Rein tidak mengerti kenapa, tetapi dia mendengar sebuah teriakan dari seorang gadis. Entah itu jebakan atau bukan, jika saja ada seekor monster dengan kekuatan untuk meniru suara gadis, pasti Rein akan dalam berbahaya.
Sedangkan Pasitheia sedang tertidur lelap, Rein mencoba untuk mencari tahunya sendiri. Rasa penasaran yang begitu kuat, itu terdengar seperti rintihan dari seseorang.
Dia mencoba untuk mendengarnya lebih dekat lagi. Tahu bahwa suara itu berasal dari lubang yang dia gunakan untuk menjebak rusa dengan kedalaman 10 meter. Pasti sulit untuk dapat naik kembali jika tanpa kekuatan sihir atau sebuah bantuan yang bahkan namanya saja tidak Rein ketahui.
Perlahan mendekatkan dirinya, mengarahkan obor ke dalam. Dia mendapatkan seorang gadis yang terduduk di sana sembari memegangi kakinya yang terluka, mengelus-elus lembut.
Rein tahu jika itu bukanlah patah tulang ataupun sesuatu yang berakibat fatal. Setidaknya itu adalah luka ringan seperti keseleo. Mudah untuk disembuhkan dengan menggunakan tanaman binahong yang dia ketahui dapat mengobati berbagai macam luka.
“Tunggulah di sana! Aku akan mencoba untuk menyelamatkanmu!” teriak Rein ke dalam sana.
“Ba-baik!” balas gadis tersebut.
Rein mengambil akar yang kuat yang sudah pernah dia siapkan jika sewaktu-waktu seekor hewan masuk dalamnya, itu digunakan untuk mengangkat binatang yang terbunuh ataupun membawa dirinya sendiri ke dalam sana.
“Tolong ikatkan akar ini pada tubuhmu dan pegangan yang erat, aku akan mencoba untuk menarikmu!”
Mengikuti perintah Rein, gadis itu mencoba untuk menguatkan ikatan pada tubuhnya, kemudian berpegang tangan yang kuat.
“Apa kamu sudah siap?” teriak Rein lagi ke dalam sana.
“Y-ya!”
Dengan begitu Rein menariknya dengan pelan. Jika saja ada katrol di sini, mungkin pekerjaannya akan jauh lebih mudah untuk dilakukan. Tetapi itu tidak masalah, berat dari gadis ini tidaklah seberat seekor rusa. Jadi semua berjalan baik-baik saja.
Rein menggapai tangan gadis itu, sontak membuat mereka berdua terjatuh dengan Rein yang berada di bawah sedangkan gadis itu di atasnya.
“A-ah, terima kasih sudah menolongku ....”
Dia memutar badan dan terduduk di tanah dengan wajah yang memerah, mereka tadi sangat dekat hingga di berada pada batas di mana dua orang akan saling berciuman. Untung respon cepat berhasil menyelamatkannya.
“Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Rein heran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir jika akan ada seseorang di hutan yang lebat ini.
Seorang gadis cantik tanpa perlengkapan ataupun persenjataan yang dimiliki, berkeliling di dalam hutan yang gelap dan berbahaya ini. Bukankah itu sungguh janggal?
Rein mengangkat tubuhnya ke belakang untuk memberikan lebih banyak ruang pada gadis tersebut..
“A-aku hanya kebetulan lewat saja, jadi aku akan kembali ke tempat di mana aku berasal.” Gadis itu mencoba untuk berdiri dan berjalan, namun terjatuh karena rasa sakit pada bagian kakinya.
“Argh!”
Rein tidak membantu lebih dari apa yang dia lakukan sebelumnya. Gadis itu memang memiliki wajah yang cantik dengan dada yang besar, tetapi justru itulah yang mengingatkannya dengan sebuah mimpi buruk..
“Jika tidak keberatan, kamu bisa beristirahat di tempat kami. Kebetulan aku memiliki ruang yang dapat digunakan untuk beristirahat. Meskipun aku tidak yakin dengan kenyamanannya.”
“Ti-tidak, aku hanya akan merepotkanmu saja dan akan segera ...”
Mencoba untuk berdiri lagi, namun itu membuat rasa sakit yang dideritanya bertambah. Mendesah pelan. Dia kembali terjatuh ke tanah.
“Jadi, bagaimana?” Rein berdiri, dia mengulurkan tangan untuk membantu gadis ini berpindah.
“Ma-maaf merepotkanmu,” lirih gadis tersebut, menerima uluran tangan Rein setelahnya.
Rein memaksakan senyumannya, perlahan mulai membopong gadis tersebut ke tempat Pasitheia berada, penginapan super sederhana dan darurat milik mereka.
