DEKAPAN HANGAT

Galuh dan Ila masuk kedalam rumah hanya berbekal lampu senter yang menjadi penerang untuk mereka. Keadaan rumah sangat gelap gulita. Galuh dan Ila berjalan perlahan menuju ruang tengah. Namun langkah keduanya berhenti saat melihat bayangan putih yang mendekat pada mereka.

"Kak, apa itu?" Tanya Ila dengan tubuh yang gemetar pada Galuh.

"Sstt, diamlah!" Bisik Galuh.

Ila semakin kencang memegang baju bagian belakang Galuh. Galuh terus menatap bayangan putih itu yang kian lama kian mendekat padanya. Ingin sekali Galuh menyorotkan lampu senter yang ia pegang pada bayangan putih itu, namun ia juga sedikit takut jika bayangan putih itu adalah hantu.

Jantung Galuh berdetak kencang menatap bayangan putih itu semakin dekat dengannya. Dengan menguatkan hatinya Galuh memberanikan diri untuk menyorot bayangan putih yang sudah berada di hadapannya.

Saat lampu senter itu menyorot bayangan putih, Ila berteriak ketakutan.

"Pocong!" Teriak Ila yang mengagetkan Galuh.

Galuh ikut berteriak saat mendengar Ila yang menjerit ketakutan.

"Aaarrggghhh!" Teriak Galuh melihat wajah yang juga panik di hadapannya.

"Tuan muda! ini saya, Bibi Leni." Kata Bibi Leni yang tak lain adalah seorang pelayan yang bertugas membersihkan dan merawat villa.

Galuh melihat lagi wajah yang ada di hadapannya dengan lampu senter. Ternyata malam itu Bibi Leni sedang menggunakan mukena karena ia baru saja selesai sholat isya. Galuh dan Ila menghela nafas lega karena bayangan putih itu bukan pocong melainkan Bibi Leni yang menggunakan mukena.

"Bibi membuat kami kaget saja!" Kata Galuh pada Bibi Leni.

"Bibi baru saja dari kamar nona Ila untuk memberikan lilin padanya, ternyata nona Ila sedang bersama tuan muda Galuh." Sahut Bibi Leni.

"Ya sudah, berikan lilinnya pada Ila." Kata Galuh.

Bibi Leni pun memberikan beberapa lilin kepada Ila untuk menerangi kamarnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa listriknya padam?" Tanya Galuh pada Bibi Leni.

"Mungkin karena hujan lebat dan angin kencang!" Jawab Bibi Leni.

"Apa akan lama?" Tanya Galuh lagi.

"Biasanya begitu! Terkadang bisa sampai pagi." Jawab Bibi Leni.

"Baiklah, aku dan Ila akan naik ke atas untuk beristirahat." Kata Galuh.

"Baik, tuan muda." Sahut Bibi Leni.

Galuh dan Ila menaiki anak tangga untuk menuju kamar mereka masing-masing. Kebetulan kamar mereka letaknya bersebelahan.

"Masuklah ke kamarmu! Jika kau perlu sesuatu panggil saja aku." Kata Galuh pada Ila.

"Iya, kak." sahut Ila.

Ila masuk ke dalam kamarnya begitu pula dengan Galuh yang juga masuk ke dalam kamarnya. Galuh yang baru saja masuk ke dalam kamarnya terlupa bahwa ia tidak memegang sebatang lilin pun di tangannya karena semua lilin ada pada Ila. Galuh mencoba untuk menggunakan lampu senter yang ada di ponselnya, namun saat itu baterai ponselnya sedang kekurangan daya. Galuh berdecak kesal.

Suara petir dan angin kencang sangat mencekam di telinga Ila yang sedang sendirian di dalam kamarnya. Ila takut dengan suara keras dari petir. Biasanya jika terjadi suara gemuruh dari petir, Bibi Inah atau Bibi Asih menemaninya. Bahkan jika tidak ada mereka, salah seorang pelayan akan menemani dan menenangkan Ila. Saat ini Ila hanya sendirian di dalam kamarnya.

Dddduuuaaarr.....

Ddduuuaaarrr.....

Suara dentuman petir memekakkan telinga Ila dan membuatnya ketakutan. Ila terduduk di lantai samping sudut lemari sambil menutup telinganya dan tubuhnya bergetar. Ila menangis ketakutan hingga ia tidak dapat berlari keluar dari kamarnya.

Galuh berdiri di depan pintu kamar Ila untuk mengambil sebatang lilin darinya.

