MASA SMA

Ila dan Kia tumbuh bersama di rumah yang mewah itu. Usia mereka sekarang sudah 15 tahun dan kini mereka sedang menjalani pendidikannya di sekolah menengah atas.

Walaupun usia mereka sama dan menjalani pendidikan yang sama, namun Ila dan Kia tetap di sekolahkan di tempat yang berbeda.

Ila di sekolah yang biasa saja, dan Kia bersekolah di sekolah elit khusus untuk anak-anak orang kaya saja.

Ila yang mengecam pendidikannya di sekolah yang biasa saja, namun ia anak yang rajin dan juga cerdas. Ila sering mendapatkan juara umum di setiap tahunnya.

Berbanding terbalik oleh Kia, Kia selalu mendapatkan nilai yang jelek pada raportnya.

Kia yang terbiasa di manja oleh Yurika hanya bisa mempercantik dirinya saja dengan kemewahan yang di berikan Yurika selama ini.

"Mama, uang sakuku sudah habis." Kata Kia pada Yurika.

"Kenapa cepat sekali habisnya? Mama baru saja transfer minggu lalu." Sahut Yurika.

"Kemarin aku beli gaun baru untuk acara ulang tahun teman sekolahku! Tidak mungkin kan aku pakai gaun yang sama." Kata Kia.

"Kau selalu saja beralasan! Setiap bulan mama selalu membelikanmu gaun yang baru, Kia." Kata Yurika.

"Tapi ma, gaun-gaun itu gak cocok untuk pergi pesta ulang tahun temanku nanti, makanya aku beli yang baru dengan uang sakuku." Sahut Kia.

Yurika duduk di ruang tengah dengan membalik-balikan lembaran majalah yang ada di tanganya.

"Ma, transfer uang jajan untukku lagi." Pinta Kia manja pada Yurika.

"Ya sudah, nanti mami transfer lagi ke rekeningmu." Kata Yurika membuat Kia senang.

"Mama memang paling baik, terima kasih ya ma!" Ucap Kia mencium pipi Yurika.

Kia menamani Yurika yang sedang melihat-lihat majalah fashion tersebut.

Sambil tertawa riang mereka terlihat bagaikan ibu dan anak yang bahagia.

Tak lama kemudian, Ila melintas di ruang tengah itu sambil membawa ember di tanganya.

Yurika melirik Ila yang sudah bertahun-tahun tak pernah memanggilnya mama lagi.

Saat itu ternyata Ila membantu bibi Asih yang sedang mengepel lantai di ruang tamu.

Karena kondisi bibi Asih yang sudah sering sakit-sakitan, makanya Ila memberikan tenaganya untuk membantu meringankan pekerjaan bibi Asih yang selama ini memberikannya kasih sayang.

"Si babu lewat!" Ujar Kia melirik Ila.

Ila hanya diam tanpa mau menggubris ucapan Kia terhadapnya. Ia terus berjalan menuju dapur dan ruang belakang untuk menyimpan ember bekas ia mengepel lantai.

Peluh keringat membasahi tubuh Ila yang bekerja membersihkan rumah mewah itu.

Setelah selesai membantu pekerjaan bibi Asih, Ila mandi dan duduk belajar di dalam kamarnya.

Hari itu Ila pun enggan keluar dari kamarnya untuk makan malam, ia lebih suka berdiam diri di dalam kamarnya sambil membaca buku pelajaran yang ada di rak bukunya.

Yurika berjongkok di lantai sambil membuka pintu brangkas di dalam lemari kecil yang ada di kamarnya.

Ia mengambil beberapa lembar uang yang cukup tebal dan di masukkan ke dalam amplop.

Lalu ia keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar pelayan. Yurika menemui bibi Asih yang duduk di dalam kamar pelayan itu.

"Saya rasa sudah waktunya Bibi Asih untuk pensiun." Kata Yurika pada Bibi Asih.

"Iya, saya juga sering sakit-sakitan." Sahut Bibi Asih.

