Kedekatan Devano dengan Adara semakin terlihat ketika kedua orang itu selalu bersama bahkan kali ini Adara sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran Devano hingga ketika tangannya digenggam dia tetap diam. Rasanya sedikit demi sedikit Adara mulai bisa membuka hatinya untuk pria yang selalu menghiburnya dan memberikan perhatian yang begitu besar untuknya.
Seperti sekarang mereka berdua berada di kantin bersama yang lainnya juga, tapi kedekatan keduanya begitu terlihat ketika Devano mengambil sendok juga garpu dan melarang Adara untuk memberikan terlalu banyak cabai pada makanan yang ingin dimakannya. Bahkan teman-teman mereka pun sedikit kaget melihatnya karena hari-hari sebelumnya Adara terlihat begitu menolak kehadiran Devano, tapi sekarang dia sama sekali tidak terganggu.
"Jujur deh, kalian pacaran kan?" Tanya Erick dengan mata memicing
Adara menghela nafasnya pelan lalu mengatakan tidak, untuk yang kesekian kalinya.
Dia tidak bohong kan?
Lagipula mereka memang tidak pacaran, Devano tidak pernah benar-benar menyatakan perasaannya.
"Enggak percaya gue." Kata Gara sambil menatap keduanya bergantian
Devano mendongak dan menatap teman-temannya yang sangat-sangat kepo ini dengan malas.
"Belum"
Satu kata yang membuat mereka heboh dan Adara diam.
"Otw berarti, asik kita bakal dapat traktiran kalau udah fix mah." Kata Alex senang
"Disegerakan dong Bang." Kata Yuda
Devano hanya terkekeh pelan mendengarnya, bagi dia sekarang yang paling penting adalah membuat Adara merasa nyaman berada didekatnya dan percaya bahwa dia akan selalu ada untuknya.
"Kok lo gak salting sih Dar?" Tanya Gara
"Salting apasih?" Tanya Adara kesal
Mereka tertawa melihatnya, lucu sekali ketika Adara terlihat kalem di depan Devano, tapi tetap ketus dan jutek di depan yang lainnya.
"Jadi, lo pilih Vano nih bukan Satria?" Tanya Alex membuat Adara menatapnya dengan sangat tajam
Berbeda dengan Devano yang menatapnya penasaran.
"Apasih Lex? Diem deh." Kata Adara kesal
"Kan gue nanya Dardara, bukannya lo sama Satria deket kan? Gue sering liat lo sama dia berdua di cafe deket sekolah." Kata Alex lagi
Adara melemparnya dengan permen yang ada di meja dan membuat Alex sadar bahwa sekarang Devano menatap gadis itu dengan penasaran.
Dia lalu menunjukkan cengirannya pada Adara.
"**** Alex." Kata teman-temannya yang lain
"Gue cuman nanya, lagian sering denger geh orang-orang ngomong gitu." Kata Alex membela dirinya
"Satria cuman temen...."
"Gak usah temenan sama dia." Kata Devano spontan
Sontak saja perkataan itu membuat yang lainnya tersenyum miring, posesif huh?
"Gak bisa lah Van, dia temen gue." Kata Adara
"Dia sering ngajak lo ikut tawuran kan? Oke, gue ganti jadi jangan terlalu dekat sama dia." Kata Devano meralat ucapannya
Adara hanya diam dan memilih untuk tidak memberikan tanggapan apapun juga lalu kembali melanjutkan makan siangnya.
Semua kembali diam dan menyantap makanan masing-masing sampai akhirnya Mona berlari dengan wajah paniknya sambil menyerukan nama Devano.
"Vano!"
Melihat salah satu teman baiknya itu datang dengan wajah cemas mendadak Devano merasa khawatir tentang kembarannya.
Saat Mona berdiri dengan nafas tak beraturan dia mengatakan hal yang membuat semuanya terkejut dan Devano yang mengeraskan rahangnya juga tangan yang terkepal erat.
"Devina ada di uks"
Sesaat setelah Mona mengatakan hal itu Devano berlari meninggalkan kantin untuk pergi ke uks dan melihat keadaan kembarannya.
Kenapa Devina bisa ada di uks?
Padahal beberapa saat yang lalu gadis itu terlihat baik-baik saja dan masih tersenyum lebar.
