My Possessive Twins
Suara sorak sorai penonton menggema bersamaan dengan tepuk tangan yang terdengar kala Devano Berlian Wijaya sang kapten basket SMA Kencana berhasil memasukkan bola ke dalam ring, lagi. Bukan suatu hal yang mengejutkan jika Devano berhasil mencetak point disetiap pertandingan yang dia dan timnya mainkan karena ketika ada Devano maka disitu lah akan terjadi kejar mengejar point.
Wajah tampan Devano yang semakin terlihat menawan dengan baju basket yang menampilkan lengan berototnya serta keringat yang mengalir ditubuhnya membuat para wanita histeris tiap kali pria itu menyisir rambutnya kebelakang. Meskipun tidak ada sedikitpun ekspresi yang dia tunjukkan, tapi semua penonton tetap semangat untuk melihat pertandingan ini karena mereka sangat tau setiap akhir pertandingan dan tim Devano menang maka senyum tipisnya akan terbentuk.
Senyuman yang membuat para pendukung Devano semakin histeris.
Saat ini selisih point antara tim Devano dan lawannya sangat tipis hanya perlu dibuktikan dengan masuknya bola ke dalam ring sekali lagi. Seperti biasa Devano akan selalu berusaha dengan keras bersama teman-temannya untuk memenangkan pertandingan dan tidak mengecewakan sekolah serta para pendukung mereka.
Para penonton dari SMA Kencana semakin histeris kala Devano kembali mencetak point dan membuat sekolah mereka memenangkan pertandingan basket, lagi. Senyum tipis Devano terbit kala teman-teman setimnya menghampiri dia dan berseru heboh.
Wajah tampan Devano yang semakim terekspose membuat para siswi semakin heboh dan teriakan histeris kembali terdengar ketika Devano dan dua temannya yang lain berjalan ke pinggir lapangan sambil melepas kaos basketnya.
Sial, ketampanannya semakin bertambah berkali-kali lipat.
"Cih sok tampan"
"Dia memang tampan kali"
"Gak sama sekali!"
Mungkin hanya ada satu orang yang tidak pernah menyukai Devano atau menjadi penggemarnya seperti kebanyakan siswi disekolahnya.
Adara Alexander, si pembuat onar di SMA Kencana.
Kembali lagi pada Devano yang kini sedang meminum habis air minumnya dan dari belakang seseorang mengagetkannya.
"Vanooo"
Tanpa menolehpun Devano tau jika itu adalah kembarannya karena siapa lagi yang akan menghampirinya kalau bukan Devina.
"Ihh kok bajunya dilepas?" Tanya Devina
"Panas"
Devina mengeluarkan kipas yang biasa ia bawa dan mengarahkannya pada wajah Devano yang dipenuhi keringat membuat teman-teman kembarannya itu tertawa melihatnya.
Hanya Devano yang selalu dihampiri entah setiap tanding atau hanya sekedar latihan.
"Aku juga panas nih Vin kipasin dong." Kata Alex salah satu teman Devano
Alex, pria tampan yang sudah lama dikagumi oleh Devina tanpa sepengetahuan siapapun.
"Aku juga dongg." Seru teman Devano yang lain
Devina tertawa kecil lalu menggelengkan kepalanya pelan.
"Gak mau ah bauu." Canda Devina
Mereka tertawa mendengarnya, terkadang kehadiran Devina membuat suasana menjadi lebih hidup dari biasanya.
Setiap kali latihan atau tanding Devina akan menunggu kembarannya dan sifatnya yang ceria membuat teman-teman Devano senang dengan kehadirannya.
"Kayak Devano gak bau aja." Kekeh Alex
"Enggak kalau Devano wangi." Kata Devina sambil tertawa kecil
Devano yang hanya diam dan tidak menanggapi apapun kini merebut kipas yang kembarannya itu bawa dan mengarahkannya pada leher.
Senyum kecil Devina terlihat bersamaan dengan dia yang duduk tepat disebelah Devano, bukan tanpa alasan dia melakukannya.
Tapi, Daddy nya yang menyuruh Devina untuk mengikuti Devano selama masih di sekolah dan dia hanya menurut.
Mungkin Daddy nya takut kalau Devano terbawa pergaulan yang buruk meskipun sebenarnya tidak karena Devano bukan orang yang mudah terpengaruh.
"Masih lama gak Van? Aku capek tau mau pulang." Kata Devina dengan wajah cemberut
Selain karena Daddy nya Devina juga pergi dan pulang bersama dengan Devano, jadi dia tidak mau kalau harus pulang sendirian apalagi sampai merogoh uang sakunya untuk naik ojek online.
Meskipun keluarganya berkecukupan, tapi Daffa dan Fahisa selalu memberikan uang saku bulanan yang mereka anggap cukup untuk kebutuhan anak-anaknya mereka tidak membiarkan anak-anaknya boros apalagi di usia yang masih muda.
"Satu lagi"
Helaan nafas Devina terdengar, dia harus menunggu lagi sampai pertandingannya selesai.
Bukan tidak suka, tapi Devina sangat malas mendapati tatapan-tatapan tajam dari siswi disekolahnya yang memang menyukai kembarannya.
Rasanya tidak nyaman dan dia kesal hingga ingin menusuk mata mereka satu-satu.
"Jangan cemberut gitu geh, jadi jelek nanti"
Suara itu datang bersamaan dengan rangkulan dibahunya membuat Devina tersentak dan sedikit menjauhkan tubuhnya.
Alex
Pria itu merangkulnya dan membuat jantung Devina berdetak tidak karuan apalagi teman-temannya yang lain menggoda mereka.
Devina baru ingin bicara, tapi gerakan Devano yang menepis tangan teman baiknya lebih dulu bertindak.
"Lepasin Lex"
Alex terkekeh pelan dan menjauhkan tangannya.
Dulu dia sempat ingin mendekati Devina, tapi temannya itu langsung memberikan peringatan dengan wajah datarnya yang membuat Alex jadi takut sendiri.
'Berhenti godaiin cewek-cewek kalau mau deketin adek gue atau lo bakal habis sama gue kalau sampai dia nangis karena lo selingkuhin'
Jadilah Alex mengurungkan niatnya, tapi sampai sekarang dia masih suka menggoda Devina.
Kalau jujur dia memang suka Devina, tapi untuk menghilangkan kebiasaannya sepertinya akan sedikit susah.
"Galak banget kembaran lo Vin." Kata Alex membuat Devina tertawa kecil mendengarnya
"Emang galak"
Devano mendengus kesal lalu kembali memakai kaos basketnya, sedikit tidak nyaman dengan banyak mata yang melihat ke arahnya.
"Sama siapa kesini Vin?" Tanya Devano
Tersenyum kecil Devina menunjuk ke barisan paling depan dan menunjuk beberapa temannya.
"Sama Cessa, Mona, dan Nayla"
Mengangguk faham Devano menyerahkan kipas milik kembarannya dan meminta Devina untuk kembali bergabung bersama temannya yang lain.
"Balik kesana aja, nanti kalau udah selesai tunggu di parkiran kita langsung pulang." Kata Devano yang dijawab dengan anggukan oleh kembarannya
"Siap bos"
Sebelum pergi Devina melambaikan tangannya dan memberikan semangat kepada Devano dan teman-temannya.
"Semangat yaaaa!"
Setelah Devina kembali ke tempat duduknya Devano menatap lurus ke depan, dia tidak mau kembarannya itu menjadi pusat perhatian karena menjadi satu-satunya wanita di antara Devano dan teman-temannya yang lain.
Dia sangat mengenal teman-temannya dan Devano bertaruh dia tidak akan mengizinkan kembarannya itu menjalin hubungan lebih dari teman dengan teman-temannya.
"Enak banget ya jadi lo Van? Meskipun bukan pacar, tapi adik lo perhatian banget mau ngehampirin lo setiap abis tanding atau latihan." Kata Yoga salah satu temannya
Devano hanya bergumam pelan sebagai tanggapan.
"Kalau dia bukan adiknya Vano pasti udah gue gebet." Kata Alex membuat Devano secara refleks menatapnya tajam
Dia memang berteman dengan Alex, tapi jujur Devano sangat tidak suka dengan cara pria itu memperlakukan seorang wanita.
Setiap pacaran Alex masih mendekati wanita lain bahkan bukan sekali dua kali dia berselingkuh dari kekasihnya.
Coba fikirkan bagaimana mungkin Devano akan membiarkan pria seperti itu mendekati kembarannya?
"Kembaran bukan adik." Koreksi Devano
"Lo pernah gak sih Van kefikiran suka sama kembaran lo sendiri?" Tanya Satria
Menyukai Devina?
Dia menyayangi Devina sebagai seorang saudara dan tidak pernah lebih dari itu.
"Gak"
"Sekalipun?"
"Hmm"
Ayolah, pertanyaan itu sangat tidak masuk akal.
Dia masih waras, ada banyak wanita di dunia ini dan kenapa dia harus menyukai kembarannya sendiri?
Devano dan Devina itu saudara kembar mereka saling menyayangi, tidak pernah lebih dari itu.
¤¤¤
Seusai pertandingan Devano bergegas pergi ke parkiran karena yakin jika kembarannya itu pasti sudah menunggu disana dan kalau dia lebih lama Devina akan mengomel lalu mengadu kepada orang tua mereka. Hari ini Devano membawa motor, setelah memaksa Daddy nya untuk membelikan motor dengan alasan karena dia sering bermain dan tidak ingin diantar jemput oleh sopir pribadi akhirnya Daffa membelikan sebuah motor untuk anak laki-lakinya.
Saat Devano tengah sibuk dengan ponselnya tanpa sengaja dia menabrak seseorang dan sebuah umpatan masuk ke telinga Devano.
"Sial! Bisa jalan gak sih?!"
Devano mendongak dan mendapati seorang wanita yang menatapnya dengan jengah, wanita yang tidak menyukai Devano.
Adara Alexander
Merasa dia yang bersalah karena berjalan sambil memainkan ponselnya Devano menggumamkan maaf dengan wajah datarnya lalu pergi.
"Maaf"
Adara yang ditinggalkan begitu saja berdecak kesal dan kembali melanjutkan langkahnya, dia tidak suka sekali dengan Devano yang katanya menjadi pujaan para siswi di sekolah mereka.
Kembali pada Devano yang bergegas menghampiri kembarannya, dia mendapati Devina yang tengah bersandar di motornya dengan wajah cemberut.
Dia sengaja meminta Devina untuk menunggu di parkiran dari pada menyusulnya ke belakang lapangan, Devano hanya tidak mau kembarannya itu digoda oleh teman-tenannya.
"Awas Vin"
Menolehkan kepalanya Devina mengerucutkan bibirnya kesal dan memukul pelan pundak kembarannya.
"Lama bangetttt sampe jamuran aku nunggunya." Kesal Devina
"Lebay"
Wajah Devina semakin cemberut ketika mendengar perkataan Devano yang sangat-sangat menyebalkan.
"Jahat banget sih?!"
Devano tak menanggapi dan malah menghidupkan motornya lalu menoleh kesamping.
"Mau pulang enggak?" Tanya Devano
Masih dengan wajah kesalnya Devina menaiki motor dan menyuruh Devano untuk segera melaju agar mereka bisa sampai di rumah.
"Jangan kebut!"
Meskipun Devano tidak pernah melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, tapi Devina selalu mengingatkannya.
Kehidupan mereka memang begitu sederhana untuk sekarang.
Bolehkan Devano mengatakan bahwa dia sangat menyayangi Devina, tapi masih dalam konteks persaudaraan tidak pernah lebih.
Dia hanya menyayangi Devina yang menggemaskan.
Devina yang ketika masih kecil sering ia tangisi bahkan Devano tidak percaya jika orang tuanya bilang alasan dia membuat adiknya menangis adalah alasan yang sangat konyol untuk sekarang.
'Devina cantik kalau lagi nangis'
Devinanya memang selalu cantik dan menggemaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
lily
alex tobat dlu klo mau sama Devina
2024-03-14
0
Rosa Rosiana
saya suka genre begini
2023-03-20
0
Nurjanah Paris
082117464435adlimalik
2022-07-02
0