Eliana Tak Berkutik

Setelah tamparan itu, bukan saja Arsya yang terkejut. Bahkan Eliana pun terkejut, dia ga menyangka akan seberani itu mendaratkan tangannya ke pipi Arsya. Elina merasa bersalah.

Eliana dengan segera menyentuh pipi Arsya dan mengusap-ngusapnya "Kak, Ars maafkan aku. Sebenarnya aku ga niat menyakiti kakak, hanya saja ..."

Arsya tersenyum dalam hatinya, sebenarnya untuk ukuran pria dewasa seperti dia, tamparan dari tangan wanita yang dicintainya itu tidaklah sakit. Arsya akan memanfaatkan rasa bersalah Eliana.

Kemudian Arsya menyentuh tangan El yang masih mengusap-usap pipinya. Seperti yang kita tau, El paling tidak suka jika tangannya saling bersentuhan dengan lawan jenis, apalagi begitu jelas digenggam atau secara lebih intim.  Eliana jarang bersalaman dengan pria lain secara akrab.

Cara bersalaman dia memang termasuk kuno, hehe. Dia hanya mengatupkan kedua tangannya untuk bersalaman dan hanya sedikit saja ujung jarinya. Seperti itulah gaya keakraban Eliana pada lawan jenisnya, yang membuat Arsya makin suka dengan pribadi gadis ini.

Eliana menarik tangannya ketika tangan Ars menyentuhnya, tapi dengan cepat Arsya menahan tangan El yang masih menempel di pipi bekas tamparan itu.

"Ssst ... Jangan galak-galak lagi, anak gadis ga baik kalau galak." Suara Arsya tenang, dengan pandangan yang lembut menyelami mata Eliana.

"Tenang saja nona manis, tanganmu ini sudah membuat pipiku merah. Maka tangan ini harus bertanggung jawab." Arsya berkata seraya menggeser tangan Eliana yang digenggamnya ke sisi bibirnya.

Eliana tersentak mendapat sentuhan itu, tapi dia tidak berdaya. Tangan Arsya lebih kuat untuk menghindar darinya. Eliana hanya pasrah ketika Arsya mengecup punggung tangannya.

Arsya menikmati tangan nan halus itu, kemudian diusapnya lembut tangan El sampai kemudian ke telapak tangannya. Arsya berkata lirih sambil menatap dalam pada wajah Eliana.

"Hemm ... Tangan ini yang membuat pipiku sakit ... Muach ..." Arsya mendaratkan ciuman di telapak tangan Eliana.

Eliana hanya menatap dengan gusar, hari ini dirinya benar-benar menjadi bulan-bulanan Arsya yang sedang dimabuk asmara.

"Ok, sudah cukup! Aku mau pulang." Eliana menarik tangannya dan segera beranjak dari kamar Arsya.

Tapi Arsya mengejarnya, "eh tunggu, kau tak ingin jalan-jalan atau pergi kemanapun gitu?"

"Nggak perlu, berada di kamar ini ber jam jam saja sudah membuatku lelah." Gerutu El.

"Ayolah, jangan kekanak-kanakan gitu. Mumpung Ade di sini, lagi pula bukanya Ade juga dapat undangan untuk bimbingan Bantara di sekolah?" Bujuk Arsya.

"Ga usah manggil aku Ade lagi, udah ga pantas. Mana ada seorang adik dicium-cium ga jelas, di bikin takut, di bikin malu kaya gini."

"Haha ... Kau ini ya, kalau lagi marah malah ingin aku cium terus biar nggak bawel seperti itu. Dengar adikku Eliana yang manis dan bawel, justru seorang adik itu pantas mendapat kasih sayang dari kakaknya. Dipeluk, di cium atau bila perlu digendong. Itu udah biasa dilakukan oleh adik kakak."

"Huh ... Mau nya. Kak Arsya melakukanya berbeda, bukan sayang El seperti ke adik sendiri, tapi penuh gairah. Aku ga suka, nafas kak Ars saja bikin aku jijik." El ga mau kalah debat.

Arsya berjalan memutar ke belakang badan Eliana dan berbisik, "kalau begitu, berarti kau menikmatinya bukan? sehingga kau dapat merasakan nafasku tadi"

Elina menoleh dengan mata melotot, "Kak Ars ....!"