Devina juga tidak sakit.
¤¤¤
"Awh"
Devina meringis kesakitan ketika seseorang menarik bahunya kasar dan mendorongnya ke tembok dengan sangat kuat. Saat ini dia sedang ada di toilet sendirian karena yang lain sudah ada di kantin dan dia mengatakan bahwa setelah dari toilet akan menyusul.
Namun, sesaat setelah Devina keluar dari bilik toilet seseorang menarik bahunya dengan kasar dan mendorongnya ke tembok hingga membuat dia meringis kesakitan.
Mendongakkan kepalanya Devina melihat Hara dengan beberapa temannya yang menatap Devina dengan sangat tajam hingga membuat dia kembali menundukkan kepalanya, merasa takut.
Devina tidak pernah diperlakukan seperti ini dan dia takut.
"Jadi, karena cewek lemah kayak gini Alex ninggalin gue?" Tanya Hara sambil menarik dagu Devina agar menatap ke arahnya
Devina fikir Hara bukan orang yang seperti ini, tapi ternyata dia salah.
"Lo fikir lo bisa dapetin semua yang lo mau?! Gue pacarnya Alex, tapi dia lebih sering ketemuan sama lo dan dia lebih sering chat lo dari pada gue!" Bentak Hara membuat Devina memejamkan matanya
Dia sungguh tidak tau kalau Alex memiliki pacar saat itu karena pria itu mengatakan bahwa dia tidak memiliki pacar dan orang-orang juga tidak ada yang membicarakannya.
"Aku enggak tau kalau Alex punya pacar saat itu...."
"Gak usah sok lugu!" Bentak Hara lagi
Wajahnya memerah menahan amarah membuat Devina menahan tangisnya, dia paling tidak bisa dibentak apalagi sambil ditatap dengan sangat tajam seperti sekarang.
"Lo sadar apa yang udah lakuin hah?! Gue sama Alex putus dan itu gara-gara lo, sialan!" Kata Hara lagi
Devina terisak dan menggelengkan kepalanya pelan, dia sama sekali tidak berniat melakukannya kalau dia tau bahwa Alex punya pacar dia tidak akan dekat dengan pria itu.
"Lo hancurin hubungan gue sama Alex!" Bentak Hara
Hara menarik nafasnya panjang lalu mengatakan sesuatu dengan suara yang lebih pelan dari sebelumnya.
"Gue mau ngelakuin ini meskipun hanya sekali dan gue gak peduli sama apa yang bakal terjadi setelah ini." Kata Hara lagi
Saat Devina mendongak dan ingin mengatakan sesuatu saat itulah Hara menamparnya dengan kuat hingga Devina merasakan sakit yang teramat di pipi kanannya. Sama sekali tidak pernah terbayang bahwa dia akan mendapat perlakuan seperti ini dari mantan kekasih Alex.
Pipinya sakit sekali tamparan Hara sangat keras.
Sesaat setelah Hara pergi Devina mendudukkan di lantai dan menangis sambil menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya, dia tidak pernah melakukan hal itu.
Devina tidak pernah berniat merusak hubungan Hara dengan Alex, tidak pernah meskipun dia menyukai Alex, tapi dia tidak sejahat itu.
Sungguh, Devina sama sekali tidak tau.
Entah berapa lama Devina disana untuk menangis sampai akhirnya suara langkah kaki yang tergesa mendekatinya.
"Vina lo kenapa?!"
Suara Mona terdengar dan Devina langsung mendongak untuk menatapnya, masih dengan isak tangisnya.
"Vin, lo kenapa? Kenapa pipi lo merah?" Tanya Mona cemas
Devina hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Kita ke uks aja ya? Lo enggak usah masuk dulu pelajaran setelah ini." Kata Mona yang hanya dijawab dengan anggukan singkat oleh Devina
Saat keluar dari kamar mandi ternyata ada yang lainnya juga, termasuk Ziko yang langsung menghampiri Devina dan menundukan untuk melihat wajah cantik yang sekarang berurai air mata.
"Vina lo kenapa?" Tanya Ziko cemas
Devina masih tidak menjawab dan ketika Ziko ingin kembali bertanya Mona langsung melarangnya lalu membawa Devina untuk pergi ke uks.