"Ila!" Panggil Galuh sambil mengetuk pintunya.

Suara hujan yang begitu deras membuat suara Galuh tak terdengar olehnya. Galuh terus memanggil Ila, namun tetap tidak ada jawaban darinya. Galuh mencoba memutar gagang pintu dan pintu pun terbuka. Galuh masuk dan mencari-cari keberadaan Ila dengan menggunakan lampu senter di tangannya.

"Ila, dimana kau?" Panggil Galuh.

Galuh menyorotkan lampu senternya pada sudut lemari dan tampaklah sosok Ila yang sedang duduk meringkuk sambil menangis ketakutan. Galuh cepat-cepat menghampirinya.

"Ila, ada apa denganmu? Kau kenapa?" Tanya Galuh khawatir.

"Aku takut!" Jawab Ila menangis.

"Kau takut apa?" Tanya Galuh.

"Dentuman petir." Jawab Ila lagi.

Ddduuuaaaarrr.........

Ddduuuuaaaarrrrr..........

Ila kembali berteriak sembari menutup telinganya. Galuh cepat-cepat memeluk tubuh Ila yang sudah gemetar sedari tadi. Galuh mencoba untuk menenangkan Ila yang sedang ketakutan.

"Sudah, jangan takut lagi! Aku disini bersamamu." Ucap Galuh pada Ila.

Galuh menuntun Ila untuk segera naik keatas ranjang tidurnya. Galuh melihat jam sudah menujukkan pukul 11 malam. Galuh teringat kedua orang tuanya yang belum pulang sejak tadi.

"Tunggu disini sebentar! Aku akan mengambil ponsel di kamarku." Kata Galuh pada Ila.

"Kak, jangan pergi! Aku takut." Pinta Ila memohon pada Galuh.

"Sebentar saja, aku ingin menghubungi mama dan papa." Kata Galuh.

"Pakai ponselku saja." Kata Ila memberikan ponselnya.

Saat akan menghubungi kedua orang tuanya, terdengar suara ketukan pintu. Galuh menuju pintu dan melihat ternyata Bibi Leni yang menyampaikan berita kalau Antoni dan Hana tidak bisa pulang kembali ke villa karena jembatan penghubung jalan terputus. Hanya jembatan itu satu-satunya akses jalan menuju ke villa. Akhirnya malam itu Antoni dan Hana memutuskan untuk menginap dirumah teman mereka.

Galuh kembali mendekati Ila yang sedang duduk di atas ranjang tidurnya.

"Ada apa, kak?" Tanya Ila.

"Mama dan papa tidak bisa kembali kesini karena jembatan penghubung jalan ambruk." Jawab Galuh.

Hening.

Galuh dan Ila sama-sama duduk di atas ranjang namun suasana menjadi sangat canggung. Suasana kembali tegang saat dentuman petir kembali mengajutkan Ila yang dari kecil memang sangat takut dengan hal itu. Ila kaget dan spontan mencari perlindungan dari orang yang ada di dekatnya yaitu Galuh.

"Apa kau ingin aku temani?" Tanya Galuh.

Ila cepat-cepat mengangguk mengiyakan perkataan Galuh padanya.

"Berbaringlah dan tidur! Malam sudah semakin larut." Kata Galuh.

"Tapi, kakak tidak akan melakukan apapun padaku kan? Hehehe." Kata Ila yang membuat Galuh kesal seketika.

"Hei, kau pikir aku ini pria murahan, hah?" Teriak Galuh kesal pada Ila.

"Hehehe, aku hanya berjaga-jaga saja karena aku tak ingin kejadian di hotel itu terulang lagi." Kata Ila.

"Apa kau lupa? Aku sudah menolongmu saat itu." Ujar Galuh.

"Iya, aku tahu! Terima kasih." Ucap Ila yang berhasil membuat kekesalan Galuh mereda.

"Sudahlah, ayo kita tidur saja!" Kata Galuh sambil menghela nafas untuk meredakan amarahnya terhadap Ila.

Malam itu Galuh dan Ila untuk kedua kalinya tidur seranjang berdua. Walaupun mereka tidak terjadi apapun di antara mereka.

Hujan yang turun sangat deras perlahan mulai mereda, namun hawa sejuk setelah hujan mereda seakan menusuk tulang sangking dinginnya. Hanya ada satu selimut di sana. Galuh malas untuk bangkin dan mengambil selimut di dalam lemari, ia hanya menggunakan selimut yang sama dengan Ila.

