Suara keras musik DJ dan aroma alkohol yang menyengat memenuhi seluruh ruangan.
Di sana bertebaran wanita-wanita penggoda dengan pakaian sexi yang siap merayu calon pelanggan.
Di sudut kursi duduk seorang Pria tampan seorang diri, matanya sudah memerah dan tubuhnya sedikit oleng.
Pria tampan itu selalu mengusir setiap wanita cantik yang datang merayu, pria itu tak lain adalah Syauqi.
"Tumben ngajak kesini bro? Aku kira sudah taubat" sapa seseorang sambil menepuk pundak Syauqi dari belakang,
Syauqi hanya diam dan menyodorkan gelas berisi bir.
"Kamu kenapa, Bro? Tidak biasanya seperti ini?" tanya temannya yang bernama Dony, usia mereka sebaya.
"Aku jatuh cinta Don, tapi gadis kecil itu tidak menyadarinya," kata Syauqi yang sudah setengah mabuk.
"Apa?" Dony kaget, dia berusaha memastikan dengan apa yang barusan di dengar.
"Dia sudah ada yang memiliki Don," timpal Syauqi, dia terus minum hingga tak tersisa, kemudian dia menuangkan lagi dan meminumnya.
Dony adalah teman dekatnya Syauqi semenjak SMA. Mereka juga tinggal dan kuliah bersama Di Amerika.
Namun baru kali Dony mendengar Syauqi bercerita tentang 'mencintai wanita'.
Dony tahu jika temannya dulu pernah beberapa kali kencan dengan wanita, tapi Syauqi selalu mengabaikan dan mudah bosan.
Dony menjadi penasaran dengan wanita yang bisa membuat seorang Syauqi Malik sampai frustasi.
"Bagaimanapun caranya aku harus mendapatkanmu!" bentak Syauqi sambil meninju meja.
"Zhia... kamu belum tahu siapa aku, akan aku pastikan kamu tidak bisa lepas dari genggamanku." kata Syauqi lemah,kemudian dia tertidur di atas meja.
"Gadis kecil, aku sampai gila melihatmu bersamanya," teriak Syauqi lagi sambil membanting gelas, untuk tidak mengenai orang.
Pelayan club tak ada yang berani menyinggung Syauqi, karena mereka tahu siapa Syauqi.
Dony merasa ngeri juga melihat amarah yang ditahan Syauqi, karena dia tahu bagaimana karakter temannya itu.
Syauqi sudah mabuk berat dan terus mengigau. Dony hanya geleng-geleng kepala kemudian membawanya pulang kerumahnya yang lebih dekat.
***********************************
Di sisi lain Zhia sedang menikmati makan malamnya bersama Iyas.
"Makasih ya, Mas Iyas. Karena sudah mengantar Ibuku ke rumah sakit," ucap Zhia bahagia.
"Kamu ini berbicara apa? Ibumu juga Ibuku!" jawab Iyas.
Zhia hanya tersenyum menahan malu.
"Zhia... apa kamu tidak lelah bekerja dari pagi sampai malam gini?" tanya Iyas cemas.
"Tentu lelah, tapi aku semangat kok. Yang terpenting nikmati dan syukuri saja," jawab Zhia mantab, membuat Iyas semakin kagum.
"Zhia..." Kata iyas terbata, tapi kata-katanya tercekat di tenggorokannya. Sedangkan jantungnya berdebar sangat kencang.
Demi seseorang yang dicintainya Iyas mengumpulkan keberanian dirinya.
"Aku mengerti, pacaran itu dilarang agama. Namun aku ingin tahu bagaimana perasaanmu padaku? Apakah sama sepertiku atau hanya menganggap aku sebagai teman biasa," akhirnya Iyas bernapas lega bisa menyelesaikan kalimat itu.
Berhari- hari Iyas memikirkan kata yang pas supaya Zhia tidak marah.
"Maksudnya, Mas Iyas?" tanya Zhia yang memang gadis polos.
