Sabtu pagi Ila berangkat ke sekolah seperti biasanya. Setibanya ia di sekolah Eri menyambutnya dengan seorang teman yang juga dekat dengan Ila, yaitu Fiqri. Siswa laki-laki itu baru saja pindahan dari kota lain. Ayahnya yang bekerja sebagai karyawan Bank, membuatnya harus sering pindah-pindah kota.
"Ila, bagi nyontek dong!" Pinta Eri.
"Selalu saja!" Ujar Ila.
"Iya, nih! Kebiasaan banget. Selalu saja nyontek." Sahut Fiqri yang termasuk murid pintar di sekolah tersebut.
"Hehehe." Eri hanya cengengesan saja.
Ila pun mengeluarkan buku PR dari dalam tasnya kemudian ia duduk di bangku kelasnya.
"La, apa kau sudah mantap untuk ikut kompetisi di luar kota?" Tanya Fiqri.
"Aku ragu nih! bagaimana denganmu?" Tanya Ila.
"Kalau aku sih pasrah saja lah! yang penting kita terus latihan dan berjuang bersama disana." Kata Fiqri.
"Iya, kau benar!" Sahut Ila.
Selang beberapa menit bel mulai pelajaran berbunyi dan guru pun masuk untuk memulai pelajaran pagi itu.
Ila dan Fiqri yang akan ikut kompetisi cerdas cermat di luar kota, tampak serius mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.
Ila, Eri dan Fiqri berjalan bersama dengan niat ingin pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku keperluan sekolahnya. Saat mereka baru saja keluar dari gerbang sekolah, Didi mendekati Ila.
"Hai, nona Ila yang cantik nan menggemaskan!" Sapa Didi.
"Hai, kak supir." Sahut Ila.
"Jangan panggil kak supir dong, panggil aku kakak tampan! Hehehe." Kata Didi.
"Percaya diri sekali dia." Gumam Eri menatap Didi dengan tatapan aneh.
"Hei, gadis kecil! Apa ada masalah?" Ujar Didi menatap Eri kesal.
"Biasa saja dong, om!" Balas Eri kesal pada Didi.
"Gadis menyebalkan!" gumam Didi.
"Apa kau bilang, hah? Kau yang menyebalkan! Dasar om-om jelek yang sok ganteng!" Ujar Eri ingin menghajar Didi namun di halangai oleh Fiqri yang menarik tubuhnya.
"Sabar, ri." Ucap Fiqri terus berupaya menarik tubuh Eri.
"Gadis kecil ini sangat galak!" Ucap Didi dalam hatinya melihat Eri yang terbakar emosi.
"Kakak tampan, sedang apa disini?" Tanya Ila.
"Nyonya Hana menyuruhku untuk menjemputmu dan membawamu kerumahnya." Sahut Didi.
"Tapi hari ini aku ingin pergi bersama teman-temanku." Ucap Ila.
"Hahaha, bawa saja dia! Aku dan Eri akan pergi bersama Ila lain kali saja." Kata Fiqri pada Didi.
"Hei Fiqri, seenak jidatmu saja kalau ngomong!" Ujar Eri kesal.
Fiqri menutup mulut Eri dengan tiba-tiba sambil menyeretnya menjauh dari Ila dan Didi.
"Hehehe, silahkan bawa Ila." Kata Fiqri sembari menyeret Eri menjauh dari mereka.
Ila dan Didi melihat Fiqri yang sednag di amuk oleh Eri dari kejauhan.
"Masa SMA memang sangat menyenangkan ya." Gumam Didi.
"Ayo non Ila, masuk ke dalam mobil." Kata Didi pada Ila.
Ila pun masuk kedalam mobil dan Didi melajukan mobilnya menuju kerumah Hana.
Disana sudah menanti Roni yang tak sabaran ingin berkenalan dengan Ila. Roni duduk di teras depan sambil makan gulali kapas kesukaannya.
