulang, semakin lama di sini akan semakin berbahaya.” Rein sedikit tersenyum kepada Pasitheia, kemudian dibalas dengan Pasitheia yang meludah karena kesal.

****

Rein sudah menemukan tempat di mana dia akan membuat jebakan. Lebih memilih sebuah lubang yang digali dengan ukuran dalam karena dia tidak memiliki tali yang kuat ataupun akar yang dapat digunakan sebagai jebakan.

Dengan demikian, Rein mulai menggali. Menggunakan tangan sedikit menyulitkan, tetapi tempat yang ditentukannya sangat mendukung kegiatan Rein. Itu tanah dengan struktur yang lembut dan mudah digali.

Sebagai langkah pertama, dia memastikan untuk membuat perangkap pada area yang sedikit jauh dari tempat di mana mereka beristirahat. Selain itu, tempat yang akan dipasangkan jebakan adalah jalan yang sering dilewati oleh hewan-hewan.

Beberapa jam telah berlalu, Rein menemukan sebuah batu berwarna merah delima yang bersinar redup ketika menggalinya. Merasa bahwa benda itu aneh, dia membawanya kepada Pasitheia.

“Jangan mendekatiku dengan tubuh kotormu itu!” teriak Pasitheia ketika menyadari Rein yang berjalan ke arahnya.

Rein merasa kesal, tetapi memilih untuk tidak mempermasalahkannya. Terlebih lagi, dia baru sadar bahwa gaun yang dikenakan oleh wanita itu tidak pernah kotor, membuat Rein cukup iri karenanya. Berbeda dengan Pasitheia, Rein masih menggunakan pakaian sekolahnya yang sudah compang camping, tetapi cukup untuk melindungi daerah privasinya.

“Ngomong-ngomong, aku menemukan sebuah benda. Apakah kamu mengetahuinya? Aku rasa ini cukup menarik, secara ini adalah dunia fantasi seperti di novel-novel, bukan?” Rein bertanya lembut.

“Aku tidak tahu! Jangan pernah bertanya padaku karena dunia ini bukan berada di bawah wewenangku. Hanya dewa-dewi kelas atas yang memiliki wewenang.”

Rein mengambil kesimpulan cepat atas apa yang dikatakan oleh Pasitheia.

“Itu berarti bahwa kamu merupakan dewi kelas bawah, bukan?”

Rein tidak bermaksud untuk mengatakannya dan kata-kata itu keluar begitu saja.

“Hei! Berhenti menghinaku. Setidaknya posisiku lebih tinggi dari manusia rendahan sepertimu!” Pasitheia menatap tajam Rein, merasa kesal.

“Baiklah, baiklah. Aku minta maaf,” Rein memutar badannya, memasukkan benda tersebut ke dalam saku celana, berniat untuk melanjutkan kegiatannya sebelum hari semakin malam.

****

Beberapa hari sudah berlalu sejak pertama kali Rein mulai menggali. Itu adalah lubang dengan kedalaman 10 meter, cukup untuk mencegah binatang yang terperangkap keluar dari sana.

Rein juga secara perlahan menutupi lubang dengan lebar 2 meter tersebut menggunakan kayu yang lunak dan cukup kuat untuk menopang dedaunan yang dijatuhkan di atasnya.

Merasa pekerjaan telah selesai, Rein menghembuskan nafas lega. Dia sudah cukup puas dengan kerja kerasnya selama ini, dengan begitu satu dari banyaknya masalah sudah teratasi. Kini tinggal menunggu waktu sampai mereka harus membuat tindakan yang lebih lagi.

Rein kembali dan meninggalkan tempat tersebut. Dia kali ini berniat untuk pergi ke atas air terjun, satu hal yang dia ketahui bahwa terdapat sumber air panas di sana. Yang mana dapat digunakan untuk mengistirahatkan tubuh dan merilekskannya.

Melepas pakaian, Rein masuk ke dalam air panas dan menyenderkan tubuh pada batu untuk menopang tubuhnya. Sudah sangat lama sejak terakhir kali dia menikmati mandi seperti ini, membuatnya merasa rindu dengan bumi.

Menampar kedua wajah, Rein tersadarkan.

“Bodohnya aku. Meskipun aku ingin kembali ke sana, tetapi itu sudah bukan duniaku lagi.” Rein sedikit menunjukkan senyuman, menikmati pemandangan dari matahari terbenam yang jarang dinikmatinya. Terhanyut dalam pikiran.

