Bagian 4: Selter

Udang yang dimakannya memiliki aroma, tekstur, dan rasa yang unik. Seperti rasa manis yang dengan tiba-tiba muncul ketika dia memakan bagian kepala dari udang tersebut, aromanya yang ringan dan tekstur yang kenyal ikut berperan dalam menambah kenikmatan.

Tetapi yang menarik dari semua itu adalah bahwa dia merasakan rasa yang tidak diketahuinya, terasa asing di lidah. Juga cangkang dari udang ini melunak ketika mereka mati setelah 10 menit. Satu informasi yang begitu membantu bagi Rein yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang dunia ini.

Rein mengangkat wajahnya dan melihat ke atas batu pipih yang digunakannya untuk memasak, tetapi semua udang yang telah matang habis dimakan Pasitheia.

Rein menggelengkan kepala, dia sebenarnya merasa kesal karena makanannya habis tak tersisa. Padahal sebelumnya mereka sudah membagi secara rata.

“Dewi Pasitheia, bukankah kamu terlalu banyak memakannya?”

Pasitheia tertawa bodoh, memalingkan wajah untuk menghindari kesalahannya. Tetapi Rein berusaha untuk tidak mempermasalahkannya lagi.

“Bersyukurlah karena sudah memberikan persembahan terhadap diriku ini, manusia lemah!” Pasitheia tertawa dengan bangga.

Sepertinya memang ada yang salah dengan otak wanita ini.

Rein berdiri, jika ingin hidup di dunia yang baru ini maka dia harus beradaptasi dengan cepat atau juga bisa pergi ke desa terdekat. Tetapi dari apa yang dia perhatikan ketika terjatuh dari ketinggian, sejauh mata memandang, hanya hutan dan pepohonan tinggi yang menjadi pemandangan.

Dengan begitu, Rein memutuskan untuk membangun sebuah selter darurat yang dapat digunakannya untuk berlindung. Terlebih lagi, langit mulai menghitam dan pertanda akan ada turunnya hujan tak lama lagi.

Rain memulai dengan mengumpulkan ranting, batang pohon, dan dedaunan yang dapat dia kumpulkan. Tentu untuk tidak memilih secara sembarangan, seperti dia harus mencari daun yang luas dan lebar, memiliki sifat dasar seperti daun talas agar dapat mengalirkan air dengan baik.

Rein melanjutkan dengan menyusuri sungai.

Beberapa waktu telah berlalu sejak Rein menyusuri sungai, kini dia berniat untuk kembali ke tempat di mana Pasitheia berada. Semua karena dia tak dapat menemukan satu pun daun yang diinginkannya, memaksa Rein untuk menggunakan bahan seadanya.

“Apa yang kau lakukan?” Pasitheia terlihat penasaran dengan apa yang Rein lakukan, menarik alis ke atas.

“Membangun selter,” jawab Rein tanpa mengalihkan perhatian. “Apa kamu mau membantu?” tambahnya.

“Aku tidak tertarik!”

Seperti apa yang sudah diprediksi oleh Rein sendiri, sangat mustahil bahwa seseorang yang memiliki sifat angkuh sebagai seorang dewi itu akan membantunya.

Bekerja. Rein terus melakukan seperti apa yang harus dia lakukan. Dia juga membangun tempat yang sedikit lebih luas agar Pasitheia dapat ikut bersamanya.

Rein kemudian mengingat kejadian pagi tadi. Dia tidak ingin hal itu terjadi lagi dan nyawanya melayang karena kekuatan dari Pasitheia, oleh karena itu, maka dia akan membangun dua tempat terpisah untuk mereka tidur. Setidaknya, itu bisa menunda kematiannya dan menyingkirkan sesuatu yang tidak membahayakan.

Rein juga membangunnya sedikit berjauhan dari pohon dan sungai. Sangat memungkinkan air sungai meluap di waktu yang tidak diinginkan. Selain itu, membangun di bawah pohon memiliki dampak yang sama besarnya. Misalkan serangga berbahaya dan petir yang menyambar dikala dia tidak beruntung.

Untuk itu, tanah yang sedikit terbuka menjadi tempat persinggahannya. Itu tidak terlalu jauh dari sungai, jadi Rein dapat tenang karenanya.

Memerlukan kerja keras dan tenaga ekstra untuk membangun tempat perlindungan, terlebih lagi dia membangun untuk dua orang. Akan lebih baik jika semua itu digabung, tetapi karena keadaan dan demi keamanan, Rein memilih jalan yang susah.

