Eliana Bertemu Rendy

"Hoam ...." Eliana menguap bangun dari tidurnya. Hari telah berganti.

El bangun tapi hanya duduk di tempat tidurnya, dia mencari ponselnya di bawah bantal, di dekatnya, sampai di atas meja yang berada di samping tempat tidurnya pun tak ada.

"Dimana ponselku?" El panik, kemudian turun dari tempat tidurnya.

Dicarinya ponsel di seluruh sudut kamar, sampai ke kamar mandi pun sudah dicari Eliana, tapi ponselnya tidak ketemu juga. El keluar kamar menemui ibunya yang berada di dapur.

"Ada apa nak? Panik sekali kelihatannya?" Bu Ratna heran ketika El datang dengan tergesa-gesa.

"Bu, ponselku tidak ada. Apa ibu melihatnya?"

"Ponsel? Ibu ngga kemarmu sejak kemarin. Bukanya selalu kau bawa? Coba tanya Arsya!"

"Kak Arsya? Kenapa aku harus menanyakan kepadanya? Aku yakin pasti ada di sini. Kemarin aku ga banyak membuka ponsel, yakin sekali ga bakal tertinggal di sekolah."  Eliana masih dalam kepanikannya.

"Dia semalam yang membawamu ke kamar. Mungkin dia tau dimana ponselmu berada. Ga ada salahnya menanyakan bukan?" Ucap Bu Ratna lembut.

Eliana diam dan berpikir, tak lama kemudian dia pergi ke kamarnya. Dicari kembali Ponselnya sampai ke bawah tempat tidur, dibukanya setiap laci, rak buku, belum juga ketemu.

"Bagaimana bisa, kamar ini tidak begitu besar tapi ponselku tidak ketemu juga, di mana Kak Ars menyimpanya? "

Eliana duduk sambil berpikir, di mana lagi dia harus mencari ponselnya. Tiba-tiba Eliana bangkit dari duduknya, kemudian pergi menghubungi Arsya lewat telepon rumah.

"Ih ... lama banget sih .... Masa iya jam segini udah kegiatan aja. Atau kak Arsya ga bawa ponsel? Atau ketinggalan?" Eliana bicara sendiri karena kesal.

Disimpannya gagang telepon itu, dia putuskan untuk mandi saja, kemudian pergi ke sekolah untuk menemui Arsya.

***

Selesai mandi, Eliana pamit pada Ibunya dengan tergesa-gesa sampai tidak sempat sarapan. Ibunya memaksa dirinya untuk sarapan pun di abaikan.

Eliana harus jalan beberapa menit untuk sampai ke pertigaan komplek, di sana baru bisa menemukan kendaraan umum. Eliana gadis manis bertubuh kecil nan imut, rambutnya yang panjang hanya diikat satu bagai ekor kuda. Ekor rambutnya bergerak ke kanan ke kiri begitu lucunya mengikuti gerak langkah kakinya, membuat gemas setiap orang yang melihat. Dengan Levis hitam di padu padan blus putih selutut dengan corak warna biru dengan bentuk yang lucu di bagian depan nya. Sepatu sport putih, tapi kali ini dia tak memakai tas selendang kesayangannya, karena semalam Arsya yang menaruhnya entah dimana.

(ilustrasi pict, by Google)

Eliana memang tak suka terlalu banyak barang dan aksesoris. Dia tak ingin menghamburkan uangnya untuk barang yang kurang bermanfaat, setelah dibeli kemudian nganggur lama di lemari atau di gudang. Meski Eliana bukan wanita muslimah yang terlihat syar'i, tapi dia suka dengan ceramah-ceramah para ustadz ustadzah. Dia ingin menjadi wanita yang baik dan  berguna di masa hidupnya.

Pertigaan komplek sudah di depan mata, Eliana tinggal menunggu angkutan umum. Berkali-kali dia melihat pada jam tangannya, padahal dia sedang tidak ada janji dengan siapapun, bahkan jika tiba di sekolah terlambat juga tak masalah. Mungkin Eliana hanya membuat kesibukan, agar tidak terlalu bosan ketika menunggu angkutan umum tiba.

"Eliana ya ...?" Tiba-tiba seorang pria dari balik helm tertutup menyapa El.

Eliana tak langsung merespon pria itu, dia memperhatikan dengan seksama pria berkendara sepeda motor sport  berwarna hitam itu.

