"Pergilah." Alvarez terus saja menolak apa yang dilakukan Queen padanya. Apalagi wanita itu malah tinggal di dalam ruangannya, yah hanya berdua tanpa ada Erina dan Rendy seperti sebelumnya.
Queen yang melakukannya dengan terpaksa, sedari tadi ngedumel dalam hatinya. Yah, hanya dalam hatinya karena ia teringat akan ucapan Erina, diharuskan tetap lembut merawat Alvarez.
"Sudahlah, lo jangan banyak gerak. Gue disini berusaha bantu lo," seru Queen berusaha tersenyum. Tapi perlu kalian tau, jika dalam hati Queen juga merasa was-was yang teramat setelah kejadian beberapa jam lalu. Terlebih sekarang ia dan Alvarez hanya tinggal berdua dalam ruangan itu.
Alvarez menoleh, ia melihat ke arah Queen dengan tatapan yang sulit diartikan. "Bantu apaan, kalau mau bikin gue nambah parah mending lo keluar," sarkasnya. Pasalnya sekarang, Queen memaksa Alvarez untuk menerima pijatannya di punggung kekarnya.
Walaupun awalnya Queen merasa canggung. Akan tetapi semuanya itu hanya berlaku di awal saja, buktinya rasa canggungnya sekarang lenyap.
"Lo diem aja sih, gue coba bantuin lo." Dibalik punggung itu, Queen memutar bola matanya malas. Kalau bukan karena kebebasan, mana mungkin ia bertingkah seperti ini pada pria yang sudah menodai bibirnya hingga tiga kali.
"Bantu apa?"
"Masih nanya sih! Bukannya tadi lo kesakitan," sahut Queen menghentikan pijatannya. Ia meregangkan otot tangannya yang dirasa cukup kebas hanya karena terlalu lama memijat punggung lebar dan kekar milik Alvarez.
"Tapi bukan punggung gue yang sakit, tapi ini..." Alvarez menunjuk ke arah tengah-tengah pahanya yang masih merasakan denyutan nyeri dan ngilu. Tapi semua itu tak sesakit sebelumnya.
Glekk...
Queen melihat sekejap hal yang ditunjuk oleh Alvarez, hanya sebentar hingga gadis cantik itu memilih melihat ke arah lainnya. Sungguh rasanya tak habis pikir dengan jalan pikiran pria di depannya ini, yang katanya kejam dan dingin, kini berperilaku layaknya pria mesum dan cabul pikir Queen. Sampai membahas hal yang sensitif tidak memiliki rasa sungkan dan malu.
"Apa lo mau bantuin gue pijitin dia?" tanya Queen mendongak kala Alvarez menarik dagu gadis itu agar bisa menatapnya. "Karena dia yang lo sakitin bukan punggung gue," lanjutnya dengan suara yang semakin lirih.
"Lo gila, dasar Om gatel," tegas Queen, ia menghempaskan tangan Alvarez yang masih bertengger apik di dagunya. "Oh Tuhan, apa iya gue kudu nyerahin apa yang gue jaga selama ini?" batin Queen berteriak hebat ketika ia bisa menilai sendiri bagaimana sikap Alvarez yang sesungguhnya.
"Lo istri gue, sudah seharusnya lo nurut apa kata gue." Lagi, Alvarez menarik dagu Queen hingga membuat wajah cantik itu hanya berjarak beberapa centi saja.
"Gue g-ak mau," ucap Queen, ia berusaha melepaskan tangan itu lagi. Namun, semuanya nihil , kala Alvarez malah kembali menarik dagunya hingga kulitnya saling bersentuhan.
Terlihat disana, mata yang biasanya menyorot tajam itu terpejam. Seakan menikmati halusnya kulit mulus milik Queen. "Menurut lah, atau gue bakal aduin lo sama Kakek lo," ancamnya dengan suara seraknya. Bahkan sanggup membuat kulit Queen meremang seketika.
"Lo picik banget sih. Harusnya lo itu ngaca, cowok kok sukanya ngadu," sarkas Queen menjauhkan tubuhnya yang sudah melekat sempurna dengan tubuh Alvarez.
Alvarez berdecih, "harusnya lo yang ngaca, jadi istri kenapa gak bisa bahagiain suami," ungkap Alvarez membalikkan faktanya. "Baru kali ini, ada cewek yang gak terpesona sama gue. Dan bodohnya cewek itu istri gue sendiri," batin Alvarez tersenyum kecil, sangat kecil hingga Queen tak bisa melihatnya.
"Buat apa gue nurutin suami kayak lo, bini ada tapi suka ngakang sama jalang." terdengar nada kesal dan marah dari bibir Queen. Dan hal itu masih mampu dilihat oleh Alvarez tentunya.
Alvarez tak langsung menjawab ucapan Queen, pria itu masih menatap lamat wajah Queen dengan begitu dalamnya. Wajah yang terlihat marah itu terlalu menggemaskan untuk diabaikan pikir Alvarez.
"Kenapa diam?" sarkas Queen.
"Kalaupun gue buang semua jalang gue, apa lo mau jadi istri yang gue mau, menuruti apa yang gue mau?" Mata Alvarez terlihat memicing sembari menanti jawaban dari Queen. "Bahkan memberikan hak gue sebagai suami lo," tambahnya dengan sebuah bisikan.
"Gu-e..."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments