TANGISAN ILA

Mobil Raldi yang masuk ke dalam jurang pun di evakuasi oleh pihak yang berwenang.

Saat di evakuasi kondisi Raldi memang sudah tak bernyawa.

Mayatnya di bawa ke salah satu rumah sakit yang terdekat.

Pihak kepolisian menghubungi kediaman Raldi, saat itu kebetulan Yurika lah yang mengangkat telepon rumah.

Betapa terkejutnya ia mendengar kabar kematian suaminya yang sangat tragis itu.

Yurika langsung menuju kerumah sakit untuk melihat langsung tubuh suaminya yang sudah terbujur kaku di ruangan mayat.

Air matanya tak dapat terbendung saat melihat sosok pria yang ia cintai telah pergi selamanya dari dunia ini.

"Kenapa kau meninggalkan aku, Raldi? Kau sudah berjanji padaku untuk melewati semuanya bersama." Ucap Yurika dalam isak tangisnya.

Langit tampak mendung di hari pemakaman Raldi. Tampak Nayun serta sang suami Irsal menemani Yurika yang terus menangis di pusara Raldi.

Saat itu para teman dan kerabat sudah pergi dari pemakaman itu.

"Kak, ayo kita pulang, kak Raldi sudah tenang di alam sana, kakak yang sabar ya kak." Ucap Nayun pada Yurika.

"Iya kak, masih ada kita dan juga Ila disisi kakak." Sambung Irsal.

Setelah lama mencoba untuk menenangkannya, akhirnya Yurika mau di ajak kembali pulang dari tempat pemakaman itu.

Malam harinya hujan turun sangat deras, sederas air mata Ila yang terus mengalir saat di gendongan Bibi Ina.

Ila terus menangis malam itu, seakan ia merindukan sosok Raldi yang sangat menyayanginya.

Suara tangisan Ila terdengar hingga ke kamar Yurika.

Saat itu Yurika sedang beristirahat setelah lelahnya proses pemakaman sang suami.

Yurika berdecak kesal saat mendengar tangisan Ila yang tak mau berhenti menangis malam itu.

Bibi Inah sudah mencoba segala cara untuk mendiamkan Ila, namun Ila tetap saja menangis.

Yurika mendatangi Bibi Inah yang berada di kamar Ila.

"Kenapa dia tidak mau berhenti menangis?" Ujar Yurika kesal pada Bibi Inah.

"Mungkin dia merindukan sosok tuan, nyonya." Sahut Bibi Inah.

"Cepat diamkan dia! Kepalaku sangat sakit mendengar tangisannya." Teriak Yurika semakin kesal.

Bibi inah terus mencoba untuk menenangkan Ila saat itu, namun tetap saja Ila tak mau berhenti menangis.

Yurika sangat kesal dan mengambil Ila dari gendongan bibi Inah.

Saat Ila berada dalam genggaman Yurika, Ila berhenti menangis dengan seketika.

Matanya menatap Yurika dengan sendu.

Yurika membalas tatapannya, kemudian terlintas di ingatan Yurika kejadian silam yang menghancurkan hidupnya.

"Aku benci kau!" Ujar Yurika pada anak yang di lahirkannya itu.

Yurika langsung memberikan Ila pada Bibi Inah lagi, lalu ia pergi kembali ke kamarnya.

Ila kembali menangis saat melihat Yurika keluar dari kamarnya.

"Sayang..., sudah jangan nangis lagi ya." Ucap Bibi Inah mencoba menenangkan Ila lagi.

Yurika duduk di tepi ranjangnya dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tanganya.

Hatinya sangat hancur saat menatap mata bayi yang ia lahirkan itu, di tambah lagi ia baru saja kehilangan sosok suami yang sangat ia cintai membuatnya semakin hancur.

"Aku tak bisa menerimanya sebagai anakku, aku tak bisa." Ucap Yurika dalam isak tangisnya.

"Aku benci kehadirannya di rumah ini! Aku akan segera membawanya pergi dari rumah ini." Ucap Yurika lagi.

