Eliana Gugup (part 2)

El semakin terkejut lagi ketika melihat Arsya telanjang dada, dia hanya menggunakan handuk sebatas pinggang, bukan baju handuk yang dapat menutupi seluruh tubuhnya.

"Aaa ...." El teriak kemudian menutup mukanya.

Arsya juga bingung, kenapa Eliana ada di kamarnya pagi-pagi seperti itu. Arsya bergegas melangkah menuju El yang masih menghentakkan kakinya ga jelas karena histeris.

"Iiih ... Kak Ars gimana sih, ga bilang-bilang ada di kamar mandi." El bicara dengan tangan yang masih menutup mukanya. Dia tidak tau bahwa Arsya sudah ada di hadapannya.

Arsya tersenyum melihatnya adiknya panik seprti itu. Perlahan dipegang kedua pergelangan tangan El dan dibukanya.

El terkejut mendapati sentuhan dingin di tangannya dan lebih terkejut lagi, ada makhluk ganteng, begitu fresh dan memesona di hadapannya.

"Kak Arsya ... apa-apaan sih. Ga punya malu ...!" El terkejut, hampir nada suaranya teriak tidak terkontrol.

Arsya panik, ga menyangka El akan sehisteris itu. Arsya mendorong badan El sampai menempel ke tembok dengan membekap mulutnya. Satu tangan masih memegang tangan El, satu lagi membekap mulutnya.

"Ssst ... berisik sekali. Nanti ibu dengar... !" Arsya menekankan suaranya dengan setengah berbisik.

El memejamkan matanya, karena menahan dorongan Arsya  Nafasnya setengah-setengah karena ga menyangka dia akan mundur tiba-tiba, ditambah lagi dengan bekapan yang begitu membuat nafasnya menjadi lebih irit.

Setelah keadaan mulai tenang, Arsya menatap El begitu lekat, kemudian El membuka perlahan matanya. Tatapan mereka beradu, jarak mereka begitu dekat, bahkan suara nafas Arsya begitu terdengar oleh El.

Perasaan El campur aduk, antara malu, senang atau marah.

"Kenapa jantungku berdebar? Apa aku marah? Tapi aku ga merasakan sedang emosi. Badanku malah agak lemas seprti ini, ga mungkin aku emosi, tapi seharusnya aku marah karena Kak Ars udah ga sopan seperti ini. Tapi kenapa aku diam saja? Tak ada tenaga untuk menghindar atau marah, setidaknya teriak kek." Batin Eliana tak karuan, dia hanya bisa mengoceh dalam hatinya.

Tak jauh beda dengan Arsya, mereka merasakan hal yang sama. Tapi bedanya Arsya lebih paham yang di rasakanya itu adalah getaran asmara, kesenangan tersendiri dalam dirinya karena dapat sedekat itu dengan pujaaan hatinya.

Arsya melangkahkan kakinya dan semakin dekat menempel pada tubuh Eliana.

Elina bergetar, tangannya reflek menyentuh dada Arsya yang tanpa busana, dengan maksud ingin menahannya agar tidak semakin dekat. El menyadari hal itu, dia telah salah mengambil tindakan. Dengan gugup ditarik kembali tanganya, tapi itu sudah terlambat. Arsya menahan tangan Eliana tetap berada di dadanya yang bidang itu.

"Tetap disini, jangan lepaskan ..." Suara Arsya parau setengah berbisik.

Eliana benar-benar kehilangan akal, dia tidak bisa berfikir untuk bertindak.

Satu tangan Arsya saat ini menahan tangan Eliana agar tetap berada dalam dadanya, satu tangan lainya melepaskan bekapan dari mulut El secara perlahan, kemudian Asya menelusuri bibir El dengan tangannya itu.

El bergetar memejamkan matanya, tangan satunya lagi digenggam untuk menahan yang ia rasakan. Dalam hatinya El ingin berlari, tapi kenapa tak bisa? Kemudian El merasakan hangat di sekitar wajahnya, dia tau itu adalah Arsya yang semakin mendekat, tapi El tidak tau pastinya, karena matanya masih tertutup menahan hal-hal kemungkinan yang akan terjadi diluar dugaannya.

