Hari minggu pagi Hana membanngunkan putra tunggalnya yang masih tertidur di dalam kamarnya. Hana masuk kedalam kamar putrnya tersebut dan membuka tirai agar cahaya mentari masuk kedalam. Galuh tampak menggerakkan tubuhnya saat ia tidur dalam posisi tertelungkup.
"Galuh, bangun nak." Ucap Hana.
"Ma, ini masih terlalu pagi! Ini hari libur. Aku ingin bangun siang." Sahut Galuh.
"Hei, hari ini mama akan mengajakmu pergi kerumah teman mama." Kata Hana.
"Mama di antar supir saja lah." Kata Galuh.
"Ayo bangun Galuh! Segera mandi. Papa sudah menunggumu di ruang makan." Kata Hana.
"Iya." Sahut Galuh.
Galuh pun bangun dan bergegas mandi lalu turun ke bawah menuju ruang makan. Disana telah menunggu Hana dan juga Antoni, ayahnya Galuh.
"Selamat pagi pa!" Sapa Galuh pada Antoni.
"Pagi." Sahut Antoni sambil membolak-balikkan lembaran koran di tanganya.
Galuh duduk di samping kiri Antoni dan mengambil selembar roti yang di lapisi selai coklat. Hana meletakan beberapa centong nasi ke piring Antoni dan juga Galuh.
"Galuh, nanti siang temani mama ya ke rumah teman mama." Pinta Hana pada putranya.
"Mama di antar supir aja deh. Aku lelah ingin tidur lagi." Kata Galuh menolak.
"Sayang, mama ingin memperkenalkanmu dengan keponakan teman mama. Dia cantik dan baik. Namanya Suhaila dan di panggil Ila." Kata Hana.
"Cantik apanya! Namanya saja terdengar kampungan." Ujar Galuh.
"Galuh, usiamu sudah hampir 30 tahun. Apa kau tidak berpikir untuk berumah tangga?" Tanya Antoni pada Galuh.
"Aku sudah punya Ana,sebagai kekasihku." Kata Galuh.
"Tidak! mama tidak setuju. Ana itu wanita manja yang tidak punya sopan santun. Mama tidak mau punya menantu yang tidak tau sopan santun kepada orang tua." Kata Hana.
"Mamamu benar, Galuh! Papa juga kurang suka dengan Ana." Kata Antoni.
"Ma, Ana itu di besarkan di luar negeri, jadi sudah biasa dia mengikuti budaya barat sana." Sahut Galuh.
"Lebih baik kau turuti apa yang mama dan papa pilihkan." Kata Antoni.
"Selalu saja di jodohkan!" Ujar Galuh kesal.
"Kau harus pergi ikut dengan mama nanti siang." Kata Hana.
"Terserah!" Sahut Galuh mengalah pada Hana.
"Ma, papa ikut juga ya! Mau lihat calon mantu." Kata Antoni.
"Iya! Ila itu cantik loh, pa." Kata Hana.
"Kalau Galuh tidak mau berikan pada papa saja. Hehehehe." Sahut Antoni.
"Apa papa minta dibunuh, hah?" Teriak Hana.
"Bercanda, hehehe." Ucap Antoni.
"Dasar orang tua konyol!" Gumam Galuh sambil mengunyah makanannya.
Menjelang siang Galuh sudah rapi menunggu orang tuanya di dalam mobil bersama sang supir yang usianya tak jauh beda dan berstatus jomblo. Supir itu sangat dekat dengan Galuh, dan selalu mengantar kemana saja Galuh pergi.
"Lama banget sih!" Gumam Galuh tak sabar menunggu Hana berdandan.
"Sabar dong bos! Nyonya Hana memang biasa lama dandan." Sahut Didi supir pribadi Galuh.
"Bos, nanti malam jadi ketemu dengan nona Ana?" Tanya Didi.
"Lihat nanti saja lah! Aku juga sedang malas keluar." Sahut Galuh.
Tak lama kemudian kedua orang tua Galuh pun masuk kedalam mobil dan mereka pergi menuju kerumah Yurika.