Dalam pikiran Yurika saat itu ialah ia berniat untuk membawa Ila ke sebuah panti asuhan atau membuangnya ke jalan agar ia tak melihat Ila lagi di rumah itu.

Yurika kembali ke kamar Ila dan menemui Bibi Inah yang sedang menemani Ila yang akhirnya tertidur dengan pulas.

"Siapkan semua pakaian Ila, masukkan kedalam koper." perintah Yurika pada Bibi Inah.

"Kenapa nyonya? Nyonya mau kemana?" Tanya Bibi Inah kebingungan.

"Lakukan saja perintahku!" Ujar Yurika pada Bibi Inah.

Bibi Inah pun melakukan apa yang majikannya itu perintahkan padanya.

Ia memasukkan semua pakaina Ila ke dalam sebuah koper besar, namun saat itu ia terus berpikir tentang apa yang akan di lakukan oleh majikannya itu pada Ila.

Keesokan paginya tanpa sarapan sedikitpun, Yurika mendatangi bibi Inah yang sedang menggendong Ila.

"Bawa koper Ila ke dalam bagasi mobil!" Perintah Yurika pada Bibi Inah.

"Nyonya, mau kemana?" Tanya Bibi Inah.

"Aku akan bawa Ila pergi jauh dari rumah ini." Sahut Yurika.

"Nyonya jangan begitu, Ila ini anak nyonya." Kata Bibi Inah.

"Cukup! jangan campuri urusanku." Kata Yurika.

Tak ada yang dapat di lakukan oleh bibi Inah selain menuruti apa yang di perintahkan oleh majikannya itu.

Dengan air mata yang berlinang, bibi Inah memasukkan koper yang berisi pakaian Ila ke dalam bagasi mobil.

Yurika menyuruh bibi Inah ikut untuk membawa Ila.

Saat Yurika hendak menghidupkan mesin mobilnya, dari kejauhan ia melihat ada sebuah mobil yang ia kenali.

Yurika tau itu adalah mobil dari pengacara Raldi yang menangani semua harta kekayaan milik Raldi.

Yurika keluar dari mobil dan tak lama ia di hampiri oleh seorang pria yang bernama Bagus yang tak lain adalah pengacara dari Raldi.

Yurika dan Bagus duduk dan membicarakan hal yang serius di ruang tamu.

Bagus memberikan beberapa dokumen penting pada Yurika.

Yurika membaca dokumen itu dengan mengernyitkan dahinya karena kebingungan.

"Apa maksudnya ini? Kenapa aku mendapatkan 50% dari seluruh harta suamiku? Hanya aku keluarga yang Raldi tinggalkan, seharusnya aku mendapatkan semuanya bukan separuh." Kata Yurika pada Bagus.

"Maaf nyonya! 50% harta tuan Raldi sudah di alihkan atas nama Suhaila." Kata Bagus yang membuat Yurika sangat terkejut.

"Apa?" Teriak Yurika kaget.

"Iya, nyonya! Sebelum tuan Raldi meninggal, ia sudah membuat surat wasiat untuk memberikan sebagian hartanya kepada Suhaila." Jawab Bagus.

"Bagaimana mungkin ia melakukan hal itu? Ila bukan anak kandungnya!" Ujar Yurika.

"Ya, tuan Raldi telah mengatakan hal itu pada saya dan tuan Raldi membuat ini dalam keadaan sadar! Surat wasiat ini sah di mata hukum." Kata Bagus.

"Aku ingin lihat surat wasiat itu." Kata Yurika.

Bagus pun memberikan surat wasiat itu dan Yurika membacanya dengan mata yang lebar.

Yurika kembali berdecak kesal, karena niatnya ingin menjauhkan Ila dari rumah itu harus musnah.

Ila memiliki separuh hak atas rumah yang mewah itu.

"Surat wasiat ini akan aku serahkan pada Suhaila setelah ia berusia 17 tahun." Kata Bagus pada Yurika.