*

"Arsya ....!" Teriak Bu Winda dari bawah.

Jika saja Bu Winda tidak memanggil Arsya, Eliana akan menghabisi Ars dengan sisa tenaganya. Eliana benar-benar marah kali ini, apapun yang dikatakanya selalu berbalik pada dirinya menjadi terpojok.

"Ya Bu, aku sudah selesai!" Arsya menjawab panggilan Ibunya, seakan tau bahwa Ibunya memperingatkan dirinya agar bergegas.

"Ayo El, kita berangkat!" ajak Arsya.

"Enggak ah, aku gak ikut. Malu !"

"Kenapa malu? kaya ga bisa aja pergi berdua!"

"Sekarang situasinya berbeda, apalagi setelah tadi ..." El tidak melanjutkan kata-katanya, karena memang dia tak ingin membahas kejadian memalukan itu.

"hahaha, El ... El. Orang tidak akan tau apa yang sudah kita lakukan. Gak usah sensitif seprti itu, kamu perasa banget sih. Nanti juga terbiasa ... malah mungkin kamu yang minta!" Arsya berkelakar.

"Iihhh ... kakak ini bener-bener ya, ga punya hati!"

"Terang saja, karena hatiku sudah kuberikan untukmu." balas Arsya sambil mengedipkan matanya.

"Huh ... Lebay. Ga Sudi ... Wek ..." Eliana menunjukkan mimik mual sambil berlalu keluar kamar, dia risih mendengar gombalan Arsya.

Arsya hanya tertawa geli, dia sedang mengenakan pakaiannya jadi tidak dapat mencegah Eliana untuk pergi.

***

Sampai rumah, Eliana dihujani banyak pertanyaan oleh Ibu dan Ayahnya, kenapa lama, ngapain aja, ada janji keluar enggak, tidak lupa ditambahkan kata kata menggoda untuk dirinya dengan Arsya.

Eliana hanya menjawab singkat dan sekenanya saja. Dia bosan, sepertinya dimanapun dia berada tak lepas dari Arsya. Benar benar membuatnya jengkel.

Eliana masuk ke kamarnya dan membuka ponselnya, dia bosan dan jenuh mau ngapain lagi. Akhirnya dia memutuskan untuk chatting dengan Puput.

"Hai Eliana, tumben pagi-pagi udah pegang hp?" Balasan chat dari Puput.

"iya, mau apa lagi? di sini ga ada yang bisa aku lakukan. Bantuin ibu enggak, ke kampus, ke toko buku, atau hanya sekedar menemani Ayah bantu pekerjaan dilaptopnya juga engak. Bosen banget nih."

"Kita keluar yuk!" ajak Puput .

"Kemana? paling ke mall, ke taman atau jalan-jalan ga jelas. Ga semangat aku ...!"

"Kita main ke rumah Nita, habis itu kita putuskan mau kemana. Yaa ... kecuali kamu mau menghadiri undangan sekolah kita sih. Kita bisa langsung ke sana sekarang."

"Males ah kalau ke sekolah, tadi saja Kak Arsya ngajakin aku ke sekolah. Takut ketemu sama ..." ucapan Eliana menggantung.

"Hem ... kamu masih trauma sama dia ya? maaf deh kalau aku jadi ngingetin kamu sama cowo itu. Eh tapi, ngomong-ngomong gimana hubungan kamu sama Kak Arsya? kapan kalian nikah?"

"Ih, apaan kamu Put. Sama saja kaya orang-orang di rumah. Ga ada bahasan lain apa, selain bahas Aku dan kak Arsya. Bikin hari tambah bete aja."

"Hihi ... maaf maaf deh. Tapi kamu jangan jutek jutek loh sama kak Arsya. Entar jadi cinta setengah mati gimana. Wkwkwk .. aku aja mau kalau ada di posisi kamu."

Eliana membalas chat Puput dengan senyum-senyum, sambil teringat kejadian tadi ketika di kamar Arsya.

"El ... "

"El ..."

Beberapa kali Puput memanggil Eliana lewat chat, sampai dia meneleponya, baru Eliana jawab.

"Ya Put, kenapa menelepon? kita kan lagi chatting." Tanya Eliana ga sadar, dia yang membuat chat nya terhenti.

"Iya, tapi kamu tiba-tiba menghilang. Pamit kek, ngapain dulu kek bilang. Aku chat di cuekin."