 

Entah kapan listrik menyala. Saat Galuh terbangun dari tidurnya lampu di kamar sudah menyala begitu saja. Ia menoleh ke jam dinding yang menunjukkan pukul 3 pagi. Galuh kembali merebahkan tubuhnya untuk kembali tidur. Lalu ia melihat Ila yang semalaman tidur bersamanya di kamar itu. Ila yang sudah terlelap tanpa sadar rok yang ia pakai tersingkap ke atas. Terlihatlah paha putih nan mulus di mata Galuh yang hanya bisa menelan air liurnya saat melihat pemandangan indah tersebut.

Galuh menatap Ila yang tidur berhadapan denganya. Kembali lagi Galuh melihat pemandangan yang dapat memancing nafsu birahinya. Ia melihat belahan dada Ila yang tersembul begitu saja karena Ila menggunakan baju yang berkerah rendah.

"Astaga! Haruskah aku menahannya sampai pagi?" Gumam Galuh menguatkan imannya sekuat tenaga.

Galuh kembali menatap gadis yang sudah menjadi tunangannya itu. Merah merona tergaris di pipinya saat menatap gadis tersebut.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Galuh?" Ujar Galuh frustasi dengan keinginannya yang tak sesuai dengan pikirannya.

Galuh menarik selimut dan menutupi tubuh Ila dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Galuh kembali berbaring untuk tidur agar pikirannya tidak melayang jauh kemana-mana.

 

Pagi hari Antoni dan Hana kembali ke villa dengan menggunakan jasa rakit untuk menyeberang sungai yang menjadi penghubung jalan. Mereka yang baru saja sampai bertanya tentang keadaan Ila dan juga Galuh pada Bibi Leni.

"Dimana anak-anak?" Tanya Hana pada Bibi Leni.

"Masih tidur." Jawab Bibi Leni.

"Oh ya sudah biarkan saja mereka." Kata Hana.

"Tapi nyonya, semalam nona Ila dan tuan muda Galuh tidur seranjang bersama." Kata Bibi Leni.

"Apa?" Teriak Antoni dan Hana terkejut.

Antoni dan Hana berlari menaiki anak tangga dan menuju ke kamar dimana Ila dan Galuh masih tertidur.

Kenyataan memang benar Antoni dan Hana melihat Galuh yang sedang bertelanjang dada tidur saling mendekap hangat bersama Ila di bawah selimut yang sama.

"Ya Tuhan, ampuni hamba!" Ucap Hana hampir pingsan melihat Galuh mendekap Ila.

"Aku akan segera punya cucu!" Seru Antoni senang.

"Papa, apaan sih!" Ujar Hana memukul lengan Antoni untuk menyadarkannya.

"Lalu kita harus apa sekarang? Toh semuanya sudah terjadi." Bisik Antoni agar tidak membangunkan kedua insan yang sedang menikmati tidurnya.

"Nikahkan mereka secepatnya! Aku tak ingin membuat Yurika kecewa dengan kejadian ini." Sahut Hana.

"Ayo kita bicarakan hal ini di tempat lain! Jangan ganggu mereka." Kata Antoni sereya menyeret Hana keluar dari kamar itu.

Mau tak mau Hana mengikuti langkah kaki suaminya yang sudah kebelet ingin memiliki cucu dari putra tunggalnya itu. Mereka membicarakan hal yang serius di ruang tengah mengenai Galuh dan juga Ila.

Tak lama berselang Ila menggeliat tapi belum membuka matanya. Secara yang bersamaan Galuh juga terbangun dan perlahan membuka matanya. Ia tersenyum melihat Ila yang masih memejamkan matanya dengan nyaman di dalam dekapan dirinya.

Sekali lagi Ila menggeliat dalam dekapan Galuh.

"Dia seperti anak kucing yang baru bangun tidur." Gumam Galuh menatap Ila.

Ila membuka matanya dan melihat dada Galuh yang tampak polos tanpa baju. Ila kaget setengah mati mendapati dirinya dalam dekapan hangat seorang pria yang dingin kepadanya. Ila mendongak ke atas untuk menatap Galuh.

"Aaarrrgghhh!" Teriak Ila sambil mendorong tubuh Galuh untuk menjauh darinya.

"Hei, Apa kau lupa tentang yang semalam?" Tanya Galuh dengan nada datarnya pada Ila.

Ila yang sudah menjauh dari Galuh mencoba mengingat kembali apa yang terjadi pada mereka semalam.