"Sekarang tolong nyonya tanda tangani surat pengalihan atas nama anda, sebagai serah terima harta yang telah tuan Raldi berikan untuk anda." Kata Bagus lagi.

Yurika pun menandatangani surat yang Bagus berikan padanya.

Setelah urusannya selesai Bagus pergi dari rumah mewah itu.

Yurika memerintahkan bibi Inah untuk membawa Ila kembali ke kamarnya beserta dengan koper yang berisikan pakaian Ila.

Yurika mengurungkan niatnya untuk tidak membawa pergi Ila, karena di dalam surat wasiat itu tertulis jika Suhaila sudah berusia 17 tahun maka pembagian hak atas rumah mewah itu bisa di selesaikan.

Kini usia Ila sudah setahun, ia tumbuh dalam asuhan bibi Inah yang sangat menyayanginya.

semua pelayan yang ada dirumah itu sangat menyayangi Ila yang sangat menggemaskan.

Yurika masih dengan kebencianya saat menatap Ila, seakan semua yang terjadi langsung terlihat jelas dalam pikirannya ketika ia menatap kedua mata anak yang di lahirkannya itu.

Suatu hari Yurika mendengar kabar buruk dari adik kandungnya yaitu Nayun, kalau perusahaan yang Irsal kelola sedang mengalami keterpurukan.

Hutang di mana-mana dan rumah yang sebagai jaminan akan di sita oleh pihak bank.

Yurika membantu adiknya dengan segala upaya yang dapat ia lakukan untuk meringankan kesusahan adiknya itu.

Nayun dan Irsal berniat pergi ke jepang untuk menjual beberapa aset mereka disana agar dapat menutupi hutang-hutangnya.

Nayun membawa Kia kerumah Yurika bersama dengan Irsal.

Mereka berniat untuk meminta bantuan Yurika untuk menjaga Kia selama mereka pergi ke jepang untuk urusannya.

Dengan senang hati Yurika membantu adiknya dengan menjaga Kia yang usianya sebaya dengan Ila.

Malam itu Nayun dan Irsal pun berangkat menaiki pesawat dan terbang ke jepang.

Yurika membawa Kia untuk tidur sekamar dengannya.

Dengan penuh kasih sayang, Yurika menjaga Kia bagaikan anaknya sendiri.

Pukul 5 pagi, saat Yurika sedang membuatkan susu untuk Kia, ia menyalakan televisi di kamarnya.

Saat itu televisi menyiarkan berita tentang jatuhnya pesawat komersial tujuan Indonesia-Jepang.

Jantung Yurika berdebar kencang saat mendengar berita itu, ia teringat akan Nayun dan Irsal yang sedang pergi menuju ke jepang.

Yurika membaca satu persatu nama-nama korban kecelakaan pesawat itu, dan ia pun berteriak histeris saat melihat nama Nayun dan Irsal menjadi korban kecelakaan tersebut.

Yurika memeluk Kia dengan erat dan menangis sejadi-jadinya. Nayun adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini setelah orang tuanya meninggal. Kini yang di pikirkan oleh Yurika adalah menjaga dan mengurus Kia seperti anaknya sendiri.

Dalam kesedihannya yang mendalam, Yurika hanya berfokus pada Kia yang sejatinya hanyalah keponakannya.

Yurika terlupa bahwa ia memiliki anak kandung yang seharusnya ia rawat yaitu Ila.

Ila hanya mendapatkan kasih sayang dari para pelayan yang bekerja dirumah mewah itu.

Tahun berganti tahun, kini usia Ila dan Kia sudah 10 tahun. bibi Inah menjadi tua dan tak kuat lagi untuk bekerja dengan Yurika di rumah itu.

Bibi Inah pensiun dan kembali ke kampung halamannya, sedangkan yang mengurus Ila saat ini adalah bibi Asih yang juga sangat menyayangi Ila.

Sepulang dari sekolahnya, Kia terlihat bahagia mengejar dan memeluk Yurika setelah ia keluar dari mobil mewah yang menjemputnya di sekolah.