Tidak sampai satu jam perjalanan, mereka pun tiba dirumah Yurika. Yurika dan Kia menyambut kedatangan keluarga Hana tersebut dengan ramah tamah. Kia dan Galuh saling tatap sejenak.
"Wah, tampan sekali dia!" Seru Kia dalam hatinya terpesona melihat Galuh.
"Apa dia gadis yang mama bilang cantik? Aku tidak selera melihat make-up tebalnya." Ucap Galuh dalam hatinya menatap Kia.
"Ayo silahkan duduk." Yurika mempersilahkan duduk mereka di ruang tamu.
Pelayan menyuguhkan minuman untuk tamu yag datang. Kia dan Yurika duduk bersama Hana, Antoni dan juga Galuh. Hana celingak-celinguk mencari keberadaan Ila.
"Yurika, dimana Ila?" Tanya Hana.
"Oh iya, Kia tolong panggilkan Ila kesini." Kata Yurika.
"Mama saja! Aku sedang malas." Sahut Kia.
Yurika sangat malu dengan sikap Kia yang berlaku tidak sopan di hadapan tamu. Yurika pun bangkit dan menyuruh pelayan untuk memanggil Ila. Ila pun datang dengan pakaian sederhana namun masih terlihat cantik.
Dengan senyum kaku, Ila menyapa tamu yang akan menjadi calon mertuanya itu. Galuh menatap Ila yang berjalan perlahan mendekati ruang tamu.
"Dia gadis kecil yang waktu itu." Ucap Galuh dalam hatinya melihat Ila.
Hana tersenyum lebar saat melihat Ila menghampiri mereka.
"Ila, sini duduk di samping tante." ajak Hana menarik tangan Ila mendekat dengannya.
"Ila, ini Galuh anaknya tante." kata Hana.
Galuh dan Ila saling tatap. Ila kaget saat melihat pria yang akan di jodohkan denganya.
"Dia pria galak yang waktu itu." Ucap Ila dalam hatinya.
Ini ketiga kalinya Galuh dan Ila bertemu. Yang pertama saat Ila berusai 10 tahun dan hampir tertabrak mobil Galuh, lalu yang kedua saat Galuh menerobos antrian membeli popcorn, yang ketiga pertemuan saat mereka akan di jodohkan. Galuh terus menatap pada Ila, dan Ila menundukkan pandangannya takut pada Galuh.
"Cantik." Bisik Antoni pada Galuh.
"Kampungan." Sahut Galuh spontan.
"Dibandingkan dengan Ana, papa lebih suka melihat wajah polosnya Ila." Kata Antoni lagi berbisik.
Galuh tak mau menanggapi perkataan papanya, ia hanya fokus melihat Ila yang berpenampilan biasa saja.
"Cantik sih, pipinya sedikit kemerahan karena dia memiliki kulit yang putih, tapi penampilannya biasa saja." Ucap Galuh dalam hatinya sambil menatap Ila.
Makanan enak nan lezat sudah tersaji di meja makan. Yurika mengajak keluarga Hana untuk makan siang bersama mereka di ruang makan. Ila tak pernah duduk di ruang makan itu, inilah kali pertama ia makan bersama dengan Yurika dan juga Kia. Tanpa ia sadari keinginannya sejak kecil untuk makan satu meja dengan Yurika pun tercapai.
Galuh duduk berhadapan dengan Ila dan Kia di meja makan. Sambil menyantap hidangan yang telah di sajikan, Galuh sesekali melirik Ila yang hanya tertunduk dan fokus pada makanannya.
Setelah makan siang dan berbincang lama, Hana beserta keluarganya hendak pamit pulang dari kediaman Yurika.
"Ila, sering-seringlah main kerumah tante ya, nanti biar Galuh yang menjemputmu." Kata Hana sambil mengelus tangan Ila.
"Iya, tante." Sahut Ila.
"Galuh, kau juga sering-sering mengunjungi Ila, agar kalian lebih dekat.' Kata Antoni.
"Iya." Sahut Galuh singkat.
Mereka pun undur diri dari kediaman Yurika. Mobil Galuh sudah terlihat menjauh dari rumah Yurika, Ila beranjak pergi untuk masuk kedalam kamarnya. Namun Kia menahanya.
