"Tenang El, ini akan baik-baik saja!" Ucap Puput, seakan tau isi hati sahabatnya itu.
"Ga apa-apa, aku ga apa-apa kok. Ayo makan, Kak Sandi udah baik hati ingin berbagi dengan kita. Ga enak jika di hari bahagianya ini semuanya kacau!" Eliana mengajak semua orang yang berada di tempat itu untuk menyantap bakso yang sengaja Sandi beli untuk mereka.
Siska melihat pada Eliana, entah apa yang dipikirkanya. Tapi beberapa kali dia melemparkan pandangan pada El. Siska adalah salah satu teman wanita Arsya yang tergolong pintar, mudah bergaul, aktif dalam segala organisasi, wajahnya pun cukup cantik. Hanya saja dia sedikit jarang bicara, dia jarang becanda sehingga bagi sebagian orang yang baru mengenalnya, Siska ini seorang perempuan yang jutek. Bahkan dikalangan yuniornya, Siska terlihat galak, karena jarang senyum dan jarang juga becanda.
Tapi Siska ini sangat akrab dengan Arsya, hampir disetiap kegiatan mereka selalu bersama, layaknya sepasang kekasih. Bahkan yunior mereka pun menyangka bahwa Arsya dan Siska berpacaran.
Saking terkesan juteknya seorang Siska, dari semenjak kedatangan El pun dia tidak menyapanya apalagi mengajaknya untuk membicarakan sesuatu. Hanya sekali saja senyuman ringan ketika El dan Siska berpapasan ga sengaja.
Di dalam ruangan itu ada 8 orang siswa alumni dari berbagai angkatan, sesuai undangan yang di tentukan oleh pihak sekolah. Mereka memang akrab, meski tidak satu angkatan. Karena, mereka ini sering bertemu dalam kegiatan organisasi, jadi sudah tak merasa canggung lagi untuk hanya sekedar bergurau atau hubungan komunikasi lainya.
Mereka menyantap bakso yang tadi dibeli oleh sandi dan Eliana dengan kekhusyukan masing-masing.
Entah apa yang sedang terjadi pada mereka, pikiran mereka, isi hati mereka, praduga apapun bisa saja terjadi dalam benak mereka masingmasing.
Tetiba Sandi dan Arsya masuk,
"Woi ... Kenapa angker gini sih suasananya? kirain tuh ada makanan ya nikmati. Selfi-selfi kek, bikin postingan apa gitu biar rame ... Ini kaya di kuburan serem banget. Banyak penghuni tapi menegangkan gini." Sandi membuat seisi ruangan menoleh padanya. Mereka dikagetkan dengan suara lantang Sandi yang tiba-tiba.
Mereka memang kaget dengan kedatangan Sandi dan Arsya yang tiba-tiba. Tapi mereka juga sangat lega melihat sandi dengan mimik yang bahagia seperti Sandi yang mereka kenal selama ini. Sandi yang selalu ceria dan humoris.
"Kak Sandi ayo gabung bersama kami! Ga seru nih. Yang ulang tahun nya menghilang terus ...!" Pinta Melia temanya Eliana.
"Santai saja, aku siap menjadi team pembersih makanan dari segala penjuru, hahaha ..!" Kelakar sandi, membuat teman-temannya semakin lega. Seakan ketegangan tadi itu tidak pernah terjadi.
Sandi dan Arsya mulai bergabung dengan mereka. Kemudian silih bergantian mengucapkan selamat ulang tahun pada Sandi, diiringi do'a-do'a terbaik buat pribadi Sandi. Dilanjut dengan makan bersama dan saling bersenda gurau, suasana menjadi lebih bersahabat.
Siska memberikan sekantong kerupuk untuk Arsya dan sebotol air minum mineral, dibalas dengan senyuman Arsya sebagi tanda terima kasih.
"Kamu tak perlu repot-repot lagi melayani Arsya, Sis! Sekarang kan sudah ada Eliana disampingnya. Kau boleh cuti selama Eliana ada di kota ini, untuk melayani Arsya. Hehehe ...." Ucap Mala berkelakar pada pada Siska.
Siska dasarnya orang yang kaku, dia hanya melirik dengan sedikit senyum, merespon candaan Mala.
*
Tertt ... Tertt ... Ponsel Eliana bergetar
"De, maafin kakak ya! Untuk semuanya." Isi pesan dari Arsya.
Eliana melirik pada Arsya yang duduk agak jauh dari dirinya. Arsya membalas dengan senyuman, dia berharap Eliana tidak berbalik menjadi benci pada dirinya.
Beberapa saat Arsya menunggu balasan dari Eliana, tapi nihil. Kemudian Arsya mengirim pesan kembali pada El.
"De, tolog tunggu disini jika yang lain pergi." isi pesan Arsya dengan ditambahkan emoticon memohon.
Akhirnya Arsya bangkit dari tempat duduknya, untuk menyampaikan beberapa patah kata dan memberi arahan untuk acara berikutnya.