Sedangkan Ila harus berjalan kaki untuk kembali kerumahnya sepulang dari sekolah.

Ila dan Kia di sekolah kan di tempat yang berbeda, Ila di sekolahkan di sekolah yang biasa, sedangkan Kia di sekolahkan di tempat para anak orang kaya mengecam pendidikan.

Sekolah Ila memang tak jauh dari rumahnya, namun panas terik yang menyengat membuat Ila merasakan lelahnya berjalan pulang dari sekolahnya.

Pulang sekolah, Ila meletakan tasnya dan segera mengganti pakaiannya, lalu ia menemui Yurika yang sedang menyuapi Kia di ruang makan.

"Ma, kata ibu guru besok ada pertemuan orang tua di sekolah. Ini surat undangannya." Kata Ila dengan tangan yang bergetar memberikan secarik kertas pada Yurika.

Yurika menatapnya tajam, ia sangat kesal atas kehadiran Ila yang mengganggu dirinya.

ia mendekatkan wajahnya menatap Ila.

"Jangan panggil aku mama! Aku bukan mamamu. Apa kau mengerti?" Bentak Yurika pada Ila.

"Iya." sahut Ila dengan tetesan air matanya menatap Yurika.

Yurika merampas kertas undangan itu dan merobeknya di hadapan Ila yang terus menangis.

lalu Yurika mengusir Ila untuk pergi dari hadapannya, dan kemudian Yurika menyambung menyuapi Kia makan di meja makan.

tampak di meja itu banyak makanan enak yang terhidang untuk Kia.

Ila hanya bisa menelan air ludahnya saat melirik makanan yang enak itu.

Ila pergi dengan wajah yang basah karena air matanya. tak lama bibi Asih memanggil Ila dengan sepiring nasi yang ada di tanganya.

"Nona Ila, sini! Ayo makan siang dulu. Bibi masak ayam goreng buat nona Ila." Kata Bibi Asih menahan sedihnya menatap Ila yang habis menangis.

Ila menghapus air matanya yang masih tersisa di wajahnya dan mengambil piring yang berisikan nasi putih dan ayam goreng itu.

Dengan lahap Ila makan apa yang di berikan oleh Bibi Asih padanya.

"Nona Ila jangan sedih ya! Masih ada Bibi Asih yang sayang sama nona Ila." Kata Bibi Asih pada Ila.

Ila pun mengangguk, namun wajahnya masih terlihat sedih disana.

"Setelah makan nona Ila bobok siang saja. Pasti nona Ila capek sepulang sekolah." Kata Bibi Asih lagi.

"Aku ada pekerjaan rumah! Setelah mengerjakannya aku akan bobok siang." Kata Ila.

Bibi Asih tersenyum melihat Ila yang begitu rajin belajar.

Ila pernah bercerita kalau ia bercita-cita ingin menjadi dokter anak bisa ia sudah dewasa.

Setelah selesai makan, Ila masuk kedalam kamarnya yang hanya berukuran 3x3 meter itu.

Tidak ada barang yang mewah disana, Ila hanya memiliki kipas angin kecil yang membuatnya terasa tidak kepanasan saat di dalam kamarnya.

Berbanding terbalik oleh Kia yang memiliki kamar cukup luas dan banyak barang-barang mewah di dalam kamarnya.

Ruangannya sejuk dengan AC yang terus menyala saat Kia berada di dalam kamarnya.

Boneka-boneka cantik tersusun rapi di atas tempat tidur dan juga lemari yang berwarna pink.

Kehidupan Ila dan Kia sangat berbanding terbalik di rumah mewah itu.

Di dalam kamarnya yang sejuk tampak Kia sedang di peluk oleh Yurika yang di panggilnya dengan sebutan mama.

Yurika mendekap Kia dengan penuh kasih sayang agar Kia tidur siang setelah selesai makan.

Saat itu mata Kia masih belum terpejam, ia menatap pada Yurika.

"Ma, Ila kan bukan anaknya mama, jadi kenapa dia harus tinggal dirumah ini bersama kita?" Tanya Kia pada Yurika.

