Bangun tidur Ila merapikan kamarnya yang masih berserakan dengan barang belanjaan yang Hana berikan padanya. Ia membongkar satu persatu barang belanjaan dan ia simpan ke dalam lemarinya.
"Hah, bingung mau simpan dimana lagi? Apa lemariku yang kekecilan atau belanjaan yang tante Hana beli terlalu banyak?" Gumam Ila saat merapikan lemari pakaiannya.
Setelah berberes kamarnya, Ila keluar dan melangkah menuju teras depan. Ia melihat Yurika sedang duduk santai bersama Kia. Kebetulan hari itu adalah hari minggu, mereka libur sekolah.
Ila tak sengaja mendengar percakapan antara Yurika dan Ila.
"Ma, pesta ultahku nanti jangan di rumah dong." Pinta Kia.
"Jadi kau mau dimana? Rumah ini kan cukup luar untuk membuat pesta ulathmu." Sahut Yurika.
"Di club dong ma! Ini pesta ulang tahunku yang ke 17 tahun. Ayo dong ma, kita buat pesta di club saja." Pinta Kia.
"Ya sudah, nanti biar mama yang urus." Sahut Yurika memenuhi permintaan Kia.
Ila pergi menuju dapur setelah ia mendengar rencana pseta ulang tahun yang Kia dapatkan setiap tahunnya dari Yurika. Tiba di dapur, Ila membantu pelayan yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk semua orang yang ada di rumah tersebut. Makanan untuk sarapan pagi pun selesai di masak, Ila duduk di dapur bersama para pelayan lain untuk sarapan pagi disana. Setelah sarapan Ila merasa sangat kebosanan, ia tak tau harus berbuat apa di hari liburnya. Ila pun berjalan menuju halaman depan dan melihat tukang kebun yang sedang bersih-bersih tanaman.
"Pak, boleh aku bantu?" Taanya Ila.
"Jangan! Nantu nona Ila capek." Sahut pak Darma.
"Tidak apa-apa. Aku sangat bosan!" Kata Ila.
"Ya sudah, tapi kalau nona Ila capek jangan di paksain ya." Kata pak Darma.
"Oke!" Sahut Ila senang.
Ila dan pak Darma pun mengerjakan bersih-bersih di taman tersebut. Yurika yang sedang berada di dalam kamarnya, melihat dari sudut jendela tampak Ila sangat senang menanam bunga dan membersihkan taman di halaman depan rumah bersama pak Darma.
Hati Yurika terenyuh melihat anak yang tak pernah di sentuhnya sangat akrab dan berbaur dengan para pelayan dan pekerja di rumah.
Matahari semakin tinggi, sinar matahari terasa lebih hangat setelah jam menunjukkan pukul 10 pagi. Kening Ila di basahi oleh keringat yang mengalir karena pekerjaan yang ia lakukan bersama pak Darma.
Pak Darma merasa kasihan melihat anak majikannya itu di basahi oleh keringat.
"Nona, ayo kita istirahat dulu!" Ajak Pak Darma duduk di salah satu bangku taman.
Ila pun mengangguk mengiyakan perkataan pak Darma. Seorang pelayan datang membawa air dingin untuk Pak Darma dan Ila yang sudah lelah bekerja membersihkan taman dan juga menanam bunga.
Saat sedang menikmati minumannya, Ila melihat mobil mewah yang sangat familiar di matanya.
Ila pun melirik orang yang baru saja keluar dari dalam mobil tersebut.
Dia adalah Galuh yang datang untuk menjemput Ila atas perintah Antoni dan Hana.
Galuh berjalan menuju pintu utama rumah tanpa mau melihat ke sekeliling halaman dan Ila hanya diam saja tak mau menyapanya. Galuh bertemu dengan Kia yang tersenyum ramah padanya.
"Apa kabar kak Galuh?" Sapa Kia berupaya membuat Galuh terpesona dengan kecantikannya.
"Dimana Ila?" Tanya Galuh tanpa mau melirik Kia.
