Bagian 10: Goblin

Malam hari adalah waktu yang paling ingin dihindari oleh Rein selama berada di hutan ini. Dia sangat khawatir tentang keberadaan binatang buas di sekitar mereka.

Rein sering kali bersyukur karena dia selalu berhasil melewati setiap malam yang menghampirinya. Suara hewan-hewan yang mengerikan saja jarang terdengar bahkan setiap malam tiba. Namun terlepas dari hal itu, Rein merasa sering diawasi oleh seseorang dan bunyi gerisik sering kali mengganggu pikirannya.

“Aku pikir itu hanya firasatku saja,” Rein menepis pikiran negatifnya, mencuci muka agar tetap dalam keadaan terbangun.

Sedangkan Pasitheia, wanita itu sudah terlebih dahulu tertidur dengan pulas tanpa melakukan hal besar dalam hidup barunya. Rein bingung untuk menghadapinya, tidakkah dia dapat lebih berguna? Seperti apa yang dia janjikan waktu itu.

Dia tahu bahwa Pasitheia adalah seorang dewi dan tidak seharusnya melakukan pekerjaan yang merusak martabatnya, tetapi jika dipikirkan berulang kali, sikapnya terlalu buruk dan tidak mencerminkan dewi itu sendiri.

Misalkan saja sikap serakahnya terhadap makanan dan malas-malasan yang berlebihan. Ditambah, kebanggaannya terhadap gelar yang dimiliki terlalu berlebihan.

Jika dibandingkan dengan Dewa Kematian yang ditemui oleh Rein, akan lebih baik jika posisi mereka bertukar. Dewa Thanatos terlihat lebih dapat diandalkan dan mau bekerja sama, berbanding terbalik dengan Pasitheia.

“Tetapi ... membicarakan tentang keburukan orang lain memang tidak akan ada habisnya. Aku heran bagaimana orang-orang dapat menggunakan kesalahan orang lain sebagai pembicaraan.”

Rein mulai merasa udara semakin dingin, diperkuat dengan pakaiannya yang compang-camping. Dia mendekati pohon untuk mengambil kayu bakar dan membawanya, melemparkan ke dalam api unggun, dan menghangatkan tubuh.

“Jika saja aku mempunyai pisau yang lebih baik daripada batu ini ...” Rein mengeluh, ini pertama kalinya, namun bukan berarti dia akan menyerah begitu saja.

Dia menampar wajahnya keras, pikiran negatif selalu saja datang ketika sedang dalam keadaan sulit, selalu membanding-bandingkan dengan sesuatu dan lupa untuk bersyukur. Sikap buruk seperti itu harus dibuang, setidaknya itu yang ada di pikirannya.

Rein awalnya berencana untuk membuat perangkap ikan besok. Kelincahan dari ikan-ikan menjadi penghambat bagi Rein untuk menangkap mereka. Apalagi ketika Rein mulai mendekat ke air, para makhluk hidup yang hidup di dalamnya langsung menghilang begitu saja.

“Bambu? Aku tidak berpikir bahwa benda seperti itu akan mudah untuk didapatkan ....”

Rein sudah mengelilingi beberapa tempat, tetapi tak pernah bertemu dengan bambu yang dapat digunakan untuk bahan pembuatan perangkap ikan. Padahal itu adalah bahan terbaik dan dapat bertahan lama.

Pergerakan aneh mulai terasa ketika udara semakin dingin. Entah mengapa, Rein merasa merinding untuk melaluinya. Suara semak-semak yang bergesek satu sama lain terlalu mencurigakan, memaksanya untuk menyiapkan tombak yang sudah dibaluri oleh racun.

Kebetulan sekali bahwa posisi Rein berada di dekat semak-semak, sekitar 10 meter di belakangnya setelah tempat tidur, selter sederhana yang dia tempati.

Seekor makhluk berwarna hijau yang membawa pedang muncul di hadapan Rein, melompat dan berlari dengan kencang dengan mengangkat pedangnya.

“Pasitheia!”