"Iya iya maaf, tadi aku ... em itu tadi tadi aku minum dulu."

kenapa jadi gugup gini sih? gumam Eliana.

"Kayanya feelingku, kamu bukan lagi minum deh, tapi .... hahaha .. pasti deh ada rasa yang diam-diam."

"hush, ga usah ngawur. Yuk kita berangkat aja, kemana kek. Aku siap-siap dulu ya ...!"

Eliana menutup ponselnya, kemudian bersiap.

Eliana tiba-tiba tersenyum dan melamun, dia menyentuh tangannya dan diciumnya, begitupun dia menyentuh bibirnya dan tersipu.

Eliana tiba-tiba menggoyang kepalanya dan memukul-mukul pelan kepalanya.

"Tidak tidak ... aku ga boleh inget kejadian itu. Ga boleh ... iiiih ...!" Tiba El merasa jijik sendiri, padahal dia menghindari perasaannya, agar tidak tergoda dengan sikap Arsya.

Setelah El selesai berganti pakaian, dia siap untuk pergi dan ketika membuka pintu kamarnya ...

"Kak Arsya? kenapa di sini?" El terkejut.

"Rupanya kamu tidak ingin pergi denganku, karena udah ada janji?"

haduh ... aku harus jawab apa? terus bagaimana juga ini. Aku udah janji sama Puput, tapi masa iya aku pergi sendiri sedangkan kak Arsya di sini. Haduh .. sial banget sih aku.