Menancapkan kayu di tanah dan membuat alas menggunakan dedaunan yang sudah dibersihkan agar menghindarinya dari serangga, membangun atap yang kokoh dan terbuat dari dedaunan. Berhasil bertahan dari terpaan angin dan semua dilakukan oleh Rein seorang diri.

Tanpa terasa 8 jam telah berlalu sejak pertama kali Rein memulai membangun selter darurat super sederhana. Ini memerlukan kerja keras, dia tidak memiliki peralatan yang memadai, dan kekurangan tenaga kerja menjadi kendala. Tetapi, kerja kerasnya terbayarkan segera setelah melihat hasil yang memuaskan.

Itu adalah sebuah selter darurat yang kokoh dan siap diterjang oleh angin yang lebat. Lengkap dengan tempat memasak dan tempat tidur yang sedikit lebih nyaman.

Perut Rein benar-benar kosong, karenanya dia mulai mengumpulkan udang seperti sebelumnya. Tetapi hasil tangkapan Rein tidak sebanyak sebelumnya, hanya 5 ekor yang dapat ditemukan. Memaksa dia untuk menahan lapar lebih lama lagi.

Pasitheia menghampiri Rein setelah begitu lama tertidur di bawah pohon. Beruntung hujan yang diperkirakan tadi harus tertunda dan hinggap di daratan yang sama sekali tidak diketahuinya.

“Kau benar-benar melakukan hal yang tidak berguna, ya?”

Entah kenapa Rein mulai kesal dengan sikapnya itu. Tidak bisakah dia menghargai kerja kerasnya? Bahkan Rein sudah membangun dua tempat berbeda agar Pasitheia dapat tidur dengan nyenyak.

“Karena kamu sebelumnya sudah memakan seluruh bagian aku, maka untuk makan malam, aku akan mengambil 3 ekor.” Rein langsung menyisikan udangnya untuk disimpan, tetapi tangan Pasitheia menghadang dan bergerak lebih cepat.

“Aku sangat lapar, tidak bisakah kau mengalah terhadapku?” Pasitheia memelas, memohon belas kasih.

Menggaruk kepala, tak dapat bertindak apa pun, Rein memberikan 1 ekor udang miliknya kepada Pasitheia. Dia membutuhkan energi dan gizi yang cukup, tetapi entah bagaimana, Rein sulit berkutik ketika mendapatkan perlakuan seperti itu.

“Terima kasih!” Pasitheia tersenyum manis, puas karena bisa membodohi Rein.

Rein sedikit melongo. Dia tahu bahwa Pasitheia memiliki wajah yang cantiknya di atas rata-rata, tetapi dengan senyuman itu, dia terpaku. Kecantikan yang natural diperlihatkan dengan senyuman manis itu. Dengan segera menggelengkan kepala dan menyadarkan diri, Rein memalingkan wajah.

‘Sadar Rein, ingat masa lalu kelammu!’ Rein mengingatkan dirinya sendiri pada masa lalu buruk yang pernah dia alami. Menampar kedua pipi.

Sedangkan di satu sisi Pasitheia masuk ke dalam selter miliknya, merebahkan tubuh, tetapi ini sama sekali tidak nyaman. Sama seperti saat dia tidur bersandar dengan pohon sebelumnya.

“Ini buruk! Kau memang tidak memiliki keterampilan dalam membuat sesuatu!” teriak Pasitheia.

Untuk kedua kalinya, Rein merasa kesal. Pikirannya tentang Pasitheia benar-benar berubah. Sikap dan wajahnya benar-benar tidak sinkron, mubazir untuk dimiliki oleh seorang wanita yang berperilaku buruk seperti dirinya. Tetapi sekali lagi, Rein memilih untuk diam. Dia enggan memancing masalah yang tidak diperlukan, mengisi perut dengan air mungkin pilihan terakhir.

Rein termenung, menatap dalam-dalam api yang berkobar. Hari sudah semakin malam, dia bersyukur bahwa dapat menikmati kehidupan untuk kedua kalinya.

Menyenderkan tubuh di pohon, Rein menatap langit malam yang begitu indah. Dengan hiasan bintang yang bersinar dan bulan yang berbentuk sabit, serta angin yang membuatnya menggigil, itu terasa begitu menenangkan dan kedamaian yang dia dambakan .

Dan setelah beberapa waktu berlalu, Rein masuk ke dalam selter dan memejamkan matanya. Bersiap untuk menghadapi hari esok, di mana dia akan berjalan-jalan ke sekitar untuk mencari makanan.

