Alvarez (Jodoh Pilihan Kakek)

Alvarez (Jodoh Pilihan Kakek)

Bab 1 Arqueena Arsila Sinklair

"Hey apa yang kalian lakukan pada cucuku?" sergah Arsya Sinklair ketika mendapati cucunya Arqueena Arsila Sinklair tengah di dorong oleh saudara tirinya.

Pria tua renta itu berjalan dengan tertatih-tatih dengan tongkat sebagai penyangganya. Ia paling tak suka jika Arqueena atau biasa di panggil Queen diganggu oleh Riana yang notabennya adalah saudara tirinya.

Yah, setelah kepergian Arumi ibu kandung Queen. Romi menikah lagi dengan janda anak satu. Arsya pernah terang-terangan melarangnya. Namum, Rommy sangatlah keras kepala, bahkan tanpa restunya, ia mempersunting Liana sebagai istrinya dan ibu sambung untuk Queen.

Arqueena Arsila Sinklair, gadis cantik dengan pahatan sempurna bukan hanya wajah tapi tubuhnya pun juga sempurna . Ia harus menerima kenyataan pahit ketika ibu tiri dan saudari tirinya tak menyukainya. Gadis cantik itu bukannya rela mendapatkan perlakuan tak adil seperti itu, ia akan melawan jika tak ada Kakeknya disana. Ketika ada sang Kakek ia layaknya gadis lemah yang tak sekalipun membalas. "Kakek, mereka jahat hiks," serunya dengan air mata yang dibuat-buat. Ia berusaha berdiri dan bersembunyi di belakang Arsa sebagai tamengnya.

"Bukan aku, Kek. Dia yang nyari gara-gara duluan," jelas Riana berusaha membela diri.

Hanya Arsa lah yang begitu menyayangi Queen, hingga apapun yang menimpa gadis itu. Ia akan maju melindunginya. "Alasanmu saja, Riana. Kau kenapa selalu mengganggu cucuku huh?"

Tak ada perlawanan dari Riana, gadis itu diam dengan rasa takut yang mendera. Berbeda dengan Queen, gadis itu malah terkekeh geli di belakang tubuh Arsa ketika pria tua itu memarahinya. Itulah hiburannya tersendiri kala Riana yang sekarang mengaku kalah di depannya. Biasanya, Queen lah yang harus mengalah di depannya karena Papa kandungnya lebih percaya pada Riana ketimbang dirinya. "Ayo kamu ikut Kakek. Jangan ladeni dia," serunya Arsya sembari menarik pergelangan tangan kanan Queen.

Wajah Queen menoleh kebelakang tepatnya ke arah Raina, senyuman mengejek ia lontarkan untuk gadis yang sudah mengepalkan tangannya itu, tatapan Raina mengibarkan api permusuhan pada Queen.

Queen yang melihat itu tak takut sekalipun, ia mengacungkan jari tengahnya ke arah Rania hingga membuat wajah gadis itu merah padam. Rania terlampau emosi melihat tingkah Queen yang seperti itu. "Awas saja lo, Quee. Nanti gue bikin perhitungan sama lo," gumamnya dengan hati dongkol. "Lo bersikap kayak gitu cuma topeng saja, awas aja kalau kakek tua itu mati. Aku yakin tidak ada lagi yang peduli sama lo, apalagi Papa. Cih najis," monolognya lagi.

Sebenarnya awal pertemuan mereka nampak baik-baik saja dan saking menerima satu sama lain. Tapi ketika Rania dah Liana mulai meracuni pikiran Rommy, Queen mulai menggangu ketentraman Rania maupun Liana. Meskipun ia pernah disalahkan oleh Rommy, tapi Queen tetaplah Queen. gadis itu terus saja melancarkan aksinya tanpa peduli raut kebencian di wajah Rommy.

Dalam benaknya, ia tak peduli selama masih ada kakeknya yang terus berada di garda terdepannya.

...****************...

Malam menjelang suasana kediaman Sinklair nampak sepi tak seperti biasanya ketika masih ada Rommy dan Liana. Yah, dia pasang sejoli yang tak lagi muda itu pergi honeymoon yang kesekian kalinya. Entahlah, Queen rasa mereka menginginkan seorang bayi darah daging mereka sendiri.

"Kamu tidur yang nyenyak. Ingat, langsung tidur jangan nonton drakor sampai matanya sembab. Besok kamu harus sekolah, Sayang," ujar Arsya mengusap lembut rambut hitam milik Queen.

"Siap kakek," sahutnya, gadis cantik itu secepat kilat pergi dari ruang makan itu meninggalkan Rania dan Arsya yang hanya berdua saja di meja makan.

"Kamu juga tidur," ujar Arsya dengan sekilas menatap Rania yang sedari tadi mengaduk-aduk makanannya. "Dan tolong di catat, Rania. Berhentilah menggangu cucuku, baik di sekolah ataupun di rumah. Harusnya kau paham dengan bahasaku," timpalnya dengan sorot mata yang tak biasa.

"Iya, Kek," hanya itu yang mampu di jawab Rania, meskipun ia membela dirinya, akan tetapi alasan itu takkan di terima oleh Arsa. Di matanya, Queen lah cucunya yang tak merasa salah sedikitpun.

Tanpa berkata-kata lagi, Rania berlalu tanpa pamit pada Arsya. Dan hal itu yang tak disukai pria renta pada sosok Rania bahkan Liana. "Etikanya sangat di sayangkan," gumamnya dengan gelengan kepalanya. "Apa yang diajarkan Liana pada anaknya?" ucap Arsa bertanya-tanya.

Berbeda dengan Queen, gadis cantik itu tengah asik mematut wajahnya di depan cermin. Tanpa izin dari Arsa tentunya, ia akan pergi bersama ketiga temannya ke arena yang akan membuatnya melupakan segalanya.

"Aku cantik, tapi Algar kenapa gak pulang-pulang sih dari sana. Apa iya dia gak kangen aku," gumamnya, sekilas ia melirik wallpaper ponselnya yang menunjukkan wajah tampan rupawan kekasihnya.

Tingg..

[Queen, gue ada di depan gang. Lo cepet kesini kalau gak mau gue tinggal.]

Yah, itu chat dari salah satu teman Queen yang sudah standby. Gadis cantik itu memakai jaket kulit hitam seperti biasanya tanpa memperlihatkan pakaian seksi yang di kenakan sekarang ini. Jika kepergok oleh Arsa, bisa-bisa pria tua renta itu takkan mau lagi memanjakannya.

Queen berjalan mengendap-endap menuruni tangga dengan tas jinjing dan highheels di tangannya.

"Gue aduin lo, Queen," sarkas seseorang yang tiba-tiba muncul dengan ponsel yang menyorot ke arah Queen. Wajah Queen menatap ke arah sumber suara. Disana ada Rania yang tengah tersenyum meledek kearahnya.

"Terserah lo ulet bulu, Kakek sayang gue, mana mungkin percaya sama lo yang otaknya hanya sejengkal," tegas Queen berlalu begitu saja dengan memutar bola matanya dengan malas. "Buang-buang waktu gue aja," batinnya.

Selang beberapa menit, Queen masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh Erlina dan kedua temannya disana. Mereka nampak antusias mengamati wajah cantik Queen yang terlihat kesal.

"Ngapa lo?" tanya Amel yang duduk di sebelah Queen. "Berantem lagi sama bokap, emak atau uler keket!" cecar Amel, ia sudah paham dengan masalah yang dihadapi Queen setelah kematian Arumi.

"Uler keket. Dia mantau gue tadi pakai rekam gue segala," jelasnya.

"Gak ada kerjaan lain lagi kayaknya tuh bocah," cerocos Avida yang ikut menimpali. "Gak disekolah, gak di rumah bikin gedek. Kalau gue jadi lo, mungkin udah gue bunuh dia sama babonnya," imbuhnya.

"Ya kalau negara kita bukan negara hukum, udah gue pastiin kalau gue yang bakal ambil tindakan itu," sahut Amel wajahnya layaknya psikopat yang siap memangsa korbannya.

"Sadis bet," seloroh Erlina dengan tawanya.

"Yah lo bayangin aja, Lin. Si Queen kayak upik abu dirumah itu. Apalagi om Rommy gak ada rasa care lagi sama nih bocah. Untung masih ada Kakek Arsha, kalau gak, mungkin dia jadi Cinderella yang disulap jadi upik abu," terangnya dengan emosi yang mendera, begitulah sifat Amel. Gadis tomboy yang tak suka jika teman-temannya di ganggu oleh siapapun.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Msofa

Msofa

Namanya juga Queen ke Ratu /Chuckle/

2024-12-29

1

💞Dormon💙💙💙

💞Dormon💙💙💙

,Bahaya nih si Queen

2025-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!