Jantung Yurika berdebar kencang saat Kia menanyakan hal itu padanya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau tidak menyukai Ila?" Yurika balik bertanya pada Kia.

"Iya! Aku benci padanya. Dia itu anak yang sok baik! Semua orang yang ada dirumah ini sangat menyayanginya." Kata Kia yang memiliki sifat iri dan dengki pada Ila.

"Mama sangat menyayangimu, nak! Jadi kau tak perlu cemburu padanya, dia hanya di sayang oleh para pelayan saja." Kata Yurika.

"Tetap saja aku tidak suka padanya! Cepat usir dia dari sini, ma." Kata Kia.

"Tenang sayang, setelah dia berusia 17 tahun, dia akan pergi jauh-jauh dari kehidupan kita." Kata Yurika.

Kia menghitung dengan jari-jarinya yang lentik.

"Masih lama!" Kata Kia.

"Sudah biarkan saja dia, jangan di hiraukan. Sekarang kau tidur siang dulu, oke!" Kata Yurika pada Kia yang sangat ia sayangi.

Kia pun menutup matanya dalam dekapan hangat Yurika di kamar yang sejuk dengan AC yang menyala.

Setelah Kia tertidur pulas, Yurika keluar dari kamar Kia dan menuju ke kamarnya untuk mengambil tas. Saat itu ia berencana untuk pergi arisan dengan teman-teman sosialitanya.

Sebelum pergi ia menuju ke dapur untuk mencari pelayan dirumahnya, ia menitipkan pesan untuk pelayannya agar menyiapkan makan malam sebelum ia kembali dari luar.

Kamar Ila tak jauh dari dapur, Yurika pun melintas di depan kamar ila yang pintunya terbuka sedikit.

Ila sengaja membuka pintunya agar ia merasa tak kepanasan saat berada di dalam.

Yurika menoleh kepada Ila yang tekun mengerjakan pekerjaan rumahnya. Ia menghentikan langkahnya dan menatap Ila dari belakang.

Tak lama kemudian, Yurika memalingkan wajahnya dengan sangat kesal.

Malam harinya Ila melihat Yurika sedang makan bersama dengan Kia di ruang makan. Ia ingin sekali makan bersama dengan mereka disana. Setiap harinya Ila hanya duduk di dapur dengan sepiring nasi yang ada ditangannya, sudah lama ia berkhayal menginginkan makan bersama dengan Yurika dan juga Kia.

Ila sangat ingin di perlakukan sama dengan Kia oleh Yurika.

Lamunan Ila buyar saat Bibi Asih menepuk pundaknya.

"Nona Ila,  sini ikut bibi! Makan malam untuk nona Ila sudah siap.." kata Bibi Asih menarik tangan Ila.

Ila hanya menurut pada Bibi Asih yang sudah lama mengurusnya.

Bibi Asih mengajak Ila ke dapur, dan disana senyuman Ila mengambang saat melihat kue berukuran sangat kecil dengan sebuah lilin yang menyala.

Hari itu adalah hari kelahiran Ila atau yang di sebut dengan hari ulang tahun.

"Kue ini untuk Ila?" Tanya Ila dengan senyuman riangnya.

"Iya! Bibi cuma bisa beli kue yang kecil untuk nona Ila." Kata Bibi Asih.

"Terima kasih ya Bibi Asih! Ila sayang banget sama Bibi Asih." Ucap Ila memeluk dan mencium Bibi Asih.

Sebelum meniup lilinnya, Ila berdoa dengan menadahkan kedua tanganya.

"Semoga suatu saat mama akan menyayangi Ila sepenuh hati. Amin." Ucap Ila dalam doanya.

Air mata Bibi Asih tak terbendung saat itu. Cepat-cepat ia menghapus air matanya agar tak terlihat oleh Ila yang sedang berbahagia.

Ila pun menyuapi Bibi Asih dengan sepotong kue yang berukuran kecil itu.

"Semoga nona Ila selalu bahagia." Ucap Bibi Asih.