Terpopuler

Comments

De'Ran7

De'Ran7

nih dewi songong amat sih

2022-10-15

0

ShizenMaru

ShizenMaru

niat banget si author buat orang kesel. si mc nya kelewatan baik, emang sepenting itukah si cewe itu buat mc? tinggalin aja daripada nambah beban ga berguna. ngebantu juga engga

2021-03-20

0

John Singgih

John Singgih

menyebalkan, sikapnya sesuai dengan namanya bukan ?

2021-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3 Bagian 2: Pasitheia
4 Bagian 3: Udang
5 Bagian 4: Selter
6 Bagian 5: Berkeliling
7 Bagian 6: Serigala
8 Bagian 7: Keputusan
9 Bagian 8: Makanan Enak
10 Bagian 9: Jebakan
11 Bagian 10: Goblin
12 Bagian 11: Menelusuri Sungai
13 Bagian 12: Gadis Elf
14 Bagian 13: Aexaria
15 Bagian 14: Perjalanan I
16 Bagian 15: Perjalanan II
17 Bagian 16: Desa
18 Bagian 17: Guild Petualang (1)
19 Bagian 18: Guild Petualang (2)
20 Bagian 19: Guild Petualang (3)
21 Bagian 20: Misi Pertama
22 Bagian 21: Guild Petualang (4)
23 Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24 Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25 Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26 Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27 Bagian 26: Guild Petualang (5)
28 Bagian 27: Pai Apel (1)
29 Bagian 28: Pai Apal (2)
30 Bagian 29: Transaksi
31 Bagian 30: Masalah di Restoran
32 Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33 Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34 Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35 Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36 Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37 Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38 Bagian 37: Rumah Tuan Green
39 Bagian 38: Guild Petualang (6)
40 Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41 Bagian 40: Monster Ikan
42 Bagian 41: Malam yang Dingin
43 Bagian 42: Pelatihan (1)
44 Bagian 43: Pelatihan (2)
45 Bagian 44: Setelah Pelatihan
46 Bagian 45: Party Dadakan
47 Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48 Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49 Bagian 48: Guild Petualang (7)
50 Bagian 49: Pelatihan (3)
51 Bagian 50: Pelatihan (4)
52 Bagian 51: Pelatihan (5)
53 Bagian 52: Pelatihan (6)
54 Bagian 53: Libur
55 Bagian 54: Gadis Putih
56 Bagian 55: Waktu Luang
57 Bagian 56: Pelatihan (7)
58 Bagian 57: Pelatihan (8)
59 Bagian 58: Berburu (1)
60 Bagian 59: Berburu (2)
61 Bagian 60: Masalah Kecil
62 Bagian 61: Barbeku (1)
63 Bagian 62: Barbeku (2)
64 Bagian 63: Barbeku (3)
65 Bagian 64: Barbeku (4)
66 Bagian 65: Malam yang Tenang
67 Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68 Bagian 67: Pelatihan (9)
69 Bagian 68: Pelatihan (10)
70 Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71 Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72 Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73 Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74 Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75 Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76 Bagian 75: Pertumpahan Darah
77 Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78 Bagian 77: Panggung Silver Snake
79 Bagian 78: Eagle Eye
80 Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81 Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82 Bagian 81: Ketetapan Hati
83 Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84 Bagian 83: Kembali ke Hutan
85 Bagian 84: Kepanikan
86 Bagian 85: Raungan Hebat
87 Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88 Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89 Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90 Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91 Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92 Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93 Bagian 92: Kembalilah Rein!