"Selama ini aku menyayangimu... mencintaimu... aku ingin hidup selamanya bersamamu sampai maut memisahkan. Jika kamu merasakan hal yang sama, aku ingin mengajak kedua orang tuaku untuk melamarmu" kata Iyas dengan tatapan memohon.
Zhia terkejut dan tersenyum senang, tapi bila berbicara tentang suatu hubungan kearah situ dia belum siap.
"Mas... aku juga menyayangimu. Namun saat ini aku belum berpikir sampai kearah situ. Masih banyak hal yang belum ku gapai. Aku masih ingin membahagiakan ibuku. Aku masih ingin menggapai mimpiku dan aku juga masih ingin menikmati masa mudaku. Lagi pula umur kita baru 20 tahun sedangkan Mas Iyas juga masih kuliah. Maafkan aku ya mas... kumohon jangan membenciku karena ini " kata Zhia lembut, dia takut membuat Iyas marah.
"hei, bagaimana mungkin aku bisa membenci kamu, Zhia. Kamu adalah satu-satunya wanita yang aku cintai, setidaknya aku bahagia karena kamu memiliki perasaan yang sama. Aku akan sabar menantimu sampai kamu siap" jawab Iyas tersenyum tenang.
Iyas juga sadar jika mereka masih terlalu muda. pernikahan bukan soal umur, tapi persoalan kesiapan mental.
Seusai makan mereka segera pulang.
Mobil Iyas berjalan di belakang mengikuti motor Zhia, dia ingin memastikan Zhia aman sampai rumah.
Begitulah Cinta Iyas, baginya Zhia adalah berlian yang harus selalu dilindungi, jangan sampai tersentuh agar tetap bersinar indah.
*********************************
Keesokan harinya Syauqi terbangun. kepalanya terasa berat, dia ingat jika semalam menghabiskan beberapa botol bir.
Dia malas berdiri kemudian tertidur lagi.
Tepat jam 10.00 Syauqi mulai bisa menegakkan tubuhnya sendiri, dia segera mandi dan memakai mengambil kemeja di lemari Dony.
Di antara ereka berdua memang dari dulu sudah terbiasa tukar barang.
Sesampainya Syauqi di kantornya, di sana dia kaget melihat Zhia dan kakaknya.
"Kenapa ke sini kak?" tanya Syauqi bingung.
"Semalam kenapa tidak pulang? Kakak telepon juga tidak diangkat?" Elly marah karena menghawatirkan adik satu satunya.
Biasanya Syauqi jika tidak pulang selalu memberi kabar lewat pesan.
"oh, semalam aku tertidur di rumahnya Dony!" jawab Syauqi.
Dony yang baru dibicarakan langsung muncul.
"Apa kabar, Kak Elly? wah ada yang beda, semakin cantik saja," sapa Dony pada Elly yang sudah dianggap kakak sendiri.
Kemudian dia menatap gadis yang berada di belakang Elly.Dony sampai matanya terbelalak tak bisa berkedip, dia terpesona melihat mahluk Tuhan paling indah.
Elly langsung memukul pundak Dony dengan tas kecilnya.
Bukk.....
"Jaga matamu! Sampai mau copot keluar tuh." sindir Elly.
Semua tertawa termasuk Zhia. Namun gadis itu menutupi tawanya dengan kedua tangan mulusnya.
Ingin rasanya Syauqi menyentuh dan menggenggam jemari lentik milik Zhia.
"Kakak pergi dulu, masih banyak urusan. Kakak kesini cuma mau memastikan kamu baik baik saja," pamit Elly.
Kemudian menggandeng Zhia berjalan keluar meninggalkan kantor Syauqi yang sangat besar dan mewah.
Mata Syauqi dan Dony masih menatap punggung Zhia
"Luar biasa... " bisik Dony mengagumi asisten Elly.
"Bro, nanti tolong kamu minta nomer asisten kakakmu ya!" pinta Doni serius.
Syauqi langsung menatap tajam mata Dony,
"Sudah bosan hidup? Jangan pernah berani mendekati Zhia!" kata Syauqi pedas.
"Apa... Zhia?"