Tak lama kemudian, mobil yang membawa Ila pun tiba dirumah. Roni sangat antusias ingin melihat Ila secara dekat. Ila turun dari mobil dan berjalan ke pintu masuk rumah yang terlihat sangat mewah itu.
Ila melihat sosok pria asing yang sedang melebarkan senyum padanya. Dengan membalas senyuman pria itu, Ila memberikan senyuman yang canggung padanya.
"Siapa pria itu? Apa itu keluarganya tante Hana?" Ucap Ila dalam hatinya.
Ila sudah dekat dengan pintu utama rumah dan Roni mendekatinya.
"Hai gadis kecil! Aku ini pria paling tampan sedunia loh." Sapa Roni yang membuat Ila mundur lima langkah darinya.
"Eh, kenapa kau malah ketakutan saat melihatku? Aku ini pria tampan yang baik hati." kata Roni lagi.
"Ha..hai, kak." Sapa Ila dengan senyuman canggungnya.
Lalu keluar lah Hana menyambut kedatangan Ila yang akan menginap dirumahnya. Hana membawa Ila masuk kedalam rumah dan di ikuti oleh Roni yang berjalan di belakang mereka.
Ila berganti pakaian dengan baju yang Hana belikan untuknya.
Setelah berganti baju, Ila menghampiri Hana yang berada di ruang tengah bersama Antoni dan juga Roni.
"Wah, Ila, kau sangat cantik!" Ucap Roni.
"Te..terima kasih." Ucap Ila.
"Ila, ini Roni, dia adalah sepupunya Galuh. Dia baru datang ke kota ini karena pindah tugas karena dia seorang dokter." kata Hana.
"Wah, kakak seorang dokter ya!" Seru Ila yang tiba-tiba berani dekat pada Roni.
"Iya, apa kau ingin aku suntik? Hehehe." Kata Roni.
Pplleettakk......
Antoni menjitak kepala keponakannya itu.
"Jangan ganggu calon mantuku!" Ujar Antoni menjitak kepala Roni.
"Hehehe, aku sedikit khilaf, om." Sahut Roni cengengesan.
"Kak, apa sekolah untuk menjadi dokter itu sulit?" Tanya Ila pada Roni.
"Aku ini pria pintar, jadi aku tidak merasa sulit sedikitpun saat menjalani pendidikanku sebagai dokter." Sahut Roni dengan songongnya.
"Songong banget sih!" Gumam Ila dalam hatinya.
Lalu terdengar lah mobil Galuh yang hari itu ia menyetir mobilnya sendiri untuk pergi ke kantornya. Galuh masuk kedalam rumah dan melintas di ruang tengah. Tanpa mau menyapa Ila yang sedang duduk di samping Roni, Ia terus saja masuk kedalam kamarnya.
"Sepertinya Galuh memang tak menyukai gadis kecil ini." Batin Roni melihat Galuh yang tak mau menyapa Ila.
Antoni dan Hana yang bergeleng kepala saat melihat sikap anaknya yang masih belum mau menerima perjodohannya dengan Ila.
Makanan telah siap dan tertata rapi di atas meja, mereka duduk di kursi untuk makan siang bersama. Galuh yang masih menggunakan kemeja kerjanya, makan siang bersama mereka di ruang tengah. Lagi-lagi sikap Galuh biasa saja bahkan ia tak menyapa Ila yang duduk di hadapannya.
Roni terus memperhatikan sikap dingin sepupunya yang bagaikan tak menganggap Ila ada di rumah itu.
"Ila, nanti malam aku ingin mengajakmu jalan-jalan, apa kau mau?" Tanya Roni.
"Hehehe, maaf kak, sore nanti aku harus pulang." Sahut Ila.
"Ila sayang, tante sudah meminta izin pada mamamu untuk mengizinkanmu menginap disini malam ini." Kata Hana.
"Eemm, tapi tante...
"Besok kan hari minggu, jadi kau menginap disini saja ya." Kata Antoni.
"I..iya." Sahut Ila pasrah.
"Kalau begitu, nanti malam kita jalan-jalan, oke!" Seru Roni.