Saat Devina membaringkan tubuhnya dia menahan Mona yang ingin pergi lalu meminta sesuatu.
"Kenapa?" Tanya Mona
"Jangan kasih tau Vano." Pintanya
Tapi, Mona menggelengkan kepalanya pelan karena bagi dia Devano harus tau setidaknya hanya pria itu yang akan membuat Devina membuka suaranya dan mengatakan siapa yang membuat dia menangis seperti ini.
"Mona jangan, please." Pinta Devina lagi
Mona tetap pada pendiriannya dia segera keluar dari uks dan meminta Ziko untuk masuk ke dalam.
Dengan segera Ziko melangkahkan kakinya masuk dan melihat Devina yang sedang menatap lurus ke depan, pipinya masih terlihat sedikit merah karena Devina yang memang sangat putih membuat bekas tamparan itu terlihat begitu jelas.
"Vina"
Devina menoleh dan tersenyum tipis pada sahabat baiknya.
"Ziko, aku takut nanti Vano marah." Kata Devina
"Bukan marah Vin, tapi dia sayang sama lo." Kata Ziko
Devina menghela nafasnya pelan lalu memegang pipi kanannya yang sakit.
"Aku kasih bedak aja ya biar gak kelihatan." Kata Devina membuat Ziko tersenyum ketika mendengarnya
"Siapa Vin?" Tanya Ziko dengan lembut
Devina menggelengkan kepalanya pelan dan ketika Ziko ingin kembali bertanya Devano masuk dengan wajahnya yang memerah karena amarah.
Melihat ada Devano di depannya Ziko segera pergi dan membiarkan kembaran Devina itu berbicara.
Setelah semuanya pergi Devina menundukkan kepalanya, enggan untuk menatap Devano yang terlihat marah.
"Siapa Vin?" Tanya Devano
Devina menggelengkan kepalanya pelan membuat Devano semakin mengepalkan tangannya kuat.
"Siapa orang yang berani nyakitin kamu? Siapa dia Vin? Aku bakal kasih dia pelajaran." Kata Devano dengan tegas
Menatap kembarannya dengan lembut Devina menggelengkan kepalanya pelan dan mengatakan bahwa dia sudah tidak papa, tapi Devano malah semakin kesal mendengarnya.
"Bukan masalah itu Vin, tapi aku enggak terima karena dia udah nyakitin kamu, siapa orangnya?" Tanya Devano lagi
Devina tetap menggelengkan kepalanya pelan.
"Siapa Devina?" Tanya Devano dengan suara lembutnya
Lagi, Devina tidak mau menjawab.
"Oke, aku bakal bilang Mommy sama Daddy dan aku gak tanggung jawab kalau Daddy yang bakal turun tangan." Kata Devano
Devina menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Jangan Vano"
"Kasih tau! Kasih tau dan gue bakal peringatin dia hanya dengan omongan, tapi kalau Daddy tau dia pasti bakal buat orang itu keluar dari sekolah ini." Kata Devano dengan tegas
"Jangan kasih tau Daddy"
Setelah perkataan itu akhirnya Devina bercerita dan membuat Devano mengepalkan tangannya kuat ketika mendengarnya, ternyata dugaannya benar.
Ini yang membuat dia khawatir kalau Devina dekat dengan Alex.
Setelah Devina selesai mengatakannya Devano memeluknya dengan erat lalu mengusap pipinya dengan lembut.
"Masih sakit?" Tanya Devano
"Sedikit"
Lalu Devano mencium pipi kembarannya dan kembali mengusapnya dengan lembut.
"Jangan ke kelas dulu disini aja nanti kalau udah pulang aku kesini"
Devina hanya mengangguk patuh dan menatap kembarannya yang sekarang berjalan menjauh.
Devina tidak pernah berniat merusak hubungan siapapun.
¤¤¤
Makin susah deh si Alex kalau mau deketin Vinaa😶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Lifia princessa
gw iri
2021-09-01
1
Rokiyah Yulianti
seneng bgt ya kalo punya kembaran kek devano yg perhatian nya selangit
2021-05-15
1
Fitria Dafina
Pngen deh dperhatiin sma kembaran bgtu.. Manis bngt..
2021-02-21
1