Rein yang sadar berteriak kepada Pasitheia untuk membangunkannya. Tentu dia khawatir jika nanti monster ini malah mengincar Pasitheia. Sebagai seorang pria satu-satunya di sini, dia merasa untuk melindungi dan jika saja wanita itu terluka, maka Rein akan menganggap dirinya sendiri telah gagal.

Pasitheia tidak terbangun sedangkan monster tersebut sudah semakin dekat dengannya. Rein menyeringai. Dia mengelak ketika monster itu menyerang secara vertikal.

Pedang yang digunakan oleh makhluk berwarna hijau itu terlihat berkarat, tetapi cukup untuk memotong kayu yang digunakan Rein sebagai tombak, menjadi alasan yang cukup kuat baginya untuk menghindar daripada menahan.

‘Sial, Pasitheia belum terbangun. Dia mungkin akan menjadi incaran jika saja monster ini menyadarinya.’ Rein khawatir, meremas tombak yang dipegangnya.

Rein mencoba untuk memutar otak, dalam pertarungan ini dia diuntungkan karena memiliki tongkat yang memiliki jangkauan serang luas, ditambah dengan racun saga rambat yang dia miliki.

Namun Rein tidak boleh salah dalam melakukan pergerakan walau hanya sedikit saja, di mana dia akan kehilangan tombaknya karena menahan serangan dan akan berakibat fatal.

Monster hijau dengan tubuh yang lebih pendek itu memasang kuda-kuda. Ini tidak seperti dia hendak menggunakan kungfu atau semacamnya, lebih menuju pada posisi waspada dan siap menyerang.

‘Apa yang direncanakannya?’ batin Rein, menatap setiap tubuh dari monster tersebut, memperhatikan setiap pergerakan yang mungkin akan dilakukan.

Mereka saling menatap satu sama lain dalam beberapa detik ke depannya, ini membuat Rein mengeluarkan biji saga rambat yang dimilikinya, mencoba untuk melempar pada mulut monster tersebut yang selalu terbuka.

Namun, ditepis. Itu tidak berhasil dan malah menyebabkan monster melanjutkan serangan kepada Rein.

Rein memundurkan langkah ke belakang, kini sebuah pohon menjadi penghalangnya untuk terus bergerak. Mengelak dengan melompat ke kanan. Di saat bersamaan, pedang monster itu melekat pada batang pohon yang menghalangi Rein.

Rein memutar badan setelah berhasil menghindari serangan. Dia mencoba untuk memanfaatkan situasi dan dengan segera menusuk tepat pada bagian kepala monster hijau tersebut.

Tumbang dengan begitu lemas. Bola matanya yang bersinar secara perlahan sirna. Membuktikan kepada Rein bahwa dirinya berhasil membunuh monster tersebut dengan menggunakan titik vitalnya dan yang berperan paling besar dalam pembunuhan ini adalah racun dari saga rambat.

Dia mengetahui serangannya pada bagian kepala tidak terlalu dalam. Belum cukup kuat untuk dapat membunuhnya dalam satu kali serangan dan dengan racun yang bekerja dengan cepat, Rein berhasil melakukannya.

Dia baru saja mendapatkan sebuah pedang untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Pedang yang didapatkannya memerlukan perawatan khusus dan ketajamannya sudah perlahan memudar. Meskipun begitu, ini terbuat dari bahan yang bagus dan masih dalam keadaan layak dipakai.

“Yoosh! Ini saatnya bekerja.”

Rein tidak ingin darah dan bangkai monster itu mengundang monster-monster lainnya. Mengetahui keberadaan mereka saja sudah cukup menakutkan, apalagi jika harus menghadapinya.

“Aku pikir, seorang otaku akan sangat diuntungkan dalam posisi ini,” gumam Rein.

Rein tidak dapat menutupi kelemahannya terhadap dunia ini dalam hal pengetahuan. Beberapa tumbuhan dan makhluk hidup di dunia ini sangat berbeda, itulah mengapa dia harus menggali informasi lebih banyak lagi.

Kembali ke tempat semula setelah membereskan bangkai monster beserta darahnya, Rein membersihkan tubuh.