"Masa kamu gak mengenali aku ...?" Pria itu berkata sambil membuka helm nya.

Eliana masih diam, dia mengingat-ingat pria yang di depannya dengan seksama. Serasa ga asing memang, pria itu familiar sekali, tapi Eliana benar-benar ga mengingatnya.

"Ya ampun ... El, aku Rendy. Ya ... aku sadar sih, pantas kalau kamu ga ingat, hubungan kita hanya seumur jagung hehe ...."

Eliana sedikit terkejut, dia gak menyangka bakal ketemu Rendy lagi. Setahu El, Rendy kuliah di luar negeri ikut dengan saudaranya yang menikah dengan bule. Dulu Rendy tidak sebesar ini posturnya, sekarang kelihatan lebih bersih dan berisi, mungkin memang dulu ketika masih SMP kita sama-sama belum tau apa itu namanya perawatan tubuh.

"Kamu Rendy, beneran? Maaf aku bener-bener lupa. Kamu berubah banget sekarang, sampe aku ragu untuk ngenalin kamu." El merespon Rendy dengan ramah.

"Aku berubah dari mananya? Perasaan sama saja. Kamu yang berubah, tambah cantik aja. Hehe ... Ngomong-ngomong kamu mau kemana? Nunggu angkot ya?"

"Iya, aku memang sedang nunggu angkot. Mau ke sekolah." Jawab El singkat. Dia tidak ingin merespon basa-basi Rendy.

"Ke sekolah? Ke kampus maksudnya?"

"Enggak, aku mau ke sekolah SMA tempat kita belajar dulu itu loh."

"Emang ada reuni ya? Kok ngga ada yang kasih kabar ke aku sih?"

"Bukan, aku ke sana bukan acara reuni, tapi memang ada perlu. Kebetulan di sana juga saat ini sedang acara pelantikan Bantara." El menjelaskan agar Rendy tidak bertanya lagi.

Rendy manggut-manggut tanda mengerti, kemudian dia menawarkan tumpangan pada El. Sebenarnya El menolak, tapi mengingat hari sudah siang, mana angkot tak kunjung datang juga, akhirnya El menerima tawaran Rendy.

"Nah, gitu donk. Ga usah canggung kalau sama aku. Tenang aja, aku ga mencoba masuk ke dalam hatimu lagi. Kapok ... Haha ...." Rendy berkelakar.

El yang sudah berada dalam boncengan Rendy merasa risih jika hubungan tentang mereka di bahas lagi. Itu hanya masa lalu yang ngga bermanfaat untuk di bahas.

"Eh nona, kenapa diam saja, bete ya? Maaf deh, aku ga bermaksud mengingatkan masa lalu. Aku cuma merasa cukup tau diri untuk mendekati kamu lagi. Lebih enak kaya gini, tetap akrab tanpa beban. Ayo donk, ga usah kaku gitu." Rendy memang selalu ringan dalam bicara, dia tidak ingin terlalu serius dalam menyikapi setiap hal.

"Enggak kok, aku hanya ingin diam saja. Lagi tak ingin banyak bicara, kalau kamu mau ngobrol ya ngobrol aja. Aku dengerin kok." Timpal El, datar.

"Hem ... Ya udah deh, aku juga diem aja. Ga enak kalau ngobrol sendiri, berasa cinta bertepuk sebelah tangan. Haha ...."

Begitulah Rendy, orangnya sebenarnya menyenangkan. Tapi kenapa hubungan mereka dulu tidak bertahan lama, itu karena El tidak suka dengan pria kurang dewasa. El nyaman jika ngobrol dengan Rendy, karena orangnya periang, tidak sensitif atau tidak mudah tersinggung. Tapi El kurang merasa nyaman untuk sebuah perlindungan. Tapi hubungan mereka hanya teman sangat dekat, tidak ada komitmen pacaran. El paling gak mau yang namanya pacaran, apalagi masih sekolah tingkat bawah.

Seperti yang kita tau, meski El sosok yang sederhana, tapi dia adalah gadis girly yang masih suka manja, dan lugu. Dia butuh sosok pria dewasa yang dapat mendampingi dan melindungi dirinya lahir batin. El butuh perhatian penuh dari orang sekitarnya, dia tidak bisa kalau dicuekin sama orang lain. Dia ingin setiap orang disekitarnya saling peduli, dan sifat itu tidak ada pada Rendy yang terlalu membiarkan kebebasan orang lain, dengan alasan yang penting aman terkendali.

