Hari penerimaan rapor di sekolah Ila sedang berllangsung. Ila menanti kecemasan seperti biasa di setiap tahun-tahunnya sebagai seorang pelajar. Bukan nilai buruk yang ia takutkan, namun kehadiran orang tua yang akan mendampinginya di sekolah saat pengambilan rapor miliknya.
Ila duduk di bangku taman sekolah dengan harapan bisa melihat Yurika datang kesekolahnya untuk mengambil rapornya, namun hingga pukul 11 siang, Yurika tak menampakkan batang hidungnya disana.
Ila sedih seperti biasanya, ia masuk ke dalam ruang kelas dan menemui wali kelasnya. Dengan tatapan mata yang sedih ia bertemu dengan wali kelas yang sedang membagikan rapor.
"Bagaimana Ila, apa orang tuamu sudah datang?" Tanya wali kelas.
Ila menggeleng dan wali kelaspun menghela nafas panjang.
"Baiklah, seperti tahun-tahun sebelumnya, kau selalu membawa pulang rapormu tanpa di dampingi oleh orang tuamu." Kata wali kelas.
"Ini ambilah rapormu! Selamat ya, kau mendapatkan juara utama di sekolah ini seperti yang kepala sekolah umumkan saat semua berkumpul di aula." Kata wali kelas.
"Terima kasih, bu." Ucap Ila senang.
Ila keluar dari dalam kelas dengan senyuman bahagia yang tersungging di bibirnya. Eri dan Fiqri menghampiri sahabat mereka yang pintar itu.
"La, apa kau tidak bosan mendapatkan juara utama melulu di sekolah ini?" Tanya Eri.
"Hahaha, bisa aja sih!" Sahut Ila.
"Mari kita rayakan hari ini! kita makan bakso iblis, aku yang traktir." Kata Fiqri.
"Baiklah!" seru Ila dan Eri.
Ila dan kedua sahabatnya pergi untuk makan bakso yang terkenal dengan pedasnya. Dengan gembira ketiga pelajar SMA yang baru saja naik kelas 3 itu, pergi naik angkutan umum.
Tak lama Ila pergi dengan kedua sahabatnya, Yurika tiba di sekolah dan menemui wali kelas Ila yang masih berada di ruang guru.
"Maaf, permisi! Saya orang tua dari Suhaila." Kata Yurika.
"Silahkan duduk, nyonya." Kata wali kelas.
Wali kelas Ila menceritakan tentang prilaku Ila yang menjadi siswi pintar di sekolah dan juga memperlihatkan salinan nilai-nilai Ila selama setahun Ila duduk di bangku kelas dua.
Yurika merasa bangga pada Ila yang menjadi murid pintar dan juga berprilaku baik di sekolah.
"Tolong rahasiakan kedatangan saya kesini." Kata Yurika pada wali kelas.
"Kenapa, nyonya?" Tanya wali kelas.
"Ada alasan pribadi yang membuat saya tak ingin Ila tau kalau saya datang kesekolahnya." Kata Yurika.
"Baiklah nyonya, jika itu yang kau mau." Sahut wali kelas.
Keluar dari gedung sekolah, Yurika mengendarai mobilnya ke salah satu toko perhiasan. Beberapa bulan yang lalu, Yurika memesan sebuah kalung berlian yang di design oleh dirinya sendiri.
Yurika tiba di salah satu toko perhiasan itu dan melihat sebuah kalung berlian yang tampak indah. Dengan senyuman yang mengambang saat memegang kalung tersebut.
Ila dan kedua sahabatnya sedang menikmati bakso yang terkenal dengan pedasnya itu. Wajah dan bibir mereka bagaikan tersengat api hingga tampak sangat memerah.
"Pedas banget!" Seru Fiqri.
"Wah, enak banget!" Seru Ila yang hobi makan pedas.
"Hah.., hah.., mantap jiwa!" Seru Eri.
Ketiga bocah itu makan dengan lahap. Setelah selesai makan, mereka berjalan menuju halte untuk segera pulang kerumah di karenakan Fiqri akan pergi liburan dengan keluarganya keluar kota dan akan berangkat sore itu juga.
Ila tiba dirumah tepat pukul 3 sore. Ia masuk kedalam kamarnya dan segera mandi. Selesai mandi Ila merebahkan tubuhnya di atas ranjang miliknya. Kemudian matanya melihat ada sebuah kotak panjang yang terletak di meja belajarnya. Ila pun mendekati meja belajarnya dan meraih kotak panjang itu.
"Apa ini?" Gumam Ila seraya membuka kotak tersebut.
Mata Ila terbelalak saat melihat isi dari kotak yang kini di pegangnya.