"Kau merasakan detak jantungku, Eliana ....?" Arsya berbisik di telinga El.

Entah mengapa, El mengangguk begitu saja.

"Apa kau merasakan hal yang sama?" Suara Arsya Masih dengan berbisik.

Lagi-lagi El mengangguk tapi kali ini dengan bibir yang semakin bergetar, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu.

Arsya menjauhkan wajahnya dari telinga El secara pelan dan kemudian setelah tangan Ars selesai bermain-main dengan bibir Eliana, dilanjutkan dengan tangannya merapikan rambut El yang agak berantakan, diselipkanya rambut Eliana ke ketelinganya.

"Kau tau, ini yang dinamakan getaran Cinta. Kau sudah merasakannya, jangan ditahan Eliana." Arsya meyakinkan Eliana dengan suara lembutnya yang masih setengah berbisik. Kemudian wajah Arsya mencoba lebih dekat kedalam wajah Eliana.

Tangan Eliana yang berada di dada Arsya, di remasnya. Eliana benar-benar terpaku. Keringat dingin mulai muncul, ingin rasanya berlari.

Semakin dekat wajah Arsya dengan wajah Eliana.

"Eliana ... Aku mencintaimu ..." Bisikan itu membuat Eliana bergetar tapi setengah takut. Tapi Ars hanya menempelkan hidungnya pada hidung Eliana, dia memainkannya sambil berkata-kata romantis.

Ya Tuhan .... Tolong kirimkan Tante Winda lagi untuk menolongku. Atau siapapun yang dapat mengakhiri situasi ini. El momohon dalam hatinya.

Masih dengan posisi semula, saat ini tangan Arsya menyentuh pipi El dan ....

"Arsya .... Ars .... !" Terdengar suara Bu Winda dari luar kamar.

Mereka berdua terperanjat dan menyudahi aktivitasnya, mereka panik. Terlebih Arsya hanya mengenakan handuk setengah badan. Dengan sigap Arsya mengambil baju sekenanya saja.

Eliana menghela nafal lega, dipikirnya Tuhan selalu mendengar dan menolongnya.

Kemudian Eliana buru-buru merapikan diri di depan cermin yang ada di sana, sebelum Bu Winda sampai di depan pintu, keadaan harus segera seperti semula. Mereka sibuk masing-masing dengan dirinya, agar semua kembali normal.

El membuka pintu sedikit, Arsya duduk didepan meja tempat makanannya tadi.

Benar saja, Bu Winda tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu bahkan tidak memanggil Arsya untuk kedua kalinya. Dia melihat El duduk di tempat tidur dengan beberapa majalah, sedangkan Arsya sedang menikmati sarapannya.

Eliana tersenyum ketika Bu Winda masuk, begitupun sebaliknya Bu Winda melakukan hal yang sama.

"Loh, Ars. Kamu belum ganti pakaian? Ayah menanyakan kamu loh, kenapa ga berangkat kerja? Ayah udah menunggu dari tadi!"

"Iya Bu, mungkin agak siangan. Soalnya agak gak enak badan nih!"

"Tadi katanya ga apa-apa. Kok sekarang mendadak sakit lagi sih?"

"Arsya juga gak tau Bu, tapi Arsya janji enakan dikit pasti kekantor nemuin Ayah."

"Ok baiklah, terserah kamu saja ... Loh kok, Na El ga ikut makan sih? Masa Arsya makan sendiri?"

"Udah makan kok Tante, tadi di rumah udah kenyang hehe ... !" Jawab El, masih dengan rasa sedikit gugup.

"Ya sudah, nikmati hari kalian berdua ya! Mumpung lagi bareng-bareng." Bu Winda tersenyum manis, semakin terlihat sosok seorang ibu yang penyayang.

Setelah Bu Winda keluar kamar, keduanya langsung menghela nafas lega.

El melemparkan majalah yang dibacanya ke tempat tidur dan segera menghampiri Ars dengan penuh kesal. Dipukulnya badan Arsya berkali-kali untuk menumpahkan kekesalan Eliana.

