Sedari tadi, Queen nampak mendiami Erina yang sudah berkali-kali meminta maaf. Gadis itu kesal, apalagi dengan tingkah Alvarez yang tadi meninggalkannya berdua bersama Erina, alhasil dirinya dan Erina berjalan kaki mencari taksi.
"Kakak dan adik sama saja, sama-sama menyebalkan," gumamnya dalam hati sembari melihat ke arah lain ketika Erina berpangku wajah di depannya.
Adiva dan Amel hanya saling pandang ketika melihat tingkah dia sahabatnya. "Ada masalah apa? kenapa kalian jadi seperti itu?" tanya Amel yang melihat kegusaran Erika sedari tadi. Bahkan beberapa kali Amel meminta maaf pada Queen walaupun tak di gubris.
Queen menoleh sekilas ke arah Amel, tapi tidak dengan Erina yang semakin mencebikkan bibirnya. "Gue ngaku salah karena sudah menjadi mata-mata Kakek, Queen," jelas Erina hingga membuat Queen langsung saja menoleh ke arahnya. Gadis itu menunduk, menampilkan raut mendung di wajah cantiknya. "Kakek minta Gue untuk selalu mantau lo, Queen. Karena lo adalah kakak ipar gue. Jadi maafin gue, " tambahnya lagi, wajah cantik itu dilumuri kabut penyesalan yang sepertinya begitu dalam.
"Kenapa lo gak bilang?" sahut Queen menatap kesal ke arah Erina.
"Bagaimana mau bilang? Kakek tidak boleh membocorkannya sama lo." pernyataan itu membuat Queen terdiam. Ia tak bingung, tak tau harus bagaimana. Pasalnya disini tersangka utamanya adalah Demon, pria lansia yang sangat ia segani di rumah mewah milik keluarga Nandau.
Tapi seketika, tatapan menelisik di tujukan Queen pada Erina. Matanya memicing dengan teramat ke arah sahabatnya, Erina. "Apa ajakan lo ke club itu juga murni karena Kakek?" tanyanya penuh penantian.
Erina menatap ke arah dua sahabatnya, berusaha menunggu keputusannya. Tapi apalah daya, tak ada reaksi dari keduanya, karena memang tak ada yang tau perihal masalah ini kecuali Erina sendiri.
Di menit berikutnya, Erina nampak menganggukkan kepalanya dengan pasrah. Mau bagaimanapun ia menyangkalnya, gadis itu yakin jika Queen terus saja mencurigainya. "Iya, Queen. Semua itu permintaan Kakek agar Bang Alva gak jajan lagi," terangnya.
"Wait. Jadi Alvarez yang lo bilang di club itu berarti Abang lo, bener gak?!" sergah Amel yang ikut nimbrung dalam masalah Queen dan Erina.
"Iya, tapi gue gak tau kalau bang Varez malah nyium Queen. Sumpah, itu bukan gue yang ngatur." Erina menggelengkan kepalanya dengan cepat, karena dirinya memang tak bersalah akan hal yang dilakukan Alvarez pada Queen. "Gue cuma disuruh nyari kesalahan Queen doang biar bang Alva cepet nikah sama Queen," tambahnya lagi.
Queen bernafas dengan kasar mendengar penjelasan demi penjelasan yang dilontarkan Erina. Ia tak seharusnya menyalahkan Erina, karena yng bersalah disini adalah Demon, tapi Queen takkan bisa berbuat apa-apa untuk saat ini.
"Kenapa Kakek ngebet banget nikahin Abang lo itu? Apa dia gak laku?" Cetus Queen berusaha melenyapkan rasa kesalnya pada Erina.
"Bukan gak laku, Queen. Malahan laku banget, sampai kakek bingung biar bang Varez berhenti mainin wanita," paparnya berusaha memberi pengertian ada Queen, ia berharap Queen bisa menerima bahkan membantunya untuk merubah sikap gila yang dimiliki Alvarez.
Queen memutar bola matanya dengan malas, "Ck, mana mungkin ada yang demen sama pria modelan demit itu. Amit-amit seribu amit," gumam Queen dalam hatinya, ia begidik ngeri membayangkan wajah Alvarez yang tiba-tiba melintas di otaknya.
Queen berdiri sembari mencondongkan tubuhnya ke arah Erina. "Kalau gue berhasil bikin Abang lo berhenti mainin wanita, apa gue bakalan bebas lagi?" tanyanya dengan nada keseriusannya.
Erina tak langsung menjawab, ia masih menimbang-nimbang apa yang diucapkan Queen padanya, "kayaknya sih iya, Queen," sahutnya.
Senyuman kecil terukir di bibir ranum milik Queen, ia memiliki rencana khusus hanya untuk Alvarez tentunya. Pria menyebalkan yang sudah membuat hari-hari kedepan layaknya mimpi buruk yang menimpanya.
"Rin, kita ke kantor Abang lo nanti," ujar Queen dengan senyuman miringnya. Ia sudah memiliki rencana yang sudah matang untuk di eksekusi.
"What? buat apa?" sergah Erin kaget. Apalagi ketika melihat Queen yang sudah bersedekap dada didepannya.
"Mau bikin Abang lo lupain lonte nya dan selesai. Gua bebas," ujar Queen dengan senyuman semangat. Ia yakin jika dirinya mampu melakukannya tanpa bantuan siapapun.
Erina hanya diam sembari menelan ludahnya berkali-kali saking cemas dirinya. Hatinya merasa tak baik- baik saja, bahkan berpikiran akan dipojokkan lagi oleh Queen nantinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
💞Dormon💙💙💙
Ayo gasss Queen, ya kali lo yang bakalan bucin nanti /Angry//Angry/
2025-01-11
0