Bab 18

Setelah kejadian malam itu, Queen menjadi pribadi yang lebih pendiam dan tak bar-bar lagi seperti sebelumnya di depan Alvarez. Gadis itu merasa malu dengan tingkahnya yang terlalu gegabah, apalagi Alvarez semakin menjadi-jadi akan dirinya. Pria itu sudah seperti perangko yang tak bisa dipisahkan ketika ada Queen bersamanya. Meskipun Queen hendak menghindarinya. Namun, dengan tingkah dan ucapan Alvarez, membuat sosok gadis cantik itu menerima meskipun terkesan terpaksa.

"Jadilah kelinci yang penurut, atau aku akan berbicara dengan Kakek Arsha jika cucunya ini pembangkang," bisik Alvarez ketika berada di meja makan. Hal tersebut mendapat perhatian dari Liana dan Rania disana, bahkan Rommy dan Arsha juga ikut melihat ke arah Queen dan Alvarez, dua sejoli yang terlihat saling mencintai meskipun di jodohkan.

"Kakek suka kalau kalian akur seperti itu." Arsha melihatnya dengan menampakkan senyuman kecilnya untuk cucu dan menantunya.

"Akur apaan? Yang ada cucumu ini tertekan, Kek," gumam Queen dalam hati, gadis itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar tanpa mau menjawab ucapan Arsha.

"Aku gak yakin, Pa. Aku yakin si Queen gak bakalan diem begini kalau bareng suami. Dan akupun yakin jika Nak Alvarez akan secepatnya..."

"Tutup mulutmu, Liana. Siapa yang menyuruhmu bicara?" sentak Arsa lantang, ia tak suka dengan celotehan Liana yang terkesan menjatuhkan Queen di depan Alvarez, suaminya. "Kamu itu sudah tua harusnya mendoakan anakmu. Bukan malah seperti itu." lanjutnya dengan tatapan terus mengarah pada sosok Liana.

"Kan, memang benar, Pa," sahutnya lagi.

"Sudahlah, Kakek capek meladeni ocehan gila kalian. Queen, Kakek mau ke kamar dulu ya! Nanti kalau mau pulang, datang saja ke kamar Kakek," jelas Arsha bangkit, ia terlalu malas berada di bulatan keluarga Rommy yang tak bisa menata sopan santunnya di depannya, orang yang lebih tua darinya.

Queen tersenyum sinis menatap Liana yang juga menatapnya, wanita itu kesal ketika Arsha tak sekalipun mendengarkan penjelasannya. "Kenapa kamu?" tanya Liana dengan tatapan kesal ke arah Queen.

Semua yang ada disana menatap ke arah mata Liana melihat, disana terlihat jelas jika Queen menyunggingkan senyumannya sembari memakan makanan dengan gaya elegannya.

"Bahagia dong," sahutnya dengan senyuman mengejek dimata Liana dan Rania.

"Ck, bahagiamu tidak akan lama. Palingan..."

"Sayang, kita pulang saja yuk! Aku malas disini, udaranya panas gak kayak di mansion kamu," potong Queen ketika Liana belum usai dengan ucapannya. "Ututuuu, kamu gerah ,'kan? Kita pulang saja ya. Lagian aku pengen shopping dan ngabisin uang kamu." Queen terkekeh geli mengucapkannya, bahkan tanpa sungkannya sosok Queen mengusap pipi tegas Alvares dengan sensual.

"Jaga ucapanmu, Queen. Kenapa kamu menjadi wanita seperti itu? Sudah mirip jalang saja," sarkas Rommy merasa malu dengan apa yang diucapkan Queen pada Alvarez. Sungguh, ia tak mengira jika Queen akan berbicara seperti itu .

Queen memutar bola matanya dengan malas, "Jalang? Papa nyamain aku dengan Jalang. Lalu, apa sebutannya wanita seperti dia, merebut suami sahabatnya sendiri. Lonte atau tukang rosokan." Tatapan Queen penuh kilat amarah pada Rommy, Papa yang ia anggap cinta pertamanya menyamakan dirinya dengan jalang. "Lagian, aku seperti ini juga ulah kalian. Kalian yang tidak tau malu melakukan kegilaan seperti itu di depanku yang masih di bawah umur," lanjutnya, ia berdiri dengan tangan terkepal erat. Menandakan, betapa emosinya dirinya saat ini.

"QUEEN." suara bariton Rommy menggelegar ditambah dengan hawa panas yang mulai menjalar di hatinya.Tangan Rommy melayang hendak menyentuh pipi mulus milik Queen. Namun, sebuah tangan kekar dengan cepat menangkapnya.

"Jangan pernah menyentuh istriku, Paman. Ingat, dia istriku bukan anak yang gampang kamu pukul ataupun caci maki lagi seperti dulu. Dia sekarang istriku jika kau lupa," ucapan penuh penekanan dilayangkan Alvarez dengan tatapan permusuhan ke arah Rommy, mertuanya.

Brakk...

Rommy terduduk di tempatnya ketika Alvarez menghempaskan tangan itu dengan kasar. Rommy sendiri, tidak bisa berbuat apa-apa ketika menantunya berkata demikian, ia hanya takut dengan kekuasaan yang dimiliki Alvarez, pria itu biasa saja dengan mudah menjatuhkan perusahaan yang tak seberapa tersebut.

Tangan Alvarez menggenggam tangan Queen di depan Rommy, Liana, dan Rania. "Kita pergi sekarang, dan untuk kalian. Jangan sekalipun menggangu istri saya lagi, atau saya akan membuat kalian berada di masa tersulit yang tidak bisa kalian bayangkan sebelumnya." jelasnya lagi setelah mencium punggung tangan Queen.

bersambung...

Terpopuler

Comments

Elvinzam 2322

Elvinzam 2322

keren alva lanjutkan walaupun cuma sandiwara tapi kamu bijak bisa bela istri mu di depan keluarga nya 🤗🤗

2024-12-06

2

Rosmalinda

Rosmalinda

lanjuuttt ka ttp semangat thor🤗🤗

2024-12-06

0

💞Dormon💙💙💙

💞Dormon💙💙💙

Alvarez the best 👍👍👍

2025-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!