94 Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95 Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96 Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97 Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98 Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99 Pengumuman
100 Pengumuman
101 Pengumuman
102 Pengumuman
103 Pengumuman
104 Pengumuman
105 Pengumuman
106 Pengumuman
107 Pengumuman
108 Pengumuman
109 Bagian 108: Sebuah Pilihan
110 Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111 Bagian 110: Livia
112 Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113 Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114 Bagian 113: Ruangan Rahasia
115 Bagian 114: Peninggalan Penting
116 Bagian 115: Meninggalkan
117 Bagian 116: Memulai Petualangan
118 Bagian 117: Beristirahat
119 Bagian 118: Tekad
120 Bagian 119: Troll
121 Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122 Bagian 121: Putri yang Malang
123 Bagian 122: Lumine
124 Bagian 123: Mempelajari Sihir
125 Bagian 124: Malam yang Berdarah
126 Bagian 125: Hadiah?
127 Bagian 126: Kepanikan
128 Bagian 127: Desa Elf
129 Bagian 128: Dunia yang Kelam
130 Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131 Bagian 130: Kerajaan Crules
132 Bagian 131: Guild dan Rosaline
133 Bagian 132: Guild Petualang (8)
134 Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135 Bagian 134: Basah Hujan
136 Bagian 136: Rapat Kelompok
137 Bagian 137: Guild Petualang (9)
138 Bagian 138: Toni si Dwarf
139 Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140 Bagian 140: Tambang Erton
141 Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142 Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143 Bagian 143: Guild Petualang (10)
144 Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145 Bagian 145: Rumah Baru
146 Bagian 146: Toko Bunga
147 147: Pasar Gelap
148 Bagian 148: Iristina
149 Bagian 149: Terciduk
150 Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151 Bagian 151: Kebersamaan
152 Bagian 152: Sebuah Cerita
153 Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154 Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155 Bagian 155: Guild Petualang (11)
156 Bagian 156: Kamar Penginapan
157 Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158 Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159 Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160 Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161 Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162 Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163 Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164 Pengumuman Kelanjutan Cerita.
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1: Dewi yang Jatuh
3
Bagian 2: Pasitheia
4
Bagian 3: Udang
5
Bagian 4: Selter
6
Bagian 5: Berkeliling
7
Bagian 6: Serigala
8
Bagian 7: Keputusan
9
Bagian 8: Makanan Enak
10
Bagian 9: Jebakan
11
Bagian 10: Goblin
12
Bagian 11: Menelusuri Sungai
13
Bagian 12: Gadis Elf
14
Bagian 13: Aexaria
15
Bagian 14: Perjalanan I
16
Bagian 15: Perjalanan II
17
Bagian 16: Desa
18
Bagian 17: Guild Petualang (1)
19
Bagian 18: Guild Petualang (2)
20
Bagian 19: Guild Petualang (3)
21
Bagian 20: Misi Pertama
22
Bagian 21: Guild Petualang (4)
23
Bagian 22: Hari yang Tenang di Dunia Lain
24
Bagian 23: Misi Memanen Apel (1)
25
Bagian 24: Misi Memanen Apel (2)
26
Bagian 25: Misi Memanen Apel (3)
27
Bagian 26: Guild Petualang (5)
28
Bagian 27: Pai Apel (1)
29
Bagian 28: Pai Apal (2)
30
Bagian 29: Transaksi
31
Bagian 30: Masalah di Restoran
32
Bagian 31: Pertarungan di Dapur! (1)
33
Bagian 32: Pertarungan di Dapur! (2)
34
Bagian 33: Hari yang Santai (1)
35
Bagian 34: Hari yang Santai (2)
36
Bagian 35: Hari yang Santai (3)
37
Bagian 36: Hari yang Santai (4)
38
Bagian 37: Rumah Tuan Green
39
Bagian 38: Guild Petualang (6)
40
Bagian 39: Membersihkan Kandang Kuda
41
Bagian 40: Monster Ikan
42
Bagian 41: Malam yang Dingin
43
Bagian 42: Pelatihan (1)
44
Bagian 43: Pelatihan (2)
45
