Membisu (Part 2)

Sudah lama sejak kepulangan Eliana dari rumah Ars, dia mengurung diri di kamar. Bahkan untuk makan minum saja tidak. Orang tuanya  berpikir Eliana masih capek dan sedang beristirahat. Tapi saat ini waktu telah menunjukkan pukul 8 malam. Bu Ratna khawatir, kenapa putrinya itu belum keluar kamar juga, bahkan di dalam kamar putrinya itu belum ada persediaan air minum satu gelas pun . Biasanya, secapek apapun dia, pasti akan ingat waktu jadwal aktivitas seperti biasanya. Eliana anak yang patuh dan disiplin.

Tok .. tok .. tok.

"El ... Eliana ...! Kau di dalam?" Ibunya memanggil cemas.

Eliana, mengusap air matanya. Rupanya dia masih saja menangis, entah apa lagi yang menjadi beban di hatinya, tak kunjung tenang juga dia.

"Iya Bu, ada apa?" El menjawab tanpa beranjak sedikitpun.

"El, kamu kenapa? Makan dulu Nak, entar kamu sakit."

"El gapapa Bu, El cuma ingin istirahat aja. Ibu ga usah khawatir!"

"Kamu ga mau bukakan pintu buat ibu nak?"

El bingung, jika ibunya tau bahwa dirinya memiliki mata sembab. Dia memutar otak untuk mencari ide.

"Iya Bu maaf, El lagi malas banget. El mau tidur aja!"

"Ya sudah, nanti ibu suruh mba Marni buat bawa makan ke kamar mu ya! Kamu harus makan, nanti sakit kalau telat makan."

"Iya, Bu. Makasih ...!"

El kembali membuka Diary nya. Meski saat ini sudah jaman medsos, tapi El tak biasa mengekspresikan lewat medsos, baik itu tulisan sendiri ataupun hanya sekedar quote dari google misalnya. El selalu ingin menjadi sosok yang ceria dan menyebar aura positif untuk orang orang di sekitarnya.

Kling ... Kling.

Ponsel El berbunyi, tanda pesan masuk. Terlihat pesan dari Arsya, tapi El tidak segera membukanya. Dia hanya membaca dari notif aja.

"Kamu baik baik saja De?"

Ponselnya hanya dilirik saja, jemari El kembali menari di atas buku diary, tulisan yang berjejer rapi dengan tinta hitam tapi begitu berwarna dengan kisah di dalamnya.

***Tuhan, aku tau membenci itu bukan kebaikan.

Tapi kebaikan juga tak harus dengan keterpaksaan.

Tuhan, Engkau mengijinkan umat-Mu untuk meminta, jika dalam kesulitan.

Akan tetapi, aku meminta apa lagi pada-Mu?

Sedangkan tak ada yang kurang dikehidupanku.

Aku punya cinta dari semua orang yang menyayangiku.

Dari keluargaku, temanku bahkan Kak Arsya.

Mereka memberikan warna dalam hidupku.

Mereka memberikan rasa padaku.

Meski warna itu tak selalu indah.

Meski rasa itu tak selalu manis.

Tapi aku tau, itulah uniknya dunia ini.

Dengan penuh keragaman sebagai pendewasaan.

Aku tau itu Tuhan, bahkan ini kali pertama aku menyebut sebuah nama di hadapan-Mu.

Ya, dia itu Arsya Putra Pratama.

Dia tidak buruk, dia dia tidak ada cacatnya, dimataku dia sosok yang sempurna.

Tapi Tuhan, kenapa hati ini belum membuka untuknya?

Mungkin bukan mereka yang salah, meski mereka seperti memaksakan kehendaknya.

Mungkin dalam hal ini, akulah yang bermasalah.

Kenapa aku tidak bisa menyambut perasaan Kak Arsya?

Ya, Arsya Putra Pratama.

Anak adam yang selalu membuatku bahagia.