Mungkin saja bau dari monster tersebut melekat pada tubuhnya, yang mana akan mengundang monster lainnya, hal ini menjadi alasan kenapa dia mandi di tengah malam yang dingin itu. Karena khawatir terhadap Pasitheia yang seorang diri, dia memilih untuk tidak pergi ke sumber air panas yang memiliki aliran airnya sendiri.

“Entah mengapa, aku malah bersyukur mendapati serangan dari seekor monster aneh itu. Apakah namanya goblin? Aku tidak terlalu mengerti, tetapi bentuknya mirip dengan permainan yang dulu aku mainkan.”

Rein naik ke permukaan, mengeringkan tubuh di dekat api dengan telanjang. Dia benar-benar mirip seperti seorang ekshibisionis. Tetapi bukan berarti bahwa Rein menginginkannya. Jika dia memiliki handuk, tentu dia akan menutupi tubuhnya.

Wanita itu terbangun dari tidurnya, dihadapkan dengan seorang remaja yang berada dalam keadaan tanpa busana sedang menghangatkan tubuh. Dia berteriak dengan begitu kencang, membangunkan para burung dan membuat mereka terbang.

“Rein! Ada orang aneh di sini!” teriak Pasitheia dengan histeris.

Teriakan itu mengundang kepanikan Rein, dia berdiri dan mengambil pedang, bertanya-tanya dengan keadaan heran tanpa busana.

“Mana!? Cepatlah pergi ke belakangku!” Rein mendekati Pasitheia dengan cepat, berpikir bahwa ada serangan.

“Singkirkan makhluk jelek itu dari hadapanku!”

Pasitheia menendang keras bagian bawah Rein, memberikan kesakitan tiada tara hingga Rein yang langsung terguling karenanya. Benar-benar menakutkan jika dibayangkan.

****

Menurut Mbah Google, satu kali tendangan setara dengan melahirkan 160 bayi atau 9000 del. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Lilithia gilgamesh Lucifer

Lilithia gilgamesh Lucifer

ha buat MC dingin liat genre comedy liatnya kesel

2021-07-13

0

John Singgih

John Singgih

aduh biyung sakit nian adek kecilku

2021-03-04

0

‎‎‎‎Wahyu Kusuma

‎‎‎‎Wahyu Kusuma

Abis di tendang

Rein bilek : Rasanya Anmjim banget.