Kia sangat kesal karena Galuh begitu dingin terhadapnya.
"Apa kakak cari si babu? Itu dia sedang berbaur dengan rakyat jelata!" Sahut Kia dengan nada sombongnya.
Galuh menoleh kebelakang melihat Ila yang sedang duduk bersama tukang kebun dan seorang pelayan lainnya disana. Tanpa mengucapkan apa-apa lagi pada Kia, Galuh langsung mendekati Ila yang duduk di bangku taman halaman depan. Galuh sudah berada dekat dengan Ila, Ia melihat tangan Ila yang begitu kotor dengan tanah dan pakaiannya juga sangat kotor.
"Sedang apa kau?" Taanya Galuh.
"Berkebun." Sahut Ila.
Galuh mengernyitkan dahinya dengan keheranan melihat Ila yang berstatus anak majikan ikut membantu para pelayan yang bekerja dirumahnya sendiri.
"Gadis ini sepertinya lain dari pada yang lain! Seusia dia apalagi statusnya anak orang kaya, seharusnya terlihat sombong kepada pelayan, tapi kelihatannya dia malah dekat dengan pelayan." Batin Galuh dalam hatinya menatap Ila.
"Kakak kesini ada keperluan apa?" Tanya Ila.
"Mama menyuruhku untuk menjemputmu! Kami sekeluarga mau pergi makan siang di luar, jadi mama mau kau ikut makan siang dengan kami." Jawab Galuh dengan nada sinisnya pada Ila.
"Apa boleh jika aku tidak ikut?" Tanya Ila yang sebenarnya tidak ingin dekat dengan Galuh.
"Sialan! Beraninya dia menolak ajakan ku." Gumam Galuh dalam hatinya.
"Kalau kau tidak mau ikut, bicara saja sendiri pada mamaku." Sahut Galuh dengan wajah kesalnya pada Ila.
Ila berpikir dengan kebaikan Hana yang sangat sayang padanya dan membelikan barang-barang yang banyak kemarin. Ila menjadi tak tega untuk membuat Hana sedih karena ia menolak keinginannya.
"Cepat bersihkan dirimu!" Ujar Galuh pada Ila.
"Iya, baiklah. Kakak tunggu di dalam saja." Kata Ila.
"Tidak usah! Aku tunggu di mobil saja." Sahut Galuh.
Ila pun melangkah menuju masuk kedalam rumahnya, namun saat itu Galuh menghentikan langkahnya.
"Waktumu 10 menit, tidak lebih!" Kata Galuh pada Ila.
Ila berlari masuk kedalam rumahnya setelah Galuh memberikan waktu yang begitu singkat untuknya membersihkan diri. Ila masuk ke kamarnya dan pergi mandi. Setelah mandi Ila melihat beberapa pakaian yang bagus untuk di pakainya, ia tak mau membuat keluarga Hana malu dengan penampilannya yang biasa saja.
"Aku pakai baju yang kemarin tante Hana belikan saja." Ucap Ila mengambil pakaian di lemarinya.
Setelah rapi Ila pergi menemui Yurika yang sedang duduk di ruang tengah sambil membaca majalah fashion di tangannya.
"Aku mau minta izin untuk pergi sama kak Galuh." Ucap Ila pada Yurika.
"Pergilah!" Sahut Yurika tanpa mau menatap Ila.
Ila pun bergegas pergi dengan langkah yang terburu-buru.
"Sial! ini sudah lebih dari 10 menit." Ucap Ila dalam hatinya.
Galuh melihat Ila yang sudah rapi dengan dress yang berwarna pink salam. Hari itu Ila terlihat cantik dengan balutan dress yang cocok di badanya. Galuh membuka kaca mobilnya dan menatap gadis muda itu.
"Masuk!" Kata Galuh pada Ila.
Ila pun masuk dan duduk di sebelah Galuh yang menyalakan mesin mobilnya.