Tapi tidak untuk saat ini.

Tuhan, maafkan diriku yang bermasalah, sehingga terlihat mereka yang salah.

Bantu aku Tuhan ...

             Eliana Putri Sanjaya***

Huft .... Elina menarik nafas panjang. Lega rasanya meski hanya meluapkan isi hati dalam bentuk tulisan. Dia menutup diary nya dan bergegas untuk membersihkan diri.

Hari ini benar-benar hari yang kacau untuk Eliana. Bahkan mandi pun belum untuk sore ini, sedangkan waktu sudah larut malam. Tapi El harus terus ceria, jangan berlarut terus dalam kesedihan. Esok dia harus bertemu Ibu, Ayah, Doni, Dion, mba Marni, bahkan mungkin akan bertemu lebih banyak orang lagi. Maka dari itu, El harus menyudahi kesedihanya.

El bergegas ke kamar mandi, tapi ada rasa penasaran dirinya untuk melihat keluar jendela. Dia mendengar suara kendaraan bermotor diluar. Entah mengapa ingin melihatnya, hanya sekedar rasa penasaran saja.

Kamar El terletak di lantai 2 rumah itu. Kebetulan rumahnya bersebrangan dengan rumah Arsya. El membuka tirai jendela dengan pelan, karena akan terlihat jelas jika dia membuka tirainya lebar-lebar.

"Kak Ars? baru darimana dia, malam-malam baru pulang. Eh, itu siapa yang mengantarnya, kaya nya seorang wanita?" El berkata dalam hatinya.

"Tok tok ... tok ..,Non ...?" Mba Marni memanggil sambil membawa makanan.

El terkesiap, kemudian menutup tirai rapat-rapat.

"Ya Mba ...!"

"Ini non, Mba Marni bawain makanan buat non!"

"Iya Mba, makasih. Simpan saja di meja itu."

"Baik Non."

Mba Marni menyimpan makanan itu di meja yang berada di dekat pintu kamar Eliana.

Kling ... Kling ...

Pesan kembali masuk ke ponsel Eliana, itu pesan dari Arsya yang ke dua kalinya.

"De, maaf ya kalau Kakak mengganggu istirahatnya. Mungkin Ade sudah tidur, jadi belum bisa balas chat kakak. Maafkan Kakak ya, untuk hari ini pasti hari yang buruk buat De Eliana. Sekali lagi Kakak minta maaf. Selamat istirahat De Eliana yang manis, adik kakak yang paling baik. Sampai jumpa besok hari ...!"

El sudah terlanjur membuka pesan dari Ars, tadinya dia belum ingin berbalas chat dengan siapapun. Tapi El tidak segera membalas pesan itu. Dia ingin segera menyegarkan diri, terus tiduran di tempat tidurnya yang sedari tadi sepertinya sudah melambai-lambai kepada dirinya untuk segera ditempati.

***

Beberapa saat kemudian El sudah selesai mandi, dia siap-siap akan tidur, memasang aroma terapi, cek jendela kamar, kemudian memadamkan lampu kamar dan diganti dengan lampu tidur.

El benar-benar lelah sepertinya, dia ketiduran. Bahkan makanan yang dibawa Mba Marni belum dia makan. Makanan itu masih ada di depan kamar.

Bu Ratna menuju kamar El, "Loh, kenapa makanan ini ada di luar? Hem ... berarti El belum makan."

Bu Ratna geleng-geleng khawatir dengan keadaan El. Dia mencoba masuk ke kamar El, ternyata pintunya tidak terkunci. Bu Ratna melihat El sudah tertidur lelap di dalam selimutnya. Diusapnya putri kesayangannya itu.

"El, kamu sepertinya lelah sekali hari ini. Semoga mimpi indah nak!" Bu Ratna mencium kening El, kemudian pergi.