Tidak ada kado istimewa yang Ila dapatkan di setiap hari ulang tahunnya sampai kini usianya yang sudah 10 tahun.

Tidak ada ucapan selamat yang keluar dari mulut Yurika di setiap tahun-tahunnya.

Di setiap ulang tahunnya, Ila hanya duduk di dalam kamarnya sambil menatap foto Raldi yang sedang menggendong dirinya saat masih bayi.

Bibi Inah sering menceritakan tentang Raldi pada Ila dan hanya foto itu sajalah yang membuat Ila mengenal sosok pria yang menyayanginya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Duuhh kasihan Suhaila yg ditinggal kan,,😩😩😩

2023-03-10

0

Kurmaniah Al Karim

Kurmaniah Al Karim

Masih diawal aja udah nangis😭😭😭
sedih banget

2022-01-10

0

Nda Qrey

Nda Qrey

sedih....berharap sebenernya anak Raldy

2021-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 MALAM YANG SUNYI
2 TANGISAN ILA
3 LAGU ULANG TAHUN
4 MASA SMA
5 BERUBAH DRASTIS
6 OM BAGUS
7 TATAPAN GALUH
8 PUNYA KEKASIH
9 MIMPI YANG SAMA
10 SELINGKUH
11 TERSELAMATKAN
12 SEMAKIN DENGKI
13 MENGINAP
14 PERTUNANGAN
15 KEBOHONGAN GALUH
16 KEBOHONGAN SI DOKTER GILA
17 KEGUGURAN
18 BELAH DURIAN
19 DEKAPAN HANGAT
20 BINTI YURIKA
21 DI GANGGU
22 KHAWATIR
23 PAK GURU BOTAK
24 MEJA BELAJAR
25 UCAPAN YANG TAK TERDUGA
26 BUDAK CINTA
27 BUDAK CINTA 2
28 BUDAK CINTA 3
29 RAMUAN AJAIB
30 HATI YANG BUSUK
31 RENCANA BUSUK KIA DAN GENTA
32 ANAK HARAM
33 TERBANGUN
34 MENCICIPI SUSHI
35 SI PENGHASUT
36 MENGETAHUI KEBENARAN
37 BERTEMU ILA
38 DIPUKULI
39 INGIN BERBAIKAN
40 HADIAH YANG BANYAK
41 KAMERA TERSEMBUNYI
42 TERBEBAS
43 GALAK
44 PUNYA SAHABAT
45 AKU TIDAK MAU DISUNTIK!
46 MERASA KASIHAN
47 MENYERAHKAN DIRI
48 MENCARI KIA
49 KEMBALI KE APARTEMEN
50 TERKEJUT
51 AMPUN, SAYANG!
52 KESAL
53 MERASA MEMILIKI
54 KEKESALAN ANA
55 HAMPIR SAJA
56 KORBAN ANA
57 RUMAH SAKIT JIWA
58 JAMUAN MAKAN MALAM
59 JANGAN TUTUP MATAKU, BODOH!
60 LULUS
61 IZIN KULIAH
62 SALAH PAHAM
63 PISAH
64 TERSINGKIR
65 PERGI SANA!
66 PERTUNANGAN KIA DAN SYAKIR
67 MENYELINAP
68 HAMKA JATUH CINTA
69 DASAR KONYOL!
70 AKU HEBAT KAN? HEHEHE
71 MAKAN MALAM BERSAMA
72 NARAPIDANA
73 PENASARAN
74 MENYELIDIKI
75 HELAIAN RAMBUT
76 MEMBUKA MATA
77 KEJANGGALAN
78 KANTOR POLISI
79 MENGECOH PETUGAS
80 MERASA TERSAKITI
81 SALING CINTA
82 MENYELIDIKI
83 MENDAPATKAN INFORMASI
84 GERAM
85 MENGUNGKIT MASA LALU
86 KEGALAUAN KANIA
87 TIDAK PERDULI
88 TEMPAT GYM
89 APARTEMEN
90 KUALAT
91 PERNIKAHAN KIA DAN SYAKIR
92 PERMINTAAN TERAKHIR
93 PEMBALUT
94 MENGERASKAN HATI
95 SURAT DARI IMRAN
96 K A N I A!!!!!!!
97 KADO ISTIMEWA
98 CANDLE LIGHT DINNER
99 GARA-GARA TIRAM
100 -
101 RENCANA LIBURAN
102 KEKACAUAN DI VILLA
Episodes