Saat Ila akan memasang safety beltnya, Galuh mendekatkan wajahnya pada Ila yang membuat Ila ketakutan pada Galuh.
"Kau telat 5 menit 22 detik." Kata Galuh pada Ila.
"Hehehehe, maaf kak." Sahut Ila tersenyum canggung.
Galuh melihat bibir Ila yang tersenyum canggung padanya.
"Jangan senyum seperti itu, membuatmu menjadi sangat jelek!" Ujar Galuh.
"Huh, dasar beruang kutub! Ingin sekali aku memukul wajahnya." Ucap Ila dalam hatinya kesal kepada Galuh.
Mobil itu pun melaju menuju kediaman rumah Antoni. Ini kali pertama Ila menginjakkan kakinya dirumah tersebut. Ila sangat terpukau melihat rumah yang penuh dengan kemewahan dan sebanding dengan rumah yang menjadi tempat tinggalnya selama ini.
"Ila sayang, kau sudah datang." Sapa Hana pada Ila.
Ila mencium tangan Hana dan Antoni yang menyambut kedatangannya bersama Galuh.
Antoni dan Hana sangat senang dengan sikap Ila yang sangat santun kepada orang yang lebih tua.
"Sebentar lagi kita akan pergi untuk makan siang di luar, ya sayang." Ucap Hana pada Ila.
"Iya tante." Sahut Ila.
"Wah, kau sangat cantik dengan dress ini!" Ucap Hana memuji kecantikan Ila.
"Terima kasih tante." Sahut Ila.
"Galuh, ajak Ila berkeliling rumah kita." Kata Antoni pada putra tunggalnya.
Ila melirik wajah Galuh yang tak senang dengan perintah Antoni padanya.
"Hehehe, tidak usah, om! Aku duduk disini saja." Kata Ila.
"Ya sudah, kalau begitu temani Ila duduk di sini ya, mama mau dandan dulu." Kata Hana pada Galuh.
Tanpa menyahut Galuh langsung duduk di ruang tengah bersama Ila. Sedangkan Hana dan Antoni bersiap-siap di dalam kamarnya. Galuh melirik Ila yang tampak gelisah di dekatnya. Tak lama kemudian ponsel Ila berdering dan ternyata Eri menghubunginya.
"Halo." Ila.
"La, ke pantai yuk!" Eri.
"Ke pantai?" Ila.
"Iya, ada festival band J-Rock!" Eri.
"Wah, J-Rock ya!" seru Ila antusias.
"Ayo kita pergi nonton." Eri.
Ila menghela nafas panjang.
"Hah, aku tidak bisa! Au sedang ada urusan." Ila.
"Hah, sayang banget." Eri.
Galuh mendengar Ila yang sedang menerima telepon dari Eri. Galuh masih menatap gadis belia yang akan di jodohkan padanya. Ia melihat Ila yang tampak sedih setelah menerima telepon.
"Ada apa?" Tanya Galuh ingin tahu.
"Tidak ada apa-apa." Sahut Ila.
"Apa kau ingin nonton festival band J-Rock?" Tanya Galuh.
"Darimana kakak tau?" Ila malah balik bertanya.
"Ya tau lah, aku salah satu sponsor acara itu." Gumam Galuh dalam hatinya.
"Aku tau saat kau bicara di telepon tadi." Sahut Galuh.
"Oh." ucap Ila.
"Apanya yang oh?" Ujar Galuh.
"Hehehe, tidak apa-apa." Sahut Ila.
"Dasar bocah!" Gumam Galuh menatap Ila dingin.
Hening beberapa saat dan lagi-lagi Galuh melirik Ila yang tampak gelisah duduk di hadapannya.
"Jika kau ingin sekali nonton festival itu pergi saja sana!" Kata Galuh menahan emosinya.
"Apa aku boleh pergi?" Tanya Ila.
"Coba saja kalau kau berani!" Sahut Galuh kesal.
Ila menatap Galuh yang dengan rasa kesal yang hampir memuncak di ubun-ubunya.