Akhirnya tiba juga di sekolah, Rendy membawa sepeda motornya sampai di parkiran depan kelas yang ada pohon besarnya, tempat itu adalah favorit Rendy untuk menyimpan sepeda motornya. Meski area parkir sebenarnya sudah tersedia.

Kebetulan Arsya sedang memberi arahan pada para junior untuk kegiatan menjelajah. Dia melihat Eliana yang dibonceng seorang pria tinggi, tegap dan tampan, ditambah lagi pria itu menggunakan motor sport. Tanpa diminta dada Arsya bergemuruh, pikiran Arsya tidak terkontrol, konsentrasi buyar ....

Arsya menyingkat arahanya kepada seluruh anggota Pramuka yang akan melaksanakan jelajah alam, dia kemudian memberi tugas sementara kepada Dendi yang ada di sebelahnya. Biasanya Siska yang selalu menggantikan tugas Arsya, tapi saat itu Siska sedang tidak berada di sana.

Arsya dengan segera menuju tempat El dan pria tinggi besar itu. Pandangan Arsya tidak lepas dari pemandangan yang ada di hadapannya itu, Eliana dengan seorang pria yang terlihat sangat akrab, terlebih ketika Arsy melihat Pria itu memegang tangan El.

Dalam diri Arsya memang beribu pertanyaan berkecamuk, tapi dia mampu mengendalikan dirinya, dia hanya ingin segera menemui El dan mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

***BERSAMBUNG...

_____

MOHON LIKE DAN KOMEN YA READERS AND TEMAN-TEMAN. 🙏😊

KUNJUNGAN KALIAN KE NOVEL INI, LIKE DAN KOMEN KALIAN SANGAT BERMANFAAT UNTUK SAYA. TERIMA KASIH***...