"Ucapkanlah terima kasih padaku yang telah menemanimu semalaman!" Ujar Galuh sambil mendorong jidat Ila dengan jari telunjuknya.

"Iya, te...terima kasih." Ucap Ila.

Galuh berlalu keluar dari kamar yang Ila tempati. Namun saat Galuh akan menutup pintu kamarnya ia di kagetkan dengan sosok Hana yang berdiri sambil melotot padanya.

"Ma...mama, kapan kembali ke villa?" Tanya Galuh gugup.

"Sedang apa kau di kamar Ila?" Tanya Hana tanpa mau menjawab pertanyaan Galuh.

"Am...ampun, ma!" Ucap Galuh langsung berlutut di hadapan Hana.

"Kau harus segera menikah dengan Ila!" Kata Hana.

"Tapi ma, aku tidak melakukan apapun padanya." Kata Galuh.

"Jangan membantahku lagi, Galuh! Aku dan papamu sudah melihat kalian saling mendekap hangat saat tidur di ranjang yang sama barusan." Sahut Hana.

"Kau harus bertanggung jawab!" Sambung Hana lagi.

Hana masuk ke dalam kamar Ila untuk membicarakan hal yang sama padanya. Galuh kembali berdecak kesal dan juga menyesal karena semalam telah menemani Ila tidur di dalam kamarnya.

"Semuanya menjadi salah paham. Kacau!" Ujar Galuh.

 

 

Yang penasaran dengan kisah Geof dan Merta baca ceritanya yang berjudul STAND BY MY LOVE.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa lamu lupa kamu itu lagi PMS???😂😂

2023-03-10

0

nisa manis

nisa manis

padahal semalam mereka gak ngapain2 kok cuma tidur doang bikin ngakak.

2020-10-23

0

Gracia Ayu

Gracia Ayu

ha...ha...ha....menang banyak...

2020-09-05

4

lihat semua
Episodes
1 MALAM YANG SUNYI
2 TANGISAN ILA
3 LAGU ULANG TAHUN
4 MASA SMA
5 BERUBAH DRASTIS
6 OM BAGUS
7 TATAPAN GALUH
8 PUNYA KEKASIH
9 MIMPI YANG SAMA
10 SELINGKUH
11 TERSELAMATKAN
12 SEMAKIN DENGKI
13 MENGINAP
14 PERTUNANGAN
15 KEBOHONGAN GALUH
16 KEBOHONGAN SI DOKTER GILA
17 KEGUGURAN
18 BELAH DURIAN
19 DEKAPAN HANGAT
20 BINTI YURIKA
21 DI GANGGU
22 KHAWATIR
23 PAK GURU BOTAK
24 MEJA BELAJAR
25 UCAPAN YANG TAK TERDUGA
26 BUDAK CINTA
27 BUDAK CINTA 2
28 BUDAK CINTA 3
29 RAMUAN AJAIB
30 HATI YANG BUSUK
31 RENCANA BUSUK KIA DAN GENTA
32 ANAK HARAM
33 TERBANGUN
34 MENCICIPI SUSHI
35 SI PENGHASUT
36 MENGETAHUI KEBENARAN
37 BERTEMU ILA
38 DIPUKULI
39 INGIN BERBAIKAN
40 HADIAH YANG BANYAK
41 KAMERA TERSEMBUNYI
42 TERBEBAS
43 GALAK
44 PUNYA SAHABAT
45 AKU TIDAK MAU DISUNTIK!
46 MERASA KASIHAN
47 MENYERAHKAN DIRI
48 MENCARI KIA
49 KEMBALI KE APARTEMEN
50 TERKEJUT
51 AMPUN, SAYANG!
52 KESAL
53 MERASA MEMILIKI
54 KEKESALAN ANA
55 HAMPIR SAJA
56 KORBAN ANA
57 RUMAH SAKIT JIWA
58 JAMUAN MAKAN MALAM
59 JANGAN TUTUP MATAKU, BODOH!
60 LULUS
61 IZIN KULIAH
62 SALAH PAHAM
63 PISAH
64 TERSINGKIR
65 PERGI SANA!
66 PERTUNANGAN KIA DAN SYAKIR
67 MENYELINAP
68 HAMKA JATUH CINTA
69 DASAR KONYOL!
70 AKU HEBAT KAN? HEHEHE
71 MAKAN MALAM BERSAMA
72 NARAPIDANA
73 PENASARAN
74 MENYELIDIKI
75 HELAIAN RAMBUT
76 MEMBUKA MATA
77 KEJANGGALAN
78 KANTOR POLISI
79 MENGECOH PETUGAS
80 MERASA TERSAKITI
81 SALING CINTA
82 MENYELIDIKI
83 MENDAPATKAN INFORMASI
84 GERAM
85 MENGUNGKIT MASA LALU
86 KEGALAUAN KANIA
87 TIDAK PERDULI
88 TEMPAT GYM
89 APARTEMEN
90 KUALAT
91 PERNIKAHAN KIA DAN SYAKIR
92 PERMINTAAN TERAKHIR
93 PEMBALUT
94 MENGERASKAN HATI
95 SURAT DARI IMRAN
96 K A N I A!!!!!!!
97 KADO ISTIMEWA
98 CANDLE LIGHT DINNER
99 GARA-GARA TIRAM
100 -
101 RENCANA LIBURAN
102 KEKACAUAN DI VILLA
Episodes