"Ini uang gaji Bibi Asih dan juga saya ada sedikit uang untuk Bibi Asih." Kata Yurika.

"Nanti biar Supir yang antar Bibi Asih pulang kampung ya." Sambung Yurika lagi.

"Terima kasih ya nyonya, tapi saya masih kepikiran dengan nona Ila." Kata Bibi Asih.

"Dia sudah besar, dia bisa mengurus dirinya sendiri." Sahut Yurika.

Bibi Asih tak dapat berkata apa-apa lagi, ia masih melihat rasa kebencian Yurika terhadap Ila.

Keesokan harinya dengan penuh deraian air mata, Ila mengantar orang yang selama ini memberikan kasih sayang padanya kedalam sebuah mobil yang akan mengantar kepergiaan Bibi Asih dari rumah itu.

"Jangan lupakan Ila ya." Kata Ila dalam isak tangisnya pada Bibi Asih.

"Iya, nona Ila sudah seperti anak bibi sendiri, jadi gak mungkin bibi akan melupakan nona Ila." Sahut Bibi Asih yang juga tak tega meninggalkan Ila sendirian dirumah majikannya itu.

Saat memberikan ciuman kasih sayang pada bibi Asih, Ila kembali menangis saat menatap bibi Asih yang kemudian masuk kedalam mobil.

Mobilpun melaju membawa bibi Asih pulang ke kampungnya.

Ila berjongkok menangisi kepergian bibi Asih di halaman depan.

Yurika menatap Ila yang sedang menangis di atas balkon kamarnya.

Ila masuk kedalam rumah sambil menyeka air mata yang membasahi wajahnya. Ia berjalan pelan menuju ke kamarnya yang sejak kecil ia tempati.

"hei babu! Kasihan sekali kau. Tidak ada lagi orang yang menyayangimu dirumah ini sekarang." Ujar Kia pada Ila.

Ila menatap Kia dengan kesal.

Kia tak senang melihat tatapan Ila yang kesal padanya, lantas Kia mendekati Ila.

"Kenapa? Apa kau tidak senang aku berkata seperti itu? Itu semua kenyataan!" Ujar Kia dengan sinisnya kepada Ila.

"Pergi bersenang-senang dengan teman-temanmu yang kaya sana. Jangan ganggu aku!" Sahut Ila pada Kia.

"Kau berani menetangku, hah?" Teriak Kia seraya mendorong Ila hingga jatuh ke lantai.

Ila semakin kesal saat Kia mendorongnya hingga terjatuh.

Ila bangkit dan membalas dengan mendorong Kia juga hingga terjatuh.

Saat itu Yurika melihat Ila mendorong Kia hingga terjatuh membuat Yurika salah paham terhadap Ila.

"Apa yang kau lakukan pada Kia?" Teriak Yurika pada Ila.

Ila menunduk ketakutan saat Yurika berteriak padanya.

"Mama, Ila mendorongku." Kata Kia pada Yurika.

"Kenapa kau mendorongnya?" Tanya Yurika pada Ila dengan penuh amarah.

"Kia yang lebih dulu mendorongku!" Sahut Ila.

"Dia bohong, ma! Aku tidak pernah mendorongnya." Sambung Kia berbohong.

"Ila, apa selama ini Bibi Asih mengajarimu untuk berbohong?" Teriak Yurika lagi.

Ila menggelengkan kepalanya sambil menunduk, ia tak berani menatap Yurika.

"Kau akan aku hukum! Untuk bulan ini dan bulan kedepannya kau tidak akan mendapatkan uang jajan." Kata Yurika.

"Tapi aku butuh uang untuk membeli buku pelajaran." Ucap Ila.

"Apa kau berani membantahku?" Teriak Yurika semakin emosi pada Ila.

Ila bergeleng lagi dan mundur menjauh dari Yurika.

Yurika melihat Kia yang berdiri di sampingnya.

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Yurika pada Kia.

"Lututku sakit, ma." Sahut Kia.