Terpopuler

Comments

Arise

Arise

ok saya komen 😅

2019-12-30

2

lihat semua
Episodes
1 Tokoh Utama Eliana Dan Arsya
2 Tokoh Utama Eliana Dan Arsya (2)
3 Keluarga El dan Ars
4 Bertemu Kembali Dengan Arsya
5 Arsya Mengutarakan Isi Hatinya.
6 Pertengkaran
7 Membisu.
8 Membisu (Part 2)
9 Eliana Gugup
10 Eliana Gugup (part 2)
11 Eliana Tak Berkutik
12 Eliana Salah Bicara
13 Kekhawatiran Arsya
14 Khawatir Berujung Malu.
15 Khawatir Berujung Malu (part 2)
16 Kenyamanan.
17 Sosok Misterius.
18 Eliana Bertemu Rendy
19 Eliana Jatuh Cinta ...?
20 Salah Bicara.
21 Lamaran Arsya
22 Eliana Marah
23 Hampa
24 Pergi Tanpa Pamit
25 Pergi Tanpa Pami (2)
26 Komitmen Arsya Dan Puput
27 Sesak
28 Kampus
29 Kampus Eliana
30 Warung Bu Wanti
31 Warung Bu Wanti (2)
32 Masa Lalu Eliana
33 Rencana Arsya
34 Food Court
35 Terkejut
36 Terkejut (2)
37 Pesona Arsya
38 Ketegangan.
39 Ketegangan (2)
40 Perasaan Eliana
41 Luka Arsya
42 DT3 / 42
43 DT3 / 43
44 DT3/44
45 DT3 / 45
46 DT3 / 46
47 DT3 / 47
48 DT3 / 48
49 DT3 / 49
50 DT3 / 50
51 DT3 / 51
52 DT3 / 52
53 DT3 / 53
54 DT3 / 54
55 DT3 / 55
56 DT3 / 56
57 DT3 / 57
58 Kecurigaan Eliana
59 Senjata Makan Tuan
60 Kedewasaan Eliana
61 Mematung
62 Kesempatan
63 Usaha Arsya
64 Isi Pesan Puput dan Arsya (part 1)
65 Isi Pesan Puput dan Arsya (Part 2)
66 Eliana Kepergok Arsya
67 Kantin Kampus
68 First Kiss
69 Eliana Adik Arsya
70 Eliana Menanyakan Puput
71 Arsya Tak Menjawab
72 Jujur
73 Kejutan Lagi
74 Eliana Cemas
75 Menuju Lakbor
76 Kehadiran Genta
77 Arsya Cemas
78 Eliana Interogasi Puput
79 Puput Menyerah
80 Arsya Pergi
81 Kegelisahan Eliana
82 Hari ke-2 Tanpa Arsya
83 Janji Arsya
84 Pasangan Untuk Glen
85 Kisah Cinta Glen dan Claudia
86 Melepas Rindu
87 Claudia Melihat Puput
88 Eliana Tersentuh
89 -
90 -
91 -
92 H-1 Pertunangan
93 H-1 Pertunangan (part 2)
94 Puput Menghindar
95 Hari Pertunangan Tiba
96 Reuni
97 Arsya Heran Pada Eliana
98 Claudia Berduka
99 Kerjasama
100 Tidak Suka
101 Eliana Genta
102 Hati Tak Tau
103 Noda Lipstik
104 Komunikasi Berjarak
105 Risi
106 Dua Hati Menahan Rasa
107 Ketegangan Eliana
108 Penjelasan Genta
109 Semua Jelas
110 Puput dan Arsya Ketahuan
111 Eliana Histeris
112 Dalam Kelemahan Eliana
113 Arsya Terpojok
114 Arsya Menghindar
115 Mencari Ketenangan
116 Eliana Menyerah
117 Mulai Pulih
118 Bimbang
119 Puput Bersuara
120 Puput Bersuara Part 2
121 Pengakuan Keduanya
122 Titik Terang
123 Mereda
124 Mengenang
125 Mulai Luluh.
126 Kisah Puput
127 Kembali
128 Selesai
129 Kisah Baru
130 Sakit Rahasia
131 Perawatan
132 Tidak Terduga
133 Calon Pembalap
134 Pantas Bahagia
135 Rahasia Arsya
136 Eliana Berbohong.
137 Pesan Dari Arsya
138 Rahasia Dalam Rahasia
139 Glen Panik
140 Arsya Plin-Plan
141 Glen Marah
142 Maaf
143 Sandiwara
144 Masa Lalu Keluarga Puput
145 Terbongkar
146 Penjelasan
147 Perencanaan Menikah.
148 Rapat Keluarga
149 Adaptasi
150 Operasi Pertama
151 Harus Bagaimana?
152 Rapuh
153 Gugup
154 Di balik Topeng
155 Nyonya Arsya Sanjaya
156 Resepsi
157 Suami Istri
158 Malam Pertama di Rumah Sakit
159 Kesabaran Eliana
160 Kembali Normal
161 Tanda-Tanda Kehidupan
162 Tak Lepas Ujian
163 Kabar Baik vs Kabar Buruk
164 Batin Menangis
165 Perubahan Baik
166 Apalagi?
167 Curhat!
168 Menuju Bangkrut
169 FLASHBACK
170 Sandiwara
171 Masih Bersandiwara
172 Jujur
173 Harus Jujur
174 Mertuaku
175 Pengantin Baru Bercengkrama
176 Arsya Curiga Tentang Vio
177 Strategi Arsya
178 Malaikat Kecil
179 Happy Ending
180 Menikahi Sopir Majikan