"Kalung? Tapi punya siapa?" Tanya Ila dalam hatinya.
Di dalam kotak itu terdapat sebuah kertas yang terselip disana.
Selamat, sayangku! kau memang anak yang hebat.
Ini kalung berlian untukmu, sayang!
Dari tante Hana.
Itulah isi kalimat yang ada di dalam secarik kertas yang terselip di kotak perhiasaan itu.
"Oh, ternyata dari tante Hana. Wah, indah sekali kalung ini!" Seru Ila senang.
Ila menghubungi Hana yang sedang bersantai dirumahnya.
"Tante, terima kasih ya hadiahnya, Ila suka banget!" Ucap Ila.
"Iya sayang, itu untukmu karena kau menjadi anak yang pintar." Sahut Hana.
"Tante tau dari mana kalau aku pintar?" Tanya Ila.
"Hahaha, apa sih yang tante tidak tau tentangmu? Ya sudah, yang penting sekarang kau sedang libur sekolah kan, dan kau sudah janji akan menginap dirumah tante. Nanti malam Galuh akan menjemputmu." Kata Hana.
"Tante, aku datang sendirian saja deh kerumah tante, tidak usah di jemput." Kata Ila.
"Jangan sayang, biar Galuh yang jemput ya, kan dia tunanganmu." Kata Hana.
"Iya, baiklah tante." Sahut Ila.
Setelah menutup teleponnya, Ila berdecak kesal karena akan satu mobil lagi dengan Galuh. Ila tak suka jika menaiki mobil yang di kendarai oleh Galuh, kerena Galuh suka ngebut dan membuat perut Ila bagaikan terguncang hingga ia merasakan mual yang luar biasa. Di tambah lagi dengan kejadian yang di hotel waktu itu, membuat Ila enggan bertemu dengan Galuh.
Malam harinya, Ila merasakan sakit pada pinggang dan juga perutnya. Ila hanya berpikir sakit itu akibat ia terlalu banyak makan pedas tadi siang. Ila yang merasa kalau dirinya sedang hamil tampak khawatir pada kandungannya. Berkali-kali ia mengelus perutnya yang seakan mulas dan nyeri.
Jam 7 malam, Galuh tiba di halaman rumah Yurika untuk menjemput Ila menginap dirumahnya. Hana berniat untuk mengajak Ila liburan keluar kota selama ia sedang libur sekolah.
Ila keluar dengan membawa tas berukuran kecil sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri.
Galuh yang menunggu di dalam mobil melihat gadis yang beberapa bulan lalu bertunangan denganya.
"Kau kenapa?" Tanya Galuh.
"Tidak apa-apa." Sahut Ila ketus.
"Dia pasti masih kesal karena kejadian di hotel waktu itu!" Gumam Galuh dalam hatinya.
"Kak, jangan ngebut ya." Pinta Ila pada Galuh.
Galuh tak menyahut perkataan Ila dan langsung tancap gas melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Ila sesekali berteriak karena Galuh membawa mobilnya bagaikan seorang pembalap yang sedang berlomba di lapangan sirkuit.
Tiba di kediaman Antoni, wajah Ila sangat pucat dan ia langsung keluar sambil muntah-muntah.
"Dasar beruang kutub menyebalkan!" Gumam Ila manahan kesalnya pada Galuh.
Galuh terkekeh licik melihat Ila yang menderita karena ulahnya.
Ila langsung masuk kedalam rumah dan menemui Hana yang sejak tadi menunggunya untuk makan malam bersama.
"Kenapa wajahmu pucat sekali, sayang?" Tanya Hana pada Ila.
"Hehehe, tadi tanpa sengaja aku menaiki mobil iblis, jadinya aku seperti ini." Sahut Ila seraya melirik pada Galuh.
"Kurang ajar! Dia bilang aku iblis." Ucap Galuh dalam hatinya sambil menatap Ila.
Ila memalingkan wajahnya dari tatapan Galuh dan duduk di samping Hana untuk makan malam bersama mereka.
Roni yang baru saja pulang dari rumah sakit ikut bergabung dengan mereka di ruang makan. Roni dan Galuh duduk berdampingan tepat di hadapan Ilan. Galuh dan Roni saling berbisik sambil sesekali menatap Ila yang sedang makan di meja makan.
"Mereka sedang bicara apa sih? Berbisik sambil melirik padaku! Apa kak Roni memberi tau pada si beruang kutub kalau aku hamil anaknya?" Gumam Ila dalam hatinya.