"Dasar pria aneh! Tadi menyuruhku pergi, sekarang malah mengancamku. Ingin sekali aku memukul hidungnya." Ujar Ila dalam hatinya. Ila sangat kesal pada sikap dingin Galuh plus plin plan terhadapanya.
Hampir dua jam Ila dan Galuh duduk di ruang tengah menunggu Hana selesai berdandan. Galuh yang memiliki sifat gak sabaran, terus berdecak kesal saat menunggu Hana yang tak kunjung selesai berdandan.
Di tambah lagi dia duduk bersama seorang gadis yang hanya diam mematung di hadapannya. Jika Galuh tak bertanya, Ila tak mau bicara padanya.
Tak lama kemudian Hana dan Antoni turun dan menemui Galuh yang duduk bersama Ila di ruang tengah.
"Maaf ya Ila, tante lama berdandan." Kata Hana.
"Tidak apa-apa." Sahut Ila.
"Ma, pa, ayo cepat kita berangkat! Aku sudah sangat lapar." Kata Galuh yang sejatinya tak bisa menahan rasa lapar di perutnya.
"Iya." Sahut kedua orang tuanya.
Mereka pun pergi menaiki mobil yang di supiri oleh Galuh sendiri. Hana dan Ila duduk di belakang sambil ngobrol.
Sesekali Galuh melirik Ila yang sedang ngobrol dengan Hana dari kaca spion tengah mobil.
Hal itu di ketahui oleh Antoni yang melihat Galuh curi-curi pandang pada Ila.
"Hehehe, lain dimulut lain di hati." Ucap Antoni dalam hatinya tersenyum melihat putranya yang melirik Ila.
Tibalah mereka di salah satu restoran yang biasa menjadi tempat makan keluarga Antoni saat ingin makan di luar. Tempat yang hanya orang-orang golongan atas lah yang masuk dan makan di sana.
Mereka pun duduk di salah satu ruangan yang ber- AC dan dengan meja bulat yang di penuhi oleh makanan mewah yang Ila tak pernah mencicipinya.
Ternyata sebelum pergi, Antoni sudah memesan tempat dan makanan untuk mereka agar tak lama menunggu.
Ila duduk tepat di tengah-tengah Hana dan Antoni.
"Ila, kau sangat kurus, apa kau tidak suka makan?" Tanya Antoni.
Ila hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Antoni padanya.
"Pa, Ila itu seorang gadis, dia pasti diet ketat untuk menjaga bentuk tubuhnya." Kata Hana pada Antoni.
"Jangan terlalu kurus, pria suka gadis yang montok. Hehehe." Ucap Antoni yang memang memiliki sikap konyol.
Galuh hanya memutarkan bola matanya saat mendengar celotehan konyol Antoni pada Ila.
"Makan daging yang banyak agar kau menjadi gadis yang sehat." Kata Antoni memberikan dua potong daging pada pirirng Ila.
Hana dan Antoni sibuk mengisi lauk makanan ke dalam piring yang ada di hadapan Ila.
Akhirnya piring Ila menjadi penuh dengan makanan yang di isi oleh Antoni dan Hana.
"Om, tante, ini terlalu banyak." Ucap Ila.
"Hahaha, ayo makanlah!" Seru Antoni dan Hana kompak.
Mereka makan siang sambil mengobrol dan Antoni terus saja berulah konyol hingga Ila tak sanggup menahan tawanya saat itu. Galuh melirik Ila yang tertawa tanpa ada rasa beban sedikitpun.
"Sepertinya dia gadis yang ceria, tapi kenapa setiap kali aku melihat wajahnya seperti ada kesedihan di dalamnya?" ucap Galih dalam hatinya saat melihat Ila tertawa lepas.
"Ila, minggu depan kau menginap di rumah tante ya?" Pinta Hana pada Ila.
"Tante, hari sabtu nanti aku akan pergi karya wisata bersama teman-teman sekolahku dan juga guru, mungkin pulangnya hari minggu malam, jadi gak bisa. maaf ya tante." Sahut Ila.