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Tokoh Utama Eliana Dan Arsya
2
Tokoh Utama Eliana Dan Arsya (2)
3
Keluarga El dan Ars
4
Bertemu Kembali Dengan Arsya
5
Arsya Mengutarakan Isi Hatinya.
6
Pertengkaran
7
Membisu.
8
Membisu (Part 2)
9
Eliana Gugup
10
Eliana Gugup (part 2)
11
Eliana Tak Berkutik
12
Eliana Salah Bicara
13
Kekhawatiran Arsya
14
Khawatir Berujung Malu.
15
Khawatir Berujung Malu (part 2)
16
Kenyamanan.
17
Sosok Misterius.
18
Eliana Bertemu Rendy
19
Eliana Jatuh Cinta ...?
20
Salah Bicara.
21
Lamaran Arsya
22
Eliana Marah
23
Hampa
24
Pergi Tanpa Pamit
25
Pergi Tanpa Pami (2)
26
Komitmen Arsya Dan Puput
27
Sesak
28
Kampus
29
Kampus Eliana
30
Warung Bu Wanti
31
Warung Bu Wanti (2)
32
Masa Lalu Eliana
33
Rencana Arsya
34
Food Court
35
Terkejut
36
Terkejut (2)
37
Pesona Arsya
38
Ketegangan.
39
Ketegangan (2)
40
Perasaan Eliana
41
Luka Arsya
42
DT3 / 42
43
DT3 / 43
44
DT3/44
45
DT3 / 45
46
DT3 / 46
47
DT3 / 47
48
DT3 / 48
49
DT3 / 49
50
DT3 / 50
51
DT3 / 51
52
DT3 / 52
53
DT3 / 53
54
DT3 / 54
55
DT3 / 55
56
DT3 / 56
57
DT3 / 57
58
Kecurigaan Eliana
59
Senjata Makan Tuan
60
Kedewasaan Eliana
61
Mematung
62
Kesempatan
63
Usaha Arsya
64
Isi Pesan Puput dan Arsya (part 1)
65
Isi Pesan Puput dan Arsya (Part 2)
66
Eliana Kepergok Arsya
67
Kantin Kampus
68
First Kiss
69
Eliana Adik Arsya
70
Eliana Menanyakan Puput
71
Arsya Tak Menjawab
72
Jujur
73
Kejutan Lagi
74
Eliana Cemas
75
Menuju Lakbor
76
Kehadiran Genta
77
Arsya Cemas
78
Eliana Interogasi Puput
79
Puput Menyerah
80
Arsya Pergi
81
Kegelisahan Eliana
82
Hari ke-2 Tanpa Arsya
83
Janji Arsya
84
Pasangan Untuk Glen
85
Kisah Cinta Glen dan Claudia
86
Melepas Rindu
87
Claudia Melihat Puput
88
Eliana Tersentuh
89
-
90
-
91
-
92
H-1 Pertunangan
93
H-1 Pertunangan (part 2)
94
Puput Menghindar
95
Hari Pertunangan Tiba
96
Reuni
97
Arsya Heran Pada Eliana
98
Claudia Berduka
99
Kerjasama
100
Tidak Suka
101
Eliana Genta
102
Hati Tak Tau
103
Noda Lipstik
104
Komunikasi Berjarak
105
Risi
106
Dua Hati Menahan Rasa
107
Ketegangan Eliana
108
Penjelasan Genta
109
Semua Jelas
110
Puput dan Arsya Ketahuan
111
Eliana Histeris
112
Dalam Kelemahan Eliana
113
Arsya Terpojok
114
Arsya Menghindar
115
Mencari Ketenangan
116
Eliana Menyerah
117
Mulai Pulih
118
Bimbang
119
Puput Bersuara
120
Puput Bersuara Part 2
121
Pengakuan Keduanya
122
Titik Terang
123
Mereda
124
Mengenang
125
Mulai Luluh.
126
Kisah Puput
127
Kembali
128
Selesai
129
Kisah Baru
130
Sakit Rahasia
131
Perawatan
132
Tidak Terduga
133
Calon Pembalap
134
Pantas Bahagia
135
Rahasia Arsya
136
Eliana Berbohong.
137
Pesan Dari Arsya
138
Rahasia Dalam Rahasia
139
Glen Panik
140
Arsya Plin-Plan
141
Glen Marah
142
Maaf
143
Sandiwara
144
Masa Lalu Keluarga Puput
145
Terbongkar
146
Penjelasan
147
Perencanaan Menikah.
148
Rapat Keluarga
149
Adaptasi
150
Operasi Pertama
151
Harus Bagaimana?
152
Rapuh
153
Gugup
154
Di balik Topeng
155
Nyonya Arsya Sanjaya
156
Resepsi
157
Suami Istri
158
Malam Pertama di Rumah Sakit
159
Kesabaran Eliana
160
Kembali Normal
161
Tanda-Tanda Kehidupan
162
Tak Lepas Ujian
163
Kabar Baik vs Kabar Buruk
164
Batin Menangis
165
Perubahan Baik
166
Apalagi?
167
Curhat!
168
Menuju Bangkrut
169
FLASHBACK
170
Sandiwara
171
Masih Bersandiwara
172
Jujur
173
Harus Jujur
174
Mertuaku
175
Pengantin Baru Bercengkrama
176
Arsya Curiga Tentang Vio
177
Strategi Arsya
178
Malaikat Kecil
179
Happy Ending
180
Menikahi Sopir Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!