Ceklekk...
Mendengar suara pintu terbuka, Queen mulai gusar di bawah selimut tebalnya. Ia ketakutan bahkan keringat dingin sekarang sudah mengucur di balik pakaiannya. "Awas saja kalau dia berani membangunkan ku," batin Queen berusaha tetap tenang.
Alvarez sendiri hanya bisa tersenyum melihat gerakan kecil di balik selimut tebal. Ia yakin jika seseorang yang berada di bawah sana tengah ketar-ketir dengan kehadirannya.
"Sepertinya enak kalau malam pertamanya main pemaksaan," celetuk Alvarez tanpa melihat kearah ranjang, ia sibuk membuka kancing kemejanya yang membuat tubuhnya gerah.
"Sialan, pemaksaan apaan!" batin Queen semakin gusar dibawah selimut itu.
Ceklekk...
Suara pintu kembali terdengar di indera pendengarannya. Dengan cepat Queen membuka selimutnya sedikit, niatnya hanya ingin tau apa yang sudah dilakukan Alvarez.
"Lagi boker dia," kekehan geli dilayangkan Queen ketika pintu kamar mandi tertutup. Ia yakin jika Alvarez berada di dalam apalagi ia mendengar gemercik air di dalam sana.
Satu menit.
Dua menit.
Tiga menit.
Queen kembali menutupi wajahnya dengan selimut ketika ia mendengar tapak kaki. Disusul dengan pintu kamar mandi yang terbuka.
Brukkk...
Alvarez menjatuhkan tubuhnya dengan kasar di atas kasur. Tatapannya lurus ke atas dan tak memperdulikan seseorang yang berada di sebelahnya.
Greppp...
"Aaaaa..." Queen berteriak ketika kaki Alvarez memeluknya layaknya guling. Ia ketakutan, bahkan selimut yang menjadi tameng untuknya tadi dibuka dengn kasar olehnya.
Mpttt...
Alvarez membekap bibir Queen dengan tangannya ketika gadis itu masih saja berteriak. Entahlah, ia bingung.
"Sialan, kenapa lo bekap bibir gua huh? mana bau asin lagi," sentak Queen mengusap kasar wajahnya setelah di sentuh oleh tangan kekar milik Alvarez.
"Kenapa lo teriak? Ini kamar gue bukan hutan," sahut Alvarez yang tak mau kalah.
"Heh, lo main peluk gue. Lo pikir gue cewek apaan heh?" cerocos Queen berkacak pinggang. Wajahnya kesa dengan tingkah Alvarez yang seenaknya sendiri.
Alvarez memicingkan matanya, "Kenapa?" tanyanya.
"Gak sudi tau gak!"
"Bukannya lo udah jadi bini gue! apa Lo pikun?" ucap Alvarez menatap lekat wajah natural tanpa make up yang ada di depannya saat ini. "Meskipun gue minta hak gue gak ada yang larang,"
Queen menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia melupakan status barunya, "Ta-pi gak gitu juga kan!"
"Lalu!" tanya Alvarez dengan kerutan memanjang di dahinya.
"Aahhh sudahlah. Ngomong sama lo bawaannya pengen nimpuk aja," paparnya, ia mengambil guling yang dipeluknya tadi. "Lo tidur sana aja, atau di luar jangan tidur disini," lanjutnya dengan tangan mengudara, meng-kode Alvarez untuk pergi meninggalkannya.
"Ini kamar gue."
"Sekarang jadi kamar gue," ketus Queen yang berusaha untuk menang dalam adu cekcok dengan Alvarez.
"Enak aja."
"Mau apa lo?" hardik Queen dengn mata menyipit nya.
"Gue bilang ke kakek lo kalau lo ngusir gue secara tidak hormat," ancam Alvares dengan senyuman miringnya ketika Queen terdiam.
"Ngancem. Lo itu lakik apa bencong sih! Pakai ancam segala. pecundang lo," umpat Queen menatap jengah kearah Alvarez. "Secara gue baik, nih gue kasih guling di tengah-tengah. Awas kalau lo lewatin garis ini, gue tendang lo sampai Antartika," ancam Queen dengan mulut pedasnya. Ingin sekali Alvarez tertawa mendengarnya, namun ia berusaha menjaga imagenya di depan bocah absurd di depannya ini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
💞Dormon💙💙💙
Bar-bar sekalii 🤣🤣
2025-01-11
0