Bab 14

"Kamu mau menggodaku, Gadis nakal!"Alvarez mendorong tubuh Queen hingga keduanya terjatuh di sofa yang tadinya tempati Celina.

Mendapatkan perlakuan demikian, mata Queen terbelalak sempurna. Meskipun awalnya ia memiliki niat layaknya kobaran api, tapi melihat tingkah Alvarez membuatnya takut bahkan tak terima.

"Mau apa lo?" sentak Queen ketika tangannya sudah dicekal bahkan kini berada di atas kepalanya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Alvarez yang sudah memperlihatkan senyuman miringnya.

Glekk...

Queen merasa kesulitan meneguk ludahnya sendiri. Ditambah lagi jantungnya bergemuruh dengan begitu hebat ketika melihat tatapan Alvarez yang terlihat menelanjanginya. "Bagaimana ini?" Rasa cemas menguar di hatinya, takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan padanya setelah ini.

"Lepasin," ucapan Queen penuh perintah. Ia berusaha tak menampakkan ketakutannya meskipun dalam hatinya sudah bergejolak dengan rasa takut yang menjalar. "Lo gila apa gimana sih?" sarkas Queen ketika tangannya tak kunjung di lepaskan.

"Berhenti manggil dengan sebutan lo gue, Anak kecil. Lo itu harus hargai gue sebagai suami lo," ucapan tegas di layangkan Alvarez begitu saja. dns jangan lupakan dengan tatapan yang begitu menghunus Queen. "Lagian, untuk apa aku melepaskan mu. Bukannya kamu yang datang ke sini, berarti kamu harus tau konsekuensinya," lanjutnya lagi.

"Ogah, gue gak sud...mppt." Sudah ketiga kalinya Alvarez mencium bibir Queen dengan paksaan. Entah apa yang dirasakan pria itu, seakan ia sudah mulai candu akan bibir Queen.

"Sialan, gue kecolongan lagi," gumamnya dalam hati.

Queen terus saja memberontak walaupun nyatanya tenaganya tak sebanding dengan tenaga milik Alvarez. Sedangkan Alvarez sendiri, ia begitu menikmati ciumannya tanpa mau tau bagaimana keadaan Queen yang sudah kehabisan oksigen.

Akhhh....

Teriakan bariton milik Alvarez menggema ketika kaki Queen menendang ular sanca milik Alvarez. Pria itu terjungkal hingga pantatnya mencium lantai mahalnya. Rasa nyeri, ngilu semuanya menjadi satu ketika kaki mungil itu dengan sengaja menyentuh titik kelemahannya.

Queen merasa lega ketika tubuh Alvarez sudah tidak menindihnya lagi, ditambah lagi ia bisa menghirup udara segar yang tadinya dihalangi oleh tingal Alvarez. "Dasar orang gila," desis Queen berusaha bangkit. Matanya menangkap wajah kesakitan Alvarez tapi ia berusaha tak menghiraukannya.

Ceklekk...

"Queen, apa yang kamu lakukan?" tanya Erina ketika pintu itu terbuka, disusul Rendy yang kembali menampakkan wajah takutnya ke arah Alvarez.

"Maaf, Tu..."

"Erina, kita pergi saja," ucapan Rendy terhenti ketika Queen malah menarik tangan Erina. Bahkan gadis cantik itu menabrak bahu Rendy hingga membuat empunya terhuyung ke samping. "Minggir dong,* sarkas Queen menatap nyalang ke arah Rendy.

Keduanya melangkahkan kakinya menjauh dari ruangan Alvarez. Namun, di detik kemudian, Erina menahan tangan Queen hingga membuat gadis cantik itu menghentikan langkahnya dengan cepat. "Apa sih?" sarkas Queen menoleh kearah Erina yang menunjuk ke arah ruangan Alvarez. Disana, Alvarez dibantu Ready untuk berdiri dan di papah duduk di sofa empuknya.

"Katanya mau jalanin misi biar si jalang gak nemplok lagi sama Abang gue. Kenapa malah Abang gue dibikin bonyok kayak gitu?" Celetuk Erina memberitahu. Melihat dari gelagat Alvarez saja, sepertinya apa yang dilakukan Queen sangatlah fatal.

"Lah, tadi gue udah usir si jalangnya. Berhubung Abang lo sawan, jadi gue tendang tuh burungnya," papar Queen dengan gamblang. Namun, sukses membuat mata Erina membulat sempurna.

"Lo sekarang masuk, Queen. Minta maaf sama Bang Alva, kalau perlu rawat dia sampai sembuh. Jangan sampai lo keduluan sama jalang- jalang lainnya. Saran gue, apapun yang Abang gue minta, mending lo turutin. Biar niat lo bebas cepat terlaksana." Erina mengucapkan dengan penuh keseriusan.

Queen menggigit bibirnya dengan kuat, pikirannya melalang buana keberapa jam yang lalu. "Ya kali gue diam aja waktu dia kokop bibir gue, njir. Najis banget sumpah," gumamnya dalam hati.

"Kalau lo pingin bebas sih, kalau gak yah abaikan saja," lanjut Erina, membuat Queen berjalan lebar ke arah sofa, tepatnya tempat yang diduduki Alvarez saat ini.

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!