Terpopuler

Comments

𝐿𝑒𝑒🇪 🇻 🇦 🇳 🇬 🇪 🇱 🇮 🇳 ℎ𝑎𝑟𝑣𝑒𝑦

𝐿𝑒𝑒🇪 🇻 🇦 🇳 🇬 🇪 🇱 🇮 🇳 ℎ𝑎𝑟𝑣𝑒𝑦

lanjut thor

2019-12-18

3

lihat semua
Episodes
1 Tokoh Utama Eliana Dan Arsya
2 Tokoh Utama Eliana Dan Arsya (2)
3 Keluarga El dan Ars
4 Bertemu Kembali Dengan Arsya
5 Arsya Mengutarakan Isi Hatinya.
6 Pertengkaran
7 Membisu.
8 Membisu (Part 2)
9 Eliana Gugup
10 Eliana Gugup (part 2)
11 Eliana Tak Berkutik
12 Eliana Salah Bicara
13 Kekhawatiran Arsya
14 Khawatir Berujung Malu.
15 Khawatir Berujung Malu (part 2)
16 Kenyamanan.
17 Sosok Misterius.
18 Eliana Bertemu Rendy
19 Eliana Jatuh Cinta ...?
20 Salah Bicara.
21 Lamaran Arsya
22 Eliana Marah
23 Hampa
24 Pergi Tanpa Pamit
25 Pergi Tanpa Pami (2)
26 Komitmen Arsya Dan Puput
27 Sesak
28 Kampus
29 Kampus Eliana
30 Warung Bu Wanti
31 Warung Bu Wanti (2)
32 Masa Lalu Eliana
33 Rencana Arsya
34 Food Court
35 Terkejut
36 Terkejut (2)
37 Pesona Arsya
38 Ketegangan.
39 Ketegangan (2)
40 Perasaan Eliana
41 Luka Arsya
42 DT3 / 42
43 DT3 / 43
44 DT3/44
45 DT3 / 45
46 DT3 / 46
47 DT3 / 47
48 DT3 / 48
49 DT3 / 49
50 DT3 / 50
51 DT3 / 51
52 DT3 / 52
53 DT3 / 53
54 DT3 / 54
55 DT3 / 55
56 DT3 / 56
57 DT3 / 57
58 Kecurigaan Eliana
59 Senjata Makan Tuan
60 Kedewasaan Eliana
61 Mematung
62 Kesempatan
63 Usaha Arsya
64 Isi Pesan Puput dan Arsya (part 1)
65 Isi Pesan Puput dan Arsya (Part 2)
66 Eliana Kepergok Arsya
67 Kantin Kampus
68 First Kiss
69 Eliana Adik Arsya
70 Eliana Menanyakan Puput
71 Arsya Tak Menjawab
72 Jujur
73 Kejutan Lagi
74 Eliana Cemas
75 Menuju Lakbor
76 Kehadiran Genta
77 Arsya Cemas
78 Eliana Interogasi Puput
79 Puput Menyerah
80 Arsya Pergi
81 Kegelisahan Eliana
82 Hari ke-2 Tanpa Arsya
83 Janji Arsya
84 Pasangan Untuk Glen
85 Kisah Cinta Glen dan Claudia
86 Melepas Rindu
87 Claudia Melihat Puput
88 Eliana Tersentuh
89 -
90 -
91 -
92 H-1 Pertunangan
93 H-1 Pertunangan (part 2)
94 Puput Menghindar
95 Hari Pertunangan Tiba
96 Reuni
97 Arsya Heran Pada Eliana
98 Claudia Berduka
99 Kerjasama
100 Tidak Suka
101 Eliana Genta
102 Hati Tak Tau
103 Noda Lipstik
104 Komunikasi Berjarak
105 Risi
106 Dua Hati Menahan Rasa
107 Ketegangan Eliana
108 Penjelasan Genta
109 Semua Jelas
110 Puput dan Arsya Ketahuan
111 Eliana Histeris
112 Dalam Kelemahan Eliana
113 Arsya Terpojok
114 Arsya Menghindar
115 Mencari Ketenangan
116 Eliana Menyerah
117 Mulai Pulih
118 Bimbang
119 Puput Bersuara
120 Puput Bersuara Part 2
121 Pengakuan Keduanya
122 Titik Terang
123 Mereda
124 Mengenang
125 Mulai Luluh.
126 Kisah Puput
127 Kembali
128 Selesai
129 Kisah Baru
130 Sakit Rahasia
131 Perawatan
132 Tidak Terduga
133 Calon Pembalap
134 Pantas Bahagia
135 Rahasia Arsya
136 Eliana Berbohong.
137 Pesan Dari Arsya
138 Rahasia Dalam Rahasia
139 Glen Panik
140 Arsya Plin-Plan
141 Glen Marah
142 Maaf
143 Sandiwara
144 Masa Lalu Keluarga Puput
145 Terbongkar
146 Penjelasan
147 Perencanaan Menikah.
148 Rapat Keluarga
149 Adaptasi
150 Operasi Pertama
151 Harus Bagaimana?
152 Rapuh
153 Gugup
154 Di balik Topeng
155 Nyonya Arsya Sanjaya
156 Resepsi
157 Suami Istri
158 Malam Pertama di Rumah Sakit
159 Kesabaran Eliana
160 Kembali Normal
161 Tanda-Tanda Kehidupan
162 Tak Lepas Ujian
163 Kabar Baik vs Kabar Buruk
164 Batin Menangis
165 Perubahan Baik
166 Apalagi?
167 Curhat!
168 Menuju Bangkrut
169 FLASHBACK
170 Sandiwara
171 Masih Bersandiwara
172 Jujur
173 Harus Jujur
174 Mertuaku
175 Pengantin Baru Bercengkrama
176 Arsya Curiga Tentang Vio
177 Strategi Arsya
178 Malaikat Kecil
179 Happy Ending