"Ayo ikut mama! Mama akan berikan minyak oles pada lututmu agar tidak bengkak." Kata Yurika pada Kia.

Dengan berpura-pura pincang, Kia berjalan di papah oleh Yurika untuk masuk ke dalam kamarnya.

Ila menatap sedih pada Yurika yang sama sekali tak perduli padanya sedikitpun.

Ila berjalan sedikit pincang dengan memar di lututnya yang terbentur oleh lantai saat di dorong oleh Kia.

Ila masuk kedalam kamar dan mengoleskan minyak urut pada lututnya sambil berlinang air mata.

Tak lama kemudian, masuk salah satu pelayan dirumah itu ke kamar Ila.

"kenapa lututmu, nona?" Tanya pelayan pada Ila.

"Aku tadi tidak sengaja jatuh di ruang tengah." Sahut Ila.

"Lain kali hati-hati nona." Kata pelayan itu lagi.

Ila hanya tersenyum pada pelayan itu.

"Nona Ila belum sarapan sejak tadi pagi, ini saya bawakan roti selai coklat kesukaan nona Ila." Kata pelayan itu.

"Terima kasih ya." Ucap Ila.

Setelah memberikan roti itu, pelayan pergi keluar dari kamar Ila.

Ila masih menatap dua bilah roti yang beroleskan selai coklat di sebuah piring kecil.

"Katanya aku anak dari nyonya dirumah ini, semua pelayan bahkan memanggilku nona, tapi mengapa hanya pelayan saja yang baik padaku, bukan dia." Gumam Ila dalam hatinya.

"Dia bahkan terus menyayangi Kia! Siapa Kia sebenarnya? Apa dia adikku? Kalau dia adikku, kenapa dia seumuran denganku?" Banyak pertanyaan yang ada di benak Ila saat itu.

Ila menyantap roti itu sambil menangis.

Yurika yang Ila dengar dari banyak cerita orang dirumah itu sebagai ibu kandungnya, tak pernah perduli pada dirinya.

Yurika tak pernah bertanya apapun mengenai kehidupan Ila selama ini.

Mereka memang tinggal di atas yang sama, namun Yurika hanya perduli dengan Kia saja dan mengabaikan Ila yang berstatus anak kandungnya.

Pagi hari Ila akan berangkat ke sekolah, ia membuka lemari pakaiannya dan mengambil sebuah celengan yang ada di dalamnya.

Ia membongkar celengannya dan mengambil beberapa uang dari dalamnya.

Ila mengantungi beberapa lembar uang untuknya membeli buku pelajarannya.

"Untung aku rajin menyisihkan uang jajan bulananku." Ucap Ila menyimpan kembali celengan itu di dalam lemari.

Ila pun berangkat menaiki angkutan umum menuju ke sekolahnya, sedangkan Kia pergi kesekolah dengan mobil dan di antar supir yang di pekerjakan oleh Yurika.

Di dalam kelasnya, Ila di hampiri oleh Sandi yang satu sekolahan dengan dirinya, namun mereka beda kelas.

"Ada apa? Wajahmu cemberut terus." Tanya Sandi pada Ila sembari duduk di sampingnya.

"Aku sedang tidak beruntung! Tidak dapat uang jajan selama dua bulan." Jawab Ila.

"Sudahlah, tidak usah khawatir! Biar aku yang akan bantu keuanganmu." Kata Sandi.

Mereka pun tertawa bersama di dalam ruang kelas itu.

"Aku dengar kau mau pindah sekolah ya?" Tanya Ila pada Sandi.

"Iya, ayahku ingin aku sekolah di tempat anak-anak elit itu." Kata Sandi.

"Berarti kau akan satu sekolahan dengan si Kia." Ucap Ila.

"Iya." Sahut Sandi.

Ila melihat wajah Sandi yang tampak sedih saat itu.

"Kenapa?" Tanya Ila.

"Kalau aku pindah kesana, aku akan jarang bertemu denganmu." Sahut Sandi.