"Hei babu! Apa kau pikir Galuh akan menyukaimu? Jangan mimpi kau!" Ujar Kia.
"Dia suka ataupun tidak, tidak ada urusannya denganmu." Sahut Ila membuat Kia menjadi kesal.
Ila masuk kedalam kamarnya dengan membanting pintunya sedikit keras. Ila merebahkan tubuhnya ke atas ranjang dan menatap langit-langit kamarnya.
"Kenapa harus pria galak itu sih? jelas-jelas tadi matanya seakan benci saat menatapku." Gumam Ila.
"Semoga saja dia menolak untuk menikah denganku." Ucap Ila lagi.
Tiba dirumah Galuh langsung naik keatas dan masuk kedalam kamarnya. Ia sedikit kesal dengan perjodohan dari orang tuanya. Hana mengejar Galuh yang sudah masuk kedalam kamar. Kemudian Hana mengetuk pintu kamar Galuh sebelum masuk. Galuh membukan pintunya dan membiarkan Hana masuk.
"Galuh! Apa kau suka pada Ila?" Tanya Hana.
"Ma, aku tak suka dia!" Sahut Galuh.
"Kenapa? Dia kan cantik, baik lagi dia sangat sopan." Kata Hana.
"Ma, aku sudah punya kekasih. Ana adalah kekasihku. Aku sudah menjalin hubungan dengannya selama 5 tahun." Kata Galuh.
"Mama tidak suka kau berhubungan dengan wanita tidak tau sopan santun itu!" Ujar Hana kesal.
"Ma, Ana itu wanita yang baik, hanya saja dia memang kurang dalam sopan santun tapi nanti aku akan mengajarinya agar menjadi wanita yang baik di mata mama." Kata Galuh.
"keputusan mama sudah bulat, kau harus menikah dengan Ila." Kata Hana.
Hana langsung keluar dari kamar putranya tersebut. Berkali-kali Galuh mencoba untuk menahannya, namun Hana tetap dengan keinginannya menjadikan Ila sebagai menantu. Galuh terus berdecak kesal saat kedua orang tuanya semakin memaksa dirinya untuk menikah dengan gadis belia yang memiliki usia terpaut lumayan jauh darinya.
Galuh tak betah berada dirumah karena Hana dan Antoni terus mendesaknya agar mau menikah dengan Ila.
Ia pun keluar bersama dengan Didi ke sebuah tempat hiburan malam di kotanya. Disana telah menanti wanita cantik nan sexy bernama Ana. Dengan senyuman melebar Ana menyambut kedatangan Galuh yang parasnya terlihat kusam.
"Ada apa sayang? Kenapa cemberut begitu? Apa kau tidak suka melihat dandananku malam ini?" Tanya Ana bergelayut manja pada Galuh.
"Tidak! Aku hanya sedang lelah dengan pekerjaanku saja." Jawab Galuh dusta.
Galuh tak ingin wanita yang menjadi kekasihnya sejak lama itu tau kalau dia akan di jodohkan dengan gadis muda bernama Ila. Galuh dan Ana menghabiskan malam mereka di tempat hiburan malam itu dan berlanjut di sebuah kamar apartemen yang Galuh beli dengan hasil jerih payahnya selama menjalankan perusahaan keluarganya.
Hal itu sudah biasa terjadi antara Galuh dan Ana yang memiliki hubungan lebih intim, padahal mereka masih berstatus pacaran.
"Sayang, kapan kau akan melamarku? Mami dan Daddy sudah tidak sabar ingin punya menantu sukses sepertimu." Ucap Ana yang masih telanjang di atas ranjang milik Galuh.
Galuh duduk bersandar di sebelah Ana sambil menghisap sebatang rokok yang ia selipkan di antara jari-jarinya.
Galuh menghembuskan asap rokok itu ke langit-langit ruangan.
"Kalau sudah waktunya, aku akan melamarmu." Jawab Galuh.
"Iya, tapi kapan?" Tanya Ana.