2020-09-20

6

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3 Bagian 2: Pasitheia
4 Bagian 3: Udang
5 Bagian 4: Selter
6 Bagian 5: Berkeliling
7 Bagian 6: Serigala
8 Bagian 7: Keputusan
9 Bagian 8: Makanan Enak
10 Bagian 9: Jebakan
11 Bagian 10: Goblin
12 Bagian 11: Menelusuri Sungai
13 Bagian 12: Gadis Elf
14 Bagian 13: Aexaria
15 Bagian 14: Perjalanan I
16 Bagian 15: Perjalanan II
17 Bagian 16: Desa
18 Bagian 17: Guild Petualang (1)
19 Bagian 18: Guild Petualang (2)
20 Bagian 19: Guild Petualang (3)
21 Bagian 20: Misi Pertama
22 Bagian 21: Guild Petualang (4)
23 Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24 Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25 Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26 Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27 Bagian 26: Guild Petualang (5)
28 Bagian 27: Pai Apel (1)
29 Bagian 28: Pai Apal (2)
30 Bagian 29: Transaksi
31 Bagian 30: Masalah di Restoran
32 Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33 Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34 Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35 Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36 Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37 Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38 Bagian 37: Rumah Tuan Green
39 Bagian 38: Guild Petualang (6)
40 Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41 Bagian 40: Monster Ikan
42 Bagian 41: Malam yang Dingin
43 Bagian 42: Pelatihan (1)
44 Bagian 43: Pelatihan (2)
45 Bagian 44: Setelah Pelatihan
46 Bagian 45: Party Dadakan
47 Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48 Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49 Bagian 48: Guild Petualang (7)
50 Bagian 49: Pelatihan (3)
51 Bagian 50: Pelatihan (4)
52 Bagian 51: Pelatihan (5)
53 Bagian 52: Pelatihan (6)
54 Bagian 53: Libur
55 Bagian 54: Gadis Putih
56 Bagian 55: Waktu Luang
57 Bagian 56: Pelatihan (7)
58 Bagian 57: Pelatihan (8)
59 Bagian 58: Berburu (1)
60 Bagian 59: Berburu (2)
61 Bagian 60: Masalah Kecil
62 Bagian 61: Barbeku (1)
63 Bagian 62: Barbeku (2)
64 Bagian 63: Barbeku (3)
65 Bagian 64: Barbeku (4)
66 Bagian 65: Malam yang Tenang
67 Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68 Bagian 67: Pelatihan (9)
69 Bagian 68: Pelatihan (10)
70 Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71 Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72 Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73 Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74 Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75 Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76 Bagian 75: Pertumpahan Darah
77 Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78 Bagian 77: Panggung Silver Snake
79 Bagian 78: Eagle Eye
80 Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81 Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82 Bagian 81: Ketetapan Hati
83 Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84 Bagian 83: Kembali ke Hutan
85 Bagian 84: Kepanikan
86 Bagian 85: Raungan Hebat
87 Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88 Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89 Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90 Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91 Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92 Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93 Bagian 92: Kembalilah Rein!
94 Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95 Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96 Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97 Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98 Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99 Pengumuman
100 Pengumuman
101 Pengumuman
102 Pengumuman
103 Pengumuman
104 Pengumuman
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Bagian 108: Sebuah Pilihan
110 Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111 Bagian 110: Livia
112 Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113 Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114 Bagian 113: Ruangan Rahasia
115 Bagian 114: Peninggalan Penting
116 Bagian 115: Meninggalkan
117 Bagian 116: Memulai Petualangan
118 Bagian 117: Beristirahat
119 Bagian 118: Tekad
120 Bagian 119: Troll
121 Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122 Bagian 121: Putri yang Malang
123 Bagian 122: Lumine
124 Bagian 123: Mempelajari Sihir
125 Bagian 124: Malam yang Berdarah
126 Bagian 125: Hadiah?
127 Bagian 126: Kepanikan
128 Bagian 127: Desa Elf
129 Bagian 128: Dunia yang Kelam
130 Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131 Bagian 130: Kerajaan Crules
132 Bagian 131: Guild dan Rosaline
133 Bagian 132: Guild Petualang (8)
134 Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135 Bagian 134: Basah Hujan
136 Bagian 136: Rapat Kelompok
137 Bagian 137: Guild Petualang (9)
138 Bagian 138: Toni si Dwarf
139 Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140 Bagian 140: Tambang Erton
141 Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142 Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143 Bagian 143: Guild Petualang (10)
144 Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145 Bagian 145: Rumah Baru
146 Bagian 146: Toko Bunga
147 147: Pasar Gelap
148 Bagian 148: Iristina
149 Bagian 149: Terciduk
150 Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151 Bagian 151: Kebersamaan
152 Bagian 152: Sebuah Cerita
153 Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154 Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155 Bagian 155: Guild Petualang (11)
156 Bagian 156: Kamar Penginapan
157 Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158 Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159 Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160 Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161 Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162 Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163 Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164 Pengumuman Kelanjutan Cerita.