***

Di sisi lain, dimana Arsya sedang sibuk dengan pemikiranya. Dia mulai gusar lagi, terlebih mengenai chat yang di kirim pada El. Chat itu sudah centang biru, tapi kenapa belum ada balasan?

Bukankan perjanjian waktu siang tadi, jika El tidak membalas pesan dari Arsya, berarti El masih marah.

Arsya mulai galau lagi, hatinya kacau kembali, apalagi salah dirinya? kenapa jadi serumit ini hubunganya.

Beribu prasangka lalu-lalang dalam kepala Arsya, apakah dia harus menyerah atau berjuang?

Apakah dia harus bersabar, menunggu atau lebih agresif untuk mendapatkan impiannya?

BERSAMBUNG ...

Episodes
1 Tokoh Utama Eliana Dan Arsya
2 Tokoh Utama Eliana Dan Arsya (2)
3 Keluarga El dan Ars
4 Bertemu Kembali Dengan Arsya
5 Arsya Mengutarakan Isi Hatinya.
6 Pertengkaran
7 Membisu.
8 Membisu (Part 2)
9 Eliana Gugup
10 Eliana Gugup (part 2)
11 Eliana Tak Berkutik
12 Eliana Salah Bicara
13 Kekhawatiran Arsya
14 Khawatir Berujung Malu.
15 Khawatir Berujung Malu (part 2)
16 Kenyamanan.
17 Sosok Misterius.
18 Eliana Bertemu Rendy
19 Eliana Jatuh Cinta ...?
20 Salah Bicara.
21 Lamaran Arsya
22 Eliana Marah
23 Hampa
24 Pergi Tanpa Pamit
25 Pergi Tanpa Pami (2)
26 Komitmen Arsya Dan Puput
27 Sesak
28 Kampus
29 Kampus Eliana
30 Warung Bu Wanti
31 Warung Bu Wanti (2)
32 Masa Lalu Eliana
33 Rencana Arsya
34 Food Court
35 Terkejut
36 Terkejut (2)
37 Pesona Arsya
38 Ketegangan.
39 Ketegangan (2)
40 Perasaan Eliana
41 Luka Arsya
42 DT3 / 42
43 DT3 / 43
44 DT3/44
45 DT3 / 45
46 DT3 / 46
47 DT3 / 47
48 DT3 / 48
49 DT3 / 49
50 DT3 / 50
51 DT3 / 51
52 DT3 / 52
53 DT3 / 53
54 DT3 / 54
55 DT3 / 55
56 DT3 / 56
57 DT3 / 57
58 Kecurigaan Eliana
59 Senjata Makan Tuan
60 Kedewasaan Eliana
61 Mematung
62 Kesempatan
63 Usaha Arsya
64 Isi Pesan Puput dan Arsya (part 1)
65 Isi Pesan Puput dan Arsya (Part 2)
66 Eliana Kepergok Arsya
67 Kantin Kampus
68 First Kiss
69 Eliana Adik Arsya
70 Eliana Menanyakan Puput
71 Arsya Tak Menjawab
72 Jujur
73 Kejutan Lagi
74 Eliana Cemas
75 Menuju Lakbor
76 Kehadiran Genta
77 Arsya Cemas
78 Eliana Interogasi Puput
79 Puput Menyerah
80 Arsya Pergi
81 Kegelisahan Eliana
82 Hari ke-2 Tanpa Arsya
83 Janji Arsya
84 Pasangan Untuk Glen
85 Kisah Cinta Glen dan Claudia
86 Melepas Rindu
87 Claudia Melihat Puput
88 Eliana Tersentuh
89 -
90 -
91 -
92 H-1 Pertunangan
93 H-1 Pertunangan (part 2)
94 Puput Menghindar
95 Hari Pertunangan Tiba
96 Reuni
97 Arsya Heran Pada Eliana
98 Claudia Berduka
99 Kerjasama
100 Tidak Suka
101 Eliana Genta
