"Wow, ini rumah siapa ,Kek? Mirip istana di film yang sering aku tonton." Queen memandang takjub ke arah bangunan mewah dan megah di depannya.
Ketika ia turun dari mobilnya tadi, betapa terpukau nya dia melihat pemandangan yang tak pernah dilihatnya sebelumnya.
"Kamu suka!"
"Iyalah, Kek. Siapa yang gak suka sama rumah mewah gini." seru Queen masih menatap sekelilingnya. "Oh ya, Kek. Ini rumah siapa?"
"Kamu pasti akan merasakannya nanti, Queen." timpal Arsya dengan langkah menjauh dari Queen. "Jangan banyak tanya, nanti kamu tau sendiri siapa pemiliknya." imbuhnya tanpa melihat ke arah Queen yang masih diam di belakangnya.
Bibir Queen tanpa sadar terbuka, rasa takjub masih menyelimuti hingga beberapa menit. Bisa dikatakan dirinya norak sekarang ketika melihat bangunan megah di depannya. Pasalnya baru kali ini ia berdiri langsung di depan istana seperti sekarang. Rumahnya memang besar juga tapi rumah yang dilihatnya sekarang sudah mirip istana di negeri dongeng.
"Queen, mau sampai kapan kamu disitu?" Arsya berteriak dengan keras. Hingga membuat Queen tersadar dari keterbekuanya.
Langkah kaki Queen melebar ke arah Arsha yang sudah tidak sendirian disana. Pria tua itu bersama pria yang juga seumuran dengannya, mereka terlihat akrab terlihat ketika keduanya tertawa tanpa sungkan.
"Dia cucumu?" tanya pria tua yang tadi tertawa bersama Arsya.
"Tentu saja, Demon." Arsya menyahut sembari memegang bahu Queen.
Queen menunduk hormat kearah pria yang di panggil Demon oleh Arsya tadi. "Hallo, Kakek. Aku Arqueena, senang bisa bertemu dengan Kakek." Ungkap Queen dengan senyuman ramahnya.
"Dia sangat cantik, Sha. Cucuku tidak mungkin menolaknya," sergahnya dengan senyuman mengembang.
Dahi Queen mengernyit heran mendengarnya, apa maksud dari ucapan dari kakek tua teman kakeknya pikir Queen.
"Ayo masuk." Ajaknya dengan diikuti Arsha dan Queen tentunya.
Lagi dan lagi, Queen takjub melihat bagian dalamnya. Semuanya nampak mengkilap bahkan seperti di lapisi emas sungguhan. Decapan kagum begitu jelas disana, hingga langkahnya terhenti pada sebuah figuran besar yang menunjukkan keluarga harmonis.
"Wah, tamunya sudah datang ternyata," sapa seorang wanita yang masih nampak muda di usianya. Wanita itu tersenyum ke arah Queen. "Kamu cantik sekali, Sayang. Sekarang panggil aku Bunda ya," titahnya.
"Ada apa sebenarnya ini?" batin Queen masih dilanda kebingungan dengan situasi saat ini.
"Maksutnya apa ya!" tanyanya.
"Panggil aku Mama, Sayang. Kamu ini lucu sekali sih, Ayo duduk!" ujarnya sembari menarik tangan Queen agar duduk di sofa mewah berseberangan dengan Demon dan Arsha.
"Apa Kakek mau menjual ku?" Batinnya terus bertanya-tanya. "Tapi mana mungkin Kakek setega itu," batinnya lagi sembari menggelengkan kepalanya . Ia berusaha membuang pikiran gilanya yang mulai bersarang di otaknya.
Brumm...
Brumm...
"Itu dia mereka datang," ucap Demon ketika mendengar deru mesin mobil yang sudah terparkir di halaman rumahnya.
Hingga di menit berikutnya, sosok pria masuk dengan wajah lelahnya.
"Wah, ada tamu rupanya," ujar Arsen ketika melihat sahabat Papanya datang bertandang di kediamannya. "Sudah lama, Om?" tanyanya setelah mengalami pria tua layaknya Demon itu.
"Baru saja."
"Alva mana, Sen? Apa dia tidak pulang?" tanya Demon ketika ia tak melihat cucunya masuk di pintu utama.
"Itu dia," tunjuk Arsen pada pria berjas, wajahnya putih namun terlihat kelelahan disana.
"Bukannya dia___." batin Queen sekilas mengingat wajah seseorang yang membuatnya marah semalam.
"Ada apa, Kek?" tanya Alvarez berjalan ke arah Demon yang tengah tersenyum hangat ke arahnya.
"Kenalkan dia Kakek Arsha dan cucunya," tunjuk Demon ke arah Arsa dan Queen secara bergantian.
Sejenak Alvarez melihat ke arah Arsha dengan tersenyum, tiba-tiba senyuman itu memudar ketika melihat perempuan yang ditunjuk Demon sebagai cucunya.
Baik Queen dan Alvarez sama-sama membulatkan matanya ketika tatapannya bersibobrok. Bahkan tak ada senyuman hangat atau sapaan hingga membuat beberapa mata yang melihatnya di buat bingung.
"Kalian saling kenal!" tanya Arsen ketika melihat wajah berbeda dari keduanya.
"Tidak." ucapnya secara bersamaan.
Ketiga orang yang mendengarnya terkekeh geli, "Kalian serasi sekali." Arta berucap dengan santai. Namun, sanggup membuat Queen merasa syok dibuatnya. Apa-apaan ini pikirnya.
"Oh ya kedatangan Tuan Arsha dan cucunya kesini untuk meneruskan rencana yang tertunda. Kami berniat menjodohkan kamu Alvarez dengan cucunya Kakek Arsha, Arqueena." jelas Demon dengan senyuman yang mengambang. Buktinya keduanya yang bersangkutan malah membulatkan matanya secara serempak. Syok tentu saja.
"Di jo-dohkan. Kek, benar begitu?" tanya Queen berusaha meminta penjelasan dari Arsha.
"Iya. Bukankah kamu akan menuruti permintaan Kakek agar Kakek memaafkan mu," jelasnya, ia mengingatkan jika Queen melupakan apa yang diucapkan semalam.
"Tap..."
"Apa kamu menyesal telah menuruti Kakek?" tanya Arsha dengan tatapan yang begitu menyorot ke arah Queen.
"Bukan seperti itu, Kek. Apa gak ada cari lain lagi agar Kakek maafin aku? Jangan seperti ini, Kek." Ibanya berharap Arsha bisa memikirkan ulang permintaannya.
Sepasang mata nampak begitu lekat melihat ke arah Queen. Apalagi mendengar penolakan halus yang diucapkannya, "aku menerima perjodohan ini!" ucapnya penuh penekanan, tatapannya tak biasa menyorot kearah Queen.
Hah...
Semuanya serempak menoleh ke arah Alvarez yang begitu lantang menerima perjodohan itu. Di tengah cekcok yang timbul oleh Queen dan Arsha, Alvarez malah berbicara hingga membuat suara cucu dan Kakek itu lenyap seketika.
"Kek." Queen merengek ketika tatapan Arsha mulai tak bersahabat.
"Kamu menginginkan maaf dari Kakek atau tidak!" tekan Arsha penuh keseriusan.
"Iya, tap..."
"Menikahlah dengannya agar Kakek bisa tenang karena kamu sudah ada yang menjaga," sahutnya tanpa bisa di ganggu gugat.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
💞Dormon💙💙💙
Nah loh, kagetnya minta ampun kalau di jodohin smaa orang yang membuat kesan pertama kenal gak selaras.
2025-01-11
0