Bab 19

"Kenapa kita kesini? Tanya Queen ketika kuda besi yang ditumpanginya berhenti di sebuah tempat gelap dan terdapat pepohonan yang menjulang tinggi, hanya satu yang ada dalam benak Queen, jika Alvarez membawanya masuk kedalam hutan. Untuk apa pikir Queen. "Lo jangan aneh- aneh ya!" sentak Queen menatap nyalang ke arah Alvarez yang terlihat santai, bahkan pria itu turun dari mobilnya tanpa mengindahkan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan Queen padanya.

"Heh, lo mau kemana?" teriak Queen melonggok kepalanya keluar dari cendela mobil, ketika melihat Alvarez berkacak pinggang di depan mobil dengan lampu yang masih menyala.

"Turun!" titahnya tanpa menoleh ke arah Queen yang kesal. Sebelum gadis itu turun, matanya melihat kearah sekitar. Gelap dan terkesan horor yang dilihatnya saat ini. "Dia gila apa gimana sih? udah tau serem kayak gini, masih aja sok berani," celetuknya, meskipun ia takut, tapi ia gadis itu berusaha memberanikan diri keluar menyusul Alvarez dengn perasa berkecamuk.

Queen memilih berlari kecil menghampiri Alvarez, bahkan tanpa sadar tangannya mengapit tangan Alvarez dengan cepat. "Lo gila? Ini hutan, Om." tegasnya semakin menempelkan tubuhnya pada tubuh Alvarez. Matanya tak mau diam, terus saja menelisik sekitarnya dengan perasaan was-was.

"Ternyata anak kecil yang sok berani kayak lo takut juga sama tempat seperti ini." Terdengar kekehan geli ketika Alvarez selesai berucap. Akan tetapi, hal itu sanggup membuat mata Queen membulat, ia mendongak ke arah Alvarez yang jauh lebih tinggi darinya.

"Lo yang ngapain ngajak kesini? Lo mau mesum sama gue heh! Atau lo mau bunuh gue gitu," cecar Queen menghempaskan pergelangan tangan Alvarez yang sedari tadi di dekapnya. Bahkan sekarang, gadis itu kesal dan berkacak pinggang ke arah Alvarez. "Bunuh gue sekarang. Lagian buat apa gue hidup kalau gue..."

Tanpa di duga, Alvarez menarik pinggang Queen dan memeluknya. Alvarez tak ingin mendengar apa yang akan diucapkan Queen selanjutnya, ia tau jika gadis di depannya ini rapuh karena ulah keluarganya. Tapi, semuanya tidak akan berlaku jika berada di sisi Alvarez, sosok pria yang sudah menjadi suaminya secara sah.

"Aku tidak akan membunuhmu. Kau harus ingat jika semua orang tidak seperti keluargamu bahkan Papamu. Dan lagipula aku tidak akan membunuhmu," jelasnya dengan cepat tanpa melepaskan dekapannya.

Punggung Queen semakin bergetar di dalam pelukan Alvarez. Bahkan tak ada tanda-tanda sosok Queen melepaskan pelukannya barang sebentar. Untuk Alvarez sendiri, pria itu tak keberatan dengan tingkah Queen, meskipun pakaiannya harus basah dengan air mata yang mengalir dari wajah Queen. "Menangislah dan berteriak lah agar apa yang kamu rasakan bisa terlepas bersama dengan angin," titahnya sembari melerai pelukannya, tangan kekarnya mengusap lembut pipi Queen dengan ibu jarinya. "Lihatlah disana..." Alvarez menunjuk ke arah depan, tepatnya ke arah danau yang terdapat kunang-kunang indah di sana. Mata Queen mengerjab melihatnya, bahkan tangan mungilnya mengusap matanya agar penampakan di matanya terlihat jelas.

"Lo..."

"Iya. Indah, 'kan?" tanya Alvarez menikmati wajah terkejut milik Queen yang nampak imut di matanya.

"Aku pikir tadi... Om, ini indah sekali." Queen tak bisa berkata-kata lagi ketika ia melihat keindahan yang tak pernah dilihatnya sebelumnya.

"Berteriak lah agar masalahmu secepatnya lenyap," titah Alvarez menatap lurus kedepan dengan kedua tangannya masuk kedalam saku celananya.

"Kenapa kamu tau masalahku? Apa kakek menceritakannya?" tanya Queen memicingkan matanya ke arah Alvarez. Pria itu tak menjawab, tapi sorot matanya masih setia menatap ke arah danau dengan cahaya yang berasal dari kunang-kunang. "Yah, mungkin Kakek yang bercerita, " gumamnya dalam hati.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!