Setelah makan malam, Ila masuk kedalam kamar yang di sediakan oleh Hana untuknya. Selang beberapa jam kemudian, Ila keluar dari kamar ingin menuju kedapur untuk mengambil air minum. Di tengah jalan, ia berpas-pasan dengan Galuh yang akan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.
Ila yang tak suka dekat dengan Galuh langsung membalikkan badanya untuk pergi menghindar dari Galuh. Dengan cepat Galuh menarik lengannya.
"Ada apa? Apa kau ingin menghindar dariku, hah?" Tanya Galuh.
"Siapa yang menghindarimu? Aku hanya ingin kembali ke kamarku saja." Jawab Ila.
"Akhir-akhir ini aku lihat kau tampak montok dan nafsu makanmu besar sekali tadi." Kata Galuh.
"Eemm, itu hanya perasaanmu saja." Sahut Ila.
"Apa kabar dengan bayiku?" Tanya Galuh berniat untuk mengganggu Ila.
"Ba..bayi apa? Aku tidak mengerti maksudmu." Kata Ila.
"Bayi yang aku titipkan di rahimmu saat kita bercinta di hotel waktu itu." Bisik Galuh di telinga Ila.
"Dasar kau menyebalkan! lepasin, aku mau ke kamarku!" Ujar Ila dengan wajah yang merah padam.
Galuh melepaskan lengan Ila, dan Ila berlari masuk kedalam kamarnya dengan perasaan yang sangat kesal terhadap Galuh. Galuh tertawa saat melihat wajah Ila yang kesal padanya.
"Dasar beruang kutub menyebalkan! Dia sengaja menanyakan hal itu tadi." Ujar Ila kesal.
"Pasti kak Roni yang mengatakan kalau aku sedang mengandung bayi dari si beruang kutub itu." Ujar Ila lagi.
Setelah mengintip melihat situasi di luar kamar, Ila pergi menuju ke dapur untuk mengambil air minum. Disana Ila menenggak air dingin yang ada di dalam kulkas. Setelah menghilangkan rasa haus pada tenggorokannya, Ila kembali merasakan nyeri pada perutnya. Ila pergi masuk kedalam kamar mandi karena merasakan ada sesuatu yang mengalir pada area sensitifnya.
Ila membuka celana dalamnya dan melihat bercak darah disana. Ila gemetar ketakutan dengan bercak darah yang ada di celana dalamnya.
"Apa aku keguguran?" Gumam Ila gemetar.
"Ya Tuhan, apa yag terjadi pada kandunganku?" Gumam Ila lagi.
Ila keluar dari kamar mandi yang ada di dapur dan beranjak melangkah menuju kamarnya. Saat itu Roni yang melihat Ila tampak gelisah dan menangis. Roni pun menegur Ila.
"Ila, ada apa? Kenapa kau menangis?" Tanya Roni.
"Aku......
Bruuukkk.........
Ila jatuh pingsan seketika membuat Roni dan juga orang-orang yang ada di rumah itu panik.
Hana melihat bercak darah yang ada di pakaian Ila. Ila di bawa masuk kedalam kamarnya untuk di baringkan disana. Hana menyuruh pelayan dirumahnya untuk membeli beberapa pembalut untuk Ila.
Roni memeriksa keadaan Ila yang masih belum sadarkan diri.
"Kenapa dia?" tanya Antoni.
"Mungkin sedikit lelah." Jawab Roni.
Hana menemani Ila yang masih pingsan di dalam kamarnya. Roni dan Galuh berbisik-bisik sambil terkekeh geli saat keluar dari kamar Ila.
Tak lama kemudian, Hana keluar dari kamar Ila dan mengatakan kalau Ila sudah sadar dan sedang beristirahat di dalam kamarnya.
Galuh dan Roni saling pandang dan tersenyum jahat. Seakan senang mengerjai Ila yang polos, kali ini Galuh dan Roni memiliki rencana untuk mengerjai Ila lagi.
Roni masuk kedalam kamar Ila sedangkan Galuh menunggu di luar pintu.
"Ila, apa yang terjadi? Kenapa kau bisa kehilangan bayimu?" Tanya Roni.
"Apa? Maksud kakak aku keguguran?" Tanya Ila sangat terkejut.
"Iya, Ila! Aku tak tau apa yang akan terjadi bila Galuh sampai tau kalau ia kehilangan bayi yang di harapkannya selama ini." Kata Roni dengan raut wajah yang sedih.
"Kak, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku takut!" Kata Ila takut pada Galuh.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Ila melihat Galuh dengan wajah datarnya masuk kedalam.
"Apa aku tidak salah dengar? Aku kehilangan bayiku?" Teriak Galuh.