"Kau masih bisa datang berkunjung kerumahku." Kata Ila.

"Iya sih, tapi aku juga khawatir apa aku bisa berteman dengan mereka disana?" Ucap Sandi.

"Kau kan sudah jadi keluarga kaya sekarang, jadi mereka pasti akan berteman denganmu." Kata Ila.

"Aku yakin kau pasti bisa dengan mudah bergaul dengan mereka di sekolah elit itu." Sambung Ila lagi.

"Ila, jangan lupa padaku ya." Kata Sandi.

"Iya." Sahut Ila.

Dengan perlahan usaha yang di bangun oleh ayahnya Sandi telah maju dengan pesat.

Keluarga Sandi menjadi kaya dan terpandang di mata masyarakat.

Sandi di pindahkan kesekolahan elit untuk mengecam penididikan yang lebih baik disana.

Disekolahnya Ila memiliki teman wanita yang sangat baik padanya, ia bernama Eri.

Eri adalah murid pindahan dari sekolahan elit. Orang tua Eri mengalami kebangkrutan sehingga ia harus pindah ke sekolah biasa untuk mengirit biaya kehidupan mereka.

Eri sangat suka bersahabat dengan Ila yang memiliki hati yang baik.

Di kantin sekolah, Eri sedang duduk bersama Ila sambil menikmati makanan yang mereka beli.

"Aku dengar Sandi mau pindah ke sekolah elit ya?" Tanya Eri pada Ila.

"Iya." Sahut Ila singkat.

"Di pasti akan lupa denganmu." Sambung Eri.

Ila hanya tersenyum menanggapi perkataan Eri.

"Kenapa hanya senyum? Apa kau masih berharap dia mau berteman denganmu setelah ia sekolah disana?" Tanya Eri.

"Entahlah." Sahut Ila.

"Aku pernah sekolah disana, mereka semua munafik! Mereka hanya memandang status sosial saja." Kata Eri.

"Sudahlah jangan dibahas." Kata Ila.

Ila kembali menyantap makanan yang ia beli di kantin sambil mengingat tentang Sandi yang telah lama berteman dengannya.

"Semoga kau tak berubah, Sandi." Ucap Ila dalam hatinya.

Ila pulang sekolah dengan menaiki angkutan umum yang menuju jalan ke rumahnya.

Dengan memberikan ongkos kepada supir angkutan umum, Ila turun dan berjalan kaki menuju kawasan rumahnya.

Saat berjalan kaki, mobil mewah milik Yurika melintas di sana.

Yurika melihat Ila dari kaca spion depan, dan Ila juga melihat mobil itu serta Yurika di dalamnya, namun Ila hanya diam tak mau memanggil Yurika.

Ila terus berjalan sekitar 10 menit dan tiba dirumahnya.

Ia mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian rumah dan menuju keruang dapur.

Disana ia melihat menu makanan yang banyak di atas meja.

"Apa ini menu makanan kita hari ini?" Tanya Ila pada seorang pelayan disana.

"Tidak! Ini bukan makanan untuk pelayan, tapi ini untuk non Kia dan nyonya Yurika." Jawab pelayan itu.

"Oh." Sahut Ila.

Di atas meja itu terdapat makanan yang serba mewah. Ada sup jamur, ayam kecap dan berbagai menu lainnya.

Ila hanya bisa menelan air liurnya saat melihat makanan yang tak pernah ia rasakan selama hidupnya.

Makanan-makanan itu di bawa oleh pelayan lainnya keruang makan.

"Lalu kita makan apa hari ini?" Tanya Ila pada pelayan itu lagi.

"Menu makanan pelayan hanya tumis kangkung pedas dan ikan goreng saja." Jawab pelayan itu.

"Nona Ila, apa tidak marah di beda-bedakan dengan nona Kia?" Tanya pelayan itu.

Ila menggeleng sambil tersenyum.

"Nona Ila sangat baik! Setiap hari selalu sabar hanya makan makanan pelayan, pergi kemana-mana hanya jalan kaki atau naik angkutan umum saja! Sementara nona Kia semuanya serba mewah." Kata pelayan itu.