Dony langsung tertunduk lemas, mana mungkin dia bersaing dengan Syauqi yang berdarah dingin ini. bisa-bisa umurnya jadi pendek.
"Apa kamu sudah menyatakan cinta padanya?" tanya Dony penasaran.
kali ini dia berlapang dada mengingat semalam bagaimana temannya frustasi karena gadis itu.
"Belum, aku tak punya keberanian. Apalagi dia sudah memiliki seseorang" jawab Syauqi lemah.
Selama Dony mengenalnya, baru kali ini dia melihat sisi lemahnya Syauqi.
"Aku mengerti Bro, dari auranya dia sudah terlihat berbeda. Bukan seperti wanita lain yang mudah tergoda karena ketampanan dan harta," ucap Dony.
Dalam hati Syauqi juga membenarkan ucapan temannya.
"Lalu apa yang harus kulakukan? melihat dia makan malam tanpa bersentuhan saja aku hampir gila, bagaimana kalau dia sampai menikah dengan orang lain?" Syauqi mengusap wajahnya dengan kedua tangan, dia seperti sudah kehilangan akal.
"Katakan cinta padanya!" jawab Dony memberi semangat.
"Kalau aku di tolak?" tanya Syauqi lagi.
Dony terdiam sesaat, dia ragu untuk mengatakannya. Karena ide dia terlalu ekstrim.
Syauqi masih menunggu jawaban dari Dony, membuat Dony terpaksa membuka mulutnya,
"Miliki raganya! baru kemudian rebut hatinya!" Ucap Dony.
Syauqi mencerna kata-kata Dony, dia mengakui, memang tidak mudah untuk menahlukkan hati Zhia.
Namun Syauqi juga tidak bisa membunuh perasaanya, semakin dia mencoba melupakan justru semakin besar rasa cintanya.
Kerinduannya pada Zhia seakan menghipit dadanya sampai ia sulit untuk bernapas.
Meskipun Syauqi tidak bercerita kepada Elly, namun kakak perempuannya sangat peka. Dia bisa merasakan perubahan yang besar setelah kedatangan Zhia dalam hidupnya.
Elly tersenyum sendiri, karena gadis muda yang lugu ini bisa meluluhkan adiknya yang sangat keras.
"Kak Elly, kenapa tertawa sendiri?" tanya Zhia merasa heran.
"Nggak papa, Zhia. Apakah kamu sudah punya kekasih?" Elly balik bertanya.
Zhia hanya tersipu maludan tidak merespon.
Tanpa sebuah jawaban apa bisa menangkap jika Zhia sudah punya seseorang.
Dia merasa kasihan pada adiknya, namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena hati seseorang tidak bisa dipaksakan.
Malamnya Dony ke rumah Syauqi, dia berniat mengembalikan ponsel Syauqi yang tertinggal di kamarnya.
Namun mencium aroma hidangan di atas meja, tanpa dipersilahkan dia sudah ikut bergabung duduk dan mengambil piring di atas meja,
" Hem... pantesan Syauqi tidak pernah mengajak aku makan diluar lagi!" sindir Dony.
Syauqi seperti biasa hanya memasang muka juteknya.
"Don, ini masakan Zhia lo," kata Elly.
Dony sangat puas dengan masakan Zhia.
Dia tidak heran lagi, meskipun Zhia masih terlihat muda, selain kecantikannya yang diatas rata-rata dia juga pandai memasak.
Dony berniat untuk sering mengunjungi rumah ini lagi.
* Terimakasih sudah berkenan membaca karya saya, jangan lupa like, vote dan beri rating bintang 5. Karena dukungan dari kalian sangat berarti bagi Authoor.
Mohon kritik dan sarannya juga, semoga kedepannya novel ini bisa lebih baik🙏*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 285 Episodes
Comments
amanda
berniat makan geratusssss
2023-01-27
0
Nur Jannah
cinta enda yg tau
2022-11-11
0
Siti Mas Ulah Ulah
wahhh,,,saranmu sangat menyesatkan don,,,,😁
2022-10-10
0