"Oke! Kalau begitu lain kali saja." Kata Hana.
Setelah selesai makan siang, Galuh mengantar Ila kembali pulang kerumahnya. Saat di dalam perjalanan Galuh dan Ila hanya diam seribu bahasa tanpa mau berbicara apapun.
Sampai di depan halaman rumah, Ila turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada Galuh yang telah mengantarnya pulang, namun Galuh tak menggubris ucapan Ila dan malah berlalu pergi begitu saja setelah Ila keluar dari mobilnya. Ila hanya menghela nafas melihat sikap Galuh yang berlaku sombong padanya.
Beberapa hari ini Galuh terus berusaha untuk menghubungi Ana melalui ponselnya, namun tak pernah bisa tersambung yang membuat Galuh semakin frustasi.
Galuh juga mencoba untuk mencari Ana, namun tetap saja ia tak dapat menemuinya.
Malam hari Galuh yang sudah frustasi mencari wanita yang sangat ia cintai itu, memustuskan untuk pergi mencari hiburan di salah satu club yang ada di seputaran kota tempat tinggalnya.
Disana Didi dan beberapa sahabat ikut duduk menemaninya.
"Masih belum bertemu dengan Ana?" Tanya Hamka.
Galuh menggeleng.
"Sudahlah kawan, cari wanita lain saja! Ana itu bukan wanita yang setia." Sahut Syakir.
"Apa maksudmu?" Tanya Galuh tidak senang dengan ucapan Syakir mengenai Ana.
"Aku pernah lihat dia jalan dengan pria lain." Jawab Syakir.
"Apa kau sedang bercanda, hah?" Teriak Galuh marah dan hendak memukul Syakir.
"Galuh, tenanglah!" Ujar Hamka mencoba untuk menghentikan perlakuan Galuh pada Syakir.
Galuh menahan amarahnya dan pergi meninggalkan club itu. Ia menuju ke area parkir dan tanpa sengaja melihat Ana sedang menggandeng lengan pria lain lalu masuk kedalam sebuah mobil yang lebih mewah darinya.
Darah Galuh serasa mendidih saat melihat wanita yang selama ini ia cintai sedang menggandeng mesra pria lain di hadapannya.
Galuh mengikuti mobil yang di naiki oleh Ana dan pria tersebut. Tak lama mengikuti ternyata mobil itu berhenti di sebuah hotel mewah. Galuh yang merasa sangat penasaran dengan yang sedang Ana lakukan terus mengikuti mereka berdua. Ia melihat Ana dan pria itu memesan sebuah kamar pada resepsionis hotel. Galuh tak tau kamar nomor berapa yang mereka pesan. Dengan sedikit memaksa dan menyuap salah seorang resepsionis hotel itu, Galuh mendapatkan informasi bahkan kunci ganda dari resepsionis itu.
Dengan tergesa-gesa dan penuh rasa penasarannya, Galuh menaiki lift menuju kamar hotel yang di pesan oleh Ana dan pria itu. Tiba di depan pintu kamar, tangan Galuh sedikit gemetar saat akan membuka pintu kamar tersebut. Ia sebenarya tak ingin mengetahui kenyataan pahit yang ada di hubungan kasihnya dan Ana.
Pintu terbuka, dan ia masuk melihat apa yang tak ingin ia lihat selama ini.
Ana yang sudah telanjang berada di atas tubuh pria yang menjadi selingkuhannya selama ini.
Ana dan pria itu kaget melihat Galuh menatap mereka dengan tatapan yang sangat menyeramkan.
"Galuh!" Ucap Ana kaget dan cepat-cepat menutupi tubuhnya dengan selimut tebal.
"Kau menjijikkan, Ana!" Teriak Galuh sangat marah pada kekasihnya itu.