102 Hati Tak Tau
103 Noda Lipstik
104 Komunikasi Berjarak
105 Risi
106 Dua Hati Menahan Rasa
107 Ketegangan Eliana
108 Penjelasan Genta
109 Semua Jelas
110 Puput dan Arsya Ketahuan
111 Eliana Histeris
112 Dalam Kelemahan Eliana
113 Arsya Terpojok
114 Arsya Menghindar
115 Mencari Ketenangan
116 Eliana Menyerah
117 Mulai Pulih
118 Bimbang
119 Puput Bersuara
120 Puput Bersuara Part 2
121 Pengakuan Keduanya
122 Titik Terang
123 Mereda
124 Mengenang
125 Mulai Luluh.
126 Kisah Puput
127 Kembali
128 Selesai
129 Kisah Baru
130 Sakit Rahasia
131 Perawatan
132 Tidak Terduga
133 Calon Pembalap
134 Pantas Bahagia
135 Rahasia Arsya
136 Eliana Berbohong.
137 Pesan Dari Arsya
138 Rahasia Dalam Rahasia
139 Glen Panik
140 Arsya Plin-Plan
141 Glen Marah
142 Maaf
143 Sandiwara
144 Masa Lalu Keluarga Puput
145 Terbongkar
146 Penjelasan
147 Perencanaan Menikah.
148 Rapat Keluarga
149 Adaptasi
150 Operasi Pertama
151 Harus Bagaimana?
152 Rapuh
153 Gugup
154 Di balik Topeng
155 Nyonya Arsya Sanjaya
156 Resepsi
157 Suami Istri
158 Malam Pertama di Rumah Sakit
159 Kesabaran Eliana
160 Kembali Normal
161 Tanda-Tanda Kehidupan
162 Tak Lepas Ujian
163 Kabar Baik vs Kabar Buruk
164 Batin Menangis
165 Perubahan Baik
166 Apalagi?
167 Curhat!
168 Menuju Bangkrut
169 FLASHBACK
170 Sandiwara
171 Masih Bersandiwara
172 Jujur
173 Harus Jujur
174 Mertuaku
175 Pengantin Baru Bercengkrama
176 Arsya Curiga Tentang Vio
177 Strategi Arsya
178 Malaikat Kecil
179 Happy Ending
180 Menikahi Sopir Majikan
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Tokoh Utama Eliana Dan Arsya
2
Tokoh Utama Eliana Dan Arsya (2)
3
Keluarga El dan Ars
4
Bertemu Kembali Dengan Arsya
5
Arsya Mengutarakan Isi Hatinya.
6
Pertengkaran
7
Membisu.
8
Membisu (Part 2)
9
Eliana Gugup
10
Eliana Gugup (part 2)
11
Eliana Tak Berkutik
12
Eliana Salah Bicara
13
Kekhawatiran Arsya
14
Khawatir Berujung Malu.
15
Khawatir Berujung Malu (part 2)
16
Kenyamanan.
17
Sosok Misterius.
18
Eliana Bertemu Rendy
19
Eliana Jatuh Cinta ...?
20
Salah Bicara.
21
Lamaran Arsya
22
Eliana Marah
23
Hampa
24
Pergi Tanpa Pamit
25
Pergi Tanpa Pami (2)
26
Komitmen Arsya Dan Puput
27
Sesak
28
Kampus
29
Kampus Eliana
30
Warung Bu Wanti
31
Warung Bu Wanti (2)
32
Masa Lalu Eliana
33
Rencana Arsya
34
Food Court
35
Terkejut
36
Terkejut (2)
37
Pesona Arsya
38
Ketegangan.
39
Ketegangan (2)
40
Perasaan Eliana
41
Luka Arsya
42
DT3 / 42
43
DT3 / 43
44
DT3/44
45
DT3 / 45
46
DT3 / 46
47
DT3 / 47
48
DT3 / 48
49
DT3 / 49
50