"Biarkan saja! Makan makanan pelayan pun atetap sehat." Sahut Ila.

Siang itu Ila makan makanan yang biasa di makan oleh para pelayan dirumah itu.

Seperti biasanya, Ila duduk di lantai dengan sepiring nasi dan lauk di tangannya.

Ila makan dengan lahap makanan yang ada dipiringnya siang itu.

 

 

Terpopuler

Comments

Maia Mayong

Maia Mayong

sdih mcem ank tiri .
pdhl ank kndung , lahir dr rahim ny.

2021-03-21

0

Shakila Viska

Shakila Viska

ksihnn

2021-02-04

0

Selvi Ayu Wulandari

Selvi Ayu Wulandari

kok ad y ibu kayak gitu.kasian ila

2020-09-24

7

lihat semua
Episodes
1 MALAM YANG SUNYI
2 TANGISAN ILA
3 LAGU ULANG TAHUN
4 MASA SMA
5 BERUBAH DRASTIS
6 OM BAGUS
7 TATAPAN GALUH
8 PUNYA KEKASIH
9 MIMPI YANG SAMA
10 SELINGKUH
11 TERSELAMATKAN
12 SEMAKIN DENGKI
13 MENGINAP
14 PERTUNANGAN
15 KEBOHONGAN GALUH
16 KEBOHONGAN SI DOKTER GILA
17 KEGUGURAN
18 BELAH DURIAN
19 DEKAPAN HANGAT
20 BINTI YURIKA
21 DI GANGGU
22 KHAWATIR
23 PAK GURU BOTAK
24 MEJA BELAJAR
25 UCAPAN YANG TAK TERDUGA
26 BUDAK CINTA
27 BUDAK CINTA 2
28 BUDAK CINTA 3
29 RAMUAN AJAIB
30 HATI YANG BUSUK
31 RENCANA BUSUK KIA DAN GENTA
32 ANAK HARAM
33 TERBANGUN
34 MENCICIPI SUSHI
35 SI PENGHASUT
36 MENGETAHUI KEBENARAN
37 BERTEMU ILA
38 DIPUKULI
39 INGIN BERBAIKAN
40 HADIAH YANG BANYAK
41 KAMERA TERSEMBUNYI
42 TERBEBAS
43 GALAK
44 PUNYA SAHABAT
45 AKU TIDAK MAU DISUNTIK!
46 MERASA KASIHAN
47 MENYERAHKAN DIRI
48 MENCARI KIA
49 KEMBALI KE APARTEMEN
50 TERKEJUT
51 AMPUN, SAYANG!
52 KESAL
53 MERASA MEMILIKI
54 KEKESALAN ANA
55 HAMPIR SAJA
56 KORBAN ANA
57 RUMAH SAKIT JIWA
58 JAMUAN MAKAN MALAM
59 JANGAN TUTUP MATAKU, BODOH!
60 LULUS
61 IZIN KULIAH
62 SALAH PAHAM
63 PISAH
64 TERSINGKIR
65 PERGI SANA!
66 PERTUNANGAN KIA DAN SYAKIR
67 MENYELINAP
68 HAMKA JATUH CINTA
69 DASAR KONYOL!
70 AKU HEBAT KAN? HEHEHE
71 MAKAN MALAM BERSAMA
72 NARAPIDANA
73 PENASARAN
74 MENYELIDIKI
75 HELAIAN RAMBUT
76 MEMBUKA MATA
77 KEJANGGALAN
78 KANTOR POLISI
79 MENGECOH PETUGAS
80 MERASA TERSAKITI
81 SALING CINTA
82 MENYELIDIKI
83 MENDAPATKAN INFORMASI
84 GERAM
85 MENGUNGKIT MASA LALU
86 KEGALAUAN KANIA
87 TIDAK PERDULI
88 TEMPAT GYM
89 APARTEMEN
90 KUALAT
91 PERNIKAHAN KIA DAN SYAKIR
92 PERMINTAAN TERAKHIR
93 PEMBALUT
94 MENGERASKAN HATI
95 SURAT DARI IMRAN
96 K A N I A!!!!!!!
97 KADO ISTIMEWA
98 CANDLE LIGHT DINNER
99 GARA-GARA TIRAM
100 -
101 RENCANA LIBURAN
102 KEKACAUAN DI VILLA
Episodes