Bagian 44: Setelah Pelatihan
46
Bagian 45: Party Dadakan
47
Bagian 46: Penaklukan Markas Goblin (1)
48
Bagian 47: Penaklukan Markas Goblin (2)
49
Bagian 48: Guild Petualang (7)
50
Bagian 49: Pelatihan (3)
51
Bagian 50: Pelatihan (4)
52
Bagian 51: Pelatihan (5)
53
Bagian 52: Pelatihan (6)
54
Bagian 53: Libur
55
Bagian 54: Gadis Putih
56
Bagian 55: Waktu Luang
57
Bagian 56: Pelatihan (7)
58
Bagian 57: Pelatihan (8)
59
Bagian 58: Berburu (1)
60
Bagian 59: Berburu (2)
61
Bagian 60: Masalah Kecil
62
Bagian 61: Barbeku (1)
63
Bagian 62: Barbeku (2)
64
Bagian 63: Barbeku (3)
65
Bagian 64: Barbeku (4)
66
Bagian 65: Malam yang Tenang
67
Bagian 66: Kegiatan Pagi Hari
68
Bagian 67: Pelatihan (9)
69
Bagian 68: Pelatihan (10)
70
Bagian 69: Hari Tanpa Rein (1)
71
Bagian 70: Hari Tanpa Rein (2)
72
Bagian 71: Hari Tanpa Rein (3)
73
Bagian 72: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (1)
74
Bagian 73: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (2)
75
Bagian 74: Perjalanan Menuju Hutan Peslion (3)
76
Bagian 75: Pertumpahan Darah
77
Bagian 76: Pasitheia dan Goblin
78
Bagian 77: Panggung Silver Snake
79
Bagian 78: Eagle Eye
80
Bagian 79: Melawan Ogre Lord (1)
81
Bagian 80: Melawan Ogre Lord (2)
82
Bagian 81: Ketetapan Hati
83
Bagian 82: Aku Pergi, Rein
84
Bagian 83: Kembali ke Hutan
85
Bagian 84: Kepanikan
86
Bagian 85: Raungan Hebat
87
Bagian 86: Geon dan Keributan di Hutan
88
Bagian 87: Naga Putih dan Pasukan Raja Iblis
89
Bagian 88: Kekuatan Shaugra
90
Bagian 89: Akhir dari Pertarungan
91
Bagian 90: Semoga kau Bangun, Rein!
92
Bagian 91: Memperebutkan Rein(?)
93
Bagian 92: Kembalilah Rein!
94
Bagian 93: Masa Lalu Rein (1)
95
Bagian 94: Masa Lalu Rein (2)
96
Bagian 95: Masa Lalu Rein (3)
97
Bagian 96: Masa Lalu Rein (4)
98
Bagian 97: Masa Lalu Rein (5)
99
Pengumuman
100
Pengumuman
101
Pengumuman
102
Pengumuman
103
Pengumuman
104
Pengumuman
105
Pengumuman
106
Pengumuman
107
Pengumuman
108
Pengumuman
109
Bagian 108: Sebuah Pilihan
110
Bagian 109: Kembali Pada Kehidupan
111
Bagian 110: Livia
112
Bagian 111: Persiapan untuk Pergi
113
Bagian 112: Rumah yang Ditinggalkan
114
Bagian 113: Ruangan Rahasia
115
Bagian 114: Peninggalan Penting
116
Bagian 115: Meninggalkan
117
Bagian 116: Memulai Petualangan
118
Bagian 117: Beristirahat
119
Bagian 118: Tekad
120
Bagian 119: Troll
121
Bagian 120: Prajurit dan Tuan Putri
122
Bagian 121: Putri yang Malang
123
Bagian 122: Lumine
124
Bagian 123: Mempelajari Sihir
125
Bagian 124: Malam yang Berdarah
126
Bagian 125: Hadiah?
127
Bagian 126: Kepanikan
128
Bagian 127: Desa Elf
129
Bagian 128: Dunia yang Kelam
130
Bagian 129: Desa Jesfon dan Masalah
131
Bagian 130: Kerajaan Crules
132
Bagian 131: Guild dan Rosaline
133
Bagian 132: Guild Petualang (8)
134
Bagian 133: Tentang Goblin dan Mendekat
135
Bagian 134: Basah Hujan
136
Bagian 136: Rapat Kelompok
137
Bagian 137: Guild Petualang (9)
138
Bagian 138: Toni si Dwarf
139
Bagian 139: Horned Lizard dan Tambang
140
Bagian 140: Tambang Erton
141
Bagian 141: Penginapan yang Menyebalkan
142
Bagian 142: Basilisk dan Kehancuran Desa
143
Bagian 143: Guild Petualang (10)
144
Bagian 144: Membeli Rumah dan Guild Pedagang
145
Bagian 145: Rumah Baru
146
Bagian 146: Toko Bunga
147
147: Pasar Gelap
148
Bagian 148: Iristina
149
Bagian 149: Terciduk
150
Bagian 150: Sebuah Pelajaran
151
Bagian 151: Kebersamaan
152
Bagian 152: Sebuah Cerita
153
Bagian 153: Hanya untuk Gadis!
154
Bagian 154: Kenyataan dan Kesakitan
155
Bagian 155: Guild Petualang (11)
156
Bagian 156: Kamar Penginapan
157
Bagian 157: Kekacauan di Ibukota
158
Bagian 158: Kepergian dan Penyerangan
159
Bagian 159: Mempertahankan Ibukota (1)
160
Bagian 160: Mempertahankan Ibukota (2)
161
Bagian 161: Mempertahankan Ibukota (3)
162
Bagian 163: Mempertahankan Ibukota (4)
163
Bagian 164: Mempertahankan Ibukota (5)
164
Pengumuman Kelanjutan Cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!