Terpopuler

Comments

Jjlynn Tudin

Jjlynn Tudin

punya dalam korek spi 10meter 🤭

2023-03-24

0

De'Ran7

De'Ran7

pantesan di buang...orang sifatnya angkuh gitu..kaga ada yg mencerminkan seorang dewi..yg ada dewi abal² kali ya

2022-10-15

0

Selfi Azna

Selfi Azna

seru ya...baru nyadar aku loooo

2021-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3 Bagian 2: Pasitheia
4 Bagian 3: Udang
5 Bagian 4: Selter
6 Bagian 5: Berkeliling
7 Bagian 6: Serigala
8 Bagian 7: Keputusan
9 Bagian 8: Makanan Enak
10 Bagian 9: Jebakan
11 Bagian 10: Goblin
12 Bagian 11: Menelusuri Sungai
13 Bagian 12: Gadis Elf
14 Bagian 13: Aexaria
15 Bagian 14: Perjalanan I
16 Bagian 15: Perjalanan II
17 Bagian 16: Desa
18 Bagian 17: Guild Petualang (1)
19 Bagian 18: Guild Petualang (2)
20 Bagian 19: Guild Petualang (3)
21 Bagian 20: Misi Pertama
22 Bagian 21: Guild Petualang (4)
23 Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24 Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25 Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26 Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27 Bagian 26: Guild Petualang (5)
28 Bagian 27: Pai Apel (1)
29 Bagian 28: Pai Apal (2)
30 Bagian 29: Transaksi
31 Bagian 30: Masalah di Restoran
32 Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33 Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34 Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35 Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36 Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37 Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38 Bagian 37: Rumah Tuan Green
39 Bagian 38: Guild Petualang (6)
40 Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41 Bagian 40: Monster Ikan
42 Bagian 41: Malam yang Dingin
43 Bagian 42: Pelatihan (1)
44 Bagian 43: Pelatihan (2)
45 Bagian 44: Setelah Pelatihan
46 Bagian 45: Party Dadakan
47 Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48 Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49 Bagian 48: Guild Petualang (7)
50 Bagian 49: Pelatihan (3)
51 Bagian 50: Pelatihan (4)
52 Bagian 51: Pelatihan (5)
53 Bagian 52: Pelatihan (6)
54 Bagian 53: Libur
55 Bagian 54: Gadis Putih
56 Bagian 55: Waktu Luang
57 Bagian 56: Pelatihan (7)
58 Bagian 57: Pelatihan (8)
59 Bagian 58: Berburu (1)
60 Bagian 59: Berburu (2)
61 Bagian 60: Masalah Kecil
62 Bagian 61: Barbeku (1)
63 Bagian 62: Barbeku (2)
64 Bagian 63: Barbeku (3)
65 Bagian 64: Barbeku (4)
66 Bagian 65: Malam yang Tenang
67 Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68 Bagian 67: Pelatihan (9)
69 Bagian 68: Pelatihan (10)
70 Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71 Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72 Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73 Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74 Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75 Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76 Bagian 75: Pertumpahan Darah
77 Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78 Bagian 77: Panggung Silver Snake
79 Bagian 78: Eagle Eye
80 Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81 Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82 Bagian 81: Ketetapan Hati
83 Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84 Bagian 83: Kembali ke Hutan
85 Bagian 84: Kepanikan
86 Bagian 85: Raungan Hebat
87 Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88 Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89 Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90 Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91 Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92 Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93 Bagian 92: Kembalilah Rein!
94 Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95 Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96 Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97 Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98 Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99 Pengumuman
100 Pengumuman
101 Pengumuman
102 Pengumuman
103 Pengumuman
104 Pengumuman
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Bagian 108: Sebuah Pilihan
110 Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111 Bagian 110: Livia
112 Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113 Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114 Bagian 113: Ruangan Rahasia
115 Bagian 114: Peninggalan Penting
116 Bagian 115: Meninggalkan
117 Bagian 116: Memulai Petualangan
118 Bagian 117: Beristirahat
119 Bagian 118: Tekad
120 Bagian 119: Troll
121 Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122 Bagian 121: Putri yang Malang
123 Bagian 122: Lumine
124 Bagian 123: Mempelajari Sihir
125 Bagian 124: Malam yang Berdarah
126 Bagian 125: Hadiah?
127 Bagian 126: Kepanikan
128 Bagian 127: Desa Elf
129 Bagian 128: Dunia yang Kelam
130 Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131 Bagian 130: Kerajaan Crules
132 Bagian 131: Guild dan Rosaline
133 Bagian 132: Guild Petualang (8)
134 Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135 Bagian 134: Basah Hujan
136 Bagian 136: Rapat Kelompok
137 Bagian 137: Guild Petualang (9)
138 Bagian 138: Toni si Dwarf
139 Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140 Bagian 140: Tambang Erton
141 Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142 Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143 Bagian 143: Guild Petualang (10)
144 Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145 Bagian 145: Rumah Baru
146 Bagian 146: Toko Bunga
147 147: Pasar Gelap
148 Bagian 148: Iristina
149 Bagian 149: Terciduk
150 Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151 Bagian 151: Kebersamaan
152 Bagian 152: Sebuah Cerita
153 Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154 Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155 Bagian 155: Guild Petualang (11)
156 Bagian 156: Kamar Penginapan
157 Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158 Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159 Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160 Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161 Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162 Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163 Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164 Pengumuman Kelanjutan Cerita.