Updated 102 Episodes

1
MALAM YANG SUNYI
2
TANGISAN ILA
3
LAGU ULANG TAHUN
4
MASA SMA
5
BERUBAH DRASTIS
6
OM BAGUS
7
TATAPAN GALUH
8
PUNYA KEKASIH
9
MIMPI YANG SAMA
10
SELINGKUH
11
TERSELAMATKAN
12
SEMAKIN DENGKI
13
MENGINAP
14
PERTUNANGAN
15
KEBOHONGAN GALUH
16
KEBOHONGAN SI DOKTER GILA
17
KEGUGURAN
18
BELAH DURIAN
19
DEKAPAN HANGAT
20
BINTI YURIKA
21
DI GANGGU
22
KHAWATIR
23
PAK GURU BOTAK
24
MEJA BELAJAR
25
UCAPAN YANG TAK TERDUGA
26
BUDAK CINTA
27
BUDAK CINTA 2
28
BUDAK CINTA 3
29
RAMUAN AJAIB
30
HATI YANG BUSUK
31
RENCANA BUSUK KIA DAN GENTA
32
ANAK HARAM
33
TERBANGUN
34
MENCICIPI SUSHI
35
SI PENGHASUT
36
MENGETAHUI KEBENARAN
37
BERTEMU ILA
38
DIPUKULI
39
INGIN BERBAIKAN
40
HADIAH YANG BANYAK
41
KAMERA TERSEMBUNYI
42
TERBEBAS
43
GALAK
44
PUNYA SAHABAT
45
AKU TIDAK MAU DISUNTIK!
46
MERASA KASIHAN
47
MENYERAHKAN DIRI
48
MENCARI KIA
49
KEMBALI KE APARTEMEN
50
TERKEJUT
51
AMPUN, SAYANG!
52
KESAL
53
MERASA MEMILIKI
54
KEKESALAN ANA
55
HAMPIR SAJA
56
KORBAN ANA
57
RUMAH SAKIT JIWA
58
JAMUAN MAKAN MALAM
59
JANGAN TUTUP MATAKU, BODOH!
60
LULUS
61
IZIN KULIAH
62
SALAH PAHAM
63
PISAH
64
TERSINGKIR
65
PERGI SANA!
66
PERTUNANGAN KIA DAN SYAKIR
67
MENYELINAP
68
HAMKA JATUH CINTA
69
DASAR KONYOL!
70
AKU HEBAT KAN? HEHEHE
71
MAKAN MALAM BERSAMA
72
NARAPIDANA
73
PENASARAN
74
MENYELIDIKI
75
HELAIAN RAMBUT
76
MEMBUKA MATA
77
KEJANGGALAN
78
KANTOR POLISI
79
MENGECOH PETUGAS
80
MERASA TERSAKITI
81
SALING CINTA
82
MENYELIDIKI
83
MENDAPATKAN INFORMASI
84
GERAM
85
MENGUNGKIT MASA LALU
86
KEGALAUAN KANIA
87
TIDAK PERDULI
88
TEMPAT GYM
89
APARTEMEN
90
KUALAT
91
PERNIKAHAN KIA DAN SYAKIR
92
PERMINTAAN TERAKHIR
93
PEMBALUT
94
MENGERASKAN HATI
95
SURAT DARI IMRAN
96
K A N I A!!!!!!!
97
KADO ISTIMEWA
98
CANDLE LIGHT DINNER
99
GARA-GARA TIRAM
100
-
101
RENCANA LIBURAN
102
KEKACAUAN DI VILLA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!