"Ok, terima kasih teman-teman untuk hari ini atas kerjasamanya. Terutama atas kejadian yang baru saja terjadi, kesalahpahaman yang memang itu adalah kekeliruanku. Aku mohon maaf pada kalian, khususnya pada Sandi, telah bertindak tidak baik yang mungkin membuat kalian tidak nyaman. Dan juga untuk Sandi, terima kasih traktiranya, doa terbaik dari kita semua untuk kamu." Arsya sangat lega setelah menyelesaikan kesalahpahaman itu.
"Sudahlah Ars, aku gapapa kok. Aku maklum ...." Ucap Sandi.
Semua orang yang berada di ruangan itu bertepuk tangan ikut berbahagia.
Arsya kemudian menambahkan untuk acara selanjutnya kegiatan rohani sekaligus melakukan ibadah shalat maghrib untuk Pramuka muslim.
Semua orang keluar dari ruangan sekertariat untuk melakukan tugas masing-masing. Kecuali Siska, dia pastinya menunggu Arsya.
Arsya tau tujuan keberadaan Siska di sana, kemudian berkata, "Maaf Siska, kamu duluan saja. Aku nanti menyusul dengan El!"
Siska hanya tersenyum tipis, kemudian pergi.
Arsya masih berdiri ditempatnya semula dan melihat pada El dengan tatapan yang dalam. Sedangkan Eliana melihatnya risih jika Arsya sudah menatapnya seperti itu. El memainkan ponselnya untuk mengalihkan perasaannya yang serba salah.
Eliana terkejut karena tiba-tiba Arsya sudah berada dihadapannya dan mengambil ponsel El yang sejak tadi dimainkannya. El melihat pada Arsya dengan tatapan penuh tanya.
"Aku tidak suka jika ponselmu lebih penting daripada aku." Ucap Arsya tenang.
"Ga usah so formal gitu bicaranya, katakan saja, kakak ada perlu apa?"
"Kenapa Ade tidak membalas pesan kakak tadi?"
"Yang mana?" Jawab El singkat.
"Kok yang mana sih? Emang terakhir aku kirim pesan kapan?"
"Oh ... Yang itu." Lagi-lagi El jawab dengan singkat.
"Terus ....?" Arsya dibikin kesal.
"Kenapa ...?"
Tiba-tiba Arsya merengkuh leher El kemudian mencium bibirnya, tapi El segera mendorong Arsya dan berhasil lepas dari ciuman yang tiba-tiba itu.
"Kebiasaan deh, apa ini hobi baru kakak? Mencium tanpa minta ijin ..." El mendengus kesal, sembari mengusap-usap bibirnya.
"Aku melakukanya bukan atas kemauanku ... Ade sendiri yang minta!" Seraya tersenyum penuh kemenangan, Arsya memutar balikan fakta.
"Kenapa harus aku? Dasar tukang bohong. Udah ah, antar aku pulang yuk! Udah mau malam. Nanti Ibu sama Ayah khawatir." El hendak pergi tapi Ars menghadangnya.
"Kamu juga kebiasaan deh, suka sekali membuat orang kesal. Jawab dulu pertanyaan kakak, biar semua beres ...." Pinta Arsya.
"Hem ... Iya." El menjawab singkat.
"Hanya itu saja? Maksudnya iya, apa?"
"Tadi isi pesan kakak apa? Terus aku jawab iya. Ribet banget sih ...." El mulai kesal, dia ingin segera pulang.
"Ok, ok. Terima kasih adikku sayang ....!" Arsya mencubit pipi El, merasa senang campur gemas
"Ih .... Apaan sih, sakit tau. Ayo antar pulang."
Arsya tidak menggubris permintaan El, dia kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
El semakin terlihat kesal, permintaanya di abaikan ....
Tiba-tiba El terkejut, ga menyangka Arsya menghubungi orang tuanya. El ingin mengambil ponsel itu, tapi Arsya menghalangi dan berusaha menghindar jauh dari El. Tapi El tidak mau kalah, dia terus berusaha mendapatkan ponsel Ars sebelum orang tuanya menerima panggilan itu. Arsya lebih semangat lagi untuk bisa menghubungi orang tuanya Eliana.
Kemudian Arsya berhasil menahan Eliana, dia mencengkeram pergelangan tangan El dan ditekuk kebelakang, saat ini El berada dalam pelukannya Arsya dengan satu tangan berada di belakang badanya. Eliana tak bisa berkutik.
***BERSAMBUNG...
_____
Seperti biasa readers dan teman-teman yang hanya sekedar mampir. mohon bantu like komen ya!🙏,
syukur Alhamdulillah jika kalian suka dengan karyaku dan membaca setiap BAB nya.
terima kasih ... 😚***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Dinda Arianto
wanita seperti Elana....aq syuka..😃😃
2019-12-31
2
mizuki
ini ceritanya apa sih gak jelas banget....
2023-01-21
0