Dipaksa Tapi Tidak Terpaksa
"Huft, aku tidak mengerti. Mengapa ayah dan ibu begitu antusias menjodohkan aku dengan kak Ars?" Eliana mengomel sendiri di kamarnya.
"Aku tau kak Ars baik, dewasa, berpendidikan, bahkan fisiknya tidak memalukan. Malahan jadi idola para wanita, yang baru melihatnya saja sampai tak bisa mengedipkan matanya." Gerutu El kembali. Itulah panggilan Eliana.
*
Suara langkah terdengar pelan menuju kamar El, terlihat sosok wanita dewasa berparas anggun membawa nampan makanan untuk putrinya, dia adalah Bu Ratna.
Kreeeet ....
Bu Ratna membuka pintu kamar El dengan perlahan, dia takut mengganggu putrinya yang sedang beristirahat, karena sakit. Akan tetapi ada kecurigaan di benak Bu Ratna.
"kenapa setiap El akan bertemu dengan keluarga Ars, dia mendadak selalu sakit, tapi kondisinya memang benar-benar sakit. Ah, entahlah. Semoga kali ini tidak gagal."
"El ... Ibu pikir kamu sedang istirahat, kok malah baca sambil tiduran? nanti mata kamu lelah. Ayo duduk dengan benar!"
El membetulkan posisinya dengan malas-malasan.
"Ayo makan, agar kamu lekas sembuh! Rencana kali ini jangan sampai gagal. Jangan kecewakan ayahmu, dia sudah bekerja keras dengan apa yang kita nikmati sekarang. Hargai ayahmu sedikit saja. Ibu tau kamu tidak sebenci itu terhadap Arsya, kan?" Bu Ratna mencoba bersahabat dengan putrinya.
"Dari mana Ibu tau, aku tidak membenci kak Ars? bahkan, aku tidak suka perjodohan ini."
"Apa kamu lupa ...? kamu begitu akrab dengan Ars ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, dan ketika SMP kau memilih untuk satu sekolah denganya, bahkan ketika itu Ars sudah duduk di bangku SMA. Kamu bilang, kak Ars itu orang yang baik, bisa menjagamu dan membantu pelajaran yang tidak dipahami. Iya, kan?" Bu Ratna membelai rambut putrinya sambil tersenyum.
"Iya, itu benar. Tapi aku ngga suka jika dipaksa." El menjawab sekenanya masih sambil membaca buku yang berada di tanganya.
"Oya, Ibu mau bertanya, tapi kamu harus menjawab dengan serius. Kenapa setiap kita akan pergi ke tempat Ars, kamu selalu mendadak sakit?"
"Stress ...."
"Apa?"
Jawaban sekenanya yang diucapkan El, membuat Bu Ratna terkejut.
"Yang sopan bicaramu, Nak!"
"Benar Bu, aku stress. Aku harus bagaimana di hadapan mereka? bahkan, setelah 2 tahun ini aku tidak pernah komunikasi sama sekali dengan kak Ars. Apa yang harus aku lakukan? aku tidak ingin semua direncanakan, biarkan saja jika memang kami berjodoh biarkan berjalan apa adanya." Kali ini El bicara terlihat serius dan melepaskan buku yang sejak tadi berada di tangannya.
"Ya sudah, sudah ... makanlah dulu. Anggap saja pertemuan kali ini memang hanya untuk bersilaturahmi antara ayahmu dan keluarga Pak Sanjaya. Kamu hanya ikut karena kami sekeluarga akan pergi. Tidak mungkin Ibu meninggalkan kamu sendirian di rumah, meski ada mba Inah dan pak Agus."
Mba Inah dan pak Agus adalah pelayan di rumah itu.
"Makanlah ... agar kamu memiliki tenaga untuk berpikir lebih dewasa." Lanjut Bu Ratna, kemudian mengecup kening El sebelum pergi.
Eliana adalah seorang gadis berparas manis, manja, ceria dan menggemaskan. Penampilannya selalu santai dan sederhana, bahkan dia masih seperti anak remaja di usianya yang menginjak 19 tahun.
Postur tubuh Elina standar dan tidak begitu tinggi, bahkan dengan adik lelakinya yang bernama Doni, hampir sama tingginya.
Jika El bersanding dengan kakaknya yang bernama Dion, dia hanya di bawah bahunya saja.
Rambut Eliana hitam, lurus dan tebal. El sering kali mengikat rambutnya ke belakang, supaya simple katanya. Kulitnya tidak begitu putih, tapi El memiliki kulit tubuh yang terawat, sehingga siapa saja yang melihatnya akan terpesona, El memiliki daya tarik tersendiri.
***
El menyantap makanan yang tadi dibawa oleh ibunya, sambil mengenang masa-masa ketika satu sekolah dengan Ars.
El ingat, ketika di sekolah dasar Ars selalu mengganggu dirinya, tapi Ars selalu menjadi dewa penolongnya ketika dia diganggu teman yang lain. Apalagi anak-anak nakal yang memang sengaja ingin membuat El menangis.
Entah mengapa, sepertinya Ars sangat suka jika mengganggu Eliana, apalagi jika sahabat kecilnya itu kembali mengejar dirinya. Semakin semangat sepertinya Ars mengganggu Eliana sampai lelah.