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3
Bagian 2: Pasitheia
4
Bagian 3: Udang
5
Bagian 4: Selter
6
Bagian 5: Berkeliling
7
Bagian 6: Serigala
8
Bagian 7: Keputusan
9
Bagian 8: Makanan Enak
10
Bagian 9: Jebakan
11
Bagian 10: Goblin
12
Bagian 11: Menelusuri Sungai
13
Bagian 12: Gadis Elf
14
Bagian 13: Aexaria
15
Bagian 14: Perjalanan I
16
Bagian 15: Perjalanan II
17
Bagian 16: Desa
18
Bagian 17: Guild Petualang (1)
19
Bagian 18: Guild Petualang (2)
20
Bagian 19: Guild Petualang (3)
21
Bagian 20: Misi Pertama
22
Bagian 21: Guild Petualang (4)
23
Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24
Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25
Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26
Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27
Bagian 26: Guild Petualang (5)
28
Bagian 27: Pai Apel (1)
29
Bagian 28: Pai Apal (2)
30
Bagian 29: Transaksi
31
Bagian 30: Masalah di Restoran
32
Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33
Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34
Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35
Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36
Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37
Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38
Bagian 37: Rumah Tuan Green
39
Bagian 38: Guild Petualang (6)
40
Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41
Bagian 40: Monster Ikan
42
Bagian 41: Malam yang Dingin
43
Bagian 42: Pelatihan (1)
44
Bagian 43: Pelatihan (2)
45
Bagian 44: Setelah Pelatihan
46
Bagian 45: Party Dadakan
47
Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48
Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49
Bagian 48: Guild Petualang (7)
50
Bagian 49: Pelatihan (3)
51
Bagian 50: Pelatihan (4)
52
Bagian 51: Pelatihan (5)
53
Bagian 52: Pelatihan (6)
54
Bagian 53: Libur
55
Bagian 54: Gadis Putih
56
Bagian 55: Waktu Luang
57
Bagian 56: Pelatihan (7)
58
Bagian 57: Pelatihan (8)
59
Bagian 58: Berburu (1)
60
Bagian 59: Berburu (2)
61
Bagian 60: Masalah Kecil
62
Bagian 61: Barbeku (1)
63
Bagian 62: Barbeku (2)
64
Bagian 63: Barbeku (3)
65
Bagian 64: Barbeku (4)
66
Bagian 65: Malam yang Tenang
67
Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68
Bagian 67: Pelatihan (9)
69
Bagian 68: Pelatihan (10)
70
Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71
Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72
Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73
Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74
Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75
Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76
Bagian 75: Pertumpahan Darah
77
Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78
Bagian 77: Panggung Silver Snake
79
Bagian 78: Eagle Eye
80
Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81
Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82
Bagian 81: Ketetapan Hati
83
Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84
Bagian 83: Kembali ke Hutan
85
Bagian 84: Kepanikan
86
Bagian 85: Raungan Hebat
87
Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88
Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89
Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90
Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91
Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92
Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93
Bagian 92: Kembalilah Rein!
94
Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95
Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96
Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97
Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98
Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99
Pengumuman
100
Pengumuman
101
Pengumuman
102
Pengumuman
103
Pengumuman
104
Pengumuman
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Bagian 108: Sebuah Pilihan
110
Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111
Bagian 110: Livia
112
Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113
Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114
Bagian 113: Ruangan Rahasia
115
Bagian 114: Peninggalan Penting
116
Bagian 115: Meninggalkan
117
Bagian 116: Memulai Petualangan
118
Bagian 117: Beristirahat
119
Bagian 118: Tekad
120
Bagian 119: Troll
121
Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122
Bagian 121: Putri yang Malang
123
Bagian 122: Lumine
124
Bagian 123: Mempelajari Sihir
125
Bagian 124: Malam yang Berdarah
126
Bagian 125: Hadiah?
127
Bagian 126: Kepanikan
128
Bagian 127: Desa Elf
129
Bagian 128: Dunia yang Kelam
130
Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131
Bagian 130: Kerajaan Crules
132
Bagian 131: Guild dan Rosaline
133
Bagian 132: Guild Petualang (8)
134
Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135
Bagian 134: Basah Hujan
136
Bagian 136: Rapat Kelompok
137
Bagian 137: Guild Petualang (9)
138
Bagian 138: Toni si Dwarf
139
Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140
Bagian 140: Tambang Erton
141
Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142
Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143
Bagian 143: Guild Petualang (10)
144
Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145
Bagian 145: Rumah Baru
146
Bagian 146: Toko Bunga
147
147: Pasar Gelap
148
Bagian 148: Iristina
149
Bagian 149: Terciduk
150
Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151
Bagian 151: Kebersamaan
152
Bagian 152: Sebuah Cerita
153
Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154
Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155
Bagian 155: Guild Petualang (11)
156
Bagian 156: Kamar Penginapan
157
Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158
Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159
Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160
Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161
Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162
Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163
Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164
Pengumuman Kelanjutan Cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!