"Kak Ars keterlaluan, Kak Ars egois, Kak Ars bikin masalah, Kak Ars bikin aku marah. Bagaimana kalau Tante Winda melihat kejadian tadi, aku juga yang malu. Kenapa juga Kak Ars tidak bisa mengendalikan diri, benar-benar egois, hanya memikirkan keinginan sendiri saja, Kak Ars bikin malu, bagaimana nanti kalau Ibu sama Ayahku tau juga, bisa-bisa aku segera harus menikah. Oh ... apa ini rencana kakak, agar kita segera menikah. Aku ga mau menikah atau melakukan hubungan apapun sebelum beres kuliah ... aku gak ...."

Ocehan Eliana mendadak berhenti karena Ars dengan seketika mencium bibirnya dengan penuh semangat. Tapi kali ini secepat kilat Eliana bisa melepaskan dirinya dari kekuasaan Arsya.

PLAAK ...!!!

Eliana menampar Arsya.

Eliana mundur beberapa langkah.

Arsya terhenyak dengan kebingungannya. Tak menyangka Eliana akan menampar dirinya.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Aruna

Aruna

ceritanya bagus, ringan.
ga bikin mikir karena alur yang ribet.
ini mudah di pahami.

2019-12-26

4

lihat semua
Episodes
1 Tokoh Utama Eliana Dan Arsya
2 Tokoh Utama Eliana Dan Arsya (2)
3 Keluarga El dan Ars
4 Bertemu Kembali Dengan Arsya
5 Arsya Mengutarakan Isi Hatinya.
6 Pertengkaran
7 Membisu.
8 Membisu (Part 2)
9 Eliana Gugup
10 Eliana Gugup (part 2)
11 Eliana Tak Berkutik
12 Eliana Salah Bicara
13 Kekhawatiran Arsya
14 Khawatir Berujung Malu.
15 Khawatir Berujung Malu (part 2)
16 Kenyamanan.
17 Sosok Misterius.
18 Eliana Bertemu Rendy
19 Eliana Jatuh Cinta ...?
20 Salah Bicara.
21 Lamaran Arsya
22 Eliana Marah
23 Hampa
24 Pergi Tanpa Pamit
25 Pergi Tanpa Pami (2)
26 Komitmen Arsya Dan Puput
27 Sesak
28 Kampus
29 Kampus Eliana
30 Warung Bu Wanti
31 Warung Bu Wanti (2)
32 Masa Lalu Eliana
33 Rencana Arsya
34 Food Court
35 Terkejut
36 Terkejut (2)
37 Pesona Arsya
38 Ketegangan.
39 Ketegangan (2)
40 Perasaan Eliana
41 Luka Arsya
42 DT3 / 42
43 DT3 / 43
44 DT3/44
45 DT3 / 45
46 DT3 / 46
47 DT3 / 47
48 DT3 / 48
49 DT3 / 49
50 DT3 / 50
51 DT3 / 51
52 DT3 / 52
53 DT3 / 53
54 DT3 / 54
55 DT3 / 55
56 DT3 / 56
57 DT3 / 57
58 Kecurigaan Eliana
59 Senjata Makan Tuan
60 Kedewasaan Eliana
61 Mematung
62 Kesempatan
63 Usaha Arsya
64 Isi Pesan Puput dan Arsya (part 1)
65 Isi Pesan Puput dan Arsya (Part 2)
66 Eliana Kepergok Arsya
67 Kantin Kampus
68 First Kiss
69 Eliana Adik Arsya
70 Eliana Menanyakan Puput
71 Arsya Tak Menjawab
72 Jujur
73 Kejutan Lagi
74 Eliana Cemas
75 Menuju Lakbor
76 Kehadiran Genta
77 Arsya Cemas
78 Eliana Interogasi Puput
79 Puput Menyerah
80 Arsya Pergi
81 Kegelisahan Eliana
82 Hari ke-2 Tanpa Arsya
83 Janji Arsya
84 Pasangan Untuk Glen