Updated 102 Episodes

1
MALAM YANG SUNYI
2
TANGISAN ILA
3
LAGU ULANG TAHUN
4
MASA SMA
5
BERUBAH DRASTIS
6
OM BAGUS
7
TATAPAN GALUH
8
PUNYA KEKASIH
9
MIMPI YANG SAMA
10
SELINGKUH
11
TERSELAMATKAN
12
SEMAKIN DENGKI
13
MENGINAP
14
PERTUNANGAN
15
KEBOHONGAN GALUH
16
KEBOHONGAN SI DOKTER GILA
17
KEGUGURAN
18
BELAH DURIAN
19
DEKAPAN HANGAT
20
BINTI YURIKA
21
DI GANGGU
22
KHAWATIR
23
PAK GURU BOTAK
24
MEJA BELAJAR
25
UCAPAN YANG TAK TERDUGA
26
BUDAK CINTA
27
BUDAK CINTA 2
28
BUDAK CINTA 3
29
RAMUAN AJAIB
30
HATI YANG BUSUK
31
RENCANA BUSUK KIA DAN GENTA
32
ANAK HARAM
33
TERBANGUN
34
MENCICIPI SUSHI
35
SI PENGHASUT
36
MENGETAHUI KEBENARAN
37
BERTEMU ILA
38
DIPUKULI
39
INGIN BERBAIKAN
40
HADIAH YANG BANYAK
41
KAMERA TERSEMBUNYI
42
TERBEBAS
43
GALAK
44
PUNYA SAHABAT
45
AKU TIDAK MAU DISUNTIK!
46
MERASA KASIHAN
47
MENYERAHKAN DIRI
48
MENCARI KIA
49
KEMBALI KE APARTEMEN
50
TERKEJUT
51
AMPUN, SAYANG!
52
KESAL
53
MERASA MEMILIKI
54
KEKESALAN ANA
55
HAMPIR SAJA
56
KORBAN ANA
57
RUMAH SAKIT JIWA
58
JAMUAN MAKAN MALAM
59
JANGAN TUTUP MATAKU, BODOH!
60
LULUS
61
IZIN KULIAH
62
SALAH PAHAM
63
PISAH
64
TERSINGKIR
65
PERGI SANA!
66
PERTUNANGAN KIA DAN SYAKIR
67
MENYELINAP
68
HAMKA JATUH CINTA
69
DASAR KONYOL!
70
AKU HEBAT KAN? HEHEHE
71
MAKAN MALAM BERSAMA
72
NARAPIDANA
73
PENASARAN
74
MENYELIDIKI
75
HELAIAN RAMBUT
76
MEMBUKA MATA
77
KEJANGGALAN
78
KANTOR POLISI
79
MENGECOH PETUGAS
80
MERASA TERSAKITI
81
SALING CINTA
82
MENYELIDIKI
83
MENDAPATKAN INFORMASI
84
GERAM
85
MENGUNGKIT MASA LALU
86
KEGALAUAN KANIA
87
TIDAK PERDULI
88
TEMPAT GYM
89
APARTEMEN
90
KUALAT
91
PERNIKAHAN KIA DAN SYAKIR
92
PERMINTAAN TERAKHIR
93
PEMBALUT
94
MENGERASKAN HATI
95
SURAT DARI IMRAN
96
K A N I A!!!!!!!
97
KADO ISTIMEWA
98
CANDLE LIGHT DINNER
99
GARA-GARA TIRAM
100
-
101
RENCANA LIBURAN
102
KEKACAUAN DI VILLA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!