Galuh tak ingin berlama-lama melihat pemandangan yang menyakiti hatinya, ia lantas melangkah pergi keluar dari kamar hotel tersebut. Ana mencoba untuk menahannya dan memberikan alasan atas apa yang ia lakukan, namun Galuh mendorong tubuh Ana hingga terjatuh ke lantai.
"Jangan menyentuhku!" Ujar Galuh menatap Ana penuh dengan amarahnya.
Galuh beranjak pergi meninggalkan hotel dengan perasaan sakit hati dan juga kecewa kepada Ana yang selama ini sangat ia cintai. Ia tak menyangka kalau Ana yang tampak baik padanya dan mencintainya mampu berbagi tubuh dengan pria lain selain dirinya. Galuh duduk di dalam mobilnya sejenak untuk menenangkan dirinya sebelum ia menyalakan mesin mobil untuk pulang kerumahnya.
Galuh tiba dirumah dengan wajah yang murung. Hana yang belum tidur melihat putranya kembali dengan wajah lesu. Hana mengikuti langkah Galuh yang masuk kedalam kamarnya.
Hana masuk dan melihat Galuh duduk di tepi ranjang.
"Ada apa, nak?" Tanya Hana pada Galuh.
"Tidak ada apa-apa, ma. Aku hanya lelah saja." Jawab Galuh yang tak ingin cerita apapun pada Hana.
"Ya sudah, lebih baik kau mandi dan pergilah istirahat." Kata Hana.
"Iya." Sahut Galuh.
Hana pun keluar dari kamar Galuh meninggalkan Galuh yang sedang dengan kegalauannya.
Hana sebagai seorang ibu, tau bila Galuh sedang mengalami hal buruk dengan masalah pribadinya.
Ia sudah mencoba untuk menjadi pendengar yang baik untuk putranya, namun Galuh memang agak sedikit tertutup dengan masalah pribadinya tak mau curhat pada Hana.
Ulang tahun Kia rayakan di sebuah club yang menjadi tempat favorit anak-anak muda. Kia mengundang teman-teman sekolahnya dan Yurika mengundang teman sosialitanya untuk memeriahkan suasan pesta yang di adakan secara meriah itu. Hana yang sebagai teman sosialitanya Yurika turut hadir dalam pesta ultah Kia.
Kia terlihat cantik dengan gaun pesta yang khusus ia pesan dari perancang terkenal untuk pesta ultahnya.
Dengan menggandeng tangan Sandi, Kia tampak terlihat sengat percaya diri.
Ila juga ada di acara pesta tersebut, namun ia tetap duduk agak menyendiri dari kerumunan tamu-tamu yang hadir.
Sandi melihat Ila yang menggunakan gaun pesta yang tak kalah bagusnya dari Kia. Mata Sandi tak berkedip saat melihat Ila yang terlihat sangat anggun malam itu.
Salah satu teman Kia melirik Ila yang terlihat sangat cantik di matanya.
"Kia, siapa dia?" Tanya Genta menunjuk Ila.
"Dia hanya seorang babu bagiku!" Sahut Kia.
"Sayang banget, cantik-cantik hanya babu." Ujar Genta.
"Kenapa? Apa kau suka padanya?" Tanya Kia.
"Kalau untuk bersenang-senang sudah pasti aku menyukainya." Sahut Genta.
"Sikat!" Ucap Kia.
Genta terkekeh jahat dan mengajak beberapa teman-temannya untuk mendekati Ila yang duduk agak menjauh dari kerumunan pesta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Tuh cewek yg lamu bangga banggain🤣🤣🤣🤣👎🏻👎🏻👎🏻👎🏻
2023-03-10
0
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk apa kabar dgn hati kamu galuh??? kayak nya ada yg terbakar nih🤣🤣🤣🤣👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻
2023-03-10
0
Qaisaa Nazarudin
Wkwk makanya tuh denger nadehat ortu kamu,Ana itu bukan wanita baik2, kamu sendiri yg ngomong dia itu dibesar kan di luarnegri,iya udah tentu sosialitasnya bebas..
2023-03-10
0