Akan tetapi, El paham itu hanya bercanda seorang anak kecil. Ars tidak serius membuat El tidak tenang dengan hari-harinya. Mungkin dengan cara itu Ars bisa lebih dekat dengan El.
"Ah ... namanya juga masih kecil. Kami masih begitu polos untuk membuat segalanya menjadi serius." Dalam pikir El saat ini.
Kemudian El juga mengingat kembali ketika Ars berubah menjadi lebih tenang dan terlihat dewasa ketika duduk di bangku SMA. Dia jarang sekali ke kantin pada saat istirahat tiba. Bukan karena tidak mampu untuk hanya sekedar jajan, menghabiskan uang saku yang diberi oleh orang tuanya. Ars lebih senang menghabiskan waktu di perpustakaan.
Saat itu, malahan El yang sering merepotkan Arsya. Hampir setiap hari El meminta bantuan dalam pelajaran yang dirasa sulit olehnya. Jika El tidak menemukan Arsya di kelasnya, sudah pasti dia berada di perpustakaan.
Pernah suatu hari, Eliana merasa Arsya bersikap aneh. Ars seperti tidak ingin Eliana mendekati dirinya. Bahkan, dengan jelas terlihat Ars pergi ketika Eliana mencoba menghampiri. Tentu saja, Arsya berharap apa yang dilakukannya itu tidak terlihat karena dia sengaja menghindar.
Akan tetapi, perasaan wanita pastinya lebih peka, El tau bahwa kak Arsya menghindar dari dirinya.
Sebenarnya mereka tidak satu tingkatan, tepatnya saat itu Eliana kelas 2 SMP dan Arsya kelas 3 SMA. Tapi mereka satu sekolah yang sama. Jadi mereka bisa bertemu setiap hari. Bahkan hampir tidak pernah terlewat Arsya membonceng El, hanya untuk pulang dan berangkat bersama.
Tapi memang akhir-akhir ini mereka tidak terlihat pulang bersama, menambah rasa penasaran di hati El. Kenapa Arsya seolah benar-benar tidak ingin melihat dirinya lagi. Bahkan memberi alasan sebelumnya pun tidak.
*
El tidak bisa menjadi tenang jika ada sesuatu mengganjal di hatinya. Suatu ketika El berkunjung ke rumah Arsya. Di mana El tau bahwa Arsya sedang tidak ada di rumah. Jadi dia leluasa untuk mencari keingin tahuanya dari bu Winda, ibunya Arsya.
El beramah-tamah dengan Bu Winda sebelum membahas hal yang sangat amat mengganjal di hatinya.
Singkat cerita, El tau dari penjelasan bu Winda bahwa Arsya ingin lebih fokus dengan belajarnya karena sebentar lagi akan menghadapi ujian.
*
Tapi ada hal yang membuat Eliana tetap tidak paham saat itu. Ketika di sekolah, El melihat Arsya begitu ringan bercanda dengan temanya, tapi tidak dengan dirinya meski dalam hari yang sama, kenapa mood Arsya berubah buruk jika Eliana akan mendekat. Padahal sebelumnya tidak seperti itu.
El bukan gadis yang ceroboh menyimpulkan sesuatu secara mendadak. Dia mengamati setelah beberapa hari ini, dia menyusun rencana agar bisa membahas hal ini dengan Arsya.
Kebetulan waktu itu jam pelajaran ke-2 di kelas El kosong dan jam berikutnya adalah waktu istirahat. El pergi ke perpustakaan SMA secara diam-diam, karena memang perpustakaan SMP dan SMA berbeda letaknya. Untungnya petugas perpustakaan sudah akrab dengan El, karena sebelumnya dia sering ke tempat itu untuk belajar bersama Arsya.
Hampir seluruh sekolah tau, bahwa Arsya dan Eliana layaknya seperti adik kakak, kandung. Jadi orang-orang biasa saja melihat kedekatan Arsya dan Eliana dalam setiap keadaan.
Rencana El berhasil, Arsya datang dan duduk tepat di sebelahnya. Arsya tidak menyadari bahwa di meja sebelahnya adalah El, karena di setiap sisi meja perpustakaan itu ada papan pembatas agak tinggi yang saling menutupi satu sama lainnya. Bahkan Arsya tidak menyadari bahwa yang berada di sampingnya itu seseorang berseragam putih biru.
Arsya mulai fokus membaca buku yang sudah dipilihnya.
El sedikit berhati-hati untuk menegur Ars.
"Kak Ars ...!" Suara Eliana pelan sambil menarik-narik lengan baju Arsya.
Ars menoleh dan terkejut, air mukanya tiba-tiba berubah, tidak setenang seperti ketika saat tiba di perpustakaan.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Mala yars
jujur aku kenal sama ka elnur itu d novel LAS karya lasheira,yg isi suara nya,pertama aku suka aja pembawaan nya kalem,dan ini aku cap cus baca karya nya,walau telat tapi gak papa ya kak🤭
2022-05-22
1
Lin Suarjana
kak El.. yang mau di jodohkan itu aku.. 🤫🙈🤭😁😅
maaf baru sempat mulai baca..
edisi, suka baca yg sudah the end biar ga pinisirin.. Tetap semangat berkarya 😘
2021-11-15
3
Si dhini
halo kak el... 👋👍👍👍
2021-08-10
1