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3
Bagian 2: Pasitheia
4
Bagian 3: Udang
5
Bagian 4: Selter
6
Bagian 5: Berkeliling
7
Bagian 6: Serigala
8
Bagian 7: Keputusan
9
Bagian 8: Makanan Enak
10
Bagian 9: Jebakan
11
Bagian 10: Goblin
12
Bagian 11: Menelusuri Sungai
13
Bagian 12: Gadis Elf
14
Bagian 13: Aexaria
15
Bagian 14: Perjalanan I
16
Bagian 15: Perjalanan II
17
Bagian 16: Desa
18
Bagian 17: Guild Petualang (1)
19
Bagian 18: Guild Petualang (2)
20
Bagian 19: Guild Petualang (3)
21
Bagian 20: Misi Pertama
22
Bagian 21: Guild Petualang (4)
23
Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24
Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25
Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26
Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27
Bagian 26: Guild Petualang (5)
28
Bagian 27: Pai Apel (1)
29
Bagian 28: Pai Apal (2)
30
Bagian 29: Transaksi
31
Bagian 30: Masalah di Restoran
32
Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33
Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34
Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35
Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36
Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37
Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38
Bagian 37: Rumah Tuan Green
39
Bagian 38: Guild Petualang (6)
40
Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41
Bagian 40: Monster Ikan
42
Bagian 41: Malam yang Dingin
43
Bagian 42: Pelatihan (1)
44
Bagian 43: Pelatihan (2)
45
Bagian 44: Setelah Pelatihan
46
Bagian 45: Party Dadakan
47
Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48
Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49
Bagian 48: Guild Petualang (7)
50
Bagian 49: Pelatihan (3)
51
Bagian 50: Pelatihan (4)
52
Bagian 51: Pelatihan (5)
53
Bagian 52: Pelatihan (6)
54
Bagian 53: Libur
55
Bagian 54: Gadis Putih
56
Bagian 55: Waktu Luang
57
Bagian 56: Pelatihan (7)
58
Bagian 57: Pelatihan (8)
59
Bagian 58: Berburu (1)
60
Bagian 59: Berburu (2)
61
Bagian 60: Masalah Kecil
62
Bagian 61: Barbeku (1)
63
Bagian 62: Barbeku (2)
64
Bagian 63: Barbeku (3)
65
Bagian 64: Barbeku (4)
66
Bagian 65: Malam yang Tenang
67
Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68
Bagian 67: Pelatihan (9)
69
Bagian 68: Pelatihan (10)
70
Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71
Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72
Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73
Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74
Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75
Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76
Bagian 75: Pertumpahan Darah
77
Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78
Bagian 77: Panggung Silver Snake
79
Bagian 78: Eagle Eye
80
Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81
Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82
Bagian 81: Ketetapan Hati
83
Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84
Bagian 83: Kembali ke Hutan
85
Bagian 84: Kepanikan
86
Bagian 85: Raungan Hebat
87
Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88
Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89
Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90
Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91
Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92
Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93
Bagian 92: Kembalilah Rein!
94
Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95
Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96
Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97
Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98
Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99
Pengumuman
100
Pengumuman
101
Pengumuman
102
Pengumuman
103
Pengumuman
104
Pengumuman
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Bagian 108: Sebuah Pilihan
110
Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111
Bagian 110: Livia
112
Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113
Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114
Bagian 113: Ruangan Rahasia
115
Bagian 114: Peninggalan Penting
116
Bagian 115: Meninggalkan
117
Bagian 116: Memulai Petualangan
118
Bagian 117: Beristirahat
119
Bagian 118: Tekad
120
Bagian 119: Troll
121
Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122
Bagian 121: Putri yang Malang
123
Bagian 122: Lumine
124
Bagian 123: Mempelajari Sihir
125
Bagian 124: Malam yang Berdarah
126
Bagian 125: Hadiah?
127
Bagian 126: Kepanikan
128
Bagian 127: Desa Elf
129
Bagian 128: Dunia yang Kelam
130
Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131
Bagian 130: Kerajaan Crules
132
Bagian 131: Guild dan Rosaline
133
Bagian 132: Guild Petualang (8)
134
Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135
Bagian 134: Basah Hujan
136
Bagian 136: Rapat Kelompok
137
Bagian 137: Guild Petualang (9)
138
Bagian 138: Toni si Dwarf
139
Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140
Bagian 140: Tambang Erton
141
Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142
Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143
Bagian 143: Guild Petualang (10)
144
Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145
Bagian 145: Rumah Baru
146
Bagian 146: Toko Bunga
147
147: Pasar Gelap
148
Bagian 148: Iristina
149
Bagian 149: Terciduk
150
Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151
Bagian 151: Kebersamaan
152
Bagian 152: Sebuah Cerita
153
Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154
Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155
Bagian 155: Guild Petualang (11)
156
Bagian 156: Kamar Penginapan
157
Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158
Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159
Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160
Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161
Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162
Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163
Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164
Pengumuman Kelanjutan Cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!