Arsya sampai di depan gerbang rumah Eliana dan menghentikan kendaraannya pelan-pelan. Ada perasaan yang berbeda sejak beberapa menit memasuki kompleks perumahan mereka.
"De, sudah sampai ...! De, De ...!" Arsya menepuk tangan Eliana dan menggoyangkan badannya.
Eliana tak bangun juga, Arsya bingung harus bagaimana. Jika Arsya turun dari kendaraanya, dia akan kerepotan antara harus memegangi motornya dan menyeimbangkan Eliana agar tidak terganggu. Arsya ga tega untuk membangunkan El lebih dari itu, atau memaksanya untuk bangun.
"Ga mungkin El senyenyak ini tertidur di perjalanan. Angin begitu dingin, bahkan jika aku tau sejak tadi El tidur, aku akan berhenti sejenak untuk istirahat. Untung saja tidak terjadi apa-apa. Ini bahaya sebenarnya." Ars bergumam heran.
Ars masih bingung dan berusaha menyeimbangkan antara melepas motornya dan menjaga El agar tetap dengan posisinya. Usaha itu tak berhasil, Ars diam sejenak memikirkan sesuatu. Tak berapa lama kemudian dia mengirim pesan pada seseorang.
"Semoga saja orang rumah belum tidur" gumam Arsya.
Benar saja, tidak begitu lama Bi Inah datang dengan langkah tergesa-gesa kemudian membuka pagar dengan perlahan, karena Arsya memberi tanda agar tidak terlalu berisik.
"Kenapa Bibi yang keluar? Tadi aku mengirim pesan pada Doni." Bisik Arsya.
"Den Doni belum pulang, tadi bibi juga ditelepon sama Den Doni untuk membuka pintu. Kalau yang lainnya ada di kamar masing-masing. Bibi ga berani memberitahu, takut lagi pada istirahat." Tanpa diminta Bi Inah menjelaskan secara detail.
"Ok baiklah Bi. Tolong bisa bantu memapah Eliana ke rumah?"
Bi Inah memperhatikan Eliana sejenak, kemudian dia ragu untuk membantu Arsya untuk memapah. Sepertinya Bi Inah ga mungkin sanggup. Dia menggelengkan kepalanya kemudian memberi tanda pada Arsya, bahwa tidak sanggup.
"Hem ... Baiklah Bi, kalau begitu tolong pegang dengan baik motor ini. Aku akan menggendong El."
Bi Inah dan Arsya bekerja sama agar Eliana tidak terganggu sama sekali. Akhirnya Arsya berhasil membopong Eliana dan membawanya langsung ke kamarnya. Sedangkan Bi Inah mendorong motor Arsya masuk ke halaman rumah.
"Bi Inah mana sih, lama banget." Arsya menunggu Bi Inah datang. Dia tidak dapat membuka pintu.
"Mana berat lagi, gadis ini kelihatannya saja kecil dan imut ..." Gerutu Arsya tapi dengan senyuman dan tatapan yang lembut pada Eliana yang sepertinya terhipnotis karena kantuk yang amat sangat.
Tak lama kemudian Bi Inah datang, dengan segera membuka pintu untuk Arsya.
"Bibi lama banget sih, aku pegel nih. Nona mu ini berat banget, makan nya apa sih ...?"
Bi Inah hanya tersenyum, dia tau Arsya hanya bercanda. Bi Inah hanya berkata maaf pada Arsya, karena menunggunya lama.
Arsya masuk langsung menunju kamar Eliana, kemudian merebahkan tubuhnya dengan pelan. Dibukanya sepatu El, dilepasnya juga tas selendang yang masih menempel di badan Eliana.
Arsya menyelimuti badan El sambil menatap wajah manis nan ayu itu. Tiba-tiba dia mengecup kening El kemudian berucap, "Selamat malam Eliana, semoga mimpi indah. Terima kasih untuk kebersamaan hari ini."
Arsya bangkit hendak pergi meninggalkan kamar El, tapi kemudian terkejut karena Tante Ratna sudah beradada di sana.
Sejak kapan Tante Ratna ada di sini? Apakah dia tau apa yang aku lakukan pada El? Ah, tapi ga mungkin. Aku melihat Tante Ratna masih berjalan ketika masuk kamar, berarti dia baru masuk. Tidak memperhatikan dari tadi. Huft ... Semoga saja. Arsya
"Nak Arsya ...." Bu Ratna menyapa.
"Eh, i- iya Tante maaf. Aku pikir Tante tidak di sini, dan ... Em itu .... Em maksudku, aku minta maaf sudah berani masuk ke kamar De Eliana. Tadi El ketiduran waktu pulang, lalu aku ... Em ...." Arsya sangat gugup, dia tak menyangka akan segugup itu.
"Ssst ... Sebaiknya kita ngobrol di luar saja. Biar santai, nanti Eliana terbangun kalau dengar suara kita!" Bu Ratna mengajak Arsya seraya tersenyum.
Haduh ... Apa lagi ini, Tante Ratna mau ngajak aku ngobrol apa? Ini kan simple, aku tinggal jelasin tentang De Eliana yang ketiduran, terus aku pamit pulang. Kenapa aku harus gugup sih, jadi harus berlama-lama lagi. Dan kenapa juga aku harus cium keningnya El, Tante Ratna jadi tau, makin tambah masalah saja. Haduh .... Ars.
"Nak Arsya, ayo ...!" Bu Ratna membuyarkan lamunan Arsya.
"Eh, i-iya Tante. Mari ...!"