180 Menikahi Sopir Majikan
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Tokoh Utama Eliana Dan Arsya
2
Tokoh Utama Eliana Dan Arsya (2)
3
Keluarga El dan Ars
4
Bertemu Kembali Dengan Arsya
5
Arsya Mengutarakan Isi Hatinya.
6
Pertengkaran
7
Membisu.
8
Membisu (Part 2)
9
Eliana Gugup
10
Eliana Gugup (part 2)
11
Eliana Tak Berkutik
12
Eliana Salah Bicara
13
Kekhawatiran Arsya
14
Khawatir Berujung Malu.
15
Khawatir Berujung Malu (part 2)
16
Kenyamanan.
17
Sosok Misterius.
18
Eliana Bertemu Rendy
19
Eliana Jatuh Cinta ...?
20
Salah Bicara.
21
Lamaran Arsya
22
Eliana Marah
23
Hampa
24
Pergi Tanpa Pamit
25
Pergi Tanpa Pami (2)
26
Komitmen Arsya Dan Puput
27
Sesak
28
Kampus
29
Kampus Eliana
30
Warung Bu Wanti
31
Warung Bu Wanti (2)
32
Masa Lalu Eliana
33
Rencana Arsya
34
Food Court
35
Terkejut
36
Terkejut (2)
37
Pesona Arsya
38
Ketegangan.
39
Ketegangan (2)
40
Perasaan Eliana
41
Luka Arsya
42
DT3 / 42
43
DT3 / 43
44
DT3/44
45
DT3 / 45
46
DT3 / 46
47
DT3 / 47
48
DT3 / 48
49
DT3 / 49
50
DT3 / 50
51
DT3 / 51
52
DT3 / 52
53
DT3 / 53
54
DT3 / 54
55
DT3 / 55
56
DT3 / 56
57
DT3 / 57
58
Kecurigaan Eliana
59
Senjata Makan Tuan
60
Kedewasaan Eliana
61
Mematung
62
Kesempatan
63
Usaha Arsya
64
Isi Pesan Puput dan Arsya (part 1)
65
Isi Pesan Puput dan Arsya (Part 2)
66
Eliana Kepergok Arsya
67
Kantin Kampus
68
First Kiss
69
Eliana Adik Arsya
70
Eliana Menanyakan Puput
71
Arsya Tak Menjawab
72
Jujur
73
Kejutan Lagi
74
Eliana Cemas
75
Menuju Lakbor
76
Kehadiran Genta
77
Arsya Cemas
78
Eliana Interogasi Puput
79
Puput Menyerah
80
Arsya Pergi
81
Kegelisahan Eliana
82
Hari ke-2 Tanpa Arsya
83
Janji Arsya
84
Pasangan Untuk Glen
85
Kisah Cinta Glen dan Claudia
86
Melepas Rindu
87
Claudia Melihat Puput
88
Eliana Tersentuh
89
-
90
-
91
-
92
H-1 Pertunangan
93
H-1 Pertunangan (part 2)
94
Puput Menghindar
95
Hari Pertunangan Tiba
96
Reuni
97
Arsya Heran Pada Eliana
98
Claudia Berduka
99
Kerjasama
100
Tidak Suka
101
Eliana Genta
102
Hati Tak Tau
103
Noda Lipstik
104
Komunikasi Berjarak
105
Risi
106
Dua Hati Menahan Rasa
107
Ketegangan Eliana
108
Penjelasan Genta
109
Semua Jelas
110
Puput dan Arsya Ketahuan
111
Eliana Histeris
112
Dalam Kelemahan Eliana
113
Arsya Terpojok
114
Arsya Menghindar
115
Mencari Ketenangan
116
Eliana Menyerah
117
Mulai Pulih
118
Bimbang
119
Puput Bersuara
120
Puput Bersuara Part 2
121
Pengakuan Keduanya
122
Titik Terang
123
Mereda
124
Mengenang
125
Mulai Luluh.
126
Kisah Puput
127
Kembali
128
Selesai
129
Kisah Baru
130
Sakit Rahasia
131
Perawatan
132
Tidak Terduga
133
Calon Pembalap
134
Pantas Bahagia
135
Rahasia Arsya
136
Eliana Berbohong.
137
Pesan Dari Arsya
138
Rahasia Dalam Rahasia
139
Glen Panik
140
Arsya Plin-Plan
141
Glen Marah
142
Maaf
143
Sandiwara
144
Masa Lalu Keluarga Puput
145
Terbongkar
146
Penjelasan
147
Perencanaan Menikah.
148
Rapat Keluarga
149
Adaptasi
150
Operasi Pertama
151
Harus Bagaimana?
152
Rapuh
153
Gugup
154
Di balik Topeng
155
Nyonya Arsya Sanjaya
156
Resepsi
157
Suami Istri
158
Malam Pertama di Rumah Sakit
159
Kesabaran Eliana
160
Kembali Normal
161
Tanda-Tanda Kehidupan
162
Tak Lepas Ujian
163
Kabar Baik vs Kabar Buruk
164
Batin Menangis
165
Perubahan Baik
166
Apalagi?
167
Curhat!
168
Menuju Bangkrut
169
FLASHBACK
170
Sandiwara
171
Masih Bersandiwara
172
Jujur
173
Harus Jujur
174
Mertuaku
175
Pengantin Baru Bercengkrama
176
Arsya Curiga Tentang Vio
177
Strategi Arsya
178
Malaikat Kecil
179
Happy Ending
180
Menikahi Sopir Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!