"Sabar ya sayang! Mama dan papaku masih belum merestui hubungan kita." Kata Galuh.
"Menyebalkan! Orang tuamu selalu saja menjadi penghalang di hubungan kita." Ujar Ana kesal.
Galuh hanya menatap kekasihnya itu yang sedang kesal.
"Sekarang kau jawab pertanyaanku! Kau pilih aku atau orang tuamu?" Tanya Ana pada Galuh.
"Apa maksudmu?" Galuh balik bertanya.
"Jika kau pilih aku, maka ayo kita menikah di inggris dan lupakan kedua orang tuamu disini, kita akan membangun sebuah keluarga yang bahagia disana." Kata Ana.
"Tidak bisa!" Sahut Galuh.
"Kenapa? Kau sudah dewasa dan kau berhak menentukan jalan hidupmu!" Kata Ana.
"Ana, kau memang di besarkan dengan budaya barat yang bebas, namun aku tidak! Aku menghargai kedua orang tuaku yang membesarkan aku dan juga memberikan semua kebutuhanku hingga saat ini." Kata Galuh.
Ana semakin kesal dan hal itu terlihat jelas dari kedua matanya saat menatap Galuh.
"Ana, aku anak laki-laki di keluargaku dan anak laki-laki akan terus menjadi milik ibunya. Jadi jika kau bertanya aku memilih antara kau atau orang tuaku, sudah jelas aku lebih memilih orang tuaku." Sambung Galuh.
Galuh mematikan api rokoknya di asbak dan beranjak masuk kedalam kamar mandi. Ana begitu kesalnya hingga ia mengepalkan tangannya dengan erat sambil menatap Galuh yang berjalan menuju ke kamar mandi.
Galuh yang berada di dalam kamar mandi pun merasa kesal atas pertanyaan Ana yang menyinggung kedua orang tuanya.
"Aku memang mencintaimu, Ana tapi bukan berarti kau harus memisahkan aku dengan kedua orang tuaku." Gumam Galih dalam hatinya sambil menatap dirinya di dalam cermin yang ada di kamar mandi.
Hampir setengah jam lamanya, Galuh di dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, saat ia keluar dari kamar mandi ia tak melihat sosok Ana lagi di apartemen miliknya. Galuh mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Ana, namun ponsel Ana tak dapat di hubungi. Galuh kembali kesal saat ia tak dapat menghubungi wanita yang telah lama menjadi kekasihnya tersebut. Galuh memakai baju yang bersih dan mengambil kunci mobilnya lalu ia pulang kerumah orang tuanya.
Pagi harinya galuh telah rapi dan menuruni anak tangga untuk menuju ruang dapur. Galih duduk di tempat biasa di samping kiri Antoni. Hana sibuk menuangkan kopi ke cangkir suaminya yang terlihat sedang membaca koran.
Hana melirik Galuh yang sedang menyantap sarapannya.
"Galuh, nanti siang saat jam istirahat tolong kau jemput Ila disekolahnya, bawa dia makan siang bersama kita disini." Kata Hana.
"Ma, aku sedang sibuk hari ini, ada meeting penting di kantor jadi aku gak bisa jemput dia." Sahut Galuh.
Antoni dan Hana saling menatap, Antoni bergeleng kepala untuk memberikan kode kepada Hana agar bersabar untuk meyakinkan Galuh menerima Ila sebagai calon istrinya. Hana tersenyum pada Galuh.
"Iya baiklah, lain kali saja ya." Kata Hana.
Hana pun mencoba untuk bersabar menghadapi Galuh yang masih belum mau menerima Ila menjadi calon istrinya.
Pagi itu mereka sarapan bersama tanpa ada perdebatan tentang perjodohan yang diinginkan oleh Hana dan Antoni atas Galuh dan Ila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
🙄🙄🙄
2023-03-10
0
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk gak ada cermin ya di kamar kamu,kamu pikir nama kamu itu keren,GALUH itu lebih kekampungan tau gak??!!!🤣🤣🤣🤣🤣
2023-03-10
0
Defri Yanti Hermawan17
kok kyk nama cewek ya, jdi inget Galuh parwati deh
2020-09-22
3