***
Arsya dan Bu Ratna Duduk di ruang tamu dengan pintu sedikit terbuka. Angin malam terasa sejuk masuk ke dalam ruangan. Ditambah bunga sedap malam yang berada di sudut ruangan menyeruak menyegarkan udara malam pada saat itu.
Tapi untuk Arsya, suasana malam itu tidak menyenangkan, bahkan mungkin Arsya sendiri tidak dapat menikmati aroma bunga sedap malam tersebut. Dia hanya merasakan ketegangan di depan calon ibu mertuanya.
Bi Inah datang membawakan minuman hangat untuk mereka.
"Terima kasih Bi, kebetulan aku haus."
Syukurlah Bi Inah bawa minuman, ini berguna sekali untuk membuatku sedikit tenang. Ars
"Di luar pasti dingin ya Nak? Habiskan saja minumannya!" Bu Ratna memulai pembicaraanya.
"Iya Tante, di luar memang dingin sekali." Senyum El mengontrol rasa gugupnya.
"Bagaimana kegiatan hari ini, menyenangkan?"
"Iya Tante, alhamdulillah semuanya baik-baik saja."
"Nak Ars, Besok ada acara kemana lagi? Dengan Eliana atau sendiri?"
Ini obrolan apa sih? Aku kaya diinterogasi gini. Sebenarnya Tante Ratna mau membahas apa sih?
"Nak Ars? Ada apa, kamu melamun?" Tanya Bu Ratna.
Arsya terhenyak, "E-enggak Tante, saya cuma mengingat jadwal saja. Besok sepertinya masih acara sekolah, karena acaranya 3 hari. Bahkan malam ini saya harus kembali ke sana!"
"Oh ... Nak Arsya sekarang harus kembali ke sekolah? Kalau begitu berangkat saja, mungkin teman-teman yang lain sudah menunggu. Maaf, malah diajak ngobrol sama Tante." Bu Ratna selalu penuh senyum di setiap ucapannya.
"Enggak Tante, ga apa-apa. Acara malam ini santai kok."
"Iya, syukurlah kalau kalian masih aktif dalam organisasi. Itu lebih baik, daripada pergaulan tidak jelas. Benar kan Nak Ars?"
"Hehe, iya Tante."
"Ya sudah kalau mau kembali ke sekolah, silakan. Hati-hati di jalan dan cuaca yang kadang tiba-tiba berubah."
"Baik Tante, saya permisi." Arsya menyalami Bu Ratna dengan santun.
Bu Ratna mengiringi kepergian Arsya, dan mengantarkannya sampai teras.
setelah hampir sampai ke tempat di mana motornya berada, tiba-tiba Arsya kembali lagi menghampiri Bu Ratna.
Bu Ratna heran, "Ada apa nak Ars? ada yang tertinggal?"
"Enggak Tante, saya mau menanyakan perihal tadi, waktu di kamar De Eliana."
"Tentang apa Ya?"
"Em ... Tante bilang tadi mau ada yang dibicarakan dengan saya. Itu tentang apa ya Tan?"
"Oh ... itu. Kan tadi kita sudah mengobrol. Ga ada hal penting Kok. Tante sebenarnya sambil menunggu Om Permana, dia ada pertemuan mendadak tadi selepas isya."
"Begitu ya Tante? baiklah, kalau begitu saya permisi. Em ... Oya Tante, maaf tadi saya udah lancang masuk ke kamar De Eliana. Soalnya mau bagaimana lagi, El sepertinya nyenyak sekali. Jadi saya menggendongnya sampai kamar."
"Iya ... iya. Ga apa-apa kok, kan kalian sudah seperti saudara. Ga usah canggung seperti itu. Rumah ini, anggap saja rumah kamu juga Nak Ars." senyum Tante Ratna selalu terlihat sempurna.
"Iya Tante, sekali lagi terima kasih. Saya permisi, salam buat semuanya!"
Bu Ratna mengangguk seraya tersenyum, mengiringi kepergian Arsya.
***
"Kakak tidak boleh seperti itu. kenapa belum sadar juga? apa salah mereka terhadap kakak? kita tidak boleh memaksakan kehendak."
"Kamu belum mengerti tentang sebuah perasaan yang sebenarnya. Diam saja!"
"Tapi aku lelah harus bersandiwara di depan mereka. Sampaikan saja apa maksud kakak, sudah beres. Terima apapun yang menjadi takdir kita."
"Tidak semudah itu, hidup itu untuk sebuah kemenangan. Jika kita terlalu lemah dan pasrah, untuk apa hidup? Jika tak ada semangat di dalam diri kita, itu tandanya tidak ada kehidupan. Jadi hidup itu untuk berjuang, dan berjuang harus menang."
"Kakak ...." Gadis ini selalu tak berhasil menyadarkan seorang perempuan yang ada di hadapannya saat ini.
Itulah percakapan antar dua sosok perempuan yang masih misterius. Diantara keduanya terlihat sekali perbedaan usia. Mereka ini entah adik kakak, senior yunior atau adik dan kakak kelas.
Sebenarnya mereka siapa?
***BERSAMBUNG...
______________
SEPERTI BIASA READERS, AUTHOR MOHON TINGGALKAN JEJAK DI POSTINGAN INI YA!🙏
LIKE DAN KOMEN, BANTU JUGA VOTE.
AUTHOR AKAN SANGAT BERTERIMA KASIH SEKALI. 🙏***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Arise
hallo kak 😁😁
semangat trus yak update novelnya 😁😁
2019-12-30
1
Sekar Laveina
halo kk author..
aq like tiap episode
smngat trooss thor..
lnjut up
2019-12-27
1
readers
next ....
2019-12-27
2