"Iya, sepupuku yang tampan! Kau baru saja kehilangan bayimu yang ada di rahim gadis kecil ini." Sahut Roni dengan parasnya yang konyol.
Galuh mendekatkan wajahnya pada Ila membuat Ila gemetar ketakutan.
"Apa kau sengaja membunuh bayiku, hah?" Bisik Galuh.
Ila menggeleng.
"Lantas apa yang terjadi?" Tanya Galuh.
"Aku..aku tidak tau! Hhuuwwwaaaa............" Jawab Ila langsung meledak menangis.
"Tadi siang saat aku pulang dari sekolah, aku makan bakso yang sangat pedas, mungkin karena itu aku keguguran." Kata Ila lagi sambil menangis.
Roni dan Galuh saling tatap dan menahan tawanya.
"Pppfftt, hahaha..." Akhirnya kedua pria iseng itu tertawa terbahak-bahak di hadapan Ila yang sedang menangis.
"Kau memang gadis yang polos." Ucap Galuh pada Ila.
"Apa? Ada apa?" Tanya Ila bingung.
"Ila, sebenarnya saat di hotel waktu itu, Galuh tak melakukan apapun padamu." Kata Roni.
"Maksudnya?" Tanya Ila semakin bingung.
Roni pun menceritakan kejadian yang sebenarnya tentang malam yang di kamar hotel waktu itu pada Ila. Sesekali Ila melirik pada Galuh saat mendengar penjelasan dari Roni.
"Siapa yang memberikan obat itu padaku, kak?" Tanya Ila.
"Kia." Jawab Galuh.
"Apa?" Teriak Ila terkejut.
"Iya, kami sudah menyelidikinya, dan ternyata yang melakukan hal buruk itu adalah saudara perempuanmu." Sahut Roni.
"Jadi aku beneran tidak hamil dan keguguran?" Tanya Ila.
"Tepat sekali!" Sahut Roni.
"Tapi jika kau mau hamil, aku bisa menitipkan bayi pada rahimmu, hehehe.." Sambung Roni lagi.
Ila kesal dan melemparkan sebuah bantal yang tepa mengenai wajah dokter yang memiliki sikap konyol itu. Sambil terkekeh geli, Roni dan Galuh menatap Ila yang masih berdengus kesal pada mereka yang sudah mengerjai dirinya.
"Dasar orang gila!" Ujar Ila turun dari ranjangnya dan pergi keluar kamar.
Galuh dan Roni masih tertawa di dalam kamar itu.
"Galuh, apa kau merasakan ada aura kejahatan di belakang kita?" Tanya Roni.
"Iya, aku merasakan aura jahat itu sangat kuat." Sahut Galuh.
Galuh dan Roni berbalik badan dan melihat Hana dengan wajah yang siap menerkam mereka berdua. Ternyata sejak tadi Hana mendengar semua pembicaraan kedua pria itu dari luar pintu. Hana tau apa yang sedang anak dan keponakannya lakukan terhadap gadis yang sangat ia sayangi.
"Beraninya kalian mengerjai anak gadisku, hah?" Teriak Hana menarik telinga pria-pria yang sudah berusia 28 tahun itu.
"Ampun, ma." Ucap Galuh.
"Ampun tante!" Teriak Roni.
"Rasakan pembalasan dariku!" Teriak Hana menghajar Galuh dan Roni hingga babak belur.
Puas menghajar kedua pria itu, Hana memberikan hukuman pada mereka yaitu berdiri di depan kamar Ila dengan mengangkat satu kaki sambil menjewer telinga mereka sediri.
Ila yang sudah ngantuk ingin masuk kedalam kamarnya dan melihat Galuh juga Roni berdiri di depan pintu kamarnya.
"Mereka kenapa?' Gumam Ila bingung.
"Nyonya Hana yang menghukum mereka karena telah mengerjaimu nona." Sahut seorang pelayan yang kebetulan melintas di sana.
"Hahaha, mampus! Rasain tuh." Ujar Ila pada Roni dan Galuh.
Ila masuk kedalam kamarnya dengan perasaan yang sangat bahagia di atas penderitaan Galuh dan Roni. Sementara di luar Galuh dan Roni sedang menikmati hukumannya yang di akibatkan dari ulah mereka sendiri.
Hana menghukum mereka berdiri di sana sampai pagi dan harus melayani Ila selama Ila menginap dirumah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk ku hilang juga apa,kam kalian kenak hukuman dr mama Hana🤣🤣🤣🤣
2023-03-10
0
Qaisaa Nazarudin
Jangan kelewatan kalian,Ntar kenak amuk dgn mama Hana..😅
2023-03-10
0
Alvaro Gabriel
hahahaha
2021-01-06
0