85 Kisah Cinta Glen dan Claudia
86 Melepas Rindu
87 Claudia Melihat Puput
88 Eliana Tersentuh
89 -
90 -
91 -
92 H-1 Pertunangan
93 H-1 Pertunangan (part 2)
94 Puput Menghindar
95 Hari Pertunangan Tiba
96 Reuni
97 Arsya Heran Pada Eliana
98 Claudia Berduka
99 Kerjasama
100 Tidak Suka
101 Eliana Genta
102 Hati Tak Tau
103 Noda Lipstik
104 Komunikasi Berjarak
105 Risi
106 Dua Hati Menahan Rasa
107 Ketegangan Eliana
108 Penjelasan Genta
109 Semua Jelas
110 Puput dan Arsya Ketahuan
111 Eliana Histeris
112 Dalam Kelemahan Eliana
113 Arsya Terpojok
114 Arsya Menghindar
115 Mencari Ketenangan
116 Eliana Menyerah
117 Mulai Pulih
118 Bimbang
119 Puput Bersuara
120 Puput Bersuara Part 2
121 Pengakuan Keduanya
122 Titik Terang
123 Mereda
124 Mengenang
125 Mulai Luluh.
126 Kisah Puput
127 Kembali
128 Selesai
129 Kisah Baru
130 Sakit Rahasia
131 Perawatan
132 Tidak Terduga
133 Calon Pembalap
134 Pantas Bahagia
135 Rahasia Arsya
136 Eliana Berbohong.
137 Pesan Dari Arsya
138 Rahasia Dalam Rahasia
139 Glen Panik
140 Arsya Plin-Plan
141 Glen Marah
142 Maaf
143 Sandiwara
144 Masa Lalu Keluarga Puput
145 Terbongkar
146 Penjelasan
147 Perencanaan Menikah.
148 Rapat Keluarga
149 Adaptasi
150 Operasi Pertama
151 Harus Bagaimana?
152 Rapuh
153 Gugup
154 Di balik Topeng
155 Nyonya Arsya Sanjaya
156 Resepsi
157 Suami Istri
158 Malam Pertama di Rumah Sakit
159 Kesabaran Eliana
160 Kembali Normal
161 Tanda-Tanda Kehidupan
162 Tak Lepas Ujian
163 Kabar Baik vs Kabar Buruk
164 Batin Menangis
165 Perubahan Baik
166 Apalagi?
167 Curhat!
168 Menuju Bangkrut
169 FLASHBACK
170 Sandiwara
171 Masih Bersandiwara
172 Jujur
173 Harus Jujur
174 Mertuaku
175 Pengantin Baru Bercengkrama
176 Arsya Curiga Tentang Vio
177 Strategi Arsya
178 Malaikat Kecil
179 Happy Ending
180 Menikahi Sopir Majikan
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Tokoh Utama Eliana Dan Arsya
2
Tokoh Utama Eliana Dan Arsya (2)
3
Keluarga El dan Ars
4
Bertemu Kembali Dengan Arsya
5
Arsya Mengutarakan Isi Hatinya.
6
Pertengkaran
7
Membisu.
8
Membisu (Part 2)
9
Eliana Gugup
10
Eliana Gugup (part 2)
11
Eliana Tak Berkutik
12
Eliana Salah Bicara
13
Kekhawatiran Arsya
14
Khawatir Berujung Malu.
15
Khawatir Berujung Malu (part 2)
16
Kenyamanan.
17
Sosok Misterius.
18
Eliana Bertemu Rendy
19
Eliana Jatuh Cinta ...?
20
Salah Bicara.
21
Lamaran Arsya
22
Eliana Marah
23
Hampa
24
Pergi Tanpa Pamit
25
Pergi Tanpa Pami (2)
26
Komitmen Arsya Dan Puput
27
Sesak
28
Kampus
29
Kampus Eliana
30
Warung Bu Wanti
31
Warung Bu Wanti (2)
32
Masa Lalu Eliana
33
Rencana Arsya
34
Food Court
35
Terkejut
36
Terkejut (2)
37
Pesona Arsya
38
Ketegangan.
39
Ketegangan (2)