DT3 / 50
51
DT3 / 51
52
DT3 / 52
53
DT3 / 53
54
DT3 / 54
55
DT3 / 55
56
DT3 / 56
57
DT3 / 57
58
Kecurigaan Eliana
59
Senjata Makan Tuan
60
Kedewasaan Eliana
61
Mematung
62
Kesempatan
63
Usaha Arsya
64
Isi Pesan Puput dan Arsya (part 1)
65
Isi Pesan Puput dan Arsya (Part 2)
66
Eliana Kepergok Arsya
67
Kantin Kampus
68
First Kiss
69
Eliana Adik Arsya
70
Eliana Menanyakan Puput
71
Arsya Tak Menjawab
72
Jujur
73
Kejutan Lagi
74
Eliana Cemas
75
Menuju Lakbor
76
Kehadiran Genta
77
Arsya Cemas
78
Eliana Interogasi Puput
79
Puput Menyerah
80
Arsya Pergi
81
Kegelisahan Eliana
82
Hari ke-2 Tanpa Arsya
83
Janji Arsya
84
Pasangan Untuk Glen
85
Kisah Cinta Glen dan Claudia
86
Melepas Rindu
87
Claudia Melihat Puput
88
Eliana Tersentuh
89
-
90
-
91
-
92
H-1 Pertunangan
93
H-1 Pertunangan (part 2)
94
Puput Menghindar
95
Hari Pertunangan Tiba
96
Reuni
97
Arsya Heran Pada Eliana
98
Claudia Berduka
99
Kerjasama
100
Tidak Suka
101
Eliana Genta
102
Hati Tak Tau
103
Noda Lipstik
104
Komunikasi Berjarak
105
Risi
106
Dua Hati Menahan Rasa
107
Ketegangan Eliana
108
Penjelasan Genta
109
Semua Jelas
110
Puput dan Arsya Ketahuan
111
Eliana Histeris
112
Dalam Kelemahan Eliana
113
Arsya Terpojok
114
Arsya Menghindar
115
Mencari Ketenangan
116
Eliana Menyerah
117
Mulai Pulih
118
Bimbang
119
Puput Bersuara
120
Puput Bersuara Part 2
121
Pengakuan Keduanya
122
Titik Terang
123
Mereda
124
Mengenang
125
Mulai Luluh.
126
Kisah Puput
127
Kembali
128
Selesai
129
Kisah Baru
130
Sakit Rahasia
131
Perawatan
132
Tidak Terduga
133
Calon Pembalap
134
Pantas Bahagia
135
Rahasia Arsya
136
Eliana Berbohong.
137
Pesan Dari Arsya
138
Rahasia Dalam Rahasia
139
Glen Panik
140
Arsya Plin-Plan
141
Glen Marah
142
Maaf
143
Sandiwara
144
Masa Lalu Keluarga Puput
145
Terbongkar
146
Penjelasan
147
Perencanaan Menikah.
148
Rapat Keluarga
149
Adaptasi
150
Operasi Pertama
151
Harus Bagaimana?
152
Rapuh
153
Gugup
154
Di balik Topeng
155
Nyonya Arsya Sanjaya
156
Resepsi
157
Suami Istri
158
Malam Pertama di Rumah Sakit
159
Kesabaran Eliana
160
Kembali Normal
161
Tanda-Tanda Kehidupan
162
Tak Lepas Ujian
163
Kabar Baik vs Kabar Buruk
164
Batin Menangis
165
Perubahan Baik
166
Apalagi?
167
Curhat!
168
Menuju Bangkrut
169
FLASHBACK
170
Sandiwara
171
Masih Bersandiwara
172
Jujur
173
Harus Jujur
174
Mertuaku
175
Pengantin Baru Bercengkrama
176
Arsya Curiga Tentang Vio
177
Strategi Arsya
178
Malaikat Kecil
179
Happy Ending
180
Menikahi Sopir Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!