“Kamu bisa tidur di sana, mohon maaf jika itu tidak akan begitu empuk hingga pada batas di mana kamu akan merasa nyaman.”
“Ti-tidak. Ini sama sekali tidak masalah, terima kasih sudah mengizinkanku untuk beristirahat bersama kalian.”
Dia menggelengkan kepala, kemudian sadar bahwa mereka sama sekali belum berkenalan satu sama lain.
“Aku Tia, seorang elf.” Gadis itu memperkenalkan dirinya, dia tahu akan sangat tidak sopan untuk menutupi identitasnya setelah diselamatkan orang lain.
Rein tidak menampakkan ekspresi sedikit pun, tetapi dia terkejut jika keberadaan elf itu memang benar-benar ada di dunia fantasi ini. Berpikir seperti itu, membawa Rein pada sebuah kesimpulan lainnya. Dia juga mengira kalau di dunia ini juga memiliki ras setengah manusia ataupun demon.
“Namaku Rein dan orang yang tidur di sana dia adalah Pasitheia, seseorang yang menemaniku di hutan ini,” balas Rein.
Pikirannya memaksa untuk membungkam fakta tentang Rein yang merupakan seseorang dari dunia lain dan Pasitheia yang merupakan seorang dewi. Dia berpikir bahwa kebenaran itu akan membawanya pada sebuah mimpi buruk.
“Senang berkenalan denganmu, Rein.” Tia sedikit tersenyum, senyuman tipis di balik langit malam berbintang.
Mengetahui ada seseorang yang memiliki pengetahuan luas tentang dunia ini, Rein merasa sangat penasaran dan ingin segera menanyakan banyak hal tentang itu. Pengetahuan juga dapat menambah persentase keselamatannya dalam dunia baru.
Tetapi berpikir demikian, Rein mengurungkannya untuk besok hari. Jika Tia memang akan tidur di sini, maka dia dapat menunggu hingga keadaan menjadi sedikit lebih baik lagi.
“Lalu apa yang kamu lakukan malam-malam di hutan ini tanpa memiliki persenjataan dan perlindungan sama sekali? Hutan ini sangat berbahaya, kamu tahu?”
Jika menurut sudut pandang Rein, jelas jika hutan ini sangat berbahaya. Dengan bukti goblin dan serigala yang sering dia temui, itu cukup untuk membuktikannya.
Tia sedikit memalingkan wajah, dia merasa enggan untuk mengatakannya. Rein sadar akan hal itu kemudian mencoba untuk mengalihkan pembicaraan dengan memberikannya ikan bakar.
“Ini, ambillah.”
“Ah, terima kasih.”
Rein sedikit menunggu sebentar dengan memalingkan wajah ke langit. Dia teringat dengan sensasi tubuhnya ketika bersentuhan dengan Tia dan itu membuncahkan pikirannya.
Sedangkan Tia sedang menikmati makannya, dia juga ikut memandangi langit malam. Heran sekaligus takjub jika sesuatu yang indah ini selalu menyembunyikan kebenaran yang pahit.
“Aku sedang dikejar oleh para penjual budak, tetapi karena memasuki hutan ini, mereka mulai menghindarinya dan berbalik arah. Seperti apa yang kamu katakan sebelumnya, merang benar jika hutan ini sangat berbahaya dan dihindari oleh para petualang. Tetapi akhir-akhir ini aku mendengar jika ada seorang Fallen God yang jatuh ke sini dan menyingkirkan hewan-hewan buas ke luar dari sini.” Tia duduk dengan memeluk lutut, tetapi tangannya yang bergetar menjadi pusat perhatian Rein.
‘Fallen God? Apa yang dimaksudnya adalah Pasitheia?’
Rein yang entah bagaimana mengerti arti dari kalimat itu memilih untuk membungkam mulut sekali lagi dan membiarkannya menjadi sebuah rahasia. Itu mungkin hanya pemikiran buruknya saja, tetapi apakah mungkin untuk menyebut Pasitheia sebagai dewi yang terjatuh?
Kemudian tentang monster, dia merasa heran dengannya. Jika memang benar karena kejatuhan Pasitheia ke hutan ini, seharusnya para monster seperti goblin, slime, dan wolf juga melakukan hal yang sama. Tetapi hal seperti itu tidak terjadi, mengapa demikian?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
John Singgih
teman baru
2021-03-04
0
Juuu.
keknya jawaban untuk pertanyaan lyon di akhit itu
karna goblim mahluk tolol
2020-12-02
1
Juuu.
hehh
keknya si rein ini di bully di sekolahnya sama cewe cantik berdada besar
mungkin bullyannya sangat parah sampe dia nginget itu trus
2020-12-02
2