40
Perasaan Eliana
41
Luka Arsya
42
DT3 / 42
43
DT3 / 43
44
DT3/44
45
DT3 / 45
46
DT3 / 46
47
DT3 / 47
48
DT3 / 48
49
DT3 / 49
50
DT3 / 50
51
DT3 / 51
52
DT3 / 52
53
DT3 / 53
54
DT3 / 54
55
DT3 / 55
56
DT3 / 56
57
DT3 / 57
58
Kecurigaan Eliana
59
Senjata Makan Tuan
60
Kedewasaan Eliana
61
Mematung
62
Kesempatan
63
Usaha Arsya
64
Isi Pesan Puput dan Arsya (part 1)
65
Isi Pesan Puput dan Arsya (Part 2)
66
Eliana Kepergok Arsya
67
Kantin Kampus
68
First Kiss
69
Eliana Adik Arsya
70
Eliana Menanyakan Puput
71
Arsya Tak Menjawab
72
Jujur
73
Kejutan Lagi
74
Eliana Cemas
75
Menuju Lakbor
76
Kehadiran Genta
77
Arsya Cemas
78
Eliana Interogasi Puput
79
Puput Menyerah
80
Arsya Pergi
81
Kegelisahan Eliana
82
Hari ke-2 Tanpa Arsya
83
Janji Arsya
84
Pasangan Untuk Glen
85
Kisah Cinta Glen dan Claudia
86
Melepas Rindu
87
Claudia Melihat Puput
88
Eliana Tersentuh
89
-
90
-
91
-
92
H-1 Pertunangan
93
H-1 Pertunangan (part 2)
94
Puput Menghindar
95
Hari Pertunangan Tiba
96
Reuni
97
Arsya Heran Pada Eliana
98
Claudia Berduka
99
Kerjasama
100
Tidak Suka
101
Eliana Genta
102
Hati Tak Tau
103
Noda Lipstik
104
Komunikasi Berjarak
105
Risi
106
Dua Hati Menahan Rasa
107
Ketegangan Eliana
108
Penjelasan Genta
109
Semua Jelas
110
Puput dan Arsya Ketahuan
111
Eliana Histeris
112
Dalam Kelemahan Eliana
113
Arsya Terpojok
114
Arsya Menghindar
115
Mencari Ketenangan
116
Eliana Menyerah
117
Mulai Pulih
118
Bimbang
119
Puput Bersuara
120
Puput Bersuara Part 2
121
Pengakuan Keduanya
122
Titik Terang
123
Mereda
124
Mengenang
125
Mulai Luluh.
126
Kisah Puput
127
Kembali
128
Selesai
129
Kisah Baru
130
Sakit Rahasia
131
Perawatan
132
Tidak Terduga
133
Calon Pembalap
134
Pantas Bahagia
135
Rahasia Arsya
136
Eliana Berbohong.
137
Pesan Dari Arsya
138
Rahasia Dalam Rahasia
139
Glen Panik
140
Arsya Plin-Plan
141
Glen Marah
142
Maaf
143
Sandiwara
144
Masa Lalu Keluarga Puput
145
Terbongkar
146
Penjelasan
147
Perencanaan Menikah.
148
Rapat Keluarga
149
Adaptasi
150
Operasi Pertama
151
Harus Bagaimana?
152
Rapuh
153
Gugup
154
Di balik Topeng
155
Nyonya Arsya Sanjaya
156
Resepsi
157
Suami Istri
158
Malam Pertama di Rumah Sakit
159
Kesabaran Eliana
160
Kembali Normal
161
Tanda-Tanda Kehidupan
162
Tak Lepas Ujian
163
Kabar Baik vs Kabar Buruk
164
Batin Menangis
165
Perubahan Baik
166
Apalagi?
167
Curhat!
168
Menuju Bangkrut
169
FLASHBACK
170
Sandiwara
171
Masih Bersandiwara
172
Jujur
173
Harus Jujur
174
Mertuaku
175
Pengantin Baru Bercengkrama
176
Arsya Curiga Tentang Vio
177
Strategi Arsya
178
Malaikat Kecil
179
Happy Ending
180
Menikahi Sopir Majikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!