Updated 102 Episodes

1
MALAM YANG SUNYI
2
TANGISAN ILA
3
LAGU ULANG TAHUN
4
MASA SMA
5
BERUBAH DRASTIS
6
OM BAGUS
7
TATAPAN GALUH
8
PUNYA KEKASIH
9
MIMPI YANG SAMA
10
SELINGKUH
11
TERSELAMATKAN
12
SEMAKIN DENGKI
13
MENGINAP
14
PERTUNANGAN
15
KEBOHONGAN GALUH
16
KEBOHONGAN SI DOKTER GILA
17
KEGUGURAN
18
BELAH DURIAN
19
DEKAPAN HANGAT
20
BINTI YURIKA
21
DI GANGGU
22
KHAWATIR
23
PAK GURU BOTAK
24
MEJA BELAJAR
25
UCAPAN YANG TAK TERDUGA
26
BUDAK CINTA
27
BUDAK CINTA 2
28
BUDAK CINTA 3
29
RAMUAN AJAIB
30
HATI YANG BUSUK
31
RENCANA BUSUK KIA DAN GENTA
32
ANAK HARAM
33
TERBANGUN
34
MENCICIPI SUSHI
35
SI PENGHASUT
36
MENGETAHUI KEBENARAN
37
BERTEMU ILA
38
DIPUKULI
39
INGIN BERBAIKAN
40
HADIAH YANG BANYAK
41
KAMERA TERSEMBUNYI
42
TERBEBAS
43
GALAK
44
PUNYA SAHABAT
45
AKU TIDAK MAU DISUNTIK!
46
MERASA KASIHAN
47
MENYERAHKAN DIRI
48
MENCARI KIA
49
KEMBALI KE APARTEMEN
50
TERKEJUT
51
AMPUN, SAYANG!
52
KESAL
53
MERASA MEMILIKI
54
KEKESALAN ANA
55
HAMPIR SAJA
56
KORBAN ANA
57
RUMAH SAKIT JIWA
58
JAMUAN MAKAN MALAM
59
JANGAN TUTUP MATAKU, BODOH!
60
LULUS
61
IZIN KULIAH
62
SALAH PAHAM
63
PISAH
64
TERSINGKIR
65
PERGI SANA!
66
PERTUNANGAN KIA DAN SYAKIR
67
MENYELINAP
68
HAMKA JATUH CINTA
69
DASAR KONYOL!
70
AKU HEBAT KAN? HEHEHE
71
MAKAN MALAM BERSAMA
72
NARAPIDANA
73
PENASARAN
74
MENYELIDIKI
75
HELAIAN RAMBUT
76
MEMBUKA MATA
77
KEJANGGALAN
78
KANTOR POLISI
79
MENGECOH PETUGAS
80
MERASA TERSAKITI
81
SALING CINTA
82
MENYELIDIKI
83
MENDAPATKAN INFORMASI
84
GERAM
85
MENGUNGKIT MASA LALU
86
KEGALAUAN KANIA
87
TIDAK PERDULI
88
TEMPAT GYM
89
APARTEMEN
90
KUALAT
91
PERNIKAHAN KIA DAN SYAKIR
92
PERMINTAAN TERAKHIR
93
PEMBALUT
94
MENGERASKAN HATI
95
SURAT DARI IMRAN
96
K A N I A!!!!!!!
97
KADO ISTIMEWA
98
CANDLE LIGHT DINNER
99
GARA-GARA TIRAM
100
-
101
RENCANA LIBURAN
102
KEKACAUAN DI VILLA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!