"Iya, lebih baik nanti malam Galuh dan Roni pergi mengajak Ila untuk jalan-jalan." Kata Antoni.
"aku tidak bisa, Pa! Aku sibuk untuk mempersiapkan berkas-berkas yang akan aku bawa meeting keluar kota minggu depan." Kata Galuh.
"Jadi karena hal itu kau masuk kantor di hari sabtu?" Tanya Roni.
"Iya." Sahut Galuh.
"Baiklah, kalau begitu aku dan Ila saja yang pergi bersenang-senang nanti malam." Kata Roni.
Galuh seakan tak perduli dengan apa yang di ucapkan oleh Roni yang akan membawa Ila untuk jalan-jalan malam minggu.
Setelah makan siang, Galuh kembali ke kantornya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sedangkan Ila memilih untuk beristirahat di dalam kamar yang telah Hana siapkan untuknya. Roni pergi melihat apartemen barunya yang akan menjadi tempat tinggalnya selama ia bertuga menjadi dokter di kota itu.
Malam hari sekitar jam 7 Ila dan Roni terlihat sudah rapi mereka akan pergi makan malam diluar. Saat akan masuk kedalam mobil, Galuh yang baru saja pulang dari kantor melihat Ila yang tampak cantik dengan dress kuning yang membuat kulit putihnya semakin terang.
"Kalian mau kemana?" Tanya Galuh pada Roni dan Ila.
"Kami mau pergi kencan!" Seru Roni.
"Dasar gadis aneh! Mau di jodohkan denganku tapi malah kencan dengan Roni." Batin Galuh kesal pada Ila.
Tiba-tiba terlihatlah mobil Hamka yang baru saja tiba dirumah Galuh. Hamka memarkirkan mobilnya sejajar dengan mobil yang akan di bawa Roni. Hamka datang tak sendirian, Ia membawa Syakir juga malam itu.
Syakir melihat Roni yang sudah sangat rapi dan juga melihat Ila yang tampak cantik.
"Siapa gadis ini?" Tanya Hamka.
"Dia adalah gadis kecil!" Seru Roni.
"Wah, jadi ini gadis kecilnya Galuh!" Seru Hamka dan Syakir.
Hamka dan Syakirpun mendekati Ila dan mengajaknya berkenalan. Ila tersenyum semakin canggung, karena ia merasa tak nyaman berada di antara 3 pria konyol dan 1 pria yang dingin kepadanya.
"Kalian mau kemana?" Tanya Syakir.
"Mau kencan!" Sahut Roni.
"Hei, gadis kecil ini milik Galuh! Kenapa dia berkencan denganmu?" Teriak Hamka pada Roni.
"Galuh sedang sibuk, jadi aku menggantikan posisinya." Jawab Roni asal bicara.
"Ini tidak bisa di biarkan!" Ujar Syakir.
"Untuk menjaga hal-hal yang tidak di inginkan, kami berdua akan ikut bersamamu dan juga Ila." Kata Hamka.
"Hei, jangan merusak malam kencanku!" Teriak Roni.
"Galuh, kau juga harus ikut bersama kami." Kata Syakir menyeret Galuh ikut serta dengan mereka.
"Hei, kenapa kalian jadi pada mengikuti aku sih?" Teriak Roni kesal.
"Bodo!" Seru Syakir.
Mau tak mau keempat pria itu pergi bersama Ila untuk menghabiskan malam minggu. Galuh yang masih menggunakan kemeja kerjanya hanya diam saja saat duduk di samping Ila, sedangkan Roni terus berdecak kesal sambil menyetir mobil. Hamka dan Syakir terus-terusan menggoda Galuh yang duduk berdampingan dengan Ila.
"Galuh sangat cocok ya dengan Ila." Kata Syakir.
"Hehehe, iya!" Sahut Hamka.
"Hei, berhentilah meledekku!" Ujar Galuh.
"Kita mau kemana nih?" Tanya Roni.
"Bagaimana kalau kita makan hot pot saja!" Kata Hamka.
"Ila apa kau mau makan hot pot?" Tanya Hamka.
"Iya." Sahut Ila.
Mereka pun pergi ke sebuah mall dan menuju ke resto untuk makan hot pot pedas. Kecintaan mereka dengan makana pedas membuat mereka sangat antusias menunggu hidangan yang mereka pesan disana.
Tak lama menunggu, hidangan hot pot pedas telah tiba dengan berbagai menu makanan yang memenuhi meja.
"Ini untuk gadis kecil!" Seru Roni memberikan jamur yang telah di rendam di dalam panci panas itu.
"Terima kasih!" Ucap Ila senang.
"Hanya di beri jamur saja, sudah senang begitu." Gumam Galuh melirik Ila yang tampak bahagia.
Galuh yang baru mengenal Ila tak tau kalau Ila memang tidak pernah makan makanan mewah seumur hidupnya. Ila tampak sangat senang saat ia pertama kali mencicipi makanan yang menurutnya sangat mewah itu.
Roni sangat senang melihat Ila lahap makan makanan yang pedas, karena saat makan siang dirumah Hana, Roni melihat Ila tidak terlalu berselera makan makanannya.
Setelah makan hot pot pedas itu, mereka membawa Ila untuk bermain di sebuah arena permainan yang ada di dalam gedung mall. Hamka mengajak Ila untuk bermain Pump It Up. Setelah memilih musiknya, Ila dan Hamka pun mulai melompat-lompat untuk bermain permainan itu. Hamka yang sudah lama tidak bermain permainan itu, sangat rusuh melompat kesana kemari, membuat Ila, Roni dan Syakir ngakak melihatnya. Sementara Galuh terus menatap Ila yang tertawa girang melihat tingkah Hamka yang melompat-lompat gak jelas.
Malam telah larut, Ila sudah beristirahat di dalam kamarnya setelah ia berlatih dengan buku latihannya untuk mempersiapkan kompetisi yang akan ia ikuti.
Roni mendatangi Galuh yang masih duduk menyendiri di halaman belakang. Roni membawa kaleng minuman soda untuk Galuh yang duduk di tepi kolam renang.
"Aku perhatikan kau sepertinya tidak tertarik dengan gadis belia itu." Kata Roni.
"Tentu saja tidak!" Sahut Galuh.
"Kenapa? Aku lihat dia cantik, baik, tutur katanya juga sopan." Kata Roni.
"Dia hanya gadis yang masih remaja, bagaimana mungkin dia bisa menjadi seorang istri dari pria dewasa sepertiku? Aku ini ingin memiliki istri yang sudah mengerti posisinya sebagai seorang istri. Kalau si Ila itu masih remaja, dia pasti tidak akan memahami apa tugas seorang istri." Kata Galuh.
"Ya, terserah kau saja lah! Kalau aku jadi kau, aku lebih memilihnya dari pada wanita lainnya di luar sana." Kata Roni.
"Apa maksudmu? Apa kau menyukai Ila?" Tanya Galuh kesal.
"Hei, aku ini memang playboy! Tapi bukan berarti aku akan mengambil apa yang akan menjadi miliki saudaraku." Sahut Roni.
Seminggu kemudian, Ila pergi bersama rombongannya untuk ikut kompetisi cerdas cermat mewakili nama sekolahnya keluar kota. Setibanya di sana, Ila dan Fiqri berjuang semampu mereka untuk bersaing memperebutkan piala jurara utama. Namun prestasi mereka kalah dengan pelajar dari sekolah lainnya. Mereka hanya mendapatkan juara ketiga. Dengan hasil yang sudah membanggakan nama sekolah, kepala sekolah mengajak mereka berlibur di tempat wisata yang ada kota itu selama seharian sebelum mereka kembali pulang kekotanya.
Ila yang terlihat akrab dengan Fiqri, sedang berfoto selfie ria di tempat kawasan wisata itu. Saat Ila sedang fokus untuk memotret Fiqri, ia tak memperhatikan langkah kakinya yang mundur untuk mendapatkan hasil yang bagus saat memotret teman baiknya itu. Punggung Ila menabrak seorang pria yang tak lain adalah Didi yang sedang menghabiskan waktunya saat menemani Galuh meeting di salah satu hotel yang berada di area wisata tersebut.
"Nona Ila di sini juga!" Tanya Didi.
"I..iya, kak!" Sahut Ila.
"Nona Ila sama siapa ke kota ini?" Tanya Didi.
"Bersama rombongan sekolah." Jawab Ila.
"Oh, sedang ada karya wisata ya?" Tanya Didi.
"Hehehe, iya." Jawab Ila dusta.
"Nona, bos Galuh sedang meeting di hotel itu." Kata Didi.
"Hehehe, iya, biarkan saja." Kata Ila.
"Sepertinya nona Ila juga tidak suka pada bos Galuh!" Gumam Didi dalam hatinya.
Tak ingin berlama-lama dengan Didi, Ila permisi dari hadapannya sambil menyeret Fiqri agar segera menjauh dari jangkauan Galuh dan juga Didi.
Galuh yang sudah selesai meeting menghubungi Didi untuk pergi ke tempat yang lain.
Didi mengendarai mobil menuju tempat yang Galuh perintahkan padanya.
"Bos, tadi aku bertemu dengan non Ila." Kata Didi.
"Dimana?" Tanya Galuh.
"Di tempat wisata dekat dengan area hotel bos meeting tadi." Jawab Didi.
"Sedang apa dia disini?" Tanya Galuh.
"Katanya sih kunjungan karya wisata, tapi saat aku cari tau dengan teman satu sekolah denganya, katanya mereka ke kota ini untuk mengikuti lomba cerdas cermat. dan yang lebih mengejutkanku lagi, dengan gaya yang terkesan biasa saja, ternyata nona Ila murid tercerdas di sekolahnya." Kata Didi.
"Oh, begitu." Sahut Galuh.
"Bos, tidak ingin punya wanita sepintar dia?' Tanya Didi.
"Dia pintar sekolah, belum tentu pintar menjadi istri yang baik untukku." Sahut Galuh.
"Tadi nona Ila sepertinya menghindar dariku. Yang aku pikir adalah dia juga tidak tertarik pada bos!" Kata Didi.
"Sialan kau!" Ujar Galuh kesal.
"Hehehe, itu kan cuma pikiranku saja bos." Kata Didi takut pada amukan Galuh.
Setelah selesai melakukan perkerjaannya di kota tersebut, Galuh kembali pulang kerumahnya. Tiba disana ia beristirahat di dalam kamarnya. Keesokan harinya saat sedang sarapan bersama, Hana memberikan kode kepada Antoni agar bicara pada Galuh.
"Galuh." Panggil Antoni.
"Iya, pa." Sahut Galuh.
"Kami sudah memutuskan membuat acara pertunangan untukmu dan Ila." Kata Antoni.
"Pa, aku tidak ingin menikahi gadis itu, pa." Kata Galuh menolak.
"Galuh! Apa kau ingin mempermalukan mama pada teman sosialita mama? Aku dan Yurika sudah berencana untuk menikahkanmu pada Ila." Kata Hana.
"Terserah kalian!" Ucap Galuh kesal seraya berlalu pergi meninggalkan rumah.
Antoni dan Hana menghela nafas berat melihat sikap Galuh yang sangat keras kepala. Walaupun Galuh menolaknya, namun tetap saja keputusan berada di tangan kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Betty Aryani
banyakan jln" n thorr buat doong galuh ngerti soal ila dgn kesopanan n msniezx ila
2020-09-20
1
Jilisikaqiu Suolakalaka Qihao
Terlalu bertele2. trs kurang pas sama judul. klo karakter galuh pantas nya direktur aja. klo sekelas CEO sih jauh
2020-07-23
2
Rus Tini
kelamaan